Tag Archives: video call

16 Aplikasi Video Call Alternatif WhatsApp

Ada banyak pilihan aplikasi video call untuk Android yang bisa jadi alternatif WhatsApp. WhatsApp merupakan aplikasi chat terpopuler yang telah diunduh oleh miliaran pengguna ponsel Android dan iOS. Tak hanya menawarka fitur chatting, WhatsApp juga menawarkan beberapa fitur video call. Tapi, karena kebijakan baru tentang privasi yang sempat bikin heboh, banyak orang ingin beralih ke aplikasi lain.

Continue reading 16 Aplikasi Video Call Alternatif WhatsApp

Zoom Luncurkan Fitur Baru, Buat Tampilan Video Conference Jadi Makin Interaktif

Gonta-ganti virtual background mungkin adalah hal paling sepele yang bisa kita lakukan untuk mengurangi rasa bosan selagi mengikuti sesi Zoom mingguan atau bahkan harian. Namun tetap saja, hal ini tidak bisa menutupi fakta bahwa kita semua masih terpisah satu sama lain meski berada di dalam satu sesi video conference yang sama.

Tidak selamanya harus seperti itu kalau menurut Zoom. Mereka baru saja meluncurkan fitur yang cukup menarik bernama Immersive View. Seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas, fitur ini memungkinkan semua peserta video conference untuk tampil dalam satu virtual background yang sama, memunculkan kesan seolah-olah mereka sedang berada dalam satu ruang rapat virtual.

Oke, tidak semua, melainkan maksimum sampai 25 orang saja. Kalau lebih dari itu, maka sisanya akan ditampilkan dalam deretan thumbnail di atas seperti biasanya. Anda juga harus menggunakan aplikasi Zoom versi 5.6.3 atau yang lebih baru di perangkat Windows atau macOS agar dapat melihat tampilan Immersive View. Alternatifnya, bisa juga dengan menggunakan web app Zoom di browser.

Fitur ini dapat diaktifkan oleh host lewat menu yang sama seperti ketika mengaktifkan tampilan Speaker View atau Gallery View. Host bebas mengatur posisi partisipan di ruang virtual secara manual, atau membiarkan sistem yang mengatur secara otomatis. Selain menggunakan beberapa opsi yang tersedia, host juga bisa memakai gambar atau videonya sendiri sebagai latar belakang Immersive View.

Immersive View pertama kali diumumkan dalam ajang Zoomtopia 2020 pada bulan Oktober, dan sekarang sudah tersedia untuk seluruh pengguna Zoom, baik yang gratisan maupun berbayar. Namun Zoom sebenarnya bukan yang pertama mengimplementasikan fitur ini. Jauh sebelumnya, Microsoft lebih dulu meluncurkan fitur serupa bernama Together Mode, yang kemudian juga ikut dihadirkan di Skype. Well, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, bukan?

Melihat keterbatasannya, fitur ini mungkin bakal lebih cocok untuk sesi meeting tim dalam jumlah kecil, atau malah untuk acara webinar. Dalam format webinar, yang ditempatkan di virtual background hanyalah sang host dan semua panelis saja, tidak termasuk pesertanya.

Sumber: The Verge dan Zoom.

Microsoft Teams Kini Tawarkan Video Chat Gratis Selama 24 Jam via Browser

Pandemi masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat, dan itu artinya Zoom masih menjadi salah satu aplikasi terlaris yang digunakan oleh seisi Bumi setiap harinya. Juga masih relevan adalah fakta bahwa sejumlah aplikasi video chat lain masih terus mencoba untuk ‘mencuri’ sebagian dari pengguna Zoom.

Salah satunya adalah Microsoft Teams, yang sekarang bisa kita pakai untuk video conference dengan 299 orang lainnya melalui aplikasi desktop maupun web app-nya. Ya, total bisa ada 300 partisipan dalam satu sesi, dan Teams sendiri bisa menampilkan sebanyak 49 orang sekaligus di satu layar, baik dalam format gallery view maupun format unik yang dinamai Together Mode.

Yang istimewa, satu sesi dengan orang sekampung itu bisa berlangsung sampai 24 jam nonstop, tidak harus berhenti dulu dan disambung lagi setelah 40 atau 60 menit seperti ketika menggunakan Zoom maupun Google Meet. Yang perlu menggunakan akun Microsoft juga cuma sang pembuat room, dan sisanya bisa bergabung secara langsung lewat browser tanpa harus mengunduh apa-apa terlebih dulu.

