Tag Archives: Umang Rustagi

Mengenal Kredivo, Pionir Sekaligus Pemimpin Pasar “Buy Now Pay Later” di Indonesia

Berbicara mengenai industri fintech di Indonesia, tentu selalu tidak ketinggalan dengan berbagai kabar menarik di dalamnya. Perkembangan industri fintech yang bertumbuh sangat pesat dipicu oleh banyak hal. Yang teranyar, salah satunya adalah temuan dari laporan DSInnovate yang mengemukakan, nilai GMV (Gross Merchandise Value) tanah air yang mencapai US$70 miliar diyakini menjadi salah satu sebab fintech kian populer di masyarakat Indonesia.

Wujud fintech yang ada di Indonesia hadir dengan berbagai macam layanan. Di antara layanan yang ada, salah satu layanan yang kini digemari oleh konsumer Indonesia adalah layanan BNPL (Buy Now Pay Later). Sesuai istilahnya, layanan itu memfasilitasi konsumen untuk menikmati fasilitas cicilan tanpa kartu kredit untuk berbelanja di platform e-commerce.

Tatkala hadir hanya sejak beberapa tahun ke belakang, adopsi layanan BNPL berkembang secara signifikan. Hal itu tentu tidak tercipta secara instan. Tren pertumbuhan konsumen e-commerce di Indonesia dari tahun ke tahun, dan juga rendahnya kepemilikan kartu kredit menjadi dua faktor utama mengapa layanan paylater menjadi layanan andalan dalam memanfaatkan layanan kredit – khususnya untuk keperluan belanja online.

Dari dua faktor tadi, alhasil beberapa penyedia layanan BNPL mulai bermunculan. Salah satu pionir yang patut diperhatikan adalah Kredivo. Startup fintech yang berada di bawah naungan FinAccel – sebuah perusahaan teknologi finansial asal Singapura ini berhasil memperkenalkan konsep “Buy Now Pay Later” (BNPL) pertama kali di masyarakat Indonesia sejak 2016 silam.

Tanpa perlu waktu lama, Kredivo dinilai mampu tampil memimpin pasar bagi pangsa pasar yang membutuhkan fasilitas kredit konsumtif, tanpa harus memiliki kartu kredit perbankan yang hingga kini penetrasinya sangat rendah. Kebutuhan itu kemudian disempurnakan pula oleh kenyamanan dan fleksibilitas layanan yang ditawarkan.

Bukan tanpa alasan. Dalam risetnya, Kredivo mengklaim, pengguna paylater yang dikelolanya menyatakan memberi respon kepuasan yang baik, terkait dengan proses pengajuan yang mudah, pengalaman bertransaksi, hingga syarat administratif yang cenderung tidak berbelit.

Hasil riset itu sejalan pula dengan fleksibilitas kredit paylater yang ditawarkan Kredivo, dengan sejumlah product unique selling point berupa limit kredit tinggi (hingga 30 juta rupiah), tenor cicilan hingga 12 bulan, hingga ketersediaan layanan di lebih dari 1000 merchant di Indonesia. Tak ketinggalan, keamanan transaksi dan data pengguna juga turut menjadi fokus pengembangan produk dengan fitur keamanan berupa data pengguna yang terenkripsi. Di samping itu, secara legalitas Kredivo juga telah terdaftar dan diawasi secara resmi oleh OJK.

Melalui upaya optimal di atas, tak heran jika Kredivo mampu menguasai pasar BNPL dengan mudah. Dalam studi paylater yang dirilis DailySocial.id, platform Kredivo telah terintegrasi di hampir seluruh e-commerce terkemuka di Indonesia seperti Bukalapak, Lazada, Tokopedia, Blibli, Elevenia, JD.id, Ralali, iLotte, Jakmall, Bhinneka, Matahari.com, Fabelio, dan juga Sociolla.

Dari sisi pengguna dan bisnis, Kredivo juga berhasil dipercaya oleh lebih dari 5 juta pengguna. Dalam keterangannya, basis pengguna Kredivo diklaim tumbuh hingga dua kali lipat selama 10 bulan terakhir, begitu pula dengan pendapatan tahunan yang juga tumbuh dua kali lipat selama 7 bulan terakhir.

Hal tersebut menjadi menarik, tatkala di tengah tantangan perlambatan ekonomi akibat pandemi, Kredivo justru berhasil meraih pertumbuhan yang signifikan, dan berhasil memimpin pasar BNPL dengan “wallet share” yang mencapai setidaknya 50% di mayoritas merchant e-commerce tanah air.

