Vivo memang mesti belajar dari pengalaman dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebelumnya sesuai riset yang telah mereka lakukan, Vivo merilis V9 versi ‘downgrade‘ untuk market Indonesia – dengan chipset dan kamera lebih rendah.
Meski telat, Vivo memang sempat mencoba memperbaiki keadaan dengan merilis V9 varian 6GB yang diotaki chipset Snapdragon 660. Kini Vivo telah merilis V11 Pro di Indonesia, kali ini berbeda karena mereka membawa smartphone kelas menengah yang menurut saya sangat bagus dan inovatif.
Penerus V9 ini dibekali fitur Screen Touch ID atau fingerprint sensor di bawah permukaan layar, SoC Snapdragon 660 AIE dengan RAM 6GB, dan kemampuan kamera lebih baik. Serta, yang paling penting ialah harganya berimbang yakni hanya Rp4.999.000.
Sebagai daya tarik utama, Screen Touch ID ini memang cukup membuat banyak orang penasaran. Bagaimana cara kerjanya? Selengkapnya berikut review Vivo V11 Pro.
Unboxing Vivo V11 Pro
Unit Vivo V11 Pro yang berkunjung ke meja redaksi DailySocial lifestyle berwarna nebula purple. Apa saja yang disertakan Vivo dalam kotak kemasan V11 Pro? Mari kita bongkar isinya.
- Unit Vivo V11 Pro nebula purple
- Adapter fast charging (5V/2A)
- Kabel data microUSB
- Headset
- Silicon case
- SIM ejector
- Buku panduan dan garansi
Desain dengan Warna Bergradasi
Sepintas desain V11 Pro memang terlihat masih identik dengan V9, dengan sudut-sudut yang agak membulat dan agak melengkung di kedua sisi punggungnya. Namun, V11 Pro hadir dengan desain notch yang minimalis seperti Essential Phone dan diselimuti warna bergradasi yang terinspirasi dari alam semesta dan keindahan malam.
Saat ini, Vivo menyediakan dua warna yakni starry black dengan gradasi warna hitam ke biru gelap bertabur kilauan yang mengadaptasi pemandangan malam berbintang. Serta, nebula purple dengan gradasi biru ke ungu.
Tidak hanya menyenangkan saat dipandang, build quality V11 Pro juga sangat baik – body-nya terasa premium dalam genggaman tangan. Punggungnya berlapis material kaca dan bingkai plastik, dengan ketebalan 7,9mm dan bobot 156 gram.
Bagian muka terdapat layar 6,41 inci dengan bezel samping yang sangat tipis yakni 1,76mm, serta sekitar 3mm untuk bagian dagu dan dahi. Notch hanya menampung kamera depan 25-megapiksel, earpiece ada di atasnya dalam bentuk memanjang, lalu disampingnya ada sensor infrared. Sensor proximity dan ambient light ditempatkan di bawah layar.
Berpindah ke belakang, kita akan menjumpai kamera ganda 12-megapixel + 5-megapixel dalam setup vertikal dan LED flash. Tak ketinggalan, ada logo Vivo di tengah dan keterangan ‘designed by Vivo‘ kecil di bawah.
Tombol power dan volume bertempat di sebelah kanan, mudah dijangkau ibu jari. Lalu, SIM tray di sebelah kiri – ada dua slot nano SIM dan satu slot untuk microSD. Lanjut ke sisi atas, ada microphone sekunder. Sementara, di sisi bawah terdapat jack audio 3,5mm, microphone utama, port USB Type-C, dan speaker.
Ultra All Screen + Super AMOLED
Vivo V11 Pro mengangkat desain Ultra All Screen dengan layar berukuran 6,41 inci, resolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dalam aspek rasio 19.5:9. Layarnya berjenis Super AMOLED yang menyuguhkan tampilan colorful dan warna hitam yang pekat.
Layarnya juga sudah mendukung standar warna DCI-P3 yang menyuguhkan rentang warna yang lebih lebar. Namun Vivo tidak menyediakan mode layar, di pengaturan kita hanya bisa menyesuaikan tampilan lebih dingin atau lebih hangat.
Layar 6,41 inci dengan resolusi Full HD+ memberikan tingkat kerapatan 402 ppi, jelas bukan yang terbaik. Tetapi sudah cukup memanjakan mata kita dan ketajamannya membuat tampilan yang disajikan terlihat hidup.
