Tag Archives: video streaming platform

Vidio's first original series launching / Dailysocial

Vidio Aims for 30 Million Monthly Active Users to Intensify Additional Content

A video streaming app, Vidio, aims for 30 million monthly active users / MAU during this year. The premium based additional content and partnership with telco become the current priorities to acquire new users.

“We’re sure to exceed 30 million this year, because we’ve reached the milestones when Asian Games at 25 million (MAU). The download rate is unstable, but we’re sure to achieve it when we expand to the new content,” Vidio’s CEO, Sutanto Hartono said, Friday (3/22).

Based on Sutanto’s data, Vidio content has been watched for over 2.1 billion with 12.5 billion minutes total duration during last year.

“Our users are organic, not subscribers. This year we’ll add more partnership with telco.”

Vidio’s Deputy CEO, Hermawan Sutanto added, Vidio’s sport content is considered complete than the other video streaming players. From 21 free to air channel, mostly are sports.

“We can get the first position for sports channel because of last year’s events which mostly exclusive. We can grow into 20 million MAU naturally without any partnership with other telco,” he added.

Vidio has three kinds of services for users. First, there are 21 free-to-air local tv channels accessible for users. They also create in-house TV program live to complete the category.

Second, video on demand (VOD) consists of sinetron, films and series, news, sports, entertainment, music, and others. During September 2018 – February 2019, the most played content is sinetron (26.7%), films and series (17.9%), news (10.9%), sports (10.5%), and entertainment (9.6%).

Last, the subscription content (Vidio Premier) consists of international channels, such as sports, live TV, series, and films. It was launched on November 3rd, 2018. Sutanto’s mouth still sealed regarding Vidio Premier’s achievement.

In order to start the monetizing, Vidio starts to invest much for original content production this year. It’s from the collaboration of two production houses, Sinemart and Screen Play Films.

In addition, he also said Vidio is on process to partner with telco for bundling with data plans. This strategy should acquire more subscriber at a time.

Currently, the subscription fees to enjoy all Vidio content costs Rp30 thousand to Rp50 thousand, or Rp10 thousand per day.

“The OTT challenge is to build the habit for subscribing a content, it doesn’t exist. In the developed countries, this habit is getting formed for the OTT players finally provide valuable content. The serial content is intended for those who want to watch in shorter duration.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi "video streaming" EMTEK Vidio targetkan 30 juta MAU tahun ini lewat penambahan konten original, dan kerja sama dengan operator telekomunikasi

Vidio Bidik 30 Juta Pengguna Aktif Bulanan, Gencarkan Penambahan Konten

Aplikasi video streaming Vidio menargetkan 30 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user / MAU) sepanjang tahun ini. Penambahan konten berbasis premium dan kerja sama dengan operator telekomunikasi menjadi prioritas agar dapat menarik pengguna baru.

“Kami cukup yakin tahun ini bisa tembus di angka 30 juta karena kami sudah sentuh milestone saat Asian Games di angka 25 juta [MAU]. Unduhan aplikasi itu memang naik turun, tapi saat kami mulai ekspansi ke konten-konten baru yakin bisa tembus,” ujar CEO Vidio Sutanto Hartono, Jumat (22/3).

Berdasarkan data yang dipaparkan Sutanto, konten Vidio telah ditonton selama lebih dari 2,1 miliar kali dengan total durasi 12,5 miliar menit sepanjang tahun lalu.

Saat Asian Games 2018 lalu, aplikasi diunduh 60 ribu kali secara rerata tiap harinya.

User kita semua ini hasil dari organik, belum ada yang berbayar. Tahun ini kita mau mulai perbanyak kerja sama dengan telko [operator telekomunikasi -red].”

Deputy CEO Vidio Hermawan Sutanto menambahkan, konten olahraga di Vidio tergolong lengkap dibandingkan pemain video streaming lainnya. Dari 21 tayangan free to air channel, mayoritas adalah tayangan olahraga.

“Kita bisa mendapat posisi pertama untuk tayangan sport karena tahun lalu banyak event-nya dan biasanya ini eksklusif. Kita bisa tumbuh dengan 20 juta MAU itu organik tanpa ada kerja sama tanpa [operator] telko manapun,” kata Hermawan.