Hal ini senada dengan apa yang dikatakan CEO Kredivo Indonesia, Umang Rustagi, dalam fintech report 2021 yang akhir tahun lalu diterbitkan. “Kredivo sebagai e-commerce enabler mendapatkan keuntungan juga dari tren e-commerce karena pasar yang terus tumbuh dengan cepat. Sebagai e-commerce enabler yang fokus pada layanan paylater, ada kenaikan permintaan untuk jasa ini. Selama sepuluh bulan terakhir, customer Kredivo meningkat hingga 2x lipat.” terang Umang.

Perjalanan Kredivo dalam mengakselerasi pertumbuhan yang signifikan diperkirakan bakal terus berlanjut. Selain mengantongi angka jumlah pengguna dan wallet share yang gemilang, kabar rencana “go public”, diikuti dengan raihan pendanaan terbaru dan kemitraan strategis dengan berbagai entitas (salah satunya dengan Bank Sampoerna merilis kartu “Paylater” Flexi Card) diyakini bakal menjadi amunisi Kredivo, dalam mengukuhkan posisinya sebagai pionir, sekaligus pemimpin pasar kredit online di Indonesia.

Advertorial ini didukung oleh Kredivo.

Bank Sampoerna dan Kredivo berupaya memperluas akses layanan keuangan, terutama bagi segmen underbanked, di Indonesia / Kredivo

Kredivo dan Bank Sampoerna Meluncurkan Kartu “Paylater” Flexi Card

PT FinAccel Finance Indonesia melalui Kredivo dan PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) berkolaborasi meluncurkan kartu fisik paylater Flexi Card. Kartu ini dapat digunakan untuk bertransaksi secara offline melalu jaringan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di jutaan gerai di seluruh Indonesia.

CEO Kredivo Indonesia Umang Rustagi mengatakan kolaborasi ini menunjukkan upaya pelaku fintech dan perbankan dalam bersinergi memberikan layanan keuangan yang cepat, mudah, dan terjangkau di tengah meningkatnya penetrasi digital saat ini.

“Flexi Card akan memberikan manfaat bagi segmen underbanked dalam merasakan kemudahan akses produk keuangan. Di saat yang sama, Flexi Card menjadi wujud komitmen Bank Sampoerna untuk bertransformasi digital dan berkolaborasi dengan pelaku fintech di Indonesia,” ujar Umang dalam keterangan resminya.

Sementara, Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra menambahkan, komitmen Bank Sampoerna untuk bertransformasi digital juga terefleksi melalui upaya penambahan modal inti yang meningkat lebih dari Rp2 triliun per akhir November 2021, sebagaimana sesuai ketentuan modal minimum yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Flexi Card disebut memiliki biaya pengiriman kartu dan biaya tahunan secara gratis tanpa batas waktu. Adapun bunga yang dikenakan dalam transaksi Flexi Card sama seperti bunga yang ditawarkan Kredivo, yakni 0% untuk tenor 30 hari dan 3 bulan, serta bunga 2,6% per bulan untuk cicilan 6-12 bulan.

Pengguna juga dapat mengecek dan mengelola transaksi Flexi Card melalui aplikasi Kredivo. Selain itu, pengiriman Flexi Card dapat diajukan melalui dasbor aplikasi Kredivo dengan mendaftar akun Premium Kredivo.

Kredivo merupakan platform yang menawarkan pinjaman instan pada transaksi e-commerce dan offline, serta pinjaman tunai.

Sementara Bank Sampoerna merupakan bank swasta yang menyasar pada pengembangan usaha mikro dan UKM. Baru-baru ini, Bank Sampoerna juga mengumumkan kolaborasinya dengan KoinWorks untuk menghadirkan layanan neobank UMKM bernama KoinWorks NEO.

Co-branding kartu paylater

Strategi co-branding bukan hal baru pada produk kartu paylater. Selain memperkenalkan merek, kedua belah pihak dapat saling memanfaatkan ekosistem untuk meningkatkan akses keuangan melalui digital, terutama bagi segmen yang kurang tersentuh layanan perbankan.

Sejumlah bank dan platform digital di berbagai vertikal bisnis telah banyak memperkenalkan kartu paylater. Misalnya, Traveloka menggandeng Mandiri dan BRI untuk meluncurkan PayLater Card.

Baru-baru ini, BRI dan OVO juga meluncurkan kartu OVO U Card di mana pemilik kartu dapat menikmati tambahan rewards dan benefit dari ekosistem yang dimiliki OVO dan Grab. Ada pula kartu paylater yang diluncurkan Bank Mandiri dan Shopee. Pengguna dapat memperoleh koin Shopee di setiap transaksinya.

