*update 10 Maret 2023: kami memperbarui informasi dengan menyesuaikan nilai dan seri pendanaan
Platform digital untuk ekosistem mobil bekas Broom dikabarkan mendapat pendanaan pra-seri A senilai $10 juta atau sekitar 154 miliar Rupiah yang dipimpin Openspace Ventures. Berita ini pertama kali dikabarkan oleh DealStreetAsia.
Berdasarkan data yang dilaporkan ke regulator, AC Ventures dan Quona Capital (keduanya adalah investor terdahulu), serta MUFG Innovation Partners dan BRI Ventures turut berpartisipasi pada putaran ini.
Sebelumnya, Broom mengantongi pendanaan pra-awal senilai $3 juta (Rp43 miliar) yang dipimpin oleh AC Ventures, serta partisipasi dari Quona Capital dan beberapa angel investor, termasuk pendiri Kopi Kenangan dan Lummo.
DailySocial.id telah menghubungi manajemen Broom untuk mengonfirmasi berita ini, namun belum ada respons hingga berita ini diturunkan.
Broom dirintis oleh Pandu Adi Laras (CEO), Pungky Wibawa (CBO), dan Andreas Sutanto (CFO) di 2021. Awalnya mereka mengembangkan solusi bagi pelaku UKM di bidang otomotif untuk memudahkan digitalisasi proses bisnis showroom dan memberikan fasilitas pembiayaan produktif. Kini Broom lebih fokus sebagai platform marketplace di sektor ini.
Digitalisasi proses kerja diler
Proses kerja diler kendaraan dinilaimasih tradisional. Stok barang dicatat secara manual. Ketika mencoba go online, pemilik diler mengaku kesulitan menemukan pembeli yang tepat di lokasi mereka. Maka itu, solusi ini diharapkan dapat mengatasi masalah deadstock (stok yang belum terjual lebih dari satu bulan).
Dalam wawancara dengan DailySocial saat itu, Co-Founder dan CEO Broom Pandu Adi Laras mengatakan bahwa platform Broom memungkinkan pemilik diler untuk mengelola inventaris, pembukuan keuangan, hingga mengelola berbagai instrumen penjualan mereka.
“Startup ini bertujuan untuk menjadi pusat bagi digitalisasi jaringan diler di Indonesia,” tuturnya. Per Maret 2022, Broom memiliki lebih dari 2.000 diler mobil bekas di wilayah Jabodetabek.
Upaya digitalisasi di sektor otomotif terus berkembang. Awalnya, sektor ini banyak diisi oleh pemain car marketplace, seperti Carro, Carsome, dan LX Autos. Bahkan Moladin yang awalnya bermain di pembelian motor, sudah pivot ke jual-beli mobil bekas.
Namun, pelaku startup mulai mengeksplorasi pain point lain di sektor otomotif yang dapat didukung dengan teknologi seiring tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Misalnya, solusi bengkel yang dikembangkan oleh Bengkel Mania, dan pembiayaan showroom Broom yang juga sama-sama membidik pelaku UMKM.
Adapun, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil retail di mencapai 89.651 unit per Oktober 2022.
OLX Autos mengumumkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 300 karyawannya Indonesia. Dampak perubahan kondisi ekonomi global dianggap sebagai biang keladi dibalik keputusan tersebut.
Mengutip dari Kontan, Marketing Director OLX Autos Indonesia Sandy Maulana mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Secara keseluruhan OLX telah mengurangi 10% karyawan di seluruh negara, unit bisnis, dan fungsi pekerjaan. Sebanyak 300 karyawan di OLX Autos Indonesia dari total 1.000 orang terkena dampak PHK dari keputusan tersebut.
Sebagai sebuah bisnis, OLX akan fokus pada layanan inti, yakni bermain di pasar mobil bekas. Kendati begitu, perusahaan berencana mengubah model bisnisnya dari saat ini, yakni B2C menjadi C2B dan B2B.
“Maka dari itu, kami pastikan bahwa perubahan ini tidak akan mengurangi layanan OLX di Indonesia,” ucap Sandy.
Sebelumnya informasi pertama beredar lewat pemberitaan DealStreetAsia. Sumber menyebutkan OLX Group sedang merampingkan bisnisnya di Indonesia, termasuk pemangkasan jumlah karyawan.
Sandy menyebut sebelum langkah ini ditempuh, pihaknya telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi struktur biaya sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi makro. Meski tidak diurai secara rinci, OLX mengklaim telah melakukan berbagai cara untuk mengatasinya.
“Sayangnya, kini kami dengan sangat terpaksa harus melakukan langkah terakhir, yaitu mengurangi jumlah posisi di seluruh bisnis kami.”
OLX Autos Indonesia juga mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan para kontributor. Secara umum, OLX Group memberikan jaminan untuk untuk karyawan yang terdampak dengan adil, layak, dan terhormat.
Perusahaan juga memastikan bahwa penerapan kebijakan ini sejalan dengan komitmen untuk memperkuat bisnis yang berkelanjutan pada masa yang akan datang.
Pemain sejenisnya, Carsome, juga mengambil langkah serupa pada September 2022. Sebanyak 10% karyawan di Indonesia dan Thailand di-PHK secara bertahap dalam tiga gelombang yang berbeda.
Perjalanan OLX
Pada awal kehadirannya, OLX sangat mengandalkan bisnis iklan baris otomotif sebagai bisnis inti perusahaan. Ada juga bisnis klasifikasi properti yang akhirnya dialihkan ke EPMG pada awal tahun kemarin.
Sebagai catatan, Emerging Markets Property Group (EMPG), grup portal properti dari Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara, mengakuisisi Lamudi Global, grup portal properti yang beroperasi di Indonesia, Filipina, dan Meksiko pada Mei 2020.
