Tag Archives: Under display camera

Xiaomi Mi Mix 4 Diungkap, Unggulkan Kamera di Bawah Layar dan Charging 120W

Sejak generasi pertamanya diluncurkan di tahun 2016, seri smartphone Xiaomi Mi Mix selalu ingin tampil berbeda lewat bagian wajah yang didominasi oleh layar. Di tahun 2021 ini, kendalanya pada dasarnya tinggal satu, yakni menghilangkan lubang pada layar yang biasanya dihuni oleh kamera selfie, dan itu Xiaomi wujudkan dengan menyembunyikan kameranya di balik layar.

Teknologi kamera di balik layar tentu bukan barang baru, dan sejauh ini sudah diimplementasikan oleh ZTE, OPPO, dan yang terbaru, Samsung. Kendati demikian, Xiaomi cukup percaya diri bahwa teknologinya, yang mereka sebut dengan istilah Camera Under Panel (CUP), sudah cukup matang karena telah melalui tiga iterasi yang berbeda selama lima tahun.

Secara teknis, panel layar yang berada tepat di depan kameranya memiliki kepadatan pixel 400 ppi, serta diyakini mempunyai tingkat kecerahan dan detail warna yang setara dengan sisa layarnya. Di saat yang sama, hasil foto menggunakan kamera depannya diklaim tetap bagus berkat lapisan subpixel transparan yang bertugas meminimalkan difraksi cahaya, sehingga cahaya yang masuk ke sensor kamera jadi lebih terpusatkan.

Layarnya sendiri merupakan panel AMOLED 6,67 inci dengan resolusi 2400 x 1080 pixel, lengkap beserta refresh rate 120 Hz dan touch sampling rate 480 Hz.

Spesifikasi dan fitur Xiaomi Mi Mix 4

Mi Mix 4 merupakan salah satu ponsel pertama yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 888+. Agar performanya bisa konsisten, Xiaomi tak lupa menyematkan sistem pendingin dengan total luas area permukaan pembuang panas — yang terdiri dari beberapa lapisan — sebesar 11.588 mm². Tujuannya tidak lain untuk menghindarkan perangkat dari overheating. Krusial buat ponsel yang mengemas versi Plus dari chipset yang terkenal mudah panas.

Untuk kameranya, Mi Mix 4 mengemas tiga kamera belakang dengan konfigurasi sebagai berikut: kamera utama 108 megapixel dengan sensor ISOCELL HMX seperti milik Mi 11, kamera ultra-wide 13 megapixel dengan lensa free-form untuk meminimalkan distorsi secara signifikan, dan kamera periskop 8 megapixel dengan 5x optical zoom beserta OIS. Kamera depannya yang disembunyikan tadi memiliki resolusi 20 megapixel.

Mi Mix mengusung baterai berkapasitas standar, 4.500 mAh, akan tetapi kemampuan charging-nya sudah berada di luar batas normal: 120W menggunakan kabel, atau 50W menggunakan wireless charger. Dalam kondisi default, Mi Mix 4 cuma butuh waktu 21 menit untuk mengisi baterainya dari kosong hingga penuh, atau 45 menit jika menggunakan wireless charger.

Angka ini rupanya bisa digenjot lagi menjadi 15 menit untuk wired dan 28 menit untuk wireless menggunakan fitur Boost Mode. Entah apa yang membedakan mode ini dari mode default. Tebakan saya, perangkat mungkin harus dibiarkan menganggur apabila hendak mengisi ulang menggunakan Boost Mode.

Juga baru pada Mi Mix 4 adalah teknologi Ultra Wide Band (UWB). Berkat teknologi ini, Mi Mix 4 pada dasarnya bisa disambungkan ke berbagai perangkat IoT Xiaomi yang kompatibel hanya dengan mengarahkannya seperti sebuah remote TV. UWB juga memungkinkan pengenalan lokasi yang amat presisi.

Semua itu Xiaomi bungkus dalam kemasan unibody berbahan keramik. Proses pembuatannya telah disempurnakan demi menghasilkan finish yang lebih mewah lagi, sekaligus memangkas bobotnya sampai sekitar 30%. Mi Mix 4 tercatat memiliki berat 225 gram, sedangkan ketebalannya berada di angka 8 mm.