Dalam survei yang diterbitkan Kredivo beberapa waktu lalu, sebesar 90% pengguna e-commerce telah aware terhadap produk paylater, di mana 27% responden aktif menggunakan paylater dan setengahnya mengaku bakal meningkatkan penggunaannya di masa depan

Survei ini juga menyebutkan bahwa sebesar 98% merchant di Indonesia telah terhubung dengan layanan pembayaran digital, di mana separuh di antaranya telah menerima opsi pembayaran digital langsung, seperti paylater, dan point of sales (POS). Saat ini, Kredivo telah mengantongi lebih dari 4 juta mengguna atau setara 50% dari total pengguna kartu kredit di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Bags 1.4 Trillion Rupiah Debt Funding from Victory Park Capital

The multi-finance startup Kredivo announced additional credit from a US-based investment company, Victory Park Capital Advisors, LLC (VPC) worth of $100 million (more than 1.4 trillion Rupiah). This is the VPC’s second time to top up with the same nominal for Kredivo, the first collaboration occurred in July 2020.

In a virtual press conference with media held by the company today (22/6), Kredivo Indonesia’s CEO, Umang Rustagi said that the funds will be fully channeled to Kredivo’s consumers in Indonesia in need for credit. The company plans to expand financing products beyond just cash loans and transactions on e-commerce platforms.

Positioned as a multi-finance company, Kredivo is preparing financing products for health, education, and vehicles. “The funds provided through this collaboration will be able to accelerate our business scale in 2021 and in the following years, also help achieve our target to serve 10 million customers in Indonesia by 2025,” Rustagi said.

Currently, Kredivo claims to have more than three million users in Indonesia. This number is equivalent to 40% of credit card users totaling 8 million people, after being deducted by an estimate that one person has more than one credit card.

“Kredivo’s consumer growth and disbursement needs in Indonesia are growing rapidly. Through our research, new users have been using the paylater for the past year,” Kredivo’s VP Marketing & Communications, Indina Andamari said.

Rustagi continued, VPC’s decision to top up credit at Kredivo was due to the large potential for the unbanked group in Indonesia. In addition, the company’s ability to maintain risk management and successfully become a sustainable business in the midst of a pandemic over the past year.

Separately, in an official statement, VPC’s Partner, Gordon Watson said, “We are very impressed with Kredivo’s resilience and business growth and are certainly very pleased to continue to strengthen our collaboration with Kredivo. The company represents a unique combination of growth, scale, risk management and financial inclusion in one of the world’s most attractive emerging markets.”

In addition to VPC, Kredivo has previously partnered with a number of local banks as institutional lenders, including Bank Permata with a value of IDR 1 trillion and Partners for Growth with a value of IDR 283 billion. Both institutions entered last year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Debt Funding Kredivo

Kredivo Kembali Peroleh Pinjaman Kredit 1,4 Triliun Rupiah dari Victory Park Capital

Startup multifinance Kredivo kembali mengumumkan tambahan kredit dari perusahaan investasi asal Amerika Serikat, Victory Park Capital Advisors, LLC (VPC) sebesar $100 juta (lebih dari 1,4 triliun Rupiah). Ini kedua kalinya VPC melakukan top up dengan nominal yang sama untuk Kredivo, kerja sama pertama kali terjadi pada Juli 2020.

Dalam konferensi pers virtual bersama sejumlah media yang digelar perusahaan hari ini (22/6), CEO Kredivo Indonesia Umang Rustagi menyampaikan, dana tersebut akan disalurkan sepenuhnya ke konsumen Kredivo di Indonesia yang membutuhkan kredit dalam memenuhi kebutuhannya. Perusahaan berencana untuk memperluas produk pembiayaan tidak hanya sekadar pinjaman cepat (cash loan) dan transaksi di platform e-commerce saja.

Dengan status sebagai multifinance, Kredivo sedang mempersiapkan produk pembiayaan untuk kesehatan, pendidikan, dan kendaraan bermotor. “Dana yang tersedia melalui kerja sama ini akan mampu mengakselerasi skala bisnis kami pada 2021 dan tahun-tahun selanjutnya, juga membantu mencapai target kami untuk melayani 10 juta pelanggan di Indonesia pada 2025,” ujar Rustagi.

Saat ini Kredivo mengklaim telah memiliki lebih dari tiga juta pengguna di Indonesia. Angka tersebut setara dengan 40% pengguna kartu kredit yang berjumlah 8 juta orang, setelah dikurangi dengan diestimasi satu orang memiliki lebih dari satu kartu kredit.