Selang sebulan sebelumnya, EMPG juga mengakuisisi penuh OLX Group yang beroperasi di MENA (Middle East and North Africa) dan Asia Selatan. Langkah tersebut sukses melambungkan valuasi EMPG menjadi unicorn, berkat suntikan dana yang diperoleh dari OLX Group dan pemangku kepentingan lainnya sebesar $150 juta.
Lewat akuisisi bisnis properti OLX Indonesia, Lamudi.co.id kini memiliki lebih dari 4,5 juta unique visitors, 600 ribu listing baru setiap bulannya, dan menghasilkan minat pembelian lebih dari dua juta yang akan memastikan tingginya visibilitas dari listing para penjual.
Pada Juli 2020, OLX juga mengumumkan langkah akuisisinya terhadap pemain lokal sejenisnya, BeliMobilGue. Langkah tersebut mengubah penggunaan merek menjadi OLX Autos Indonesia (OLX Autos), sekaligus mengangkat pimpinan BeliMobilGue Johnny Widodo sebagai bagian dari OLX Indonesia hingga 2022.
Startup marketplace mobil Carsome dikabarkan akan memutus hubungan kerja (PHK) 10% karyawan regional yang akan dilakukan secara bertahap. Karyawan dari unicorn asal Malaysia diisukan mulai melepas karyawan yang ada di Indonesia dan Thailand, dan sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan di kantor pusatnya, Malaysia.
Menurut laporan Tech Wire Asia, belum bisa dipastikan pula apakah langkah efisiensi ini dilakukan secara menyeluruh atau hanya berfokus pada tenaga kerja Malaysia terlebih dulu. Carsome sendiri telah beroperasi penuh di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Singapura. Menurut sumber yang mengetahui hal tersebut, pengumuman disampaikan kemarin, PHK bakal dilakukan dalam tiga gelombang yang berbeda.
Startup ini sejak awal tahun aktif merekrut banyak karyawan, terutama pasca mengantongi pendanaan seri E senilai Rp4,1 triliun yang diumumkan pada awal tahun ini. Namun, secara bersamaan berada di industri ini tidak melepas kemungkinan perusahaan akan menanggung beban ekonomi global dan ambang resesi yang diprediksi terjadi tahun depan.
Sebelumnya, mengutip dari Bloomberg, Carsome menunda rencana pencatatan ganda (dual listing) di Singapura dan AS karena kekhawatiran bahwa kondisi ekonomi makro yang memburuk dapat mengurangi valuasinya. Carsome merengkuh posisinya sebagai unicorn asal Malaysia pertama, pasca aksi akuisisi saham iCar Asia pada Juli tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan di tahun lalu, startup ini berhasil menggandakan pendapatannya menjadi $656 juta. Namun kerugiannya melebar lebih dari tujuh kali menjadi $138,6 juta. Peningkatan kerugian ini disebabkan oleh penyesuaian nilai wajar yang merupakan beban non-kas dan tidak terkait dengan kinerja operasi Carsome.
Carsome Indonesia
Carsome berupaya merevolusi proses jual beli mobil dengan pendekatan teknologi. Inovasinya tidak terlepas dari situs sebagai tempat listing saja, tapi juga membuat standarisasi sendiri yang disebut Carsome Certified untuk memberi nilai lebih dari setiap mobil yang dijual melalui Carsome.
Carsome Certified ini bertugas untuk menginspeksi bahwa mobil akan direkondisi dengan standar keamanan tinggi, untuk memenuhi tingkat kenyamanan dan nilai estetik yang ada pada mobil. Terdapat 175 titik inspeksi, meliputi setiap aspek di mobil seperti sasis, undercarriage/bagian kolong mobil, mesin, girboks, kelistrikan hingga interior mobil, dan tes jalan.
Setelah inspeksi, mobil akan dibawa ke Carsome Certified Lab untuk melakukan rekondisi, setelah pemeriksaan terakhir selesai dilakukan oleh tim profesional. Fasilitas ini diklaim tercanggih dan terbesar di Asia Tenggara dengan luas 40 meter persegi yang mampu menampung rekondisi mencapai 4 ribu mobil per bulan.
Bagi konsumen yang tidak puas hanya melihat dari situs, mereka dapat mendatangi titik Carsome Experiencce Center. Lokasinya tersebar di Jakarta, Bekasi, Bogor, Tangerang Selatan, Bandung, Depok, dan Malang.
Kepemimpinan tertinggi Carsome Indonesia kini dipegang oleh Andrew Mawikere sebagai CEO per Februari 2022 yang sebelumnya ditempati oleh Delly Nugraha. Pada karier sebelumnya, Andrew adalah founder marketplace B2B e-procurement bernama Mbiz. Kemudian, memimpin Bizzy Digital, platform business-to-business (B2B) untuk logistik dan distribusi rantai pasok terintegrasi yang kini masuk menjadi bagian dari Warung Pintar Group.
Showroom adalah bagian yang tidak kalah penting dari bisnis jual-beli mobil bekas karena fungsinya yang cukup vital dalam memamerkan kendaraan yang akan dijual ke konsumen. Bisnis konvensional ini sering kali terlupakan di tengah hiruk pikuk digitalisasi dunia otomotif. Kondisi diperparah dengan pandemi yang berhasil memperburuk penjualan mobil yang turun drastis.
Showroom/diler mobil bekas level UKM mengalami permasalahan modal dan deadstock (stok yang belum terjual lebih dari satu bulan). Perlahan, sektor mobil bekas mengalami peningkatan penjualan dibandingkan mobil baru pada awal pandemi.
Mengutip dari riset OLX Autos Indonesia, sepanjang tahun lalu terdapat peningkatan permintaan mobil bekas sekitar 15%-20%. Kenaikan tersebut sebenarnya selaras dengan produksi dari pabrik yang meluncurkan mobil baru. Mobil keluaran terbaru sendiri merupakan calon untuk bisnis jual-beli mobil bekas. Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) sendiri menargetkan penjualan mobil baru pada tahun ini sebanyak 900 ribu unit, naik dari sebelumnya 750 ribu unit.
