Tag Archives: under armour

under armour sponsori team smg

Under Armour Jadi Sponsor dari Team SMG, Organisasi Esports Singapura

Organisasi esports asal Singapura, Team SMG, baru saja menandatangani kerja sama dengan perusahaan sportswear Under Armour. Melalui kontrak yang berlangsung selama 1 tahun ini, Under Armour akan menjadi sponsor pakaian eksklusif dari Team SMG. Jadi, Under Armour akan membuat pakaian untuk semua pemain Team SMG.

“Kerja sama ini adalah pencapaian tersendiri bagi kami di Team SMG,” kata Orrin Xu, General Manager, Team SMG, seperti dikutip dari Esports Insider. “Under Armour dikenal sebagai perusahaan sportswear pertama yang menyediakan pakaian dan peralatan untuk meningkatkan performa atlet. Dengan senang hati, para pemain profesional kami akan menggunakan pakaian dari Under Armour yang tidak hanya nyaman, tapi juga terlihat menawan.”

Team SMG memiliki tim VALORANT di Singapura. Selain itu, mereka juga punya tim Mobile Legends: Bang Bang dan PUBG Mobile di Malaysia. Team SMG didirikan pada 2017 oleh mantan pemain dan pelatih Dota 2, Kenchi Yap serta JJ Lin, penyanyi. penulis lagu, dan aktor asal Singapura. Ketenaran JJ Lin juga membuat nama Team SMG dikenal di Tiongkok.

under armour sponsori team smg
Semua atlet esports dari Team SMG akan menggunakan pakaian dari Under Armour. | Sumber: Esports Insider

Esports kini tengah berkembang. Di Asia Tenggara, esports juga semakin diakui oleh banyak orang,” kata Yvonne Tey, Director of Marketing, Southeast Asia, Under Armour. “Jadi, kami bangga karena dapat bekerja sama dengan Team SMG untuk menginspirasi atlet esports generasi berikutnya. Kami juga berkomitmen untuk mendorong atlet esports menjadi lebih baik dengan terus memberikan inovasi dan desain terbaik.”

Under Armour bukan perusahaan sportswear pertama yang masuk ke ranah esports. Sebelum ini, sejumlah merek sportswear juga telah bekerja sama dengan para pelaku esports, seperti adidas, Nike, Puma, dan Kappa.

Nike menjadi sponsor dari tim T1 dari Korea Selatan serta Vodafone Giants. Tak hanya itu, mereka juga mensponsori liga League of Legends di Tiongkok. Sementara itu, tahun lalu, Puma bekerja sama dengan Cloud9 untuk membuat koleksi pakaian gamer. Pada Juni 2020, mereka menjalin kerja sama dengan Gen.G asal Korea Selatan untuk membuat merchandise baru.

Sumber header: The Esports Observer

Under Armour Luncurkan Headphone Wireless Edisi The Rock

Belakangan tren headphone yang di-endorse selebriti ternama sudah tidak seramai dulu. Namun Under Armour sepertinya tertarik menghidupkan tren itu kembali melalui hasil kolaborasinya bersama Dwayne “The Rock” Johnson, mantan pegulat yang sekarang menjadi salah satu bintang terbesar Hollywood.

Mereka meluncurkan UA Sport Wireless – Project Rock Edition, headphone wireless berdesain unik yang ditujukan bagi para penggemar olahraga – atau bisa juga untuk fans berat The Rock. Ada lambang banteng khas The Rock di kedua sisi earcup, tapi yang lebih penting adalah penggunaan material non-konvensional pada headphone itu sendiri.

UA Sport Wireless - Project Rock Edition

Lapisan luar bantalan telinganya dibungkus material kain breathable yang dapat dilepas dan dicuci jika perlu, sedangkan permukaan bantalan yang menempel ke telinga beserta headband-nya dilapisi material lembut yang diyakini mampu ‘mencengkeram’ telinga beserta kepala dengan baik, mencegah headphone terlepas selagi penggunanya berlatih secara intensif.