“Pertumbuhan konsumen Kredivo dan kebutuhan disbursement di Indonesia sangat cepat. Dalam riset kami disampaikan pengguna baru menggunakan paylater itu satu tahun belakangan,” tambah VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari.

Rustagi melanjutkan, keputusan VPC untuk melakukan top up kredit di Kredivo tak lain karena masih besarnya potensi kelompok unbankable di Indonesia. Serta, kemampuan perusahaan dalam menjaga manajemen risiko dan berhasil menjadi bisnis yang sustain di tengah pandemi selama setahun terakhir.

Secara terpisah dalam keterangan resmi, Partner VPC Gordon Watson mengatakan, “Kami sangat terkesan dengan resiliensi dan pertumbuhan bisnis Kredivo dan tentunya sangat senang dapat terus mempererat kerja sama kami dengan Kredivo. Perusahaan ini merepresentasikan kombinasi unik antara pertumbuhan, skala bisnis, manajemen risiko, dan inklusi keuangan di salah satu pasar berkembang paling atraktif di dunia.”

Selain VPC, sebelumnya Kredivo telah bermitra dengan sejumlah bank lokal sebagai lender institusi, di antaranya Bank Permata senilai Rp1 triliun dan Partners for Growth senilai Rp283 miliar. Keduanya masuk pada tahun lalu.

Application Information Will Show Up Here
Kredivo Kredifazz

Induk Kredivo Perkenalkan Platform P2P Lending Kredifazz, Fokus ke Sektor Produktif

FinAccel, induk dari Kredivo, mengumumkan startup p2p lending bernama Kredifazz yang fokus pada sektor produktif. Manajemen FinAccel pun dirombak dan mulai berlaku efektif pada Januari 2021 mendatang.

Meski hadir lebih telat dari pemain lending lainnya di Indonesia, VP Marketing & Communication Kredivo Indina Andamari menjelaskan, pihaknya tetap optimis dapat bersaing karena Kredifazz sangat mengutamakan kualitas produk dan layanan, dan menjawab kebutuhan konsumen (consumer-centric). Terlebih lagi dengan ekosistem yang sudah dibangun Kredivo, dapat langsung dimanfaatkan Kredifazz agar lebih ekspansif.

“Sama halnya dengan Kredivo, Kredifazz memiliki user experience yang seamless sehingga pengguna dapat merasakan kenyamanan dalam mendapatkan pinjaman. Kredifazz tentunya akan memiliki keunggulan yang sama dengan Kredivo, yakni bunga yang rendah, proses registrasi online, dan jaminan keamanan setara dengan bank,” terang Indina kepada DailySocial, Senin (14/12).

Salah satu produk Kredifazz yang sudah bisa diakses oleh masyarakat adalah Klop, hasil kerja sama dengan Telkomsel. Telkomsel, melalui Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) berinvestasi ke Kredivo pada tahun lalu. Menurut Indina, Klop adalah salah satu perwujudan sinergi antara kedua perusahaan untuk memperluas penetrasi kredit yang aman, nyaman, dan terjangkau melalui jaringan Telkomsel.

Sebagai informasi, Klop adalah pinjaman tunai yang khusus ditawarkan untuk pelanggan Telkomsel. Limit kredit yang diberikan maksimal Rp30 ribu dengan tenor 30 hari. Secara terbatas, Klop digulirkan untuk pelanggan Telkomsel yang berusia 18-60 tahun, berdomisili di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya, dan berpenghasilan minimal Rp3 juta per bulan.

Limit tersebut dapat digunakan untuk berbelanja di lebih dari 350 merchant Kredivo dan memilih opsi pembayaran Kredifazz di halaman pembayaran di situs merchant. Tidak diketahui bunga yang dibebankan untuk setiap pinjaman.

Indina juga menuturkan, mengenai legalitas Kredifazz. Ia bilang, Kredifazz merupakan perubahan nama platform dari Kredivo, jadi tidak ada perubahan terhadap izin yang telah diperoleh sejak awal dan pencatatan telah dilakukan di OJK.

“Kredifazz saat ini berstatus terdaftar dan diawasi oleh OJK, sedangkan izin usaha p2p-nya sedang dalam proses pengurusan izin usaha dengan harapan dapat diperoleh segera.”

Sama seperti Kredivo sebelum berganti perizinan menjadi perusahaan pembiayaan, Kredifazz juga terbatas memanfaatkan dana dari lender institusi saja untuk penyaluran pembiayaannya. “Untuk siapa saja lender institusinya, saat ini masih belum kami infokan.”

Meski Klop bermain di segmen konsumtif, namun semangat Kredifazz adalah menyalurkan kredit produktif. Secara perlahan persentasenya akan meningkat dari 35% menjadi 50% pada dua tahun depan.

