Tag Archives: Valve Corporation

Alasan Mengapa Half-Life: Alyx Hanya Disajikan Lewat VR

Menjelang peluncuran Half-Life: Alyx yang jatuh di minggu keempat bulan ini, Valve memublikasikan tiga buah video gameplay baru sembari mendemonstrasikan sejumlah opsi sistem navigasi. Semuanya terlihat kian menjanjikan, tapi keharusan untuk menikmatinya menggunakan perangkat VR sejujurnya memberatkan banyak orang. Padahal bagi studio sebesar Valve, seharusnya tak sulit buat menerjemahkan gameplay berbasis VR ke shooter tradisional.

Lalu mengapa Valve bersikeras untuk menghidangkan Half-Life: Alyx secara eksklusif lewat VR? Apakah langkah ini merupakan upaya mempromosikan Valve Index? Bisa jadi. Penjelasan lebih lengkapnya diungkap oleh Robin Walker dari Valve pada GameInformer dalam wawancara belum lama ini. Singkatnya: Alyx dari awal memang dibangun buat diakses via virtual reality.

IMG_06032020_103351_(1000_x_650_pixel)

Sejak dulu, Valve memang tidak malu-malu menunjukkan ketertarikannya pada VR. Developer sempat membantu HTC dalam menyajikan Vive lewat pengembangan SteamVR, dan pada akhirnya, Valve meluncurkan headset virtual reality mereka sendiri: Index. Anda mungkin juga tahu, begitu HTC Vive mulai dipasarkan, Valve telah menggarap The Lab sebagai upaya memahami VR lebih jauh. Respons pemain terhadap The Lab terbukti positif dan banyak dari mereka yang menginginkan ‘pengalaman gaming AAA’.

IMG_06032020_103402_(1000_x_650_pixel)

Versi purwarupa Half-Life: Alyx pada dasarnya adalah hasil porting Half-Life 2 ke VR. Menurut Valve, ini merupakan cara terbaik untuk mengeksplorasi aspek teknis permainan. Namun developer juga terkejut melihat naturalnya mekanisme Half-Life 2 ketika dinikmati melalui virtual reality, bahkan sebelum mereka mengutak-utik sisi teknis dan melakukan integrasi lebih jauh. VR menyadarkan Valve ada begitu banyak ide yang bisa digarap. Dari sana, dimulailah pengerjaan Half-Life: Alyx.

IMG_06032020_103338_(1000_x_650_pixel)

Meski secara dasar desain Half-Alyx: Alyx berkiblat pada first-person shooter, VR membuat pengalaman bermain jadi lebih unik. Di FPS tradisional, bidikan senjata terkunci pada kamera; sedangkan di virtual reality, kita bisa mengarahkan pistol secara leluasa – seperti di dunia nyata. Selain itu, sensasi membidik senjata secara fisik juga sangat berbeda dari menggunakan keyboard dan mouse.

IMG_06032020_103315_(1000_x_650_pixel)

Berpedoman pada hal ini, Valve kemudian mulai menggodok mekanisme permainan secara lebih luas, termasuk desain level, tempo, skenario pertempuran, hingga menentukan frekuensi pemberian amunisi. Para pemain Half-Life veteran mungkin akan segera merasa familier dengan apa yang Alyx sajikan, namun virtual reality menghidangkan pengalaman berbeda karena ada banyak elemen gameplay baru di sana.

IMG_06032020_103806_(1000_x_650_pixel)

Walaupun digarap sebagai prekuel dari Half-Life 2, narasi Alyx dirancang untuk memperluas jagat Half-Life. Walker bahkan menyarankan kita bermain hingga Episode 2 sebelum memulai petualangan di game anyar ini buat menyegarkan kembali ingatan – terutama terhadap detail-detail kecil.

Kabar baiknya, Robin Walker dan kawan-kawan juga berharap agar Alyx bukanlah proyek Half-Life terakhir yang mereka kerjakan. Beberapa anggota tim sempat berpartisipasi dalam mengembangkan game pertamanya, dan mereka ingin agar seri ini terus berlanjut. Itu berarti, masih ada peluang bagi kita untuk berjumpa dengan Half-Life 3.

Half-Life: Alyx sendiri siap meluncur di tanggal 23 Maret.

