Berbicara soal film atau video, tentu saja resolusi selalu menjadi tolok ukur yang paling utama. Begitu pentingnya resolusi, terkadang kualitas audio jadi kurang diperhatikan. Padahal untuk beberapa film, seperti salah satu favorit saya, “Whiplash“, audio tidak kalah penting mengingat tema utama yang diangkat film tersebut adalah seputar musik.
Sebagai layanan streaming film paling top, Netflix rupanya juga berpendapat sama. Sebagai bentuk kepeduliannya, Netflix pun mengumumkan fitur baru yang berwujud audio berkualitas tinggi. Tentu saja berhubung kemampuan mendengar setiap individu berbeda, akan lebih mudah mengukur peningkatan kualitas audio berdasarkan besaran bitrate-nya.
Secara teknis, Netflix kini menawarkan audio dengan bitrate hingga 640 kbps buat para konsumen yang menonton menggunakan TV berkapabilitas surround 5.1. Di atas itu, spesifiknya untuk TV yang mendukung Dolby Atmos, bitrate audionya bisa mencapai angka 768 kbps (Atmos hanya tersedia untuk pemilik akun Premium).
Saya bilang “bisa mencapai” karena semua ini juga bergantung pada koneksi internet milik masing-masing konsumen. Ya, seperti halnya kualitas dan resolusi video, kualitas audio pada Netflix ini juga bisa dijadikan adaptif. Jadi seandainya koneksi Anda begitu lambat, Anda bisa mengorbankan kualitas audio demi menonton tanpa patah-patah (dalam resolusi rendah tentunya).
Singkat cerita, kita tak boleh lagi menyepelekan audio dalam sebuah film. Kalaupun kita tak bisa membedakan kualitasnya pada bitrate yang berbeda, setidaknya fitur baru ini bisa membantu kita mengoptimalkan pengalaman menonton, contohnya meminimalkan patah-patah (buffering) dengan menurunkan kualitas audio itu tadi.