Secara keseluruhan, desainnya tampak rugged, dan itu semakin dipertegas oleh sertifikasi IPX4. Saat sedang tidak dipakai, earcup-nya bisa dilipat ke atas demi menunjang portabilitas, dan UA pun telah membekali setiap paket penjualannya dengan sebuah hard case.

UA Sport Wireless - Project Rock Edition

Headphone-nya sendiri dibuat oleh JBL, dengan dukungan konektivitas Bluetooth 4.1, namun tidak untuk codec aptX. Yang cukup unik adalah fitur bernama Talk-Thru, di mana ketika diaktifkan, volume musik akan dikecilkan secara otomatis, lalu mikrofon berteknologi noise cancelling-nya akan menyala supaya pengguna bisa berbicara dengan orang di sekitarnya tanpa perlu melepas headphone.

Mic yang sama ini juga dapat digunakan untuk memanggil Siri atau Google Assistant. Soal baterai, perangkat bisa beroperasi sampai 16 jam dalam satu kali pengisian. Charging-nya hanya memerlukan waktu dua jam, tapi kalaupun hanya sempat dicolokkan selama 5 menit, perangkat rupanya masih bisa digunakan selama satu jam ke depan.

UA Sport Wireless - Project Rock Edition

Di Amerika Serikat, perangkat ini dijajakan seharga $250. Belum ada informasi mengenai ketersediaannya di Indonesia, yang ada barulah sepatu seri Project Rock saja.

Sumber: The Verge.

Under Armour dan JBL Luncurkan Sepasang Earphone Berkemampuan Fitness Tracking

Ada alasan mengapa earphone sekaligus fitness tracker menjadi tren terkini di ranah wearable. Selain lebih praktis – Anda hanya perlu mengenakan satu perangkat saja – studi membuktikan kalau heart-rate monitoring yang dilakukan di telinga memberikan hasil yang lebih akurat ketimbang di pergelangan tangan.

Under Armour selaku brand besar di dunia olahraga merasa tergoda untuk mencicipi kategori produk ini. Kalau sebelumnya mereka sempat bermitra dengan HTC dalam menggarap bundel perangkat fitness ‘tradisional’, kali ini Under Armour mengajak ahli audio JBL guna mengembangkan sepasang fitness-tracking earphone.

Keduanya punya nama lengkap UA Sport Wireless Heart Rate Headphones dan UA Sport Wireless Headphones, masing-masing diikuti embel-embel “Engineered by JBL”. Penamaan ini menggambarkan porsi tanggung jawab dari masing-masing perusahaan; Under Armour untuk fitur fitness tracking, sedangkan JBL untuk performa audionya.

Fitur fitness tracking dikerjakan oleh Under Armour, sedangkan performa audio berada di bawah tanggung jawab JBL / Under Armour
Fitur fitness tracking dikerjakan oleh Under Armour, sedangkan performa audio berada di bawah tanggung jawab JBL / Under Armour

Didesain sebagai earphone kategori sport, keduanya sama-sama tahan air dan keringat dengan sertifikasi IPX5. Keduanya juga mengadopsi teknologi Twistlock besutan JBL untuk memastikan eartip tidak lepas saat pengguna tengah beraktivitas secara intensif. Pun begitu, khusus model Heart Rate didesain untuk dikaitkan di atas daun telinga.

Tentu saja model Heart Rate ini masih menyimpan fitur eksklusif yaitu heart-rate monitoring. Pengguna dapat memanfaatkan kontrol sentuhnya untuk mendapatkan informasi data laju jantung secara real-time dalam bentuk audio feedback.

Sama-sama wireless, kedua model UA Sport ini dibekali remote control sekaligus mikrofon pada kabel yang menyambungkan kedua eartip. Daya tahan baterainya bervariasi antara kedua model: model standar bisa beroperasi selama 8 jam, sedangkan model Heart Rate cuma 5 jam.

Pre-order untuk UA Sport Wireless dan UA Sport Wireless Heart Rate dibuka mulai tanggal 20 Oktober kemarin dengan harga masing-masing $150 dan $200. Keduanya tersedia dalam pilihan warna hitam atau putih.

Sumber: Business Wire.