Tiga Gameplay Video Baru Ungkap Fitur-Fitur Unik Half-Life: Alyx

Setelah hampir 13 tahun berlalu, gamer akhirnya bisa kembali bertualang di jagat Half-Life lewat peluncuran permainan terbaru di seri ini. Meski begitu, Half-Life: Alyx memang bukan sekuel yang banyak orang nantikan. Kisah permainan berlangsung sebelum Half-Life 2, dan (sayangnya) ia hanya dapat diakses menggunakan headset virtual reality. Langkah ini kemungkinan besar merupakan upaya Valve mempromosikan VR gaming.

Mendekati hari peluncuran Half-Life: Alyx, tim developer memublikasikan tiga video gameplay baru yang memperlihatkan potongan-potongan kecil permainan. Meski terbilang singkat, ada banyak informasi penting serta detail menarik tersingkap di sana. Kabarnya, Valve tadinya berniat untuk memamerkan video-video ini di ajang The Game Awards 2019, tapi di menit-menit terakhir, mereka memutuskan buat menundanya.

Seperti trailer perdana Half-Life: Alyx, ketiga video kembali mendemonstrasikan level interaksi yang tinggi antara pemain dan dunia game. Permainan mempersilakan kita untuk memanipulasi hampir segala objek. Berbeda dari mayoritas permainan shooter, item-item penting tidak berserakan atau tersimpan rapi. Seringkali mereka tersembunyi dalam wadah atau rak, dan kita perlu menggeledahnya secara cermat demi memastikan tak ada yang terlewat.

Half-Life: Alyx tersaji tanpa UI. Indikator health dan amunisi ditampilkan di sarung tangan kiri dan Anda bisa menyimpan sejumlah item di sarung tangan kanan. Sistem health disuguhkan secara tradisional: Anda hanya dapat mengobati diri di health station. Permainan mempersilakan kita meng-upgrade senjata dengan mengumpulkan ‘resin’, kemudian objek/item bisa diambil langsung atau ‘ditarik’ menggunakan sarung tangan gravitasi.

Menariknya lagi, sejumlah objek yang tampak remeh ternyata sangat berguna. Contohnya: helm proyek bisa menyelamatkan nyawa jika Anda secara tak sengaja terperangkap Barnacle (makhluk berlidah panjang yang menempel di langit-langit bangunan). Video juga menampilkan musuh-musuh familier yang akan Anda hadapi: Headcrab, zombie sampai prajurit Combine. Selain aksi baku tembak, Half-Life: Alyx menantang pemain dengan beragam puzzle.

Salah satu elemen paling krusial yang diperlihatkan Valve di tiga video gameplay ini adalah pilihan metode navigasi atau pergerakan. Half-Life: Alyx menyajikan tiga opsi sistem locomotion: berbasis teleportasi, gerakan natural, atau shift/bergeser secara cepat. Kita dibebaskan untuk menggonta-gantinya di tengah permainan melalui menu options.

Metode teleportasi cocok bagi mereka yang masih awam dengan VR gaming. Opsi ini mempersilakan pemain untuk menunjuk ke mana mereka ingin pergi, lalu game segera mematuhinya. Sesaat, permainan akan menampilkan layar hitam, gunanya ialah buat mengurangi disorientasi. Metode shift tersaji mirip teleportasit, tanpa black screen. Kita bisa melihat pergeseran lokasi secara langsung. Saya pribadi lebih memilih continous movement karena navigasi terasa lebih natural.

Half-Life: Alyx rencananya akan meluncur di PC lewat Steam pada tanggal 23 Maret 2020. Selain Valve Index, game juga dapat dinikmati via Oculus Rift, HTC Vive, Oculus Quest dan headset Windows Mixed Reality.

Fitur Search Steam Diperbarui, Kini Mencari Game Jadi Lebih Mudah

Melimpahnya koleksi konten, dukungan beragam fitur serta integrasi membuat Steam jadi platform distribusi digital pertama yang muncul di benak pengguna PC ketika mereka ingin membeli game. Bahkan bagi kalangan non-gamer dan user awam, Steam sama sekali tak sulit digunakan. Untuk mendapatkan aplikasi yang diinginkan, kita hanya tinggal mendaftar, menginstal software client dan log-in, kemudian melakukan pencarian via kotak search di bagian store.

Valve paham bahwa search merupakan salah satu fungsi terpenting di Steam. Sebagai bagian dari eksperimen Steam Labs, developer minggu ini meluncurkan sederet pembaruan esensial pada fitur search di Steam, memastikannnya lebih canggih dan mudah dipakai. Lewat update tersebut, Valve juga bermaksud untuk mengumpulkan masukan pengguna. Mereka tahu, cara user berinteraksi dengan Steam berbeda-beda, jadi sangat penting bagi developer buat menakar manfaatnya.

