Tag Archives: Verizon

Flickr Resmi Diakuisisi oleh SmugMug

Di titik ini, sebagian besar dari kita mungkin sudah lupa dengan eksistensi Flickr. Penyebabnya sedikit banyak adalah pihak yang mengelolanya. Seperti yang kita tahu, Flickr yang didirikan di tahun 2004 sempat diakuisisi oleh Yahoo pada tahun 2005, sebelum akhirnya berpindah tangan lagi ke Verizon, yang mengakuisisi Yahoo di tahun 2017.

Baik Yahoo dan Verizon sama-sama merupakan korporasi besar, dan bisa dibilang bukan tipe yang bisa memahami permintaan komunitas fotografi dengan baik. Contohnya, saat mengumumkan penghapusan paket Flickr Pro, Marissa Mayer yang menjabat sebagai CEO Yahoo saat itu beralasan istilah fotografer profesional sudah tak lagi relevan. Sontak banyak yang merasa tersinggung, dan Marissa pun pada akhirnya minta maaf.

Kabar baiknya, Flickr tidak harus selamanya bernasib seperti itu. Mereka baru saja diakuisisi oleh SmugMug. Bagi yang tidak tahu, SmugMug merupakan penyedia layanan photo sharing yang usianya bahkan lebih tua lagi daripada Flickr, dan mereka bisa bertahan selama ini berkat model bisnis subscription-based yang ‘sehat’.

Nilai akuisisinya tidak diberitakan, tapi yang pasti Flickr dan SmugMug bakal tetap beroperasi sendiri-sendiri. Sejauh ini SmugMug belum mengungkapkan rencana mendetailnya mengenai masa depan Flickr, akan tetapi konsumen loyal Flickr setidaknya bisa sedikit lega melihat SmugMug sebagai pemilik barunya, yang track record-nya sudah terbukti bagus di industri fotografi.

Nasib Flickr ini kurang lebih sama seperti salah satu rivalnya, 500px, yang diakuisisi oleh Visual China Group (VCG) sekitar dua bulan lalu. Perbedaannya, VCG merupakan agensi besar yang kerap disebut sebagai “Getty Images-nya Tiongkok”, sedangkan SmugMug mempersilakan pengguna layanannya untuk menjual karya-karyanya langsung ke konsumen tanpa tarif perantara.

Sumber: PetaPixel dan SmugMug.

4 Bulan Setelah Dirilis, Verizon Hentikan Produksi Smartwatch Wear24

Bulan Februari 2017 adalah momen penting bagi Verizon. Melihat kesuksesan para raksasa teknologi di ranah wearable, perusahaan telekomunikasi Amerika itu tergoda untuk turut berkecimpung di bidang penyediaan smartwatch. Akhirnya, Wear24 resmi diperkenalkan sebagai perangkat Android Wear 2.0 pertama mereka, dijual secara eksklusif di gerai retail Verizon.

Namun impian Verizon untuk menyaingi produk-produk populer seperti Apple Watch dan Galaxy Gear S tak akan jadi kenyataan. Hanya empat bulan setelah diluncurkan (atau tujuh bulan sejak diperkenalkan), Verizon memutuskan untuk menghentikan produksi smartwatch-nya. Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh Android Police berdasarkan jawaban singkat Verizon terkait lenyapnya page Wear24 dari website mereka, dan sudah dikonfirmasi secara terpisah oleh The Verge.

Tidak ada lagi informasi terkait produk di laman Wear24. Jika mencoba mengunjunginya sekarang, Anda akan dialihkan ke support page. Yang menariknya ialah, sejauh ini Verizon belum mengumumkan penyetopan produksi Wear24 secara formal. Sang produsen juga belum menjelaskan alasan mereka melakukannya, tapi ada kemungkinan langkah tersebut berkaitan dengan respons konsumen yang kurang antusias.

Verizon Wear24 merupakan smartwatch berpanel bundar, memiliki layar AMOLED 1,4-inci 290ppi, dicantumkan pada tubuh berdiameter 42mm dengan tebal 13,5mm. Serifikasi IP67 memastikan smartwatch ini siap mendukung gaya hidup aktif (anti-air hingga kedalaman 1m selama setengah jam), lalu Wear24 turut dilengkapi RAM sebesar 768MB dan baterai 450mAh yang bisa diisi ulang via metode wireless charging.