Broom melihat permasalahan ini sebagai peluang untuk membantu showroom mobil bekas dengan memberikan solusi likuidasi untuk stok mobil bekas mereka melalui kecepatan transaksi dan pelayanan digital terintegrasi.
Startup ini dirintis oleh Pandu Adi Laras (CEO), Andreas Sutanto (CFO), dan Moch Purba Wibawa (CBO) sejak tahun lalu. Dengan memadukan pengalaman ketiganya, baik itu di startup digital, FMCG, dan showroom, memberikan pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan kejelasan tentang bagaimana teknologi dapat merevolusi industri.
Pandu telah berkecimpung dalam industri mobilitas sejak 2016, ketika dia bekerja untuk Uber, sebelum bergabung di Go-Fleet. Lalu, Pungky adalah wirausahawan berpengalaman dan memiliki koneksi yang baik dalam ruang diler, mengingat status Pungky sebagai pemilik salah satu diler BMW terbesar di Indonesia.
“Latar belakang ini mendasari Broom untuk menciptakan platform ekosistem untuk setiap proses kegiatan bisnis showroom mulai dari inventori, pembukuan keuangan, dan marketplace secara digital, sehingga permasalahan showroom dapat diselesaikan end-to-end dalam satu ekosistem,” ucap Pandu kepada DailySocial.id.
Target utama Broom adalah menjadi penyedia solusi digital yang unik untuk ekosistem mobilitas Indonesia dengan menyediakan platform tunggal bagi UKM di bidang otomotif dalam mendigitalkan proses bisnis mereka. Pandu bilang, platform Broom memungkinkan diler UKM dapat mengelola inventaris, pembukuan keuangan, hingga mengelola berbagai instrumen penjualan mereka. “Startup ini bertujuan untuk menjadi pusat bagi digitalisasi jaringan diler di Indonesia.”
Ia berkata demikian, sebab pada umumnya pebisnis diler bekerja dengan sangat tradisional, dengan sebagian besar penghitungan stok dilakukan di papan tulis. Saat mencoba online, diler mobil merasa cukup sulit untuk menjual di platform dan menemukan pembeli yang tepat di lokasi mereka. Pembiayaan umumnya cukup menantang karena kurangnya dokumentasi.
Namun, diler mobil pergi ke rentenir untuk pinjaman enam minggu karena mereka merasa sedikit menguntungkan bahkan dengan bunga signifikan yang diberikan oleh pemberi pinjaman ini (diperkirakan 8% per bulan). Dengan kondisi ini, Broom bertujuan untuk memberikan digitalisasi diler dan pembiayaan untuk memberdayakan diler mobil.
Dalam proses bisnis Broom, sambungnya, perusahaan menyediakan tiga solusi bagi diler untuk meningkatkan bisnisnya melalui satu platform, mulai dari pengelolaan inventaris, kemudahan akses stok melalui marketplace untuk jual-beli mobil, serta Broom Buyback dan Broom Express sebagai solusi likuidasi deadstock inventory.
Kedua produk tersebut membuka kesempatan untuk menjual sementara deadstock yang dimiliki pebisnis showroom kepada Broom. Kemudian untuk dibeli kembali setelah mendapat keuntungan dari penjualan mobil dari modal yang didapatkan. Dari skema ini, Broom akan mendapatkan margin penjualan saat proses pembelian kembali oleh showroom.
Tantangan pasar
Pandu melanjutkan, dengan bisnis model yang berbeda dengan platform digital otomotif sebelumnya, maka tantangan terbesar bagi Broom pada saat ini adalah proses akuisisi dan mengaktifkan mereka sebagai pengguna. Untuk itu, perusahaan melakukan langkah edukasi yang ekstra kepada calon mitra showroom mengenai konsep, solusi, dan keuntungan yang diberikan Broom.
Kemudian, pengguna harus melalui proses KYC sebelum platform Broom dapat mereka manfaatkan sepenuhnya.”Di tahun 2022 ini, Broom dalam proses ekspansi, baik dari peningkatan jumlah karyawan dan kantor cabang dengan tujuan memudahkan layanan bagi showroom untuk mengakses Broom secara langsung.”
Berkaitan dengan itu pula, perusahaan terus berinovasi agar tetap menjadi pemain terdepan. Salah satu yang sedang dikerjakan adalah memberikan solusi dalam ketersediaan stok di bawah harga jual bagi mitra showroom, yaitu produk lelang digital. Produk ini diharapkan menjadi jawaban mengenai kesulitan showroom dalam mencari stok.
“Di luar produk, kami juga terus meningkatkan teknologi yang semakin mudah digunakan pengguna, penambahan jumlah karyawan dan kantor cabang di sekitar Jabodetabek,” pungkasnya.
Saat ini, Broom memiliki lebih dari 2.000 dealer mobil bekas tersebar di Jabodetabek, mayoritas berada di skala UKM.
Peta persaingan startup otomotif
Belakangan peta persaingan startup otomotif semakin mengerucut untuk level regional dan lokal lewat pendanaan yang mereka umumkan. Di regional, ada Carsome dan Carro yang berlomba mendominasi pasar. Pada awal tahun, Carsome mengumumkan pendanaan Seri E senilai $290 juta yang berhasil mendongkrak valuasi di angka $1,7 miliar.
Mereka menjalankan bisnis C2B2C –membeli dari konsumen dan menjualnya ke jaringan diler, juga menjual mobil bekas langsung ke konsumen. Serta, dilengkapi dengan pengalaman O2O melalui experience center yang tersebar di sejumlah kota. Kompetitor terdekatnya, Carro mendapat pendanaan Seri C senilai $360 juta dengan valuasi lebih dari $1 miliar. Carro juga memiliki layanan experience center Carro Automall.