Mulai sekarang, kita bisa menggunakan lebih banyak filter untuk mengerucutkan proses pencarian. User dipersilakan menentukan harga maksimal dari game serta melihat penawaran-penawaran khusus. Itu berarti, menemukan permainan yang sesuai isi dompat jadi lebih gampang. Dan dengan mencentang opsi special offer (penawaran khusus), Steam segera menyuguhkan judul-judul yang sedang mendapatkan potongan harga.

Selanjutnya, Valve turut menyertakan beragam pilihan tag yang dibagi berdasarkan kategori: preferensi, genre, tipe produk, mode permainan, bahasa dan lain-lain. Selain itu, user bisa menyembunyikan judul-judul yang sudah dimiliki, permainan-permainan di wishlist atau game virtual reality (karena mungkin Anda belum mempunyai headset VR). Begitu slide digeser atau ketika tag diaktifkan, Steam secara responsif meng-update list permainan.

Di bagian atas kolom daftar game, Anda bisa menemukan opsi ‘sort by‘. Secara default, Steam memilihkan ‘relevance‘ yang berkaitan erat dengan tag. Sistem memanfaatkan algoritma pintar dalam menampilkan permainan. Tentu saja, kita tetap dapat mengurutkan game berdasarkan harga tertinggi/terendah, ulasan, atau waktu rilis.

Di aspek interface, developer mengganti penyajian hasil search berbasis halaman menjadi infinite scrolling sehingga Anda tak perlu lagi mengklik page secara manual. Penyajian seperti ini membuat navigasi jadi jauh lebih praktis. Tapi jika Anda lebih menyukai tampilan tradisional, silakan ubah via setting Store Preferences.

Di blognya, Valve menjelaskan bahwa pembaruan fitur search Steam bermula dari upaya mereka mengeksplorasi algoritma ranking. Namun karena begitu tingginya permintaan konsumen terhadap pengalaman penggunaan yang lebih baik, developer akhirnya menerapkan teknologi ini di fungsi search.

Via The Verge.

Ayo Dapatkan Harga Game Terbaik di Steam Lunar New Year Sale 2020

Satu dari banyak hal yang membuat Steam lebih unggul dibanding platform gaming lain adalah, untuk mendapatkan produk di harga terjangkau, kita tak perlu menunggu dilangsungkannya ajang sale musiman. Potongan harga bisa ditemukan tiap saat dan kadang dilakukan secara tiba-tiba, misalnya melalui program Midweek Madness atau di momen khusus seperti perayaan Tahun Baru Imlek.

Menyusul sejumlah laporan dari sumber terpercaya, Steam Lunar New Year Sale 2020 resmi dimulai di tanggal 23 Januari (atau tanggal 24 Januari pukul 1:00 pag WIB). Seperti biasa, pemangkasan harga diterapkan di hampir seluruh judul permainan. Program Steam sale spesial Imlek ini merupakan peluang berharga jika Anda sedang mengincar game blockbuster yang dibanderol terlalu mahal (misalnya Star Wars Jedi: Fallen Order) atau tak sengaja melewatkan Winter Sale 2019.

Steam Lunar New Year Sale 2020 1

Untuk memeriahkan program diskon, Valve juga kembali menerapkan sistem token melalui ‘Lunar Night Market’. Token diperoleh dengan melakukan transaksi (atau dari angpau yang Valve berikan selama empat hari). Anda akan memperoleh 107 token tiap pembelian konten seharga Rp 15 ribu, berlaku kelipatan. Token bisa ditukarkan dengan pernak-pernik bertema Imlek, misalnya stiker, efek chat room, tema profil, background beranimasi, hingga emoticon. Alternatifnya, token dapat digunakan buat membeli kupon diskon.

Steam Lunar New Year Sale dijadwalkan untuk berlangsung selama empat hari (hingga tanggal 28 Januari 2020 di Indonesia), sangat singkat dibanding sale musiman yang bisa sampai dua minggu. Jadi seandainya ada permainan yang Anda inginkan, segera cek lewat fitur search. Di laman utama Lunar New Year Sale, Steam menampilkan Featured Deals dan akan memperbaruinya tiap hari.