Screen Touch ID dan Face Access
Panel Super AMOLED merupakan komponen wajib untuk mendukung teknologi Screen Touch ID yang dikembangkan Vivo bersama Synaptics. Teknologi ini merupakan pengembangan in-display fingerprint generasi ke-4.
Harus diakui, sensor pemindai sidik jari di bawah layar ini terbilang fitur yang sangat inovatif. Sudah sejak tahun 2017 lalu, teknologi diharapkan datang ke smartphone flagship – tapi sampai saat ini hanya Vivo mengadopsinya. Hebatnya lagi, Vivo membawanya ke smartphone kelas menengah untuk Indonesia.
Adapun untuk cara kerjanya, Super AMOLED akan menyinari layar untuk memindai dan mendapatkan sidik jari pengguna. Ruas garis pada sidik jari akan memproyeksikan bayangan ke sensor fingerprint, bayangan tersebut yang menjadi identifikasi.
Untuk performa ketika membuka kunci layar smartphone tidak bisa bisa dibilang ngebut, karena kita harus sedikit menekan jari ke layar agak lama. Tingkat akurasinya sudah cukup akurat, meskipun terkadang saya harus memperbaiki posisi jari lebih dari sekali.
Secara default, fitur off screen unlock aktif – di mana kita bisa membuka kunci layar meski smartphone dalam kondisi standby. Bila, logo fingerprint tidak muncul – cukup gerakkan sedikit smartphone.
Fitur Screen Touch ID memang sangat keren, tetapi saya juga terkejut dengan fitur Face Access-nya. Kinerjanya cepat sekali dalam membuka kunci layar, baru menatap sebentar langsung terbuka – tidak ada kesempatan untuk tersenyum ke smartphone.
Dukungan sensor infrared juga memungkinkannya bekerja di kondisi cahaya temaram. Pengalaman yang menyenangkan, meski kita tetap harus menekan tombol power terlebih dahulu. Tetapi, Anda mungkin tidak boleh mengabaikan peringatan bahwa metode ini kurang aman dibandingkan fingerprint, password, PIN, dan pola.
Funtouch OS 4.5
Vivo V11 Pro menjalankan sistem operasi Android 8.1 Oreo dengan skin Funtouch OS 4.5 yang menawarkan pengalaman pengguna yang menyenangkan.
Tampilan antarmukanya sendiri tak banyak berubah, masih khas Funtouch OS dengan launcher satu lapis. Namun ada banyak fitur menarik di dalamnya, lengkap dengan pengaturan yang bisa disesuaikan.
Seperti sistem navigasi berbasis tombol atau gerakan, manajemen notifikasi tiap-tiap aplikasi, always on display – pasangan yang sempurna untuk memaksimalkan panel Super AMOLED, lockscreen poster yang otomatis mengganti wallpaper di lockscreen, tema interaktif ‘my house‘, dan yang terbaru adalah ‘Jovi’.
Jovi di Vivo V11 Pro terdiri dari tiga fitur yakni smart camera seperti smart face beauty, AI scene identification, dan AI portrait framing. Kemudian, Smart Scene dan Game Mode yang memastikan aktivitas bermain game tidak terganggu.
Fitur lainnya seperti itu motorbike mode, tapi apapun alasannya saya tidak menyarankan menggunakan smartphone saat berkendara – apalagi menggunakan sepeda motor. Ada juga smart motion, smart split, app clone, dan smart click.
AI Dual Rear Camera
Kemampuan kamera V11 Pro meningkat cukup signifikan dibanding pendahulunya, dari segi teknis maupun peningkatan dan penambahan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatannya.
Kamera utamanya hadir dengan sensor 1/2.8 inci, resolusi 12-megapixel, aperture besar f/1.8, dan dilengkapi teknologi autofocus dual pixel PDAF. Sedangkan, kamera sekundernya 5-megapixel sebagai depth sensor dengan aperture f/2.4. Sementara, kamera depannya 25-megapixel dengan aperture f/2.0.
Vivo menyebutnya ‘AI dual rear camera‘ dan sudah dilengkapi Google Lens. Fitur baru yang diunggulkan V11 Pro ialah Anti-Backlight AI HDR. Misalnya kita memotret seseorang dengan pada situasi backlight, sistem kamera tidak hanya akan membuat muka objek kita terlihat jelas tapi sekaligus memperbaiki warna latar belakangnya.
Yang baru lagi ialah AI Portrait Framing, di mana sistem kamera akan merekomendasikan komposisi foto. Akan muncul ikon bulat, lalu kita gerakkan smartphone agar ke ikon tersebut – setelah itu kamera akan menjepret otomatis dalam waktu 2 detik.