Rombak manajemen grup FinAccel

FinAccel - Management Structure

Bersamaan dengan itu, pekan lalu manajemen grup FinAccel merombak manajemen yang mulai efektif pada Januari 2021. Kredifazz nantinya dipimpin oleh Alie Tan, sebelumnya menjabat sebagai CTO grup FinAccel.

Umang Rustagi selaku CEO FinAccel akan menduduki sebagai CEO Kredivo, menggantikan Akshay Garg. Akshay sendiri akan mengemban tanggung jawab baru sebagai Group CEO FinAccel yang memayungi dua unit bisnisnya, PT Finaccel Finance Indonesia (Kredivo) dan PT Finaccel Teknologi Indonesia (Kredifazz).

Umang akan berkolaborasi dengan Valery Crottaz selaku COO dan Paramananda Setyawan sebagai Chief Data Officer (CDO) di Kredivo. Baik Umang dan Alie akan tetap memegang tanggung jawab di induk perusahaan sebagai Deputy CEO dan CTO grup FinAccel.

Perombakan ini diambil untuk membuat struktur manajemen yang lebih efektif dan efisien, sehingga target grup untuk melayani 10 juta pelanggan pada 2025 dapat terealisasi. Para petinggi di atas ini memberikan pernyataan gabungan terkait informasi ini dalam keterangan resmi.

Mereka bilang, “Kami bersyukur bisa meraih kesempatan sekali seumur hidup dalam perjalanan kami untuk memperluas akses keuangan bagi kalangan masyarakat under-banked dan under-served di Indonesia. Kini, baik Kredivo dan Kredifazz dapat fokus memperbesar skala bisnis, sementara grup FinAccel dapat terus bergerak dan mengeksplorasi berbagai inovasi di area lainnya.”

Application Information Will Show Up Here
Startup fintech kredit digital Kredivo mengumumkan pendanaan debt hingga $100 juta dari perusahaan investasi asal A.S, Victory Park Capital Advisors

Kredivo Bukukan “Debt Funding” 1,4 Triliun Rupiah dari Victory Park Capital

Startup fintech kredit digital Kredivo mengumumkan pendanaan debt hingga $100 juta (setara 1,4 triliun Rupiah) dari perusahaan investasi asal Amerika Serikat, Victory Park Capital Advisors (VPC). Fasilitas debt akan digunakan untuk pengembangan produk pembiayaan agar dapat melayani 10 juta pengguna baru dalam beberapa tahun mendatang.

Diklaim pendanaan ini merupakan terbesar dalam sejarah perusahaan, sekaligus terbesar di industri fintech se-Asia Tenggara. Sekaligus menandakan debut VPC di pasar Asia Tenggara.

Dalam konferensi pers virtual pada hari ini (24/11), Co-Founder Kredivo Umang Rustagi menjelaskan dana tersebut dapat mendorong momentum pertumbuhan perusahaan dan memperkuat matriks risiko, di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Ia mengatakan, proses penggalangan debt ini sudah dimulai sejak enam hingga sembilan bulan lalu, namun baru ditutup pada kuartal ketiga kemarin. “Pendanaan lini kredit ini akan mengakselerasi skalabilitas bisnis dan merealisasikan target kami untuk melayani hingga 10 juta pengguna baru dalam beberapa tahun ke depan,” katanya.

Partner VPC Gordon Watson turut memberikan pernyataannya melalui keterangan resmi. Ia mengatakan, Kredivo mampu memperlihatkan kombinasi yang unik antara perusahaan, jangkauan pasar, manajemen risiko, dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Kerja sama ini merupakan investasi pertama VPC di kawasan Asia Tenggara, tentunya menjadi hal yang sangat menggembirakan untuk dapat memulai babak penting ini dengan partner Kredivo.”

Umang menuturkan, dengan posisinya kini sebagai multifinance, tak lagi sebagai startup lending, telah mengembangkan berbagai produk pembiayaan secara lebih leluasa untuk merambah lebih banyak konsumen baru. Produk tersebut seperti pembiayaan healthcare, edukasi, dan usaha produktif untuk pengusaha UKM.

“Pengembangan produk lainnya, seperti pembiayaan otomotif tentu akan ada dalam rencana, namun belum dalam waktu dekat.”

VPC adalah sejumlah lender institusi yang sudah masuk membiayai kredit di Kredivo, sebelumnya ada Bank Permata senilai Rp1 triliun dan Partners for Growth senilai Rp283 miliar. Keduanya masuk pada tahun lalu.