Steam Lunar New Year Sale 2020 3

Tak jauh dari sana, Anda dapat menemukan judul-judul rekomendasi Steam berdasarkan permainan yang di-follow atau sudah dimiliki sebelumnya. Selanjutnya, ada lebih banyak judul feature di bagian bawah, dan dilanjutkan oleh kolom Top Sellers yang diisi oleh game-game populer. Laman ditutup oleh bagian ‘Celebrating Year of the Rat’. Di sana, Valve meng-highlight segala macam permainan bertema tikus.

Steam Lunar New Year Sale 2020 2

Ini dia beberapa game esensial yang dijajakan di harga atraktif:

  • Ace Combat 7: Skies UnknownRp 275 ribu (dari Rp 550 ribu)
  • Age of Empires II: Definitive EditionRp 199 ribu (dari Rp 265 ribu)
  • Assassin’s Creed OdysseyRp 275 ribu (dari 690 ribu)
  • Dragon Ball FighterZRp 148 ribu (dari Rp 590 ribu)
  • Hitman 2Rp 264 ribu (dari Rp 800 ribu)
  • Red Dead Redemption IIRp 512 ribu (dari Rp 640 ribu)
  • Resident Evil 2Rp 165 ribu (dari Rp 500 ribu)
  • Sekiro: Shadows Die TwiceRp 474 ribu (dari Rp 730 ribu)
  • Shadow of the Tomb Raider: Definitive EditionRp 260 ribu (dari Rp 1,2 juta)
  • Sid Meier’s Civilization VIRp 150 ribu (dari Rp 600 ribu)
  • Star Wars Jedi: Fallen OrderRp 680 ribu (dari Rp 850 ribu)
  • Total War: Three KingdomsRp 406 ribu (dari Rp 541 ribu)
  • Watch Dogs 2Rp 172 ribu (dari Rp 690 ribu)

RDR2 dan Darksiders Genesis Jadi Game Terlaris di Steam Bulan Desember 2019

Selain menyederhanakan proses distribusi konten dan jadi jembatan yang menghubungkan gamer dengan developer, Steam juga merupakan tempat munculnya fenomena menarik di gaming – misalnya permainan indie yang kepopulerannya meledak tiba-tiba. Melacak judul-judul unik di Steam kini jadi lebih mudah karena Valve secara konsisten menyingkap game-game berprofit terbesar dalam sebulan atau setahun.

Hari ini, Valve mengumumkan daftar permainan Steam terlaris di bulan Desember 2019. Periode ini terbilang spesial karena di masa itu developer juga melangsungkan program Summer Sale terbesar dan terakhir di 2019. Dari sana, terungkaplah 20 judul dengan kombinasi yang tidak biasa: game-game blockbuster terkenal, perwakilan dari ranah indie dan early access, hingga permainan virtual reality bertema dewasa.

Ini dia 20 game Steam terlaris di bulan lalu. Seperti biasa, Valve tidak mengungkap besarnya pemasukan atau angka penjualan. Dan berbeda dari Best of 2019, tidak ada indikator tier penjualan (Platinum, Gold, Silver atau Bronze) di sini. Permainan di bawah saya urutkan berdasarkan abjad.

  • Ashen
  • Boneworks
  • Darksiders Genesis
  • Day of Dragons
  • DJMax Respect V
  • Dragon Quest Builders 2
  • Endless World Idle RPG
  • GTFO
  • Hades
  • Halo: The Master Chief Collection
  • Hurtworld
  • Last Year
  • Nancy Drew: Midnight in Salem
  • Nostos
  • Red Dead Redemption 2
  • Sayonara Wild Hearts
  • Transport Fever 2
  • Vampire: The Masquerade – Coteries of New York
  • VR Paradise
  • Winter Resort Simulator

Dan di bawah ini adalah lima permainan free-to-play dengan pendapatan terbesar di Desember 2019:

  • Endless World Idle RPG
  • Inferna
  • Ironsight
  • Paunch
  • Ylands

Selain menjabarkan judul terlaris di Steam, Valve menjelaskan bagaimana mereka juga suka menggali metadata tim developer pencipta permainan. Satu contohnya: game-game di atas merupakan hasil karya studio yang berasal dari 13 negara berbeda. Hal ini memperlihatkan beragamnya kreator konten Steam. Itu berarti masing-masing developer mempunyai pandangan dan pengalaman berbeda yang memengaruhi tema, unsur budaya dan mekanisme dari permainan.