Kalau fasilitas yang ditawarkan terdengar familier, mungkin itu dikarenakan sebelumnya Anda sudah pernah tahu tentang Skype Meet Now, yang notabene juga merupakan produk milik Microsoft. Kendati demikian, pamor Skype mungkin sudah tidak setenar dulu, dan lagi Microsoft Teams juga sudah bisa digunakan untuk kebutuhan personal sejak bulan Juni lalu. Apakah ini termasuk kanibalisasi produk? Saya rasa tidak salah apabila Anda berpikir begitu.

Terlepas dari itu, langkah berani ini Microsoft ambil demi menyambut hari raya Thanksgiving yang akan berlangsung pada tanggal 26 November 2020, sebab di hari tersebut bisa dipastikan bakal ada banyak keluarga di negara-negara barat yang saling bertatap muka via video chat. Zoom sendiri sudah mengumumkan bahwa mereka bakal meniadakan batasan durasi 40 menit khusus di hari Thanksgiving.

Dalam kesempatan yang sama, Microsoft juga mengumumkan sejumlah fitur baru untuk aplikasi Teams di smartphone, dan salah satu yang paling menarik adalah kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan sebagai SMS, berguna saat hendak menghubungi daftar kontak yang bukan merupakan pengguna Teams. Sayangnya fitur ini untuk sementara baru tersedia di Amerika Serikat dan Kanada saja.

Sumber: The Verge dan Microsoft.

Telegram Akhirnya Punya Fitur Video Call

Aplikasi chatting Telegram baru saja merayakan hari jadinya yang ketujuh. Sebagai bentuk apresiasi terhadap komunitas pengguna loyalnya, Telegram pun akhirnya meluncurkan fitur video call di tengah pandemi yang tak kunjung berakhir.

Fitur video call di Telegram ini masih belum sepenuhnya matang, masih versi alpha kalau kata Telegram sendiri. Satu poin penting yang masih absen di versi awalnya ini adalah group video call.

April lalu, bertepatan dengan naik daunnya Zoom pada awal-awal tren WFH, Telegram sempat mengumumkan rencananya untuk menghadirkan fitur group video call. Janji tersebut masih belum bisa mereka penuhi, tapi setidaknya ini merupakan langkah awal yang bagus, dan yang terpenting, menguntungkan buat semua konsumennya.

Seperti yang sudah bisa kita ekspektasikan dari Telegram, semua sesi video call yang berlangsung dipastikan diproteksi dengan enkripsi end-to-end. Yang cukup lucu adalah, pengguna bakal melihat empat emoji di ujung kanan atas layar, dan emoji itu sebenarnya bertindak sebagai indikator enkripsi; kalau lawan bicara Anda melihat emoji yang sama persis, berarti sesi video call-nya 100% terenkripsi secara aman.

“Eh tunggu-tunggu, emoji-nya gambar apaan di tempatmu? Oke aman, lanjut gosipnya.” Mungkin seperti itu nantinya mayoritas sesi video call yang kita jalani via Telegram.

Terlepas dari absennya group video call, fitur video call milik Telegram sudah tergolong lengkap pada versi awalnya ini. Berganti dari video call ke audio call (atau sebaliknya) bisa dilakukan sewaktu-waktu dengan mudah, dan mode tampilan picture-in-picture pun juga berlaku untuk video call, yang berarti pengguna masih bisa membaca chat selagi saling bertatap muka secara virtual.

Belum diketahui kapan pastinya group video call bakal tersedia di Telegram. Mereka cuma bilang “dalam beberapa bulan mendatang”. Telegram sepertinya tidak mau tergesa-gesa dalam mewujudkan visinya menghadirkan fitur group video call yang mudah digunakan sekaligus aman.

Sumber: Telegram via Engadget.

GoPro Hero8 Black Kini Bisa Dipakai Sebagai Webcam Tanpa Bantuan Perangkat Tambahan

Pandemi memaksa produsen kamera untuk lebih kreatif memperlakukan konsumennya. Kita memang dianjurkan untuk sebisa mungkin tidak keluar rumah, tapi itu bukan berarti kamera yang kita miliki harus terbengkalai begitu saja. Kalau menurut sejumlah brand, kenapa kameranya tidak dialihfungsikan saja, menjadi webcam misalnya.

Semuanya bermula ketika Canon merilis software untuk EOS Webcam Utility, yang meskipun masih berstatus beta, sudah bisa mengubah peran asli kamera DSLR maupun mirrorless menjadi webcam tanpa bantuan perangkat tambahan seperti capture card. Lalu dalam kurun waktu yang singkat, satu demi satu brand lain ikut menyusul, mulai dari Fujifilm, Panasonic, dan bahkan sampai Olympus.