Seperti perangkat Android Wear 2.0 lain, Wear24 dibekali Complications (miniatur widget dan shortcut app) serta mempersilakan Anda mengustomsasi watch face. Device juga mendukung Google Fit, terintegrasi ke GPS built-in di dalam, memungkinkan smartphone menghitung jumlah langkah, jarak yang ditempuh, serta pembakaran kalori saat berolahraga. Sayangnya, untuk sebuah produk seharga US$ 300 (plus kontrak selama dua tahun, atau full price di US$ 350), Wear24 belum mempunyai sensor detak jantung.

Absennya sensor detak jantung, ditambah desain yang kurang menarik, wristband berkualitas rendah serta buruknya mutu speaker membuatnya medapatkan kritik dari pengguna dan media. Selain itu, Wear24 mendorong user untuk menggunakan app Verizon Messaging, namun problemnya, kata-kata yang dituliskan di sana secara otomatis diubah jadi tautan ke iklan. Tidak heran jika masalah-masalah ini membuat penjualan jadi lesu.

Verizon Perkenalkan Smartwatch Android Wear 2.0 Pertamanya, Wear24

Pengumuman LG Watch Sport dan Watch Style oleh sang perusahaan Korea Selatan bersamaan dengan Google kemarin menandai dimulainya era smartwatch ber-platform Android Wear 2.0. Menariknya, LG ternyata tidak sendirian. Salah satu perusahaan telekomunikasi broadband terbesar di Amerika juga mengungkapkan bahwa mereka turut meramu device sejenis.

Hampir bersamaan dengan penyingkapan dua jam pintar dari LG, Verizon Communications memperkenalkan smartwatch buatan mereka sendiri, dinamai Wear24. Perangkat wearable tersebut kabarnya dijual secara eksklusif di toko Verizon, menawarkan penggunanya ‘konektivitas yang konstan’, dan fitur itu dikemas dalam ‘tubuh ramping berdesain modern’. Dan seperti LG Watch Sport dan Watch Style, Wear24 didukung jaringan 4G LTE Verizon.

Penampakan dari Wear24 masih berupa ilustrasi. Berbasis dari gambar tersebut, device mengusung rancangan yang simpel dan menyuguhkan layar melingkar. Tubuhnya kemungkinan tersusun atas material logam dipadu strap karet, dan ada satu dial fisik di sisi kanannya. Berdasarkan info dari CNET, Wear24 mempunyai diameter 42-milimeter dan berketebalan 13,5mm. Panelnya sendiri menggunakan tipe AMOLED, berukuran 1,4-inci dengan kepadatan 290ppi.

Verizon Wear24 tampaknya sengaja disiapkan untuk menemani penggunanya beraktivitas sehari-hari. Device telah memperoleh serifikasi IP67, yang berarti terproteksi dari debu-debu halus serta diperkenankan untuk tercemplung ke dalam air, maksimal hingga kedalaman satu meter selama setengah jam. ‘Kapasitas’ baterai Wear24 (satuan mAh sebetulnya bukanlah alat ukur daya tahan baterai) juga lebih tinggi dari LG Watch Sport dan Watch Style, yaitu 450mAh.

Beroperasi di-platform Android Wear 2.0, Wear24 memungkinkan Anda mengirim pesan teks serta melakukan atau menerima panggilan tanpa perlu menggunakan smartphone. Aspek kustomisasinya sangat luas, dan seperti biasa, Anda dibebaskan untuk mengutak-atik penampakan dari watch face. Menariknya lagi, watch face bisa di-setup agar berubah secara otomatis bergantung dari posisi Anda.

Contohnya begini: di kantor, Wear24 dapat menampilkan watch face ala jam klasik atau bertema modern, lalu saat Anda kembali ke rumah, watch face segera berubah jadi lebih casual.

Verizon memang bukanlah pendatang baru di bisnis hardware – sebelumnya perusahaan Amerika itu telah memasarkan lineup tablet Ellipsis, namun Wear24 sendiri merupakan wearable device pertama mereka. Verizon Wear24 rencananya akan mulai dijual di bulan Maret 2017, dibundel bersama kontrak selama dua tahun, dijajakan seharga US$ 300.

Sumber: Verizon.

Bos Yahoo Turun Jabatan, Yahoo Ganti Nama Jadi Altaba

Bulan Juli lalu, Verizon mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi bisnis internet Yahoo senilai $4,8 miliar. Dijelaskan pada saat itu bahwa Verizon akan meninggalkan aset lain Yahoo yang berupa saham atas raksasa internet asal Tiongkok, Alibaba. Jadi sebenarnya bagaimana nasib Yahoo sekarang?