Selain mencari pendanaan dari institusi untuk menyalurkan pembiayaan, Kredivo sebenarnya juga berkesempatan untuk memanfaatkan opsi lainnya yang sudah direstui OJK, yakni channelling dan menerbitkan obligasi. Namun, Umang menegaskan sejauh ini belum ada rencana untuk menerbitkan obligasi.

VP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari menambahkan, perpindahan menjadi multifinance adalah bagian dari Kredivo untuk bisa melayani lebih banyak konsumen dengan diversifikasi produk pembiayaan. Dari sisi kepercayaan para lender dan konsumen, diharapkan bisa lebih meningkat.

“Sebenarnya secara terms kurang tepat [menyebut Kredivo] sebagai p2p lending karena credit line kita ini semuanya berasal dari institusi keuangan. Dengan multifinance, bukan berarti ada dua entitas [p2p lending dan multifinance], entitas hanya satu, tapi lisensinya saja yang ada dua. Tapi cara beroperasi kita tidak ada yang berubah,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here
Kredivo mengumumkan kerja sama dengan Bank Permata sebagai lender institusi dengan nilai komitmen penyaluran kredit 1 triliun Rupiah

Bank Permata Jadi “Lender” Institusional Kredivo, Salurkan 1 Triliun Rupiah

Kredivo mengumumkan kerja sama dengan Bank Permata sebagai lender institusional terbarunya. Bank Permata akan menyalurkan pinjaman sebesar Rp1 triliun untuk konsumen Kredivo. Angka ini diklaim sebagai penyaluran terbesar oleh bank untuk fintech di Indonesia.

Kepada DailySocial, CEO Kredivo Akhsay Garg mengonfirmasi bahwa komitmen yang diberikan kepada Kredivo adalah sebagai lender institusional, bukan sebagai investor.

Sebagai perusahaan dengan produk kartu kredit digital, maka ada dua kantong pendanaan yang mereka terima. Pertama, pendanaan untuk disalurkan kembali (lender institusi). Kedua, pendanaan untuk pengembangan perusahaan.

“Kami ada 10 lender institusi, tiga di antaranya adalah bank dari Indonesia. Sisanya, adalah fund dari luar negeri, salah satunya adalah Partners for Growth,” kata dia, Rabu (27/11).

Secara bersamaan, Akhsay juga menolak berkomentar jauh tentang rumor pendanaan yang diterima dari Mirae Asset Management untuk putaran Seri C. Menurutnya itu hanya rumor, yang persentasenya sangat kecil bila benar terjadi.

Mendapatkan kepercayaan dari Bank Permata dengan nominal komitmen yang besar, tentu bukan barang mudah. Komisaris Kredivo Umang Rustagi menerangkan pihaknya selalu senantiasa meningkatkan kredibilitas dan sistem back end sesuai dengan standar bank.

“Semua standar kami harus align dengan standar bank. Kita bisa meyakini Bank Permata untuk menemui standar yang mereka pakai,” katanya.

Direktur Ritel Bank Permata Djumariah Tenteram mengatakan, dalam menjalankan tugasnya sebagai intermediary, pihaknya melihat Kredivo punya platform digital yang bagus dan kerangka manajemen krisis yang kuat.

Menurutnya, kerja sama seperti ini adalah model bisnis baru bagi bank, bukan sekadar dorong performa yang bagus dan laba yang tumbuh saja. Bank harus tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian, terutama saat memilih mitra fintech.

“Kami lakukan assessment yang cukup dalam, untuk melihat bagaimana mereka memroses, analisa, dan verifikasi. Dari situ kami dapat kesimpulan, bisa bekerja sama dengan Kredivo.”

Pengembangan produk berikutnya

Kepada DailySocial, Co-Founder & CTO Kredivo Alie Tan mengungkapkan perusahaan akan bekerja sama dengan pemain e-wallet terbesar untuk menghadirkan produk paylater. Nanti, pengguna e-wallet tersebut bisa menggunakan limit kredit mereka di Kredivo untuk pembayaran transaksi di manapun.

Di samping itu, perusahaan akan permudah akuisisi pengguna baru Kredivo tanpa harus mengunduh aplikasi buat registrasinya. Caranya dengan mendaftar langsung dari aplikasi merchant, misalnya dari situs e-commerce yang sudah bekerja sama.

“Nanti di aplikasi e-commercenya bisa langsung daftar Kredivo, nanti proses approval-nya di kita secara real time,” tutur Alie.

Alie masih enggan membeberkan lebih lanjut terkait dua produknya tersebut. Dia memastikan secara produk ini sudah live dan bisa dipakai, untuk pengumuman resminya akan dilakukan pada bulan Desember ini.