Di luar itu, di level lokal ada OLX Autos dengan fokus utamanya lebih ke pembelian mobil dari konsumen, meski saat ini beberapa produk hasil inspeksinya juga mulai dijual melalui OLX dan kanal online marketplace lainnya. Selanjutnya ada Moladin yang mengantongi pendanaan Seri A $42 juta dipimpin Sequoia Capital India dan Northstar Group.
Awalnya, Moladin bermain di pembelian motor, namun pivot sepenuhnya pada 2021 menjadi jual-beli mobil bekas. Dibandingkan pemain sejenisnya, diferensiasi yang ditawarkan Modalin adalah pemberdayaan jaringan agen dalam menawarkan pengalaman transaksi mobil yang lebih personal kepada pelanggan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar mobil bekas yang berkembang di Indonesia secara bertahap menjadi lebih terstruktur karena ketersediaan persyaratan pembiayaan yang lebih fleksibel, saluran dealer resmi dan terstandarisasi, serta transparansi informasi yang lebih baik. Hal ini juga didukung dengan kehadiran platform dan marketplace online yang menyuguhkan konsep berbeda dalam usaha memaksimalkan potensi pasar.
Salah satu platform jual-beli mobil bekas yang juga sudah tidak asing di dunia otomotif adalah Carsome. Mulai masuk ke pasar Indonesia sekitar tahun 2017 dengan model bisnis consumer-to-business (C2B), Carsome menyediakan platform berbasis website untuk masyarakat menjual mobil bekasnya. Selama kurang lebih 4 tahun beroperasi, perusahaan berhasil mencatat sejumlah pencapaian dan terus berambisi memperluas jangkauan layanannya.
Tim DailySocial mendapat kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Country Head Carsome Indonesia Delly Nugraha terkait perjalanan bisnis dan strategi perusahaan ke depannya. Berbicara mengenai industri penjualan mobil bekas, kini lebih menyorot awareness. Delly turut mengungkapkan bahwa konsep e-commerce mobil bekas layaknya Carsome, sebenarnya masih sangat baru baik di Indonesia maupun Asia Tenggara. Itulah mengapa tingkat kesadaran atau awareness dari potential customer masih terbilang rendah.
“Kita masih dalam tahap membangun awareness. Sampai saat ini kita masih optimis, khususnya di Indonesia. Dukungan paling besar datang dari jumlahdari populasinya, pertumbuhan cukup besar di kelas menengah, serta adanya pergeseran referensi dan daya beli terhadap mobil bekas secara umum menunjukkan potensi pasar yang masih besar sekali,” ujarnya.
Strategi ekspansi bisnis
Sepanjang tahun 2021, perusahaan sudah melakukan ekspansi yang cukup agresif, walaupun masih fokus di Jabodetabek. Salah satunya adalah melengkapi ekosistem bisnis dengan membuka segmen B2B2C. Hal ini ditandai dengan pembukaan Experience Center pertama pada bulan Maret 2021 yang berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda no.1A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Belum lama ini Carsome juga meresmikan lokasi Experience Center baru di daerah Alam Sutera.
Pengalaman yang transparan, tepercaya dan nyaman dalam membeli mobil bekas adalah hal yang sangat krusial bagi konsumen. Lewat layanan CEC, Carsome memastikan bahwa semua mobil yang ditawarkan sudah melewati 175 titik inspeksi. Selain memungkinkan konsumen membeli mobil bekas bergaransi secara aman dan mudah, mereka juga diberi kesempatan untuk melakukan test drive.
“Setelah mengembangkan bisnis ke segmen B2C, ternyata kita melihat peluang besar. Ke depannya, karena B2C merupakan segmen yang sangat retail, dalam upaya memperluas dan meningkatkan bisnis, kita akan mulai ekspansi ke daerah strategis,” kata Delly.
Ia tidak mengungkapkan secara spesifik daerah mana yang akan dituju selanjutnya, namun hingga saat ini Carsome telah memiliki 35 pusat inspeksi di 9 kota di Indonesia. Di tahun ke-4, perusahaan berhasil memproses transaksi lebih dari 100.000 mobil bekas per tahun dengan total nilai transaksi lebih dari 700 juta Dolar AS, dan diperkuat oleh sekitar 1.000 tim di seluruh cabangnya.
Sebagai negara kepulauan, tantangan dalam ekspansi datang dari berbagai sisi, namun Carsome coba atasi satu-per-satu kendala dengan dukungan teknologi yang mumpuni. Perusahaan mengembangkan aplikasi internal untuk memastikan proses bisnis dapat berjalan lancar, lalu membangun sistem training dan sumber daya manusia yan cukup terpadu. Menurut Delly, hal-hal eksternal yang mungkin harus disikapi, seperti transportasi antar pulau, edukasi konsumen, cara komunikasi di tiap daerah merupakan hal yang membuat bisnis semakin menarik.
Bentuk ekspansi bisnis Carsome yang lain adalah dengan mempertajam strategi konsolidasi bisnis. Pada Juli 2021, perusahaan mengakuisisi saham ekuitas perusahaan jasa lelang motor dan mobil bekas offline, PT Universal Collection (PT UC). Menurut Delly, akuisisi ini akan membuka akses pemasok PT Universal Collection ke peluang permintaan yang lebih luas. Jika ini berhasil dapat memperluas aksesibilitas mereka ke pasar mobil bekas.
“Kita ingin membangun kemitraan strategis untuk membantu pertumbuhan Carsome dan melayani konsumen lebih banyak. Ke depannya kita masih akan mencari potensi M&A, namun sekarang masih fokus mengembangkan Universal,” tambah Delly.
Seiring dengan pertumbuhan bisnis, investasi ke perusahaan juga terus mengalir. Seolah tidak mau kalah dengan kompetitor terdekatnya, Carsome umumkan pendanaan baru dalam putaran seri D2 senilai $170 juta atau setara 2,4 triliun Rupiah. Putaran ini membawa valuasi perusahaan mencapai $1,3 miliar, menguatkan posisinya sebagai unicorn di Malaysia.