Well, sisa aset dari Yahoo tersebut akan berganti identitas menjadi Altaba Inc. Namanya merupakan gabungan antara “alternate” dan “Alibaba”, seperti yang dilaporkan oleh Wall Street Journal, dan perannya tidak lain dari sebatas perusahaan investasi, atau yang biasa dikenal dengan istilah holding company.

Altaba nantinya tidak akan ada hubungannya dengan beragam layanan internet Yahoo yang kini sudah dipegang Verizon, yang juga berencana untuk melanjutkan bisnisnya. Bisa dikatakan Verizon secara tidak langsung memecah Yahoo menjadi dua perusahaan yang berbeda dengan akuisisinya ini.

Bagaimana dengan nasib sang CEO cantik, Marissa Mayer? Beliau akan turun jabatan, demikian pula dengan lima petinggi Yahoo lainnya. Kemungkinan besar Mayer akan ditawari posisi baru di Yahoo oleh Verizon, tapi tidak ada yang bisa menjamin di titik ini.

Kendati demikian, semua ini hanya akan terjadi jika deal antara Verizon dan Yahoo benar-benar diselesaikan. Mengingat sejak pengumuman akuisisi tersebut Yahoo sempat dua kali menjadi korban peretasan besar-besaran, wajar saja apabila nantinya Verizon memutuskan untuk melakukan negosiasi ulang atau malah mengurungkan niat akuisisinya.

Perjalanan Yahoo dari masa ke masa

Marissa Mayer akan menjadi CEO terakhir Yahoo pra-akuisisi Verizon / Yahoo
Marissa Mayer akan menjadi CEO terakhir Yahoo pra-akuisisi Verizon / Yahoo

Yahoo didirikan pada tahun 1994 oleh sepasang mahasiswa pascasarjana asal Stanford University, Jerry Yang dan David Filo. Yahoo pada saat itu baru berupa situs sederhana bernama “Jerry and David’s guide to the World Wide Web”, dan hanya berisikan daftar situs-situs lain yang diorganisasikan berdasarkan hirarki.

Barulah di awal tahun 1995, situs tersebut berganti nama menjadi Yahoo, yang juga merupakan akronim dari “Yet Another Hierarchically Organized Oracle”. Tahun 1998, Yahoo menjadi salah satu situs yang paling sering diakses sekaligus mesin pencari andalan, sebelum akhirnya Google merebut takhta tersebut beberapa tahun berikutnya.

Persaingan dengan Google membuat Yahoo sempat kesulitan di tahun 2008 dan memutuskan untuk memecat sejumlah karyawannya. Pada bulan Februari 2008, Microsoft sempat menawar untuk mengakuisisi Yahoo senilai $44,6 miliar – hampir 10 kali lipat nilai akuisisi Verizon sekarang – tapi ditolak mentah-mentah.

Dari situ Yahoo beberapa kali mengganti CEO-nya. Founder Jerry Yang yang menjabat sebagai CEO digantikan oleh Carol Bartz di tahun 2009. Awal tahun 2012, posisinya dialihkan ke Scott Thompson. Di bawah Scott Thompson, Yahoo memecat sekitar 2.000 karyawan dengan tujuan untuk menghemat dana sebesar $375 juta.

Thompson sendiri tidak bertahan lama, hanya 130 hari sejak ditunjuk sebagai CEO Yahoo. Di bulan Juli 2012, posisinya digantikan oleh Marissa Mayer, mantan engineer Google berparas cantik yang kita kenal sekarang. Di bawah kepemimpinan Mayer, Yahoo sempat melakukan salah satu akuisisi terbesarnya atas Tumblr senilai $1,1 miliar pada tahun 2013.

Hingga akhirnya kita tiba di titik yang belum jelas seperti sekarang ini, dimana semua perubahan yang dibeberkan di atas akan batal seandainya Verizon melakukan negosiasi ulang atau batal mengakuisisi Yahoo. 23 tahun Yahoo mengabdi pada perkembangan industri internet, semoga kiprahnya terus berlanjut meski telah berpindah tangan ke Verizon.

Sumber: Wall Street Journal dan The Verge. Sumber gambar: Yahoo.