Menariknya lagi, banyak dari developer ini yang ternyata baru melakukan debutnya di Steam (meski mereka bukanlah pemula di bidang pengembangan game). Bulan Desember kemarin juga menjadi momen dirilisnya sejumlah permainan di Steam setelah sebelumnya mereka tersedia secara eksklusif di Epic Games Store, contohnya Ashen, Hades dan Sayonara Wild Hearts. Versi Steam Red Dead Redemption 2 juga dilepas sebulan lebih lambat dari peluncurannya di Rockstar Games Launcher.

Sesudah Winter Sale 2019, kabarnya Valve akan kembali melangsungkan program diskon, kali ini digelar untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek 2020. Berdasarkan informasi dari SteamDB, Steam 2020 Lunar New Year Sale akan dimulai hari Jumat besok.

Jelang Perilisan Half-Life: Alyx, Seri Game Half-Life Digratiskan Sementara

Pengumuman Half-Life: Alyx dilakukan ketika gamer terlena dan tidak menyangka Valve akan memberi kesempatan lagi untuk kembali ke jagat Half-Life 12 tahun sesudah Half-Life 2: Episode Two dirilis. Namun Alyx bukanlah game biasa. Kontennya disajikan secara eksklusif lewat perangkat virtual reality namun tetap menjanjikan pengalaman gaming blockbuster dengan dunia permainan yang ekspansif dan siap dieksplorasi.

Setelah digarap secara rahasia selama bertahun-tahun, Half-Life: Alyx akhirnya siap buat meluncur di kuartal pertama tahun 2020. Dan bermaksud untuk menyegarkan kembali memori Anda terhadap petualangan (dan perjuangan membebaskan Bumi dari alien) yang dilakukan oleh tokoh protagonis Gordon Freeman, Valve secara sementara menggratiskan permainan-permainan Half-Life sebelumnya hingga saat Half-Life: Alyx dilepas nanti.

Game yang dapat Anda nikmati secara cuma-cuma terdiri dari Half-Life (versi engine Source tahun 2004), Half-Life 2 (2004), Episode One (2006), dan Episode Two (2007); plus sejumlah expansion pack: Opposing Force dan Blue Shift. Semuanya dapat diakses tanpa perlu membayar selama kurang lebih dua bulan. Itu artinya selain cocok buat menyegarkan ingatan gamer veteran, program ini bisa jadi kesempatan bagi para pendatang baru untuk mendalami dan memahami dunia Half-Life.

Sayangnya, Valve tidak menyertakan Black Mesa di program ini. Alasannya mungkin karena bukan mereka yang mengembangkannya. Black Mesa adalah remake Half-Life pertama yang dikerjakan oleh pihak ketiga. Developer-nya, Crowbar Collective, merekonstruksi hampir seluruh aset permainan serta menambahkan skenario baru, memastikan konten, visual dan penyajiannya sekelas dengan game-game shooter modern.

Lewat Steam, Valve menyampaikan, “Half-Life: Alyx mengusung latar belakang sebelum Half-Life 2 dan episode-episode setelahnya. Developer berkeyakinan bahwa permainan baru dapat dinikmati secara maksimal jika kita sudah memainkan game-game sebelumnya, terutama Half-Life 2 serta dua episode penerusnya. Untuk itu, kami ingin membuat akses [ke semesta Half-Life] lebih mudah bagi pemain.”

Half-Life: Alyx membutuhkan headset virtual reality agar dapat dimainkan. Kabar baiknya, tidak ada pembatasan model HMD. Game siap mendukung HTC Vive, Oculus Rift, Oculus Quest, perangkat Windows Mixed Reality, serta produk buatan Valve sendiri, Index. Alyx rencananya akan dilepas di bulan Maret 2020, disuguhkan sebagai ‘full game‘ dan dibanderol seharga US$ 54 dengan penyesuaian di kawasan tertentu, termasuk Indonesia.

Sedikit catatan: khusus bagi pemilik Valve Index, Half-Life: Alyx akan diberikan secara gratis. Valve juga sudah menyiapkan sejumlah bonus menarik lain seperti SteamVR Home dan konten Counter-Strike: Go bertema Half-Life, serta skin senjata alternatif.

Via The Verge, sumber: Steam.

Steam Winter Sale 2019 Telah Dimulai, Ayo Kita Temukan Penawaran Game Terbaik

Steam sale selalu menjadi momen yang sangat dinanti oleh gamer PC. Program potongan harga game ini biasanya dilangsungkan cukup lama di tiap musim, dan belakangan, Valve mulai terbuka soal kapan mereka akan melaksanakannya. Winter Sale 2019 sendiri dijadwalkan untuk digelar pada tanggal 19 Desember (atau 20 Desember waktu Indonesia) dan semuanya berjalan sesuai jadwal.