Sama seperti perusahaan rintisan lainnya, status unicorn diberikan ketika mencapai valuasi tertentu. Namun Delly pribadi tidak terlalu memikirkan status. Menurutnya, dukungan investasi pasti sejalan dengan optimisme tim seiring perkembangan perusahaan. Ketika disinggung mengenai rencana IPO, Delly belum mau membeberkan informasi yang lebih detail.
Selain angka pertumbuhan dan partner baru yang mendukung strategi ekspansi Carsome, beberapa milestones juga berhasil dicapai di tahun 2021. Perusahaan juga tengah merintis lembaga pendidikan yang fokus pada otomotif, yaitu Carsome Academy. Ini akan menjadi lembaga pendidikan pertama yang terintegrasi dengan platform car marketplace. Selain itu, perusahaan juga telah mendirikan data center sendiri untuk mendorong operasional bisnis yang lebih efisien, efektif dan data-driven.
Layanan terintegrasi
Carsome memiliki integrasi layanan yang cukup erat dengan berberapa marketplace di luar ekosistem perusahaan, seperti Tokopedia, Blibli, dll. Hal ini didorong oleh pergeseran perilaku konsumen yang semakin beranjak ke platform online dalam berbelanja. Kendaraan seperti mobil, ungkap Delly, bukanlah produk consumer goods, dalam prosesnya, ada banyak tahap yang harus dilalui. Maka dari itu, Carsome ingin membina hubungan baik dengan partner di marketplace lain guna menumbuhkan inovasi dengan cross branding/cross selling.
“Harapannya, semakin banyak orang yang merasakan atau paling tidak mencoba pengalaman membeli mobil offline jadi online. Cukup dengan buka gadget. Hal seperti ini akan merubah cara konsumen berbelanja, ini yang kita dorong penetrasi ke pasar dengan kemitraan dengan marketplace,” ungkap Delly.
Dari segi pembayaran, untuk transaksi secara kredit masih membutuhkan pihak ke-3 penyedia layanan finansial. Maka dari itu, teknologi atau digitalisasi yang diterapkan salah satunya bergantung dengan perusahaan mitra. Jika leasing nya sudah sepenuhnya digital, hal ini akan memudahkan pihak Carsome dalam proses transaksinya.
Langkah-langkah membeli mobil cukup panjang, setengah dari proses tersebut sudah disiapkan oleh Carsome melalui platform digital. Untuk pembayaran tunai, prosesnya akan lebih ringkas, namun ketika masuk ke metode kredit, perusahaan cukup bergantung pada kesiapan pihak ke-3 dalam digitalisasi. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan Carsome dalam menjalin kemitraan untuk urusan pembayaran. Saat ini timnya mengakui sudah memiliki sistem informasi yang sangat baik. Proses yang dulu bisa memakan waktu berminggu-minggu, sekarang bisa dalam hitungan hari.
Pandemi sendiri memiliki peran besar dalam digitalisasi. Sebelumnya, butuh waktu nyaris 10 tahun untuk satu platform bisa dikenal oleh publik. Di masa pandemi, angka penetrasi dan pertumbuhan bisa naik 2 kali lipat hanya dalam waktu 1 tahun.
Membangun ketahanan internal
Satu hal penting yang dipelajari perusahaan dari pandemi COVID-19 adalah berubahnya dukungan kesehatan mental dari hal yang “baik untuk dilakukan” menjadi sebuah keharusan dalam suatu bisnis. Tidak mudah untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan saat kita masih bekerja dari rumah. Karena itu, timnya telah mendedikasikan “hari kesehatan mental” dengan kegiatan tertentu untuk individu mau pun tim.
Selain obrolan dan percakapan, perusahaan ingin memperluas dukungan ini menjadi sesuatu yang lebih nyata. Dengan alasan tersebut, timnya menjalin kerja sama dengan platform kesehatan mental, Doctor Anywhere dalam menyediakan Mental Health Self-Assessment Tool bagi para Carsomers untuk menilai diri dan mengenali tanda-tanda kecemasan.
Isu kesehatan mental sudah tidak asing bagi karyawan di seluruh tingkat organisasi. Salah satu pemicunya adalah pandemi yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Tidak hanya untuk pelaku industri otomotif, namun juga yang lain. Pekerja dituntut bisa menyeimbangkan persoalan pribadi dan pekerjaan. Carsome memahami masa2 ini menjadi tantangan untuk individu. Terutama mereka yang bukan hanya bertanggung jawab untuk pribadi namun juga keluarga. Sandwich generation. Ini yang kita sadari, jadi kita punya inisiatif self care month. Untuk membantu anggota keluarga Carsome agar mereka tau bahwa perusahaan peduli pada aspirasi mereka.
“Kami juga paham situasi seperti itu bisa mendorong pegawai bekerja lebih baik, memenuhi kebutuhan mental nya. Hal ini berlaku bagi semua tim Carsome yang tersebar di Jabodetabek dan beberapa wilayah lainnya,” tambah Delly.
Potensi platform jual beli mobil bekas di Indonesia
Dari tahun ke tahun, minat konsumen untuk membeli mobil bekas terus meningkat. Faktor pendukung utamanya sistem pembayaran yang fleksibel dan dealer mobil bekas yang terpercaya, di samping secara harga juga lebih murah. Industri Mobil Bekas di Indonesia disebut telah tumbuh pada CAGR 4,5% berdasarkan nilai transaksi bruto selama periode 2014-2019 dan pada CAGR 2,0% berdasarkan volume penjualan.