Pada kuartal akhir ini, dia mengaku perusahaan tetap memfokuskan pada penguatan sistem yang lebih seamless buat konsumen. Baik itu saat registrasi, transaksi, dan repayment.

“Tujuan kami bukan buat something cool, tapi buat user gampang pakai aplikasi kita. Sekarang registrasi di Kredivo hanya butuh 1 menit dari dua menit awalnya,” pungkas Alie.

Tidak disebutkan pencapaian teranyar untuk Kredivo sejauh ini. Dalam 18 bulan terakhir, nilai transaksi dan penyaluran pinjaman di Kredivo, masing-masing tumbuh 40% dan 35% untuk per kuartalnya. Diklaim perusahaan telah melayani jutaan pengguna di seluruh Indonesia.

Kredivo dapat dipakai untuk belanja lebih dari di 500 merchant online dan juga offline. Fitur merchant offline ini baru tersedia untuk pengguna yang berdomisili di Jabodetabek.

Application Information Will Show Up Here

Kredivo Receives 283 Billion Rupiah Debt Funding from Partners for Growth

A fintech lending startup, Kredivo announced debt funding worth of $20 million (over 283 billion Rupiah) from Partners for Growth V, L.P (PFG), a venture debt company with representatives across US and Australia.

The agreement named PFG as the biggest international institution lender in the company. On the other side, it’s the biggest deal ever made by PFG in Asia Pacific and its debut in Indonesia.

Kredivo’s Commissioner, Umang Rustagi explained, the debt is structured in credit form, it can be withdrawn to the limit of $20 million. The debt is to diversify loan channels, which mainly comes from locals.

“The debt funding will be a way to accelerate growth. The credit limit is to fuel all our business lines, such as e-commerce, personal loan, and offline,” he said in the official release.

Within the last 18 months, Kredivo’s number of transaction and loan distribution is said to increase by 40% and 35% per quarter.

Jason Georgatos, PFG Partner added to Kredivo’s virtue that meets the company’s vision to contribute to financial inclusion. He also mentioned Kredivo as one of the low-cost lenders with the best version of risk management.

Indonesia is an underbanked country of credit card usage. Only 3% of the total population have credit cards and less than 5% have access to unsecured loans. The gap becomes an opportunity for Kredivo.

In fact, the agreement was announced two months after Kredivo bags some investment with an undisclosed value from Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) and MDI Ventures.

Recently, the company launched a new innovation called Zero-Click Checkout in order to make the payment easier on the e-commerce platform. This is also to lower the drop rate before payment.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Kredivo

Kredivo Terima Pinjaman 283 Miliar Rupiah dari Partners for Growth

Startup fintech lending Kredivo mengumumkan perolehan pinjaman (debt funding) sebesar $20 juta (lebih dari 283 miliar Rupiah) dari Partners for Growth V, L.P (PFG), perusahaan pinjaman ventura (venture debt) dengan kantor perwakilan tersebar di Amerika Serikat dan Australia.

Kesepakatan ini sekaligus menandakan PFG sebagai pemberi pinjaman (lender) institusi internasional terbesar yang pernah diterima perusahaan. Sebaliknya, bagi PFG merupakan kesepakatan terbesar mereka di kawasan Asia Pasifik dan debutnya di Indonesia.

Komisioner Kredivo Umang Rustagi menerangkan, pinjaman ini terstruktur dalam bentuk kredit, perusahaan dapat menariknya hingga limit $20 juta. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk mendiversifikasi penyaluran pinjamannya, yang selama ini sebagian besar dari dalam negeri.

“Pinjaman ini memberikan kita bahan bakar untuk mempercepat pertumbuhan. Batas kredit dari PFG akan kita gunakan untuk mendanai semua lini produk yang telah kami luncurkan hingga saat ini, seperti pembiayaan e-commerce, personal loan, dan offline,” kata Umang dalam keterangan resmi.

Diklaim dalam 18 bulan terakhir, Kredivo mencatat nilai transaksi dan penyaluran pinjaman, masing-masing tumbuh 40% dan 35% untuk per kuartalnya.

Partner PFG Jason Georgatos menambahkan, pihaknya melihat keunikan Kredivo yang sesuai dengan visi perusahaan yang ingin berkontribusi dalam inklusi keuangan. Dia menyebut Kredivo adalah salah satu pemberi pinjaman biaya terendah di pasar, namun memiliki metrik manajemen risiko terbaik.