Steam Winter Sale 2019 akan berlangsung selama kurang lebih dua minggu, berakhir di tanggal 2 Januari 2020 (3 Januari waktu Indonesia). Itu berarti ada banyak waktu untuk berbelanja game di harga lebih murah. Berdasarkan pengamatan singkat saya, Winter Sale 2019 menghidangkan diskon dari mulai 17 hingga 90 persen, diterapkan pada judul-judul baru, lama serta bundel franchise. Semuanya disuguhkan langsung di laman utama Steam.

Seperti sebelumnya, Steam sale kali ini juga mengangkat tema unik, bertajuk Steamville Holiday Market. Di sana, Valve menawarkan ‘Festivity Token’ yang bisa diperoleh dengan berbelanja permainan atau menyelesaikan Quest. Dari info tertulis, pembelian senilai Rp 1.000 akan memberikan Anda delapan buah token. Festivity Token nantinya dapat Anda tukarkan dengan beragam Chat Sticker, efek Chat Room unik, emoticon, profile background baru hingga badge bertema musim dingin.

Baiklah, ayo segera kita telusuri penawaran terbaik di Steam Winter Sale 2019.

Saat artikel ini ditulis, bagian atas Winter Sale 2019 meng-highlight tiga permainan: Fallout 4 (Rp 120 ribu), Destiny 2, dan Dark Souls III (Rp 147 ribu). Di bawahnya, Valve mengingatkan kita untuk ikut serta dalam voting The Steam Awards 2019, kemudian lanjut menampilkan permainan-permainan berdiskon. Melihat kebiasaan Valve, kemungkinan besar mereka akan mengubah susunan atau daftar game dengan judul baru setiap hari

Steam Winter Sale 2019 1

Selain permainan secara individual, potongan harga turut diterapkan pada franchise game. Jumlahnya cukup banyak, meliputi Star Wars, Call of Duty, Civilization, Resident Evil, Batman, Tom Clancy, Lego, Total War, Fallout, The Witcher, Tomb Raider, Assasssin’s Creed dan lain-lain.

Steam Winter Sale 2019 5

Turun lebih jauh ke bawah dan Anda akan menemukan daftar game terlaris – mayoritas ialah permainan kelas blockbuster. Ini dia beberapa judul yang mungkin menarik perhatian Anda:

  • Red Dead Redemption II – Rp 512 ribu
  • Sekiro: Shadows Die Twice – Rp 474 ribu
  • Monster Hunter: World – Rp 200 ribu
  • Star Wars Jedi: Fallen Order – Rp 705 ribu
  • Halo: The Master Chief Collection – Rp 170 ribu (harga normal)
  • Grand Theft Auto V – Rp 145 ribu
  • Planet Zoo – Rp 397 ribu
  • Total War: Warhammer II – Rp 184 ribu

Steam Winter Sale 2019 2

Selain itu, Valve juga tak lupa membagi game-game di Winter Sale 2019 ke dalam grup berbeda, misalnya permainan dengan diskon sampai 75 persen, atau judul-judul seharga di bawah Rp 90 ribu. Selanjutnya di area bawah page Steam, Valve mengkategorikan permainan berdasarkan genre seperti tactical, simulasi militer, petualangan, VR, misteri, JRPG, balapan serta city building.

Steam Winter Sale 2019 4

Alternatifnya, temukan permainan yang Anda inginkan langsung via fitur search. Selamat berlanja, tapi ingat jangan habiskan seluruh tabungan (atau bonus tahunan) Anda hanya untuk video game.

Valve Umumkan Half-Life: Alyx, Game VR Blockbuster Pertamanya

12 tahun lebih berlalu sejak Half-Life 2: Episode Two dirilis. Mayoritas fans sudah menerima fakta bahwa Valve kemungkinan tidak akan meneruskan kisah petualangan Gordon Freeman dan membiarkannya menggantung begitu saja. Bukan hanya Half-Life, Left 4 Dead dan Dota bahkan berhenti di angka ‘dua’, dan hal ini memicu lelucon di kalangan gamer: Valve tampaknya takut dengan angka tiga.

Namun minggu ini terdengar kabar yang mengejutkan terkait seri Half-Life. Bukan, Valve tidak mengumumkan Half-Life 2: Episode Three. Yang mereka singkap adalah Half-Life: Alyx, permainan virtual reality kelas blockbuster perdananya. Untuk sekarang, developer belum menginformasikan akan seperti apa permainan ini. Detail mengenai Half-Life: Alyx rencananya diungkap di hari Kamis besok.