Harga dan ketersediaan

Xiaomi Mi Mix ditawarkan dalam empat konfigurasi RAM dan storage: 8 GB/128 GB, 8 GB/256 GB, 12 GB/256 GB, dan 12 GB/512 GB. Di pasar Tiongkok, masing-masing varian dijual dengan harga 4.999 yuan, 5.299 yuan, 5.799 yuan, dan 6.299 yuan.

Pemasarannya di sana dijadwalkan berlangsung mulai 16 Agustus, tapi sejauh ini belum ada informasi apakah Xiaomi juga berniat memboyongnya ke Indonesia. Untuk pilihan warnanya, Xiaomi memberikan tiga opsi, yaitu Ceramic Gray, Ceramic White, dan Ceramic Black.

Sumber: Xiaomi.

OPPO Umumkan Teknologi Under-Screen Camera (USC), Tawarkan Pengalaman Layar Penuh

Kamera depan merupakan salah satu fitur penting pada perangkat smartphone, baik untuk mengambil foto dan video selfie, video call dan video conference, hingga untuk sistem keamanan face unlock. Seiring waktu, bezel layar smartphone semakin tipis dan berbagai pabrikan smartphone berbondong-bondong menawarkan pengalaman layar penuh.

Mulai dari penggunaan desain notch dan pop-up camera yang sempat tren beberapa tahun yang lalu. Sementara, smartphone terkini kebanyakan memakai desain punch-hole dan kedepannya kamera depan akan ditempatkan di bawah layar.

Salah satunya dari OPPO, mereka telah meluncurkan teknologi Under-Screen Camera (USC) yang menawarkan pengalaman pengguna akan “layar penuh yang sebenarnya”. Teknologi ini menggabungkan inovasi perangkat keras dengan algoritma Artificial Intelligence OPPO.

Mengintegrasikan sistem baru pada kamera depan bawah layar menggantikan kamera depan tradisional untuk memberikan tampilan layar yang luas dan pengalaman imersif. Namun tetap menawarkan kinerja kamera depan yang dapat diandalkan.

OPPO telah memecahkan berbagai tantangan teknis yang ditemui sejak awal pengembangannya, seperti inkonsistensi layar pada area kamera depan, kualitas gambar, dan permasalahan dengan kualitas produk itu sendiri. Pada teknologi Under-Screen Camera, OPPO memperkenalkan beberapa inovasi baru pada desain dan algoritma AI.

Mulai dari inovasi pada piksel Geometri sebagai solusi baru untuk mengecilkan ukuran setiap piksel tanpa mengurangi jumlah piksel dengan memastikan tampilan kualitas tinggi pada kepadatan 400 ppi bahkan di sekitar area kamera. OPPO juga mengganti kabel layar tradisional dengan kabel transparan yang dibuat melalui proses manufaktur presisi tinggi, lebar kabel dapat dikurangi hingga 50%, dan kualitas tampilannya jauh lebih halus.

Berbeda dengan standar industri saat ini yang menggunakan sirkuit 1 piksel untuk menggerakkan 2 piksel (1-ke-2) di area layar di atas kamera. OPPO memperkenalkan fitur baru dengan menggunakan teknologi layar eksklusif, di mana pada setiap rangkaian piksel hanya menggerakkan 1 piksel (1-ke-1).

Ketika dikombinasikan dengan teknologi kompensasi algoritmik yang tepat, memungkinkan kromatisitas dan kecerahan keseluruhan layar dengan tepat, dan hanya memiliki penyimpangan sebesar 2%. Untuk penggunaan seperti membaca buku digital atau melihat peta navigasi, teknologi ini memungkinkan tampilan huruf dalam ukuran kecil lebih akurat dan detail tekstur warna yang lebih baik.

Dengan pengenalan sirkuit piksel 1-ke-1 dan algoritma pengoptimalan khusus, solusi USC OPPO merupakan generasi baru yang mampu memberikan kompensasi tampilan terbaik di area sekitar kamera di bawah layar. Serta, dapat meningkatkan masa pakai layar hingga 50%.

Berkaitan dengan kamera, para pengembang OPPO dari U.S. Research Institutes, telah mengembangkan serangkaian algoritma AI, termasuk pengurangan difraksi, HDR, dan Auto White Balance untuk mengurangi beberapa efek yang biasa ditemukan pada kamera di bawah layar, terutama gambar buram dan berpendar. OPPO membuat pengurangan difraksi berbasis AI dengan menggunakan puluhan ribu gambar untuk mengontrol masalah yang disebabkan oleh difraksi pada sumber cahaya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.