Tag Archives: Vicknesh R. Pillay

Pendanaan Eratani

Eratani Memperoleh Pendanaan Awal 57 Miliar Rupiah

Startup agritech Eratani memperoleh pendanaan tahap awal (seed funding)  $3,8 juta atau setara 57 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin perusahaan investasi asal Singapura, TNB Aura, dan diikuti partisipasi dari AgFunder, B.I.G Ventures, serta investor pra-awal mereka, yakni Trihill Capital.

Founding Partner dari TNB Aura Vicknesh R. Pillay menilai banyak tantangan di lingkup rantai pasok pertanian nasional. “Namun, kami meyakini Eratani punya pendekatan farmers-centric dalam meningkatkan ketahanan pangan berkelanjutan di Indonesia,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Sebelumnya, Eratani menerima pendanaan pra-awal sebesar Rp23 miliar yang dipimpin Trihill Capital, serta partisipasi dari Kenangan Kapital dan Kopital Network. Pendanaan tersebut dimanfaatkan untuk mendampingi lebih dari 10.000 petani binaan di Pulau Jawa dengan total sebesar 8.000 hektar lahan padi dan telah berkontribusi lebih dari 52.000 ton beras dalam kurun satu tahun.

Eratani didirikan Andrew Soeherman (CEO), Kevin Juan Tanggo Laksono (COO), dan Angles Gani (CPO) pada Juni 2021. Misinya adalah memberikan pendampingan menyeluruh kepada petani Indonesia dengan memfasilitasi akses pada modal usaha dan membangun ekosistem dari hulu (upstream) hingga ke hilir (downstream).

Adapun, program pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas para petani binaan Eratani dari awal hingga akhir proses tanam. Pendampingan ini meliputi pengecekan pH tanah, perawatan tanaman, cara menghadapi serangan hama, penyediaan sarana produksi pertanian yang berkualitas, hingga penyaluran hasil panen dengan harga yang terstandardisasi.

Rencana selanjutnya

“Putaran kali ini akan membuat kami semakin kuat dan gencar untuk mengembangkan Eratani melalui kontribusi kami secara langsung dalam memaksimalkan potensi pertanian di Indonesia,” Co-Founder & CEO Eratani Andrew Soeherman.

Eratani akan menyempurnakan program pendampingan untuk memaksimalkan produktivitas petani, ekspansi ke wilayah binaan baru, digitalisasi proses pertanian, serta pengembangan SDM dan teknologi. Pihaknya memproyeksikan dapat menggandeng hingga 50.000 petani binaan pada akhir 2024.

Selain itu, Eratani juga akan memaksimalkan kerja sama yang dimiliki bersama dengan Kementerian Pertanian Indonesia dan BULOG Indonesia untuk mengembangkan ekosistem pertanian di Indonesia dan mengawali misi swasembada pangan di Indonesia.

Dalam wawancara terdahulu dengan DailySocial.id, Andrew mengungkap ada dua isu utama yang dihadapi oleh sektor pertanian, yakni (1) 98% proses dari hulu ke hilir belum terdigitalisasi dan (2) 93% petani masih melakukan kegiatan usaha sendiri dan tidak terorganisir.

Berdasarkan riset McKinsey sebelumnya, sebanyak 50%-70% hasil panen di Indonesia tidak pernah sampai ke pasar. McKinsey memperkirakan produktivitas petani di Indonesia harus naik 60% jika ingin memenuhi kebutuhan pangan sebanyak 280 juta jiwa. Itu pun bisa terealisasi apabila petani mampu meningkatkan hasil panen, mengurangi kerugian pasca-panen, hingga dapat mendistribusikannya ke kota besar.

Application Information Will Show Up Here

Greenhouse won funding, prepared new services and planned to expand

Greenhouse Co-working space receives funding worth SG$3.8 million, equivalent to Rp39 billion. It was led by 14 angel investors consist of 7 new investors and 7 previous ones. It includes Dilip and Deepak Chugani from KNS Group. The plan is to launch new service and tighten Greenhouse position in the SEA market.

“We’re very lucky to have a number of expert angel investors with additional value to the company aside from their investment,” Greenhouse’s CEO, Drew Calin, said.

He also added, “Most of the investors are part of the seed round, including our two founders and main investors. It proves their faith in us to accomplish our vision and their commitment to support us.”

Greenhouse aims to support business development in SEA market. With the latest funding, they plan to expand coverage in supporting global and local companies to develop amidst the fast-growing market, such as Indonesia, the Philippines, and throughout Southeast Asia.