Hal menarik dari pengumuman Half-Life: Alyx adalah, Valve melakukannya lewat akun Twitter resmi (dan juga telah terverifikasi) yang baru mereka buat di bulan Juni kemarin. Berita mengenai Half-Life: Alyx merupakan tweet pertamanya. Ada peluang besar, lewat akun inilah developer akan menyingkap informasi mengenai permainan VR anyar mereka ke depannya.

Sedikit penjelasan untuk Anda yang kurang familier dengan Half-Life 2, Alyx, dan petulangan episodik setelahnya:

Half-Life 2 dilepas pada tahun 2004 sebagai sekuel dari permainan shooter yang menjadi debut Valve di industri gaming. Setelah proyek Half-Life 2 rampung, Valve masih berambisi untuk meneruskan petualangan sang tokoh protagonis, Gordon Freeman, namun dengan durasi pengembangan yang lebih singkat (pengembangan Half-Life 2 memakan waktu enam tahun). Akhirnya diputuskanlah, game Half-Life selanjutnya dirilis dalam bentuk episode.

Half Life 2: Episode One meluncur pada tanggal 1 Juni 2006, kemudian disusul oleh Episode Two di bulan Oktober 2007 sebagai bagian dari bundel The Orange Box (ditemani Portal, Team Fortress 2 dan Half-Life 2 orisinal). Sayangnya, Valve tidak bicara banyak mengenai Episode Three di tahun berikutnya dan permainan malah tak kunjung tiba. Di tahun 2011, game akhirnya diberi label vaporware – yaitu software/hardware yang keberadaannya sempat diumumkan ke publik tapi tak pernah diproduksi.

Lalu apa atau siapa itu Alyx? Alyx Vance adalah tokoh non-playable penting di Half-Life 2 serta Episode One dan Two. Alyx setia menemani Freeman dalam perjalanannya dan memperoleh banyak pujian dari media-media game internasional karena karakteristik yang non-mainstream. Selain tangguh, Alyx juga cerdas dan pintar berbicara. Banyak orang menganggap bahwa respons dan ucapan Alyx mewakilkan apa yang dirasakan gamer terhadap tiap kejadian di dunia permainan.

Saya menduga, Half-Life: Alyx akan mempersilakan Anda untuk pertama kalinya bermain sebagai sang NPC favorit. Pertanyaannya adalah, apakah game ini di-setting sebelum Alyx Vance bertemu Gordon Freeman atau malah akan melanjutkan petualangan yang terhenti di Episode Two? Pastinya, Half-Life: Alyx akan jadi game Half-Life pertama yang Valve luncurkan dalam kurun waktu satu dekade.

Via The Verge.

Ada Indikasi Valve Tengah Mengembangkan Layanan Cloud Gaming Steam

Meski pada dasarnya masing-masing platform game streaming mengusung penyajian hampir serupa, mereka punya konsep serta premis berbeda. Stadia mencoba memberi solusi cloud gaming menyeluruh, ditopang oleh studio game first-party Google, sedangkan Microsoft xCloud dirancang sebagai pelengkap layanan Xbox – didukung oleh tidak kurang dari 54 data center Azure yang tersebar di seluruh dunia.

Berkecimpungnya dua raksasa teknologi itu di segmen gaming on demand menunjukkan pada kita ke arah sanalah industri ini bergerak. Namun dapatkah Anda bayangkan ketatnya persaingan yang nanti terjadi jika pemilik platform distribusi digital terbesar di dunia turut berpartisipasi di ranah ini? Kabarnya, ada indikasi Valve tengah mengembangkan layanan cloud gaming khusus untuk Steam. Bisa menikmati permainan Steam tanpa perlu PC berspesifikasi tinggi? Sangat menarik!

Steam Database – tool third-party yang secara aktif menganalisis segala macam update dan perubahan di Steam – mendeteksi kode baru di situs Steam yang isinya meminta para mitra setuju dengan ‘Steam Cloud Gaming Addendum’. Kode ini bisa Anda lihat sendiri di GitHub SteamDB (atau via tampilan JavaScript website Steam, lalu cari keywordSteam Cloud Gaming Addendum‘). Penemuan ini diumumkan oleh Steam Database via akun Twitter resmi mereka.

