Tag Archives: Vici Gaming

Jumlah Penonton WePlay AniMajor Pecahkan Rekor Baru

WePlay Esports sukses menjadikan turnamen AniMajor sebagai kompetisi Dota 2 non-The International yang paling banyak ditonton. Turnamen WePlay AniMajor merupakan kompetisi terakhir dari Dota Pro Circuit 2020-21. Sejak awal, WePlay memang sudah memasang sejumlah target. Salah satunya, mereka ingin mengalahkan Kiev Major 2017 dalam hal jumlah penonton terbanyak. Berikut data audiens dari turnamen WePlay AniMajor berdasarkan Esports Charts.

Tim Asia Mendominasi Juara Empat Besar

Turnamen WePlay AniMajor diadakan pada 2-13 Juni 2021 di Kiev, Ukraina. Secara total, ada 18 tim Dota 2 dari seluruh dunia yang berlaga di turnamen tersebut. Di kompetisi itu, tim-tim Asia mendominasi. Buktinya, tiga dari empat tim yang juara berasal dari Asia. Gelar juara dimenangkan oleh PSG.LGD, yang berasal Tiongkok. PSG.LGD berhasil menjadi juara setelah menang dari tim asal Amerrika Utara, Evil Geniuses, di babak final. Juara ketiga dimenangkan oleh T1, yang mewakili Asia Tenggara dan posisi keempat diduduki oleh Vici Gaming, yang juga merupakan tim asal Tiongkok.

Sebagai juara AniMajor, PSG.LGD mendapatkan US$200 ribu dan 500 DPC poin.  Perjalanan PSG.LGD untuk menjadi juara AniMajor berjalan dengan mulus. Di group stage, mereka berhasil menduduk posisi nomor satu setelah mendapatkan 4 kemenangan dan 3 seri. Dalam fase playoff,  PSG.LGD masuk dalam upper bracket. Mereka dapat mempertahankan posisi mereka di upper bracket dengan mengalahkan Alliance, Nigma, dan T1. Sementara itu, Evil Geniuses memulai fase playoff di lower bracket. Mereka harus bertanding melawan NoPing e-sports, TNC Predator, Team Nigma, dan Vici Gaming sebelum mereka bertemu dengan T1 di babak final lower bracket. Setelah menang 2-1 dari T1, mereka melaju ke babak final untuk melawan PSG.LGD. Di babak final, PSG.LGD berhasil menang 3-0 dari EG.

Informasi penonton dari turnamen WePlay AniMajor. | Sumber: Esports Charts

Pertandingan antara PSG.LGD dan EG bukan pertandingan yang paling banyak ditonton. Pada puncaknya, babak final dari turnamen AniMajor tersebut hanya ditonton oleh 445,8 ribu orang. Gelar babak terpopuler justru jatuh pada pertandingan antara EG dengan T1 di semifina, yang mendapatkan peak viewers sebanyak 645,1 ribu orang. Pertandingan terpopuler kedua adalah pertandingan antara EG dan TNC Predator di babak playoff. Pertandingan tersebut memiliki peak viewers sebanyak 581,4 ribu orang.

Menariknya, performa tim tidak memengaruhi jumlah penonton. Buktinya, Virtus.pro menjadi tim dengan jumlah penonton rata-rata paling banyak, sebanyak 317,7 orang. Padahal, tim asal CIS (Commonwealth of Independent States) tersebut tidak pernah memenangkan satu pertandingan pun. Sementara tim terpopuler kedua adalah Alliance, yang punya average viewers sebanyak 309,6 ribu orang. Tim itu hanya pernah menang satu kali, yaitu ketika mereka bertemu dengan Team Spirit di lower bracket pada babak playoff. T1 menjadi tim terpopuler ke-3 dengan jumlah penonton rata rata sebanyak 294,2 ribu orang, dan EG di posisi ke-4 dengan jumlah penonton rata-rata 269,8 ribu orang.