UA Healthbox Ialah Bundle Perangkat Fitness Garapan HTC dan Under Armour

Sekitar dua bulan yang lalu, beredar kabar bahwa jadwal rilis HTC Grip harus ditunda sampai awal tahun ini. Alasannya pada saat itu adalah, HTC bakal menempatkan Grip sebagai bagian dari “ekosistem digital terintegrasi” yang dikembangkan bersama brand produk fitness Under Armour.

Semuanya terjawab sekarang. Bertempat di ajang CES 2016, keduanya dengan semangat mengungkap UA Healthbox. UA Healthbox pada dasarnya merupakan sistem perangkat fitness terkoneksi yang terdiri dari tiga perangkat terpisah: UA Band, UA Heart Rate dan UA Scale. Yup, inilah “ekosistem digital terintegrasi” yang dimaksud tadi.

Maksud kata integrasi di sini adalah ketiga perangkat dapat berkomunikasi satu sama lain guna memberikan wawasan lengkap terkait kesehatan penggunanya. Semua itu dimungkinkan berkat aplikasi UA Record (Android dan iOS) yang mengemban tugas sinkronisasi sekaligus evaluasi data yang dikumpulkan oleh masing-masing perangkat.

UA Band

Lalu di manakah HTC Grip? Mengapa perangkat tersebut tak jadi nongol di sini? Well, sepertinya kedua pihak telah melakukan rebranding perangkat tersebut menjadi UA Band. Meski sedikit berbeda, kalau Anda perhatikan wujud UA Band ini banyak mengambil inspirasi dari HTC Grip, yang tentunya telah disempurnakan untuk memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik.

UA Band mengemas layar PMOLED 1,36 inci, layar ini dapat terus menyala sehingga pengguna dapat terus memonitor progress-nya saat tengah berlatih tanpa harus menekan tombol apa-apa. UA Band juga tangguh, ia siap Anda ajak mencebur ke air hingga kedalaman 20 meter.

UA Heart Rate

Selain memonitor aktivitas fisik dan pola tidur, UA Band sebenarnya juga sanggup membaca laju jantung pengguna. Namun kalau mencari data yang lebih akurat, di sinilah UA Heart Rate memegang peran. Perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah strap yang Anda lingkarkan di dada. UA Heart Rate juga tahan air, tapi cuma sekedar cipratan saja dan tidak disarankan digunakan saat berenang.

Tak cuma menghitung berapa denyut per menit, UA Heart Rate juga bisa mengalkulasikan seberapa intensif penggunanya berlatih. Data jumlah kalori yang terbakar yang dikumpulkan juga lebih akurat ketimbang hanya menggunakan UA Band saja.

UA Scale

Perangkat yang terakhir adalah UA Scale. Scale sejatinya tidak jauh berbeda dari timbangan pintar berbasis Wi-Fi pada umumnya. Ia tak cuma bisa menghitung bobot, tapi juga persentase lemak tubuh. Timbangan ini bisa menyimpan data milik delapan pengguna yang berbeda sekaligus, lalu meneruskannya ke aplikasi UA Record sehingga pengguna bisa mendapat gambaran yang lebih luas terkait kebugaran tubuhnya secara menyeluruh.

Terkait ketersediaannya, baik HTC maupun Under Armour awalnya akan memasarkan UA Healthbox ke pasar Amerika Serikat terlebih dahulu, barulah negara-negara lain akan menyusul ke depannya. Banderol harga yang ditetapkan adalah $400, sekali lagi mencakup tiga perangkat yang sudah disebutkan di atas.

Sumber: HTC via Popular Science.

Setelah Vive, Jadwal Rilis HTC Grip Juga Mundur Jadi Tahun Depan

HTC sepertinya mengalami banyak kendala tahun ini. Utamanya, mereka tidak jadi mencuri langkah dari Oculus Rift akibat mundurnya jadwal rilis HTC Vive. Dan rupanya nasib yang sama juga menimpa debut perdananya di ranah wearable, yaitu HTC Grip. Continue reading Setelah Vive, Jadwal Rilis HTC Grip Juga Mundur Jadi Tahun Depan