Greenhouse was built to simplify the process of entering and developing company in the market through improving transparency, efficiency, and minimalizing risk. We did this by developing and managing high-quality B2B service provider, offering services, such as business framework, visa, payroll, law/tax consultation, and recruitment,” he said.

Greenhouse is currently expanding partneship all around Asia, and developing technology platform to connect expanding local business with B2B service provider that supports the plan with efficiency.

Greenhouse‘s Co-Founder, Vicknesh R. Pillay explained that their team is soon to launch Greenhouse Connect, a technology platform that offers business framework in Indonesia in the second quarter of this year. The plan is to add six more services by the end of this year.

He also mentioned, they’re currently in a negotiation for five new locations in Indonesia and the Philippines, also to explore options in Singapore. It includes calculation to acquire new talents to support expansion.

“The market includes Indonesia, the Philippines, Singapore, Thailand, and India. It’ll set us to support the companies in entering and developing business with efficiency and effectivity, and faster with lower cost,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Greenhouse raih pendanaan, siapkan layanan baru dan berencana untuk ekspansi

Greenhouse Raih Pendanaan 39 Miliar Rupiah, Siap Bantu Perusahaan Ekspansi di Asia Tenggara

Co-working space Greenhouse mendapatkan pendanaan baru senilai SG$3,8 juta atau setara dengan Rp39 miliar. Pendanaan terbaru mereka ini dipimpin oleh 14 angel investor, yang terdiri dari 7 investor baru dan 7 investor lama. Termasuk di dalamnya adalah Dilip dan Deepak Chugani dari KNS Group. Rencananya Greenhouse akan meluncurkan layanan baru dan menguatkan posisi mereka di pasar Asia Tenggara.

“Kami sangat beruntung karena memiliki sekelompok angel investor berpengalaman yang juga dapat menyumbangkan nilai bagi perusahaan di luar investasi moneter mereka,” terang CEO Greenhouse Drew Calin.

Ia juga menambahkan, “Banyak dari investor ini juga berpartisipasi di seed round, termasuk dua pendiri dan investor utama kami. Ini menggambarkan kepercayaan mereka pada kemampuan kami untuk mewujudkan visi kami dan komitmen mereka untuk mendukung kami.”

Greenhouse memiliki tujuan untuk membantu pengembangan bisnis di pasar seperti Asia Tenggara. Dengan pendanaan terbaru ini mereka berencana untuk memperluas kemampuannya dalam membantu perusahaan asing masuk dan perusahaan lokal untuk tumbuh di pasar yang berkembang cepat seperti Indonesia, Filipina dan seluruh Asia Tenggara.

Greenhouse didirikan untuk menyederhanakan proses yang diperlukan untuk masuk dan tumbuh dalam paar seperti melalui meningkatkan transparansi, efisiensi, dan meminimalkan risiko. Kami melakukan ini dengan membangun dan mengelola jaringan penyedia layanan B2B berkualitas tinggi, yang menawarkan layanan seperti pendirian perusahaan, layanan visa, payroll, konsultasi pajak/hukum dan rekrutmen – sebagai contoh,” jelas Drew.

Greenhouse saat ini tengah memperluas jaringan mitranya di seluruh Asia, serta sedang membangun platform teknologi yang akan menghubungkan bisnis yang ingin berekspansi di paar lokal dengan penyedia layanan B2B yang mendukung ekspansi tersebut secara lebih efisien.

Co-Founder Greenhouse Vicknesh R. Pillay menjelaskan bahwa pihaknya akan meluncurkan Greenhouse Connect, sebuah platform teknologi yang menawarkan layanan pendirian perusahaan dasar di Indonesia pada kuartal kedua tahun 2019. Direncanakan layanannya akan bertambah enam buah di berbagai pasar pada akhir tahun.

Vicknesh menambahkan, pihaknya saat ini tengah bernegosiasi untuk lima lokasi baru di Indonesia dan Filipina, sekaligus mengeksplorasi opsi di Singapura. Termasuk memperhitungkan untuk menambah talenta baru untuk mendukung ekspansi.

“Pasar-pasar ini meliputi Indonesia, Filipina, Singapura, Vietnam, Thailand, dan India. Ini akan memosisikan kami untuk membantu perusahaan-perusahaan memasuki dan mengembangkan bisnis mereka lebih efisiensi dan efektif, dengan pengorbanan waktu serta modal yang lebih sedikit,” jelas Vicknesh.