Bahkan GoPro pun akhirnya juga ikut latah. Mereka baru saja merilis aplikasi GoPro Webcam, yang cukup disayangkan baru tersedia buat platform macOS sejauh ini, dengan versi Windows yang masih dalam tahap pengembangan. Kamera yang kompatibel hanyalah Hero8 Black, dan itu pun harus dengan mengunduh dan meng-install firmware update terlebih dulu.

Usai meng-install firmware baru dan aplikasi GoPro Webcam, pengguna cukup menyambungkan Hero8 Black ke komputer menggunakan kabel USB-C, maka kamera pun siap dipilih sebagai input video beresolusi 1080p atau 720p pada aplikasi-aplikasi video call seperti Zoom, Google Meet, dan lain sebagainya. Panduan lengkap langkah-langkahnya bisa dilihat langsung di situs GoPro.

Satu catatan penting yang perlu diingat, berhubung fitur webcam ini memerlukan firmware baru, otomatis pengguna tidak bisa memakainya bersamaan dengan firmware GoPro Labs. Pastikan juga baterai kamera sedang dalam kondisi penuh, sebab perangkat tidak bisa di-charge selama digunakan sebagai webcam.

Untuk pengguna GoPro Hero7 atau yang lebih tua lagi, sayangnya tidak ada solusi yang semudah dan semurah ini. Anda tetap butuh bantuan perangkat tambahan seperti Elgato Cam Link kalau mau menggunakan action cam kesayangan sebagai webcam.

Sumber: PR Newswire dan GoPro.

Update Google Duo Hadirkan Fitur Family Mode

Google Meet dan Google Duo, keduanya sama-sama merupakan aplikasi video call, dan keduanya sama-sama gratis. Pertanyaannya, kapan kita harus menggunakan Meet, dan kapan kita harus memakai Duo? Well, fitur baru Duo berikut ini bakal semakin mempermudah kita untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Fitur yang saya maksud adalah Family Mode, yang sekarang sudah tersedia di versi terbaru aplikasi Duo untuk Android maupun iOS apabila Anda login menggunakan akun Google. Saat diaktifkan, Family Mode mempersilakan kita bermain-main dengan beragam efek yang lucu dan menarik, sekaligus mencorat-coret selagi membunuh waktu sambil bercakap-cakap dengan orang-orang terdekat.

Namun yang lebih penting menurut saya adalah, selagi Family Mode aktif, tombol mute maupun tombol end call akan disembunyikan. Ini sangat penting terutama saat melakukan panggilan video sembari ditemani anak berusia nyaris 2 tahun yang selalu tertarik untuk mengklik icon telepon berwarna merah. Maaf jadi curhat.

Jadi begitulah, ketersediaan Family Mode mengindikasikan kalau Duo lebih ideal dipakai video call bersama keluarga maupun teman-teman dekat, sedangkan Meet lebih cocok untuk konteks pekerjaan, terutama berkat kemampuan Meet mengakomodasi hingga 100 orang dalam satu sesi.

Duo di sisi lain cuma memiliki kuota maksimal 12 partisipan, dan ini pun baru diterapkan belum lama ini. Kabar baiknya, group video call dapat diakses melalui Duo versi web dalam beberapa minggu ke depan, lengkap beserta layout baru yang menampilkan lebih banyak partisipan.

Google pun tidak lupa mempermudah mekanisme untuk bergabung ke sebuah sesi group video call di Duo; pengguna sekarang dapat mengundang siapapun yang mempunyai akun Google lewat sebuah tautan.

Sumber: Google.

Google Meet Kini Gratis untuk Semua Orang dan Sudah Terintegrasi ke Gmail

Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, kira-kira seperti itu pemikiran simpel tim Google Meet, yang belum lama ini masih bernama Hangouts Meet. Setelah bertahun-tahun ditawarkan sebagai salah satu fasilitas layanan berlangganan G Suite, Meet kini akhirnya sudah tersedia untuk seluruh pemilik akun Google tanpa terkecuali.

Di komputer, Meet dapat diakses langsung dari browser (meet.google.com) tanpa memerlukan plugin tambahan. Usai login memakai akun Google masing-masing, pengguna bisa langsung memulai sesi meeting virtual-nya, atau mencantumkan meeting code yang diterima dari kolega. Sebelum ini, yang dapat memulai sesi panggilan video hanyalah para pelanggan G Suite.

Selain lewat situsnya langsung, Google Meet kini juga dapat diakses melalui Gmail. Jadi lewat sidebar di samping kiri, pengguna dapat memilih opsi “Start a meeting” atau “Join a meeting”. Kalau Anda belum melihatnya, silakan bersabar menunggu, sebab Google memang sedang merilisnya secara bertahap.