Pandemi yang terjadi di awal tahun 2020 sempat memicu perlambatan ekonomi secara keseluruhan, serta perlambatan industri otomotif akibat penurunan daya beli konsumen. Dalam riset berjudul “Indonesia Used Car Market Outlook to 2025″ yang dipublikasi oleh Ken Research, industri mobil bekas diharapkan pulih dari pandemi Covid-19 dan menyaksikan pertumbuhan pada tahun 2025. Meningkatnya permintaan dari kota-kota tingkat-2 untuk mobilitas pribadi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri.
Pada dasarnya, industri ini sangat terfragmentasi dan kompetitif dengan >8.000 dealer beroperasi di pasar. Banyak merek seperti Toyota, Hyundai, Suzuki, Mitsubishi, BMW, dan Mercedes yang juga memiliki program mobil bekas bersertifikat di dalam negeri. Namun dengan kehadiran ragam platform dan marketplace online dalam beberapa tahun terakhir, daya tarik yang tumbuh terhadap platform online diharapkan akan memaksa dealer untuk memperluas kehadiran mereka secara online. Beberapa pemain seperti OLX Indonesia dan Carro merupakan dua pemain yang terbilang besar di industri ini.
Belakangan, pemerintah sedang masif mendorong pengembangan mobil listrik atau electric vehicle (EV). Namun, Delly mengungkapkan hal ini tidak akan berdampak negatif pada jalannya bisnis penjualan mobil bekas itu sendiri. Menurutnya, ada manfaat tersendiri yaitu pasokan mobil yang lebih banyak. Bagi mereka yang ingin shifting ke mobil listrik atau mau upgrade, akan menjual mobil mereka, dengan demikian B2C punya opsi lebih banyak.
Di tahun 2021, perusahaan mengklaim berhasil mengubah cara pandang orang dalam membeli mobil bekas.
“Di tahun 2022, tujuan besarnya adalah untuk lebih dekat dengan para konsumen di seluruh Indonesia di mana kita bisa memberi layanan yang bisa dinikmati di seluruh penjuru. Ekspansi akan jadi salah satu kunci kita untuk bisa menjadi platorm yang lebih besar di 2022,” ujar Delly.
Saat pandemi, pertumbuhan marketplace jual-beli mobil bekas di Indonesia mengalami pertumbuhan. Tidak hanya menawarkan opsi secara online, makin banyak yang menawarkan pengalaman secara omnichannel.
DailySocial bersama Co-Founder Carro Aditya Lesmana membahas seperti apa tren dan pertumbuhan platform used car marketplace di masa mendatang.
Untuk video menarik lainnya seputar startup dan teknologi, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV.
Carro kembali mengumumkan kerja sama teranyar, kali ini menggandeng Blibli untuk memberikan kemudahan jual beli tukar tambah mobil secara online. Kerja sama serupa juga sudah dilakukan perusahaan bersama Tokopedia yang sudah dijalin sejak tahun lalu.
Sebelumnya, sang rival OLX Autos juga baru resmikan kesepakatan strategis dengan Tokopedia untuk peluang bisnis penjualan mobil baru di Indonesia.
Dalam keterangan resmi, Co-Founder Carro Aditya Lesmana menjelaskan, lewat Blibli kini konsumen dapat dengan mudah menjual dan membeli mobil dari rumah. Entah itu menukar kendaraan yang lebih besar, lebih mewah, atau menukar untuk mobil yang lebih kecil dan terjangkau. “Carro melihat bahwa konsumen menginginkan kemudahan ketika ingin menjual atau membeli kendaraan,” terangnya, Kamis (18/2).
EVP of Digital and Automotive Category Blibli Lay Ridwan Gautama menambahkan, melalui sinergi kedua perusahaan masyarakat memiliki wadah digital yang dapat membantu mewujudkan impian mereka untuk memiliki mobil dengan mudah dan mendapat harga terbaik dari mobil bekasnya.
“Kami melihat segmen jual-beli kendaraan roda empat mengalami pertumbuhan yang signifikan pada kategori otomotif di Blibli. Kolaborasi ini pun berpotensi untuk menggairahkan pasar di tengah perekonomian Indonesia yang cukup menantang,” kata Lay.
Dijelaskan lebih jauh oleh Aditya, lewat platform Blibli konsumen dapat bertransaksi tukar tambah/trade-in mobil dengan mudah dan selesai dalam satu hari. Konsumen cukup mengisi informasi tentang mobil yang ingin mereka tukar tambah melalui Blibli. Selanjutnya, tim Carro akan berkoordinasi dengan konsumen untuk melakukan inspeksi mobil sesuai dengan protokol kesehatan di lokasi yang diinginkan konsumen.
Inspeksi akan dilakukan secara menyeluruh pada 150 titik, setelah itu tim akan memberikan penilaian terhadap mobil tersebut dan memberikan harga terbaik dari ribuan mitra dealer Carro di seluruh Indonesia. Keseluruhan proses ini membutuhkan waktu 1 jam setelah persetujuan konsumen. “Di samping itu, konsumen juga tetap dapat melakukan proses trade-in, meskipun mobilnya belum lunas.”
Tokopedia dan Blibli merupakan sejumlah strategi Carro untuk mewujudkan ambisinya sebagai pelopor transformasi digital pada industri otomotif dengan menerapkan standar penjualan secara contactless. Disebutkan sebelumnya, pada tahun lalu Carro mencatat tren pembelian mobil secara contactless naik 100% per bulannya. Per September 2020, sebanyak tiga dari 10 mobil terjual lewat contactless.
Selain melalui platform e-commerce, perusahaan juga meluncurkan perangkat lock and unlock yang dapat diakses melalui smartphone untuk semua mobil yang di jual di Carro.
Tak hanya itu, perusahaan meresmikan Carro Automall di Harapan Indah, Bekasi. Konsep ini menggabungkan pengalaman berbelanja mobil secara online dan offline. Konsumen dapat mengakses harga, fitur, spesifikasi, dan histori mobil melalui kode QR yang tersedia di masing-masing mobil.