Tim-tim yang populer berdasarkan average viewers. | Sumber: Esports Charts

AniMajor Pecahkan Rekor Total Hours Watched

WePlay Esports adalah penyelenggara turnamen esports asal Ukraina. Selama ini, mereka dikenal dengan siaran mereka yang unik. Dalam turnamen AniMajor, mereka memilih tema utama berupa anime. Karena itu, WePlay menghias studio untuk siaran bahasa Inggris dengan segala sesuatu berbau anime dan Jepang. Namun, siaran berbahasa Rusia dari turnamen WePlay AniMajor punya tema yang berbeda. Pasalnya, siaran dalam bahasa Rusia tidak ditangani oleh WePlay, tapi oleh Maincast.

Ketika mengadakan AniMajor, WePlay punya ambisi untuk menjadi turnamen tersebut sebagai turnamen Major dengan peak viewers terbanyak. Untuk itu, AniMajor harus mengalahkan turnamen Kiev Major 2017, yang memiliki peak viewers sebanyak 842 ribu orang. Demi merealisasikan ambisinya, WePlay memberikan hadiah pada para penonton setiap mereka berhasil mencapai milestone tertentu. Hadiah yang WePlay berikan beragam, mulai dari router gaming, kursi gaming, langganan Dota 2 Plus selama setahun, sampai tiket untuk menonton The International secara offline.

Durasi siaran turnamen WePlay AniMajor mencapai 137 jam. Sementara total hours watched dari turnamen tersebut mencapai 37 juta jam dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 272,8 ribu orang. Pada puncaknya, AniMajor ditonton oleh 645 ribu orang. Dengan begitu, AniMajor sukses menjadi turnamen Major Dota 2 dengan jumlah hours watched terbanyak. Sayangnya, dari segi jumlah peak viewers, AniMajor masih kalah dari Kiev Major 2017. Meskipun begitu, AniMajor tetap merupakan turnamen Major Dota 2 dengan jumlah peak viewers terbanyak kedua, mengalahkan One Esports Singapore Major.

WePlay bertanggung jawab atas siaran AniMajor dalam bahasa Inggris dan Ukraina. Sementara Maincast bertanggung jawab untuk membuat siaran dalam bahasa Rusia. Namun, WePlay juga mengizinkan para streamers untuk menyiarkan AniMajor di channel mereka masing-masing. Dengan begitu, para penonton bisa menonton AniMajor bersama dengan streamer favorit mereka. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa penonton AniMajor sangat beragam. Sekitar 50% dari total hours watched AniMajor berasal dari penonton berbahasa Inggris dan 31% lainnya berasal dari audiens berbahasa Rusia. Fans berbahasa Spanyol memberikan kontribusi terbesar ketiga dalam hal hours watched, diikuti oleh fans berbahasa Filipina dan Thailand.

Pada siaran berbahasa Inggris, community streamers hanya memberikan kontribusi sebesar 5% dari total hours watched. Namun, kontribusi community streamers jauh lebih besar pada siaran berbahasa Rusia, mencapai 20% dari total hours watched. Hal ini menunjukkan, audiens berbahasa Inggris lebih suka untuk menonton siaran dari penyelenggara resmi.

Dari semua community casters yang menyiarkan turnamen WePlay AniMajor, Alexander “Nix” Levin merupakan caster yang paling populer, dengan satu juta hours watched. Caster terpopuler kedua berasal dari kawasan CIS, yaitu Yaroslav “NS” Kuznetsov, yang mendapatkan 537 ribu hours watched.

kkOma vici gaming

Vici Gaming Umumkan Kim “kkOma” Jeong-gyun Sebagai Head Coach

Mantan pelatih SKT T1 dengan tiga gelar Worlds Champion, dua gelar Mid-Season Invitational Champion dan delapan gelar juara League of Legends Champions Korea yaitu Kim “kkOma” Jeong-gyun diumumkan menjadi head coach Vici Gaming.

Sumber: DailyEsports
Sumber: Daily Esports

Melihat ke belakang, kkOma jadi pelatih di SKT T1 sejak tahun 2012 bukan karena tanpa alasan. Berdasarkan wawancaranya dengan InvenGlobal, kkOma sangat menyukai setiap hal yang ada di SKT T1. Dari fans, manajemen tim, dan organisasi, ia mencintainya semuanya. Sampai-sampai uang bukanlah segalanya. Selama melatih di SKT T1, banyak sekali tawaran dengan angka fantastis dari tim lain tetapi ia tidak bisa berpindah hati karena ia mencintai SKT T1.