Apa saja kelebihan yang ditawarkan Google Meet dibanding Zoom maupun layanan serupa lainnya? Di samping akses langsung dari browser itu tadi, Meet mempunyai kuota maksimum partisipan yang cukup besar, tepatnya hingga 100 orang. Tiap sesi video conference pun dapat dilangsungkan tanpa batasan durasi.

Perlu dicatat, akses tanpa batas waktu ini cuma berlaku sampai 30 September saja. Lewat dari tanggal tersebut, pengguna gratisan Google Meet (yang bukan pelanggan G Suite), hanya bisa melangsungkan sesi panggilan video sampai 60 menit di tiap kesempatan. Fitur-fitur lain seperti screen sharing, real-time caption, maupun layout baru yang dapat menampilkan lebih banyak partisipan sekaligus tetap tersedia bagi para pengguna gratisan.

Sumber: TechCrunch dan Google.

Application Information Will Show Up Here

Canon Luncurkan Software untuk Mengubah Kamera Bikinannya Menjadi Webcam

Apa gadget terpenting selama bekerja dari rumah alias WFH? Bagi yang melangsungkan video conference setiap hari bersama para koleganya, jawabannya mungkin adalah webcam. Begitu esensialnya webcam selama WFH, stoknya sampai menipis di Amerika Serikat, dan kalaupun ada, harganya naik berkali lipat.

Kabar baiknya, kamera DSLR atau mirrorless yang kita punya sebenarnya juga bisa dijadikan webcam, dengan catatan mereknya adalah Canon. Yang dibutuhkan hanyalah kabel USB untuk menyambungkan kamera ke PC (Windows 10 64-bit), serta sebuah software anyar bernama EOS Webcam Utility Beta.

Solusi plug-and-play ini kompatibel dengan sejumlah kamera DSLR, mirrorless maupun seri PowerShot. Daftar lengkap perangkat yang kompatibel bisa dilihat pada gambar di bawah.

Canon EOS Webcam Utility Beta

Untuk seri EOS Rebel (nama yang dipakai Canon di Amerika Serikat dan Kanada), nama modelnya yang tersedia di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • EOS Rebel SL2 = EOS 200D
  • EOS Rebel SL3 = EOS 200D II
  • EOS Rebel T6 = EOS 1300D
  • EOS Rebel T6i = EOS 750D
  • EOS Rebel T7 = EOS 1500D
  • EOS Rebel T7i = EOS 800D
  • EOS Rebel T100 = EOS 3000D

Sebelum menyambungkan kamera ke PC, pastikan terlebih dulu kameranya sudah menyala dan dalam mode perekaman video, lalu atur parameter exposure-nya jika perlu. Usai kamera tersambung ke PC, jangan lupa pilih “EOS Webcam Utility Beta” pada opsi kamera di aplikasi video conference yang digunakan.

Semoga saja pabrikan-pabrikan kamera lain bisa segera mengikuti jejak Canon dan merilis software serupa.

Sumber: DPReview. Gambar header: James McKinven via Unsplash.

Anchor Mudahkan Pembuatan Podcast dari Rekaman Sesi Video Call

Salah satu cara termudah untuk membuat podcast adalah dengan menggunakan aplikasi bernama Anchor. Pendapat tersebut masih valid bahkan di masa pandemi seperti sekarang, sebab Anchor telah menyiapkan fitur baru berupa konversi video ke audio.

Fitur ini dibuat untuk mengubah sesi video call menjadi file audio yang siap dijadikan podcast. Idenya adalah, komunikasi jarak jauh via panggilan video semestinya tidak mencegah terciptanya diskusi yang menarik sekaligus cocok untuk dijadikan podcast.

Yang perlu dilakukan hanyalah merekam sesi panggilan videonya, lalu mengunggah file videonya (.mp4 atau .mov) ke Anchor. Oleh karena itu, pengguna harus paham lebih dulu cara merekam sesi video call di platform seperti Google Meet, Zoom, Skype atau FaceTime. Sesi live streaming dari Instagram maupun Twitch juga dapat direkam dan diunggah ke Anchor.

Anchor video conversion

Durasi video yang diunggah tak boleh lebih dari 3 jam. Selesai diunggah, videonya akan langsung dikonversi menjadi file audio yang siap diedit menggunakan fitur-fitur bawaan Anchor, atau langsung dipublikasikan begitu saja.

Berhubung Anchor sudah diakuisisi Spotify sejak tahun lalu, podcast-nya secara otomatis juga akan eksis di katalog Spotify, yang belum lama ini mulai menghadirkan playlist terkurasi khusus podcast.

Sumber: Anchor.