Indonesia merupakan salah satu negara underbanked dari layanan kartu kredit. Dari total penduduk, hanya 3% di antaranya yang punya kartu kredit dan kurang dari 5% punya akses ke kredit tanpa jaminan dari bank. Kesenjangan ini akhirnya menjadi celah untuk Kredivo garap.

Perlu diketahui, kesepakatan ini diumumkan dua bulan setelah Kredivo mengantongi sejumlah investasi dengan nominal yang dirahasiakan dari Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) dan MDI Ventures.

Baru-baru ini, perusahaan mengumumkan inovasi terbaru Zero-Click Checkout guna permudah transaksi pembayaran di platform e-commerce. Langkah ini sekaligus meminimalkan drop rate yang biasanya terjadi saat hendak membayar.

Application Information Will Show Up Here
Kredivo Offline dan Ekspansi ke Filipina

Kredivo Siap Rambah Segmen Offline dan Ekspansi ke Filipina

Startup fintech lending Kredivo tengah mengembangkan layanan pinjaman untuk transaksi offline. Di saat yang bersamaan akan segera merealisasikan rencana ekspansi ke Filipina. Kedua rencana ini akan dilakukan pada awal tahun depan.

Co-Founder dan CEO Kredivo Akshay Garg menuturkan, rencana ini adalah bagian dari realisasi pendanaan seri B yang diumumkan Juli 2018 lalu. Menurutnya segmen offline juga menarik untuk diseriusi, lantaran ada potensi bisnis yang bisa digarap. Dari sisi konsumen pun ada permintaan agar Kredivo bermain ke sektor tersebut.

Pemain sejenis, Akulaku, sudah lebih dulu menghadirkan layanan serupa pada Oktober 2018. Agar tetap bisa berkompetisi dengan Akulaku, Kredivo akan tetap mengutamakan cicilan yang ringan seperti yang sudah dilakukan sejak awal berdiri. Pengguna tidak akan dikenakan beban biaya sama sekali atau 0% apabila melunasi utangnya kurang dari 30 hari.

Metode pembayaran yang dipakai untuk fitur teranyar adalah scan QR code yang nantinya bakal tersedia di toko elektronik, restoran, dan sebagainya. Implementasi pilot project akan dimulai dari Jakarta.

“Fitur ini sebenarnya kami hadirkan karena kemauan konsumen. Sama halnya dengan fitur personal loan, kredit limit bisa mereka cairkan sebagai dana tunai untuk membayar kebutuhan sehari-hari,” ucapnya, Kamis (22/11).

Terkait ekspansi ke Filipina, sambungnya, sebenarnya belum menjadi keputusan akhir. Namun Filipina bisa dikatakan sebagai negara yang paling sesuai dengan kriteria, karena tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Selain Filipina, ada dua negara lainnya yang sudah dipertimbangkan sejak awal, yakni Singapura dan Thailand.

“Kemungkinan baru bulan depan keputusan akhirnya, namun pilihan terdekat itu adalah Filipina dibandingkan dua negara lainnya.”

Co-Founder Kredivo Alie Tan menambahkan, perusahaan akan tetap menggunakan merek Kredivo. Hal ini dimaksudkan agar nama Kredivo semakin mudah dikenal, kalau menggunakan nama yang berbeda dikhawatirkan akan menyulitkan para pengguna.

Brand itu penting banget, kalau misalnya pakai nama yang berbeda akan sulit untuk penggunanya. Kalau satu warna tentunya akan lebih mudah dikenal,” ujar Alie.

Selain ekspansi ke luar negeri, Kredivo juga siap memperluas penetrasi pasarnya di Indonesia sebagai pasar utamanya. Co-Founder dan COO Kredivo Umang Rustagi mengatakan, Kredivo akan segera hadir di kota tier dua, kemudian merambah ke Makassar dan Yogyakarta.

Saat ini Kredivo baru bisa melayani pengguna yang berdomisili di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang dan Denpasar.

Kredivo diklaim telah menyalurkan pinjaman hingga belasan juta dolar per bulannya, tanpa menyebut angka pastinya. Terdapat hampir 1 juta pengguna terdaftar dan aktif menggunakan layanan Kredivo.

Tak hanya bisa digunakan untuk pembayaran cicilan di situs e-commerce, sejak dua bulan terakhir Kredivo merilis fitur personal loan. Fitur ini memungkinkan pengguna bisa mencairkan dana dari sisa kredit limit ke dalam rekening mereka untuk dipakai sebagai kebutuhan sehari-hari.

Diharapkan fitur personal loan ini bisa meningkatkan interaksi pengguna dengan Kredivo. Persentasenya diharapkan bisa seimbang dengan pembayaran di situs e-commerce.

Application Information Will Show Up Here