Saat ini, kita hanya memperoleh nama: Steam Cloud Gaming. Selain tim  developer, tak ada yang tahu detail teknisnya, bagaimana Valve akan menyuguhkannya, apakah fitur cloud berlaku untuk seluruh permainan di Steam dan kapan mereka berencana meluncurkannya. Tapi ada satu hal yang pasti. Untuk mengoperasikan layanan gaming on demand, Valve perlu memperbarui perjanjian distribusi konten dengan pihak pengembang.

Valve sendiri cukup familier dengan penyediaan teknologi streaming. Mereka menggarap Remote Play yang memperkenankan kita bermain game di PC non-gaming, lalu terdapat pula Steam Link buat menikmati permainan video via smartphone ataupun tablet Android (penyuguhannya diperluas oleh Steam Link Anywhere). Dan berbekal metode stream, Valve belum lama ini meluncurkan Remote Play Together yang mempersilakan Anda dan kawan mengakses mode multiplayer lokal secara online.

Bagi Anda yang kurang akrab dengan cloud gaming atau gaming on demand: layanan ini memungkinkan kita menikmati permainan video kapan pun dan di mana pun cukup berbekal perangkat dengan sambungan internet. Semua proses pengolahan data dan grafis di lakukan di sisi server, kemudian kontennya di-stream langsung ke device Anda. Lewat metode ini, cloud gaming tidak membebani hardware, tetapi biasanya menuntut koneksi internet yang cepat dan stabil.

Via The Verge.

Kabarnya Apple Gandeng Valve Untuk Menggarap Headset AR

Dikenal orang sebagai pemilik dan pengelola layanan distribusi digital terbesar di dunia, Valve juga bukanlah pemain baru di ranah virtual reality. Dahulu mereka sempat membantu HTC lewat SteamVR. Lalu ketika kita mengira Valve mulai menarik diri dari segmen VR, mereka malah mengumumkan Index. Tak lama sesudah penyingkapannya, perusahaan mengungkap ketertarikannya menggarap versi standalone dari headset tersebut.

Setelah virtual reality, ada kemungkinan Valve mulai mencoba melebarkan sayapnya ke augmented reality. Via MacRumors, harian DigiTimes melaporkan bahwa developer pencipta seri game Half-Life itu digandeng oleh Apple dalam rangka pengembangan head-mounted display AR. Mereka berdua tentu tidak sendirian. Apple mempercayakan Quanta Computer dan Pegatron asal Taiwan buat menangani proses produksi serta perakitan.

Apple terdorong untuk membuat headset augmented reality karena CEO Tim Cook percaya bahwa AR dapat menyatukan konten digital ke dunia sesungguhnya. Di waktu ke depan, ia akan jadi sepopuler smartphone, khususnya di kalangan konsumen. Langkah mendalami segmen AR yang dilakukan Apple juga dibarengi oleh perekrutan pakar-pakar desain grafis, system interface, serta system architecture.

Sebetulnya, proyek pengerjaan headset AR oleh Apple telah terdengar sejak 2017. Waktu itu, Bloomberg (berdasarkan laporan informan terpercaya) mengabarkan rencana Apple untuk mematangkan teknologinya di tahun 2019, kemudian mulai memasarkannya di tahun 2020. Perangkat tersebut mengusung unit display mandiri, serta ditopang oleh chip anyar serta sistem operasi khusus. Semua terdengar menjanjikan, tetapi sang narasumber menegaskan bagaimana agenda Apple bisa berubah.

Perkiraannya cukup tepat. Apple diketahui menghentikan sementara proyek pembuatan HMD VR/AR beberapa bulan silam, membubarkan tim teknisi, dan mengalihkan sumber daya ke produk lain. Namun ternyata, yang Apple lakukan adalah mengubah langkah pengembangan secara in-house menjadi kolaboratif bersama Valve Corporation.

Tentu saja ini bukan pertama kalinya Apple dan Valve bekerja sama. Di tahun 2017, Valve sempat diminta Apple buat menghadirkan dukungan native headset VR di macOS High Sierra, melalui upaya memaksimalkan dukungan eGPU yang ada di sistem operasi terhadap versi Mac SteamVR.

Menurut perkiraan analis Ming-Chi Kuo, headset augmented reality milik Apple ini akan masuk ke tahap produksi massal di kuartal keempat 2019 (jika benar perusahaan bermaksud meluncurkannya tahun depan). Perangkat tersebut kemungkinan dipasarkan sebagai aksesori iPhone dan berperan sebagai display. Sementara itu, iPhone bertugas untuk menangani proses komputasi, networking dan positioning.

Via Eurogamer.