Fitur Face Beauty juga semakin mengerikan saja, kalau dulu cuma memperhalus kulit dan memutihkan wajah – sekarang bisa mengubah bentukan wajah menjadi lebih tirus, mengecilkan pipi yang tembem, membuat dagu lebih lancip, mata lebih belo, mengatur jarak kedua mata, membuat hidung tampak lebih mancung atau tirus, dan mengecilkan atau memperbesar bibir – semua efek itu bisa didapatkan secara real-time.
Fitur lainnya seperti AI Bokeh, AI Scene Recognition, AI Selfie Lighting, AI low light mode, AR Sticker, Live Photo, Panorama, video slow motion, dan time-lapse. Tak ketinggalan, ada professional mode untuk Anda yang menyukai kontrol penuh.
Di professional mode, kita bisa mengatur exposure, ISO dari 50 hingga 3.200, shutter speed dari 1/12.000 hingga 32 detik, white balance, manual focus, serta mode ultra HD. Sayangnya, Vivo masih belum memperbolehkan kita menyimpan gambar dalam format RAW.
Kualitas hasil foto V11 Pro juga selaras dengan peningkatan yang diberikan, kamera mampu menangkap detail dengan baik, warna akurat, kontras tinggi, dan noise yang rendah. Kamera depan juga sama asyiknya, berikut sejumlah foto hasil jepretan V11 Pro.
Bukan cuma sekedar buat foto-foto, saya yakin pengguna smartphone juga ingin membuat konten video – baik itu untuk YouTube maupun IGTV. Sayangnya, di sektor ini Vivo mengabaikannya – tak ada yang spesial.
V11 Pro mampu merekam video dalam format 4K dan 1080p pada 30 fps saja, tidak ada opsi untuk merekam 1080p pada 60 fps. Vivo juga luput tidak memberikan sistem peredam getar macam EIS atau OIS, sehingga hasil video rentan shaky.
Hardware – Snapdragon 660 AIE
Vivo V11 Pro digerakkan oleh chipset Qualcomm Snapdragon 660 AIE, yang terdiri dari CPU octa-core Kryo 260 dalam konfigurasi 4×2.0GHz + 4×1.8GHz dan GPU Adreno 512. Kemudian didorong RAM 6GB, storage 64GB, dan baterai berkapasitas 3.400 mAh yang sudah didukung teknologi dual-engine fast charging.
Di aplikasi benchmark Antutu, V11 Pro mencetak skor 129.646 poin, sementara di PCMark Work 2.0 meraih 6.101 poin, lalu di 3DMark Sling Shot mendapatkan 1.864 poin, serta di GeekBench 4 single-core 1.434 poin dan multi-core 5.478 poin.
Kinerja Vivo V11 Pro untuk penggunaan standar harian ataupun kebutuhan berat untuk multitasking dan aktivitas gaming terbilang lancar. Untuk bermain PUBG Mobile, berada di level grafis HD dan high frame rate.
Verdict
Screen Touch ID merupakan fitur premium dan inovatif, tetapi Vivo membawa ke smartphone kelas menengah V11 Pro – good jobs Vivo, i really appreciate it. Meskipun, kecepatan dan tingkat akurasi masih menjadi pekerjaan rumah mereka.
Layar Super AMOLED, Face Access yang cepat, chipset Snapdragon 660 AIE dengan RAM 6GB, dan kemampuan kamera yang lebih baik – juga merupakan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya. Bila Anda mencari smartphone kelas menengah terbaik, Vivo V11 Pro berada di urutan paling atas yang paling saya rekomendasikan.
Di rentang harganya, satu-satunya smartphone yang cukup mampu menggoyahkan Vivo V11 Pro adalah Xiaomi Pocophone F1 dengan keunggulan chipset Snapdragon 845. Tetapi, bila Anda mampu mengabaikan fitur Screen Touch ID di V11 Pro dan juga menerima desain dengan material plastik Pocophone F1 yang apa adanya.
Sparks
- Screen Touch ID yang inovatif
- Kinerja Face Access sangat cepat dan dibekali sensor infrared
- Layar Super AMOLED yang menyuguhkan warna solid
Slacks
- Masih terjebak dengan port microUSB
- Belum bisa menyimpan foto dalam format RAW
- Tidak ada sistem peredam getar macam EIS maupun OIS