Vidio memiliki tiga jenis layanan yang bisa dipilih pengguna. Pertama, ada 21 channel tv lokal free-to-air yang bisa diakses secara gratis oleh pengguna. Vidio juga membuat program TV live secara in house untuk melengkapi kategori.

Kedua, video on demand (VOD) berisi konten sinetron, film dan series, berita, olahraga, entertainment, musik, dan lainnya. Sepanjang September 2018-Februari 2019, konten yang paling banyak ditonton adalah sinetron (26,7%), film dan serial (17,9%), berita (10,9%), olahraga (10,5%), dan hiburan (9,6%).

Terakhir adalah konten berlangganan (bernama Vidio Premier) yang berisi tayangan internasional, baik itu olahraga, live TV, serial, dan film. Layanan ini baru dirilis pada 3 November 2018. Hermawan masih belum mau membeberkan pencapaian Vidio Premier saat ini.

Dalam rangka memulai strategi monetisasi, tahun ini Vidio mulai berinvestasi cukup banyak untuk memproduksi konten serial original. Ini adalah hasil kerja sama dengan dua rumah produksi, yakni Sinemart dan Screen Play Films.

Selain produksi konten original, Hermawan menyebut Vidio tengah memproses kerja sama dengan seluruh operator telekomunikasi untuk bundling dengan paket data. Diharapkan lewat strategi ini dapat menjaring lebih banyak pengguna berbayar secara sekaligus.

Saat ini biaya berlangganan untuk menikmati semua konten di Vidio dibanderol mulai dari Rp30 ribu sampai Rp50 ribu per bulan, atau Rp10 ribu per harinya.

“Tantangan OTT itu adalah membentuk kebiasaan untuk berlangganan setiap menikmati suatu konten, itu yang belum ada. Di negara maju kebiasaan ini mulai terbentuk karena pemain OTT pada akhirnya menyajikan konten yang memberikan value. Konten serial ini kami sengaja sasar untuk menyasar orang yang ingin nonton tapi dengan durasi lebih pendek.”

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi streaming OONA gunakan teknologi Brightcove untuk mendukung pengalaman video yang lebih baik dan konten dijamin terproteksi penuh dari pembajakan

OONA Manfaatkan Teknologi Brightcove untuk Pengalaman Streaming Lebih Baik

Layanan streaming TV dan video on demand OONA memanfaatkan teknologi Brightcove untuk mendukung pengalaman video sesuai dengan keinginan perusahaan sebagai layanan streaming siaran TV secara langsung. Platform tersebut diklaim mampu melayani iklan video dengan teknologi penyisipan iklan sisi server (SSAI) untuk pengalaman beriklan yang mulus seperti siaran.

“Dengan 135 juta penonton potensial, kami memahami tekanannya dalam memastikan bahwa dengan konten gratis, pengalaman streaming untuk pengguna harus luar biasa, dan pengalaman beriklan harus mulus. Itulah sebabnya kami memilih Brightcove karena arsitektur streaming video OTT mereka yang kuat dan scalable, serta sudah bekerja sama dengan beberapa penyedia layanan OTT top dunia,” ucap CEO Metranet Widi Nugroho, seperti dikutip dari PR Newswire.

Implementasi Brightcove dalam aplikasi OONA telah resmi hadir secara global, termasuk Indonesia. Bagi pengguna end user, dampaknya adalah tayangan video akan lebih jelas dan stabil. Pengalaman end user pun pada akhirnya akan lebih baik saat mengakses OONA di manapun mereka berada.

Di samping itu pemilik konten diklaim akan terjaga privasinya karena tidak bisa unduh secara ilegal. Hal ini berdampak pada pencegahan aksi pembajakan.

“Kami berharap sistem OONA akan lebih stabil dan aman. Mitra juga merasa nyaman dan aman karena konten dan intelectual property-nya terjaga baik dari tindakan pembajakan,” tambah Direktur Utama OONA Indonesia Noerman Taufik kepada DailySocial.

Disebutkan OONA memiliki 150 channel tayangan televisi lokal dan asing serta sejumlah mitra pengiklan mayoritas berasal dari industri FMCG. Aplikasi OONA sudah diunduh oleh satu juta orang, sekitar 75% di antaranya adalah pengguna aktif bulanan.

Di Indonesia, teknologi Brightcove sudah dimanfaatkan berbagai platform streaming video. Di antaranya adalah Kompas Gramedia Group dan Kaskus TV.

Application Information Will Show Up Here