Pasar car marketplace di Indonesia memang terus bertumbuh, terlebih pemain seperti Carro atau OLX Autos menjembatani orang yang ingin menjual mobilnya secara cepat. Di segmen ini juga ada Carsome yang juga tengah menggenjot bisnisnya. Akhir tahun 2020 lalu, mereka baru mengumumkan pendanaan seri D senilai 424 miliar Rupiah, salah satunya misinya akan mulai merambah ke model bisnis B2C.
Situs jual beli mobil onlineOLX Autos mengumumkan perluasan ekosistem jual-beli mobil melalui kanal marketplace Tokopedia. Strategi ini dilakukan untuk menjawab perilaku belanja konsumen yang kini semakin beragam terlebih sepanjang pandemi.
Mengutip dari laporan McKinsey, sebanyak 92% responden menyatakan telah mencoba perilaku belanja yang baru, dengan 56% di antaranya mencoba berbelanja secara digital. Dari 56% responden ini, 88% dari mereka menjawab tetap ingin berbelanja secara digital bahkan ketika pandemi berakhir. Temuan tersebut menguatkan OLX Autos untuk perlebar kanal pemasaran.
Director Classified & New Business OLX Indonesia Agung Iskandar menyampaikan, setiap pelanggan memiliki kebutuhan serta preferensi yang berbeda, terutama semenjak mereka semakin mengedepankan keamanan dan kenyamanan memesan berbagai layanan hingga bertransaksi hanya dari rumah. Oleh karenanya, kemudahan untuk bertransaksi melalui platform digital telah menjadi kebiasaan.
“Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap dapat membantu pelanggan menemukan kemajuan ekosistem mobil bekas melalui alternatif opsi yang dapat pelanggan temukan di Tokopedia,” ucap Agung dalam keterangan resmi, Selasa (16/2).
AVP of Business Tokopedia David Kartono menambahkan, perusahaan mendukung tumbuh kembang industri otomotif dengan memberikan panggung seluas-luasnya bagi para pegiat usaha. “Harapannya sinergi ini juga dapat membantu masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan, termasuk akan produk kendaraan bekas, secara lebih pasti, mudah dan tanpa harus keluar rumah.”
Dalam kerja sama ini, pelanggan dapat menikmati ragam layanan OLX Autos, termasuk layanan Home Inspection. Dalam layanan tersebut, tim mekanik dari OLX Autos akan membantu pelanggan melakukan pengecekan mobil. Sebenarnya Home Inspection tersedia secara offline yang tersebar di berbagai lokasi.
Namun pengguna kini tidak perlu mendatangi toko offline, tim OLX Autos akan datang untuk menginspeksi mobil, menginformasikan hasil inspeksi secara terperinci sembari menerapkan protokol kesehatan. Pengguna dapat memesan layanan ini berdasarkan lokasi dan melakukan pembayaran dengan berbagai metode yang sudah tersedia di Tokopedia.
Selain itu, OLX Autos di Tokopedia juga menawarkan transaksi beli dan tukar tambah mobil dan melihat daftar mobil secara online. Setelah pelanggan merasa cocok dengan mobil yang ingin dibeli, agen dari akun OLX Autos akan mengarahkan pelanggan ke salah satu layanan OLX Autos Jual-Beli-Tukar Tambah dan OLX Authorized Dealer untuk dapat melihat langsung mobil impian.
Permintaan mobil bekas meningkat
Secara nasional, penjualan mobil di Indonesia turun 47,8% secara tahunan per Oktober 2020 imbas pandemi. Meski begitu, permintaan mobil bekas di platform online justru meningkat hingga 600%.
Potensi yang besar ini disadari oleh Tokopedia dengan menggaet Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mendorong pengusaha otomotif lokal berjualan secara online. Sebelum OLX, Carro sudah melakukan inisiasi tersebut bersama Tokopedia sejak Juli 2020 dan BMW Group Indonesia.
Co-Founder Carro Aditya Lesmana menyebutkan, tren pembelian mobil secara contactless naik 100% per bulannya. Per September 2020, sebanyak tiga dari 10 mobil terjual lewat contactless. Selain jual beli mobil bekas dan baru, Carro menyediakan layanan test drive yang dapat dipesan lewat Tokopedia.
Pesaing lainnya, Carsome juga tancap gas selama pandemi. Perusahaan ini mencatatkan peningkatan penjualan naik 300% sejak awal tahun (ytd) per kuartal III. Sebelumnya kondisi sempat anjlok pada awal pandemi, dan berangsur pulih sejak lima bulan berikutnya.
Sektor otomotif termasuk di jajaran mereka yang terimbas pandemi secara signifikan. Hal ini mendorong penyesuaian yang dilakukan para pemain teknologi di sektor ini.
Penyesuaian protokol kesehatan menjadi keharusan. Selain itu beberapa inovasi juga mulai dilakukan. Beberapa pemain di industri berbagi cerita dengan DailySocial tentang bagaimana bisnis mereka saat ini dan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan.
Jual, beli, dan sewa kendaraan
Seva, Movic, dan OLX Autos berbagi tentang bagaimana situasi layanan mereka dan pandangan bisnis mereka tentang pasar industri teknologi otomotif, khususnya untuk layanan jual, beli, dan sewa kendaraan.
OLX Autos, yang dikomandoi Johnny Widodo, sebelumnya bernama Belimobilgue. Mereka tetap optimis bisa bertahan dan melayani pelanggan mereka meski di situasi pandemi. Sejauh ini mereka mengklaim sudah beroperasi di 7 kota dengan 100 pusat inspeksi dan 2000 mitra dealer. Kondisi yang sempat melemah di bulan-bulan awal pandemi mereka prediksi akan segera bangkit.
“Kami memprediksi industri mobil bekas memerlukan waktu 2-3 bulan untuk kembali pulih seiring dengan proyeksi permintaan yang berangsur meningkat. Fakta bahwa pemerintah telah mulai membuka kegiatan perekonomian merupakan salah satu faktor yang kami yakini akan mendorong pemulihan industri dalam 2-3 bulan ke depan,” terang Johnny.
