Tag Archives: Venture Round

GDP Venture Berinvestasi ke Gushcloud

GDP Venture Pimpin Pendanaan Gushcloud, Agensi Talenta Berbasis Digital Asal Singapura

Agensi talenta berbasis digital Gushcloud International baru saja mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan senilai $11 juta atau setara dengan 154,8 miliar Rupiah. GDP Venture memimpin putaran investasi ini, dengan keterlibatan KB Investments, Golden Equator Capital and Korea Investment Partners, dan Kejora Ventures.

Sebelumnya pada bulan Juli 2019 lalu, perusahaan juga baru saja membukukan pendanaan $3 juta dari YG Investment. Salah satu ambisinya ialah membuka pasar di Indonesia, Filipina dan Vietnam. Dengan adanya suntikan modal baru, startup berbasis di Singapura tersebut ingin segera merambah ke wilayah Amerika Serikat dan China.

“Amerika adalah rumah bagi talenta dan brand besar dunia, sementara China jadi salah satu kunci utama di bidang teknologi dan konsumen dunia. Dengan investor dan mitra baru yang telah bergabung, kami akan memanfaatkan jaringan dan bakat yang dimiliki untuk mencapai pertumbuhan signifikan di tahun mendatang, ujar Co-Founder Gushcloud International Vincent Ha.

Salah satu strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, bersamaan dengan pengumuman investasi ini, perusahaan juga memaparkan suksesi di jajaran manajemen. Penguatan dilakukan di beberapa posisi terkait brand, strategi dan finansial.

Terdapat beberapa unit bisnis yang dimiliki Gushcloud, selain sebagai agensi telenta, mereka juga menggerakkan pemasaran, investasi, dan mengembangkan platform teknologi untuk menghubungkan brand, influencer, hingga pembuat konten.

Pada tahun 2015, Gushcloud diakuisisi oleh Yello Mobile, perusahaan digital di bidang O2O asal Korea Selatan. Namun kemudian para founder memutuskan untuk kembali menjadi shareholders utama. Investasi dari GDP menjadi debut putaran pendanaan setelah para founder kembali memegang kepemilikan bisnis mayoritas.

East Ventures, Derianto Kusuma, and Some Investors Pour 27,7 Billion Rupiah for AllSome Fulfillment

A Malaysian-based startup in packaging and delivery order (fulfillment) “AllSome Fulfillment” just secured funding through venture round worth of $1.94 million or around 27.7 billion Rupiah. It was led by East Ventures involving some investors as Derianto Kusuma (Traveloka’s Ex Co-Founder and CTO) with other twos from previous round, Y Combinator and SOSV.

The fresh funds will be used to accelerate the company’s mission in cross-country fulfillmente-commerce. It includes expanding to Southeast Asia countries. The startup was founded by Ng Yi Ying (Malaysia) and Liu Yi Shu (China) in 2018.

AllSome is to cut some cost for cross-country fulfillment and logistics up to 40% through the services. They are now building network consists of 250 virtual warehouse in China and Malaysia and serving 50 clients in Southeast Asia. Up to 120 thousand packages proceed daily.

As the former online seller, we can say that fulfillment service is expensive. AllSome Fulfillment was built to make it affordable for all sellers in need. We are working hard to build broader coverage to serve those who want to deliver their packages,” AllSome Fulfillment’s Co-Founder and CTO, Ng Yi Ying said.

AllSomeFulfillment was first created to bridge overseas sellers and buyers, especially from China to Southeast Asia. The service omits complicated procedures for online sellers, including supplier search, quality control, storage safety, packaging, delivery to customers, and location tracking.

In terms of buyers, AllSome Fulfillment reduces the time waste for opening some sites to track their package because the service comes with a tracking system using the phone number.

East Venture Partner Melisa Irene said, “AllSome Fulfillment team has built the right term to accelerating and optimizing expedition in Southeast Asia’s online retail market. By allowing online sellers to access product availability and logistics service from China, and building decentralized local fulfillment, this is going to open a real door to the business transaction in the region.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

AllSome Fulfillment

East Ventures, Derianto Kusuma dan Sejumlah Investor Berikan Pendanaan 27,7 Miliar Rupiah untuk AllSome Fulfillment

Startup di bidang pengemasan dan pengiriman barang (fulfillment) berbasis di Malaysia “AllSome Fulfillment” baru saja mendapatkan pendanaan dalam venture round senilai $1,94 juta atau setara 27,7 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan keterlibatan sejumlah investor lain, meliputi Derianto Kusuma (ex Co-Founder & CTO Traveloka) serta dua investor di putaran sebelumnya Y Combinator dan SOSV.

Investasi ini akan difokuskan untuk mempercepat misi perusahaan memenuhi kebutuhan fulfillment e-commerce lintas negara. Termasuk dengan mengembangkan jaringan bisnis ke negara-negara di Asia Tenggara. Startup ini didirikan oleh Ng Yi Ying(berasal dari Malaysia) dan Liu Yi Shu (Tiongkok) pada 2018.

Melalui layanan yang  dikembangkan, AllSome ingin mengurangi biaya fulfillment dan logistik lintas negara hingga 40%. Saat ini mereka telah membangun jaringan yang terdiri atas 250 gudang virtual di Tiongkok dan Malaysia, serta melayani 50 klien di Asia Tenggara. Setiap harinya, bisa memproses pengiriman hingga 120 ribu paket.

“Sebagai mantan pedagang online, kami mengerti bahwa layanan fulfillment selalu mahal. AllSome Fulfillment pada dasarnya dibuat untuk membuat layanan tersebut menjadi terjangkau oleh semua pedagang yang akan menggunakan layanan fulfillment di mana pun mereka membutuhkan. AllSome Fulfillment telah berusaha keras membangun jaringan fulfillment yang luas untuk melayani para pedagang online yang ingin mengirimkan produk mereka,” sambut Co-Founder dan CTO dari AllSome Fulfillment Ng Yi Ying.