Di awal tahun 2012, kkOma bermain di bawah naungan tim StarTale bersama legenda League of Legends Korea Selatan yaitu Ryu “Ryu” Sang-wook. Lalu pada bulan Desember 2012 ia dihubungi oleh pihak SK Telecom untuk mengajaknya bergabung. Ia mengatakan bahwa proses pemilihan dan ujian yang dihadapi oleh para calon pemain SK Telecom sangatlah keras. Tryouts pemain berjalan selama dua bulan, berisikan segala macam ujian yang harus dilalui pemain.

Sebagai pelatih kkOma terlihat keras, setidaknya itu yang kita lihat di depan kamera ketika livestream ataupun yang muncul di video. Pemainnya menyebutnya “ikat pinggang kkOma”, setiap kali timnya underperform, maka ikat pinggang kkOma akan muncul untuk menghukum mereka. Dengan tawaan, kkOma menjelaskan bahwa ia tidak selalu keras terhadap pemainnya. Ia menemukan keseimbangan di antara memberikan sosok pelatih kepada pemainnya dan memberikan mereka perhatian personal yang mereka butuhkan.

Sumber: exp.gg

Pada tahun pertamanya di 2013, kkOma dan timnya yang berisikan banyak pemain baru berhasil mengangkat trofi juara LCK dan Worlds 2013. SKT T1 K berhasil menjadi tim yang tidak pernah kalah sepanjang season di Champions Winter 2013-2014. Kesuksesan mereka berlanjut pada tahun 2014, mereka berhasil memenangkan All-star Paris 2014 walau tidak berhasil melaju ke Worlds 2014. Di tahun-tahun selanjutnya, SKT T1 tetap melanjutkan dominasi mereka di kancah dunia. Menjuarai Worlds 2015 setelah mengalahkan KOO Tigers di final dan menjadi tim pertama yang mendapatkan repeat winners setelah berhasil menjuarai Worlds 2016 mengalahkan Samsung Galaxy di grand final.

Kesulitan mulai dirasakan pada tahun 2017, SKT T1 dihentikan langkahnya di Worlds 2017 oleh Longzhu Gaming dan kalah 2-0 tanpa balas. SKT T1 mulai merombak rosternya setelah hasil yang buruk di tahun 2018. Tetapi kkOma tetap bertahan di posisi head coach. Sampai akhirnya SKT T1 mengumumkan perpisahannya dengan kkOma pada November kemarin.

Memulai Dari Bawah Di LPL

Perombakan yang terjadi di SKT T1 memang sudah diduga oleh khalayak banyak, melihat performa yang turun dari SKT T1 beberapa waktu ke belakang. Kekalahan saat melawan G2 Esports saat semifinal Worlds 2019 merupakan yang paling mencolok. Tetapi banyak yang tidak menyangka bahwa yang akan meninggalkan tim adalah kkOma. 7 tahun bersama SKT T1 dan ialah yang membina Lee “Faker” Sang-hyeok menjadi seorang midlaner yang ditakuti sekarang.

Sumber: Daily Esports

Walaupun sebagai seseorang yang memiliki catatan pengalaman yang luar biasa, tugas kkOma di LPL tidaklah muda. Pasalnya, Vici Gaming mendapatkan hasil sangat buruk di LPL 2019 ini. Vici Gaming berakhir pada urutan ke-15 dengan catatan dua kali menang dan 13 kali kalah. Ini membuatnya benar-benar memulai dari bawah. Tetapi dengan banyak pemain baru yang menandatangani kontrak dengan Vici Gaming dan kkOma sang pelatih bintang dari Korea Selatan, ini merupakan kesempatan baik bagi mereka untuk mencatat hasil baik di LPL Spring 2020 mendatang.

Shanghai SIPG

Vici Gaming Ingin Belajar Ilmu Manajemen dari Tim Sepak Bola

Esports dan olahraga konvensional adalah dua hal yang punya banyak kemiripan. Keduanya sama-sama butuh keahlian tinggi bila ingin dipertandingkan di level profesional, dan untuk mencapai hal itu hanya bisa dengan dedikasi dan kedisiplinan. Untuk esports atau olahraga tim, komunikasi serta leadership menjadi elemen krusial yang harus dimiliki. Angkatan bersenjata Amerika Serikat bahkan memandang esports mirip dengan ilmu keprajuritan.