Sejalan dengan optimisme ini, mereka memperluas jaringan inspeksi mereka ke Solo pada 15 Agustus 2020 kemarin. Solo adalah kota ke-8 yang disinggahi OLX Autos, melengkapi kota-kota sebelumnya, yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Medan, dan Solo.
OLX Autos juga meluncurkan beberapa inovasi yang ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan pelanggannya namun tetap mematuhi protokol kesehatan. Salah satunya menghadirkan layanan Home Inspection. Layanan ini memungkinkan inspektor OLX Autos datang ke rumah dan menjalankan proses inspeksi. Para inspektor ini sebelumnya telah dipastikan dalam kondisi steril.
“Adanya pergeseran preferensi pelanggan yang akan lebih memilih mobil pribadi daripada menggunakan transportasi umum, [..] memungkinkan pelanggan untuk bisa menjaga kesehatan dan kebersihan diri dengan lebih cermat,” terang Johnny.
Kepala Divisi Astra Digital Kemas Henry Kurniawan membagikan kondisi dua layanan mereka yang ada di kategori ini, Seva dan Movic. Dari pengakuan Henry, keduanya sempat mengalami penurunan yang signifikan di awal. Meskipun demikian, perubahan pola kebutuhan masyarakat memunculkan permintaan dan peluang baru.
“Saya fokus performance Q2 2020, Untuk Seva secara overall angkanya turun hampir 50% dan peminat shifting ke mobil bekas. Movic dan Cariparkir drop hampir 70% mengingat pariwisata, bisnis, airport dan mall yang terbatas aktifitasnya. Namun kami menemukan potensi baru untuk engage dengan customer kami,” ujar Henry.
Peluang baru yang dimaksud adalah perubahan pola transportasi masyarakat. PSBB dan kekhawatiran tertular virus di transportasi umum membuat permintaan untuk sewa mingguan dan bulanan di Movic meningkat. Pola kerja kombinasi antara work from home dan work from office secara bergantian membuat tren ini meningkat. Tak mau kehilanggan momen, Movic menyambut dengan menghadirkan paket mingguan dan bulanan dengan model lepas kunci. Perubahan ini yang akhirnya membantu angka transaksi di Movic perlahan naik, membaik.
“Sebelum Covid-19, komposisi orang nyewa mobil itu 70-80% pakai driver. Nah sekarang gara-gara Covid-19 kebalik, [lebih populer] lepas kunci. [..] Jadi ternyata ada demand orang itu nyewa kendaraan mingguan, waktu dia masuk kerja. Alasannya untuk menghindari penggunaan angkutan umum,” lanjut Henry.
Sedangkan untuk Seva, Henry menjelaskan ada demand untuk pembelian mobil bekas. Pemicunya sama, keinginan untuk memiliki mobil sebagai alternatif transportasi umum di masa pandemi dan kebijakan PSBB. Untuk itu Seva mulai menjajaki pembelian mobil bekas dengan menyediakan pilihan-pilihan yang sesuai dengan budget pelanggan.
“Tugas kami menemani pelanggan selama masa pandemi ini. Untuk Seva saat ini, melihat demand yang ada, kita mulai fokus ke arah mobil bekas. Ada beberapa fitur yang sudah kita siapkan untuk memudahkan pelanggan mendapatkan mobil bekas. Untuk Movic, karena konsepnya rental marketplace, kita akan optimalkan fungsi rental. Kita akan fokus pada memudahkan pelanggan di seluruh kota. Coverage-nya kita tambah. Fokusnya rental, pakai driver maupun lepas kunci dan airport transfer,” imbuh Henry.
Perawatan kendaraan
Di industri otomotif, layanan digital tak sebatas jual, beli, dan sewa. A juga layanan khusus yang menyasar perawatan, parkir, pencucian kendaraan ke rumah, hingga pembelian suku cadang. Sektor ini diisi nama-nama seperti Montir, HepiCar, Carfix, Mobiklin dan lainnya.
Sama seperti layanan jual, beli, dan penyewaan kendaraan, segmen ini pun terkena imbas pandemi. Dengan beberapa penyesuaian bisnis, sejumalah layanan ada yang masih berjalan. Hepicar, misalnya, dengan segala penyesuaian operasional justru berekspansi ke wilayah baru. Ini dilakukan sambil tetap menjaga komitmen pelayanan.
“Terhadap mitra operator layanan diberlakukan protokol layanan yang ketat, seperti wajib menggunakan masker dan sarung tangan ketika bekerja, selalu menjaga jarak aman, selalu mencuci tangan sebelum dan setelah selesai mengerjakan layanan, dan aktif berkomunikasi dengan konsumen terkait pembatasan masuk wilayah-wilayah tertentu,” ujar CEO HepiCar Nurhadiyanto.
Layanan cuci mobil Mobiklin juga melakukan beberapa penyesuaian. Meski mereka mengklaim bisnisnya tidak terpengaruh pandemi secara signifikan, inovasi dalam hal layanan pembersihan dan perawatan mobil tetap dilakukan.
CEO Mobiklin Adnan Gadi kepada DailySocial menjelaskan,”Sejauh ini tidak ada impact yang signifikan dari adanya pandemi Covid-19 terhadap perkembangan Mobiklin. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan semakin meningkat. Di sisi lain, masyarakat tidak ingin melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga layanan di rumah (home service) menjadi solusi tanpa meninggalkan protokol kesehatan yang dianjurkan.”
Terletak di kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Belimobilgue memanfaatkan saung dan ruang terbuka, dari layout yang sebelumnya adalah restoran, menjadi kantor dengan konsep tropical garden office.
Dipandu Head of Human Resource Suryani Valentine Simanjorang, berikut adalah liputan DStour selengkapnya.