AllSome Fulfillment dibuat sebagai perantara antara pedagang dan pembeli yang masing-masing menjual dan membeli barang dari luar negeri, khususnya Tiongkok. Layanan mereka menghilangkan seluruh hal-hal yang menyulitkan bagi pedagang online, mulai dari pencarian pemasok barang, pemeriksaan kualitas, tempat penyimpanan yang aman, pengemasan, pengantaran ke konsumen, hingga fitur pelacakan paket.

Bagi pembeli, AllSome Fulfillment menghilangkan keharusan untuk membuka beberapa situs hanya untuk melacak barang yang mereka beli, karena layanan tersebut memungkinkan mereka untuk memantau pengiriman-pengiriman menggunakan nomor telepon mereka.

Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, “Tim AllSome Fulfillment membangun pedoman yang tepat untuk mempercepat dan mengoptimasi jalur pengiriman barang di pasar ritel online Asia Tenggara. Dengan memungkinkan para pedagang online di Asia Tenggara untuk bisa mengakses ketersediaan produk dan keahlian logistik dari Cina, dan dengan membangun kemampuan fulfillment lokal yang terdesentralisasi, hal ini akan membuka potensi yang sebenarnya dari transaksi perdagangan di wilayah ini.”

Aino Indonesia (Aino) merupakan perusahaan di bidang teknologi yang fokus pada solusi pembayaran digital.

Aino Indonesia Fokus Sajikan Platform Pembayaran Non-Tunai untuk Sektor Publik

Aino Indonesia (Aino) merupakan perusahaan di bidang teknologi yang fokus pada solusi pembayaran digital. Produk yang dihasilkan menjembatani kebutuhan transaksi non-tunai dari berbagai sumber dan media pembayaran. Selain itu pihaknya juga mengembangkan sistem integrasi alat pembayaran untuk berbagai segmen bisnis, mulai dari transportasi, pariwisata, hingga pemerintahan.

Menurut pemaparan Co-Founder & COO Aino Syafri Yuzal, pada awalnya Aino merupakan divisi riset dan pengembangan di software house Gamatechno. Fokusnya pada teknologi contactless smartcard, mobile RFID, mobile NFC, dan SMS gateway. Seiring perkembangan yang ada, divisi riset tersebut berubah menjadi profit centre bernama Smart Tech Division, dengan fokus produk pada sistem tiket elektronik yang diintegrasikan dengan platform pembayaran.

“Tanggal 30 April 2013, Smart Tech Division spin-off menjadi single entity sendiri dengan nama PT Aino Indonesia,” ujar Syafri.

Pendiri Aino ada empat orang, yakni Afrizal Hernandar (CEO Gamamulti), Aditya Nugraha (CEO Gamatechno), Hastono Bayu Trisnanto (CEO Aino Indonesia), dan Syafri Yuzal (COO Aino Indonesia). Mengenai struktur perusahaan Syafri juga menjelaskan, bahwa Aino berada di bawah naungan holding company PT Gamamulti Usaha Mandiri yang didirikan dan dimiliki Universitas Gadjah Mada. Gamatechno juga bagian dari portofolio Gamamulti.

“Sepanjang tahun 2018, Aino mencatatkan telah memproses 180 juta transaksi uang elektronik multi penerbit di 21 kota di seluruh Indonesia, dengan mengelola hampir 2000 payment devices,” lanjut Syafri.

Kebanyakan solusi yang sudah diterapkan di masyarakat adalah pembayaran non-tunai menggunakan uang elektronik. Seperti pembayaran tiket transportasi, pembayaran parkir, pembayaran tol, vending machine hingga tiket wahana wisata.

Aino Indonesia
Co-Founder & COO Aino Indonesia Syafri Yuzal / Aino Indonesia

Investasi dari TIS

Pada bulan April 2019 lalu Aino baru menyelesaikan venture round dari perusahaan asal Jepang bernama TIS. Nilai pendanaan yang didapat mencapai $4 juta (setara dengan 57 miliar Rupiah). Pendanaan tersebut akan difokuskan untuk pengembangan produk dan ekspansi bisnis.

“Pada round investment tersebut, Aino membutuhkan mitra strategis yang dapat membantu untuk scalling-up kapabilitas teknis, organisasi, melakukan transfer teknologi, serta membawa potensi akses masuk ke pasar regional. Kepemilikan saham terbesar masih dimiliki UGM melalui Gamatechno, kepemilikan asing di bawah 25% sehingga manajemen, pengawasan, dan operasional tetap dalam kendali tim lokal,” terang Syafri.

Tahun 2019 fokus Aino adalah menguatkan sistem payment gateway dan meluncurkan produk baru bernama Aino Unified Payment. Produk baru tersebut memungkinkan satu arsitektur sistem produk yang dapat menerima pembayaran non-tunai dari berbagai sumber, terintegrasi dengan perangkat pembayaran dan solusi yang berbeda-beda, baik offline maupun online. Perusahaan juga akan mulai mengeksplorasi segmentasi baru, yakni ritel.

“Perkembangan fintech di Indonesia sangat pesar, karena pasarnya besar dan masih banyak yang belum terlayani solusi non-tunai. Pada awal tahun 2018, setelah melengkapi seluruh persyaratan administrasi, teknis, keamanan, dan ISO, Aino mendapatkan lisensi payment gateway yang pertama untuk penerimaan transaksi uang elektronik multi penerbit untuk layanan transportasi,” tutup Syafri.