Karena berbagai kesamaan itulah, tidak mengejutkan bila kemudian ada tim esports yang menjalin kerja sama dengan tim olahraga. Contohnya Vici Gaming (VG), tim esports asal Tiongkok yang beberapa waktu lalu mengumumkan ikatan strategis dengan klub sepak bola Shanghai International Port Group F.C. (SIPG).

Dalam konferensi pers yang digelar di markas Vici Gaming, dua organisasi ini menjelaskan bahwa kerja sama mereka akan dimulai dengan game Kings of Glory (Arena of Valor versi Tiongkok). Bersama Shanghai SIPG, Vici Gaming akan bekerja mempromosikan integrasi antara esports dan olahraga konvensional. Sementara dari sisi Shanghai SIPG, mereka ingin meningkatkan diversitas penggemar dan meningkatkan jumlahnya dengan menggaet para penyuka esports.

Vici Gaming x Shanghai SIPG
Vici Gaming jalin ikatan dengan Shanghai SIPG | Sumber: Esports Insider

“Karena tim Tiongkok memenangkan kejuaraan Arena of Valor di Asian Games 2018, esports kini menjadi dikenal luas dan diterima oleh masyarakat, dan esports akan banyak ditonton seperti olahraga tradisional di masa depan,” kata Ding Jun, founder Vici Gaming, dilansir dari Esports Insider.

“Di akhir 2018, VG telah berhasil kembali ke liga profesional resmi tertinggi Kings of Glory, King Pro League (KPL), dan VG berharap tim esports ini dapat mempelajari manajemen serta model operasi olahraga tradisional yang digunakan Shanghai SIPG. Dengan peluncuran kerja sama ini, VG berharap tim kami dapat meraih kesuksesan besar di KPL dan menjadi pemimpin liga seperti Shanghai SIPG,” lanjut Ding Jun.

Di Tiongkok, baik Vici Gaming maupun Shanghai SIPG sama-sama dipandang sebagai organisasi raksasa yang berprestasi. Beberapa waktu lalu Vici Gaming berhasil meraih runner-up di turnamen ESL One Hamburg 2018, juga menjuarai beberapa turnamen bergengsi di Tiongkok. Sementara Shanghai SIPG baru saja menjadi juara Chinese Super League di akhir 2018 lalu.

Vici Gaming - CS:GO
Vici Gaming juga berlaga di cabang Counter-Strike: Global Offensive | Sumber: Vici Gaming

Kerja sama antar dua raksasa seperti ini tentu akan menarik perhatian, dan besar kemungkinan juga dapat membuat sponsor lebih berminat untuk mendekati kedua tim. Exposure yang didapat akan jauh lebih besar, apalagi Vici Gaming tidak hanya terkenal di Tiongkok tapi juga secara global.

Vici Gaming bukan tim esports Tiongkok pertama yang bekerja sama dengan tim sepak bola. Sebelumnya, LGD Gaming telah melakukan hal serupa dengan tim asal Perancis, Paris Saints-Germain, dan kini tim tersebut dikenal sebagai PSG.LGD. Ikatan antar klub seperti ini membuat batas antara esports dan olahraga konvensional semakin tipis, dan mungkin kita akan melihat lebih kerja sama sejenis di masa depan.

Sumber: Esports Insider

Menangkan Turnamen Dota 2 The International 4, Newbee Bawa Pulang US$ 5 Juta

Ajang The International 4 yang mempertandingkan Dota 2 memberikan banyak kejutan bagi gamer. Pertama, turnamen kali ini menawarkan total hadiah lebih dari US$ 10 juta. Lalu tim yang dijagokan oleh banyak fansnya malah sama sekali tidak masuk ke lima besar. Grand Final dimenangkan oleh tim Newbee setelah mengalahkan rival senegaranya, Vici Gaming. Continue reading Menangkan Turnamen Dota 2 The International 4, Newbee Bawa Pulang US$ 5 Juta