Verizon Resmi Miliki Bisnis Utama Yahoo!

Verizon Communications Inc, perusahaan telekomunikasi yang berbasis di New York, Amerika Serikat merilis sebuah siaran pers yang isinya menyatakan bahwa pihaknya sudah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi bisnis internet utama Yahoo! senilai US$ 4,83 miliar atau setara dengan Rp 62,8 triliun.

Akuisisi ini menurut Verizon akan memperkuat bisnis AOL yang sebelumnya sudah mereka caplok pada tahun lalu dengan nilai yang juga fantastis. Jika digabungkan, maka Verizon akan menjelma menjadi salah satu perusahaan dengan portofolio terbesar dengan lebih dari 25 brand dan akan terus tumbuh seiring dengan ekspansi serta investasi.

Sebagai gambaran, Verizon punya Huffington Post milik AOL dan setelah proses akuisisi selesai, mereka dapat mengawinkannya dengan Yahoo Finance. Keduanya bakal menjelma menjadi satu entitas yang menakutkan. Google dan Facebook patut waspada.

Yahoo! merupakan salah satu perusahaan pelopor yang berjasa memperkenalkan internet kepada dunia. Sejumlah produk mereka tawarkan, selain tentu mesin pencari yang tak kalah akurat dari Google, Yahoo! juga menawarkan sejumlah produk sambilan seperti berita, cuaca, card game, mailing list, chat dan email.

Aset kunci Yahoo! dinilai terletak pada beberapa kategori, yaitu berita, keuangan, olahraga dan layanan email yang sampai hari ini tercatat masih mempunyai 225 juta pengguna setia yang aktif setiap bulannya. Sebagian besar aset tersebut didapatkan oleh Verizon dengan mahar kurang dari $5 miliar.

Akusisi ini membuat Yahoo memisahkan aset utamanya dari perusahaan jaringan internet raksasa Tiongkok, Alibaba. Verizon nantinya hanya menguasai produk-produk internet, bisnis media termasuk kantor pusat di Sunnyvale seluas 1 juta hektare dengan 4.000 karyawan.

Yahoo! sendiri bak raksasa terluka yang berjalan terseok-seok, tergerus oleh persaingan dengan Google dan meroketnya pertumbuhan Facebook. Situasi pelik yang kemudian menyebabkan hilangnya kepercayaan sejumlah investor yang dipelopori oleh Starboard Value LP terhadap kepemimpinan Marissa Mayer. Mayer ditunjuk sebagai CEO sejak tahun 2012 lalu dan dianggap gagal melakukan perubahan signifikan. Walhasil, perusahaan sepakat untuk mengambil strategi alternatif, salah satunya adalah melego aset.

Mayer sendiri mengatakan keinginannya untuk bertahan di Yahoo setelah kesepakatan ini selesai. Namun Marni Walden, EVP dan President of the Product Innovation and New Businesses di Verizon, mengatakan bahwa pihaknya belum membuat keputusan terkait hal itu.

Nokia Hadir Kembali di Spektrum CDMA, Bawa Lumia 822 untuk Verizon

Sudah cukup lama Nokia berkomitmen untuk tidak lagi mendukung konektivitas CDMA. Kali ini, Nokia yang bernafsu untuk menaklukan pasar Amerika Serikat mau tidak mau harus berkompromi. Setelah pengumuman Nokia Lumia 820 (dan Lumia 920) yang di sana secara eksklusif ditawarkan oleh AT&T, hari ini Nokia secara resmi menghadirkan Lumia 822 untuk jaringan Verizon yang merupakan operator terbesar di Amerika Serikat. Lumia 822 mengusung platform Windows Phone 8.

Continue reading Nokia Hadir Kembali di Spektrum CDMA, Bawa Lumia 822 untuk Verizon

Google Tambah Lagi Partner Kerjasama Billing Operator untuk Google Play

Langkah yang bagus dilakukan oleh Google untuk meningkatkan rata-rata penjualan konten di Google Play. Google mengkonfirmasi kerjasama dengan Verizon untuk menawarkan sistem billing operator bagi para pengguna Android. Dengan sistem ini, setiap pembelian akan ditagihkan langsung ke tagihan bulanan. Alternatif bagi pengguna prabayar, setiap pembelian di Google Play akan dipotong langsung terhadap pulsa/credit yang dimiliki.

Continue reading Google Tambah Lagi Partner Kerjasama Billing Operator untuk Google Play