Tag Archives: vindex

vindex pusat esports amatir

Vindex Siapkan Rp4,4 Triliun untuk Bangun Pusat Esports Bagi Gamer Amatir

Vindex menyiapkan dana sebesar US$300 juta (sekitar Rp4,4 triliun) untuk membangun pusat esports bagi para gamer kasual dan amatir di seluruh dunia. Untuk merealisasikan hal itu, hal pertama yang mereka lakukan adalah mengakuisisi merek Belong Gaming Arena dari Game, perusahaan retail asal Inggris. Tak hanya itu, mereka juga mempekerjakan CEO Game Digital Martyn Gibbs untuk mengawasi proses pembangunan pusat esports Belong Gaming Arena di dunia.

Vindex didirikan oleh Mike Sepso dan Sundance DiGiovanni, dua pendiri Major League Gaming (MLG), pada 2019. Kepada GamesBeat, Sepso mengatakan, tujuan Vindex saat ini adalah untuk membuat pusat esports di berbagai kota. Esports Engine, yang masih menjadi bagian dari Vindex, akan bertanggung jawab atas operasional dari pusat esports ini. Selain itu, Vindex juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan lain yang bekerja di bidang esports, seperti Andbox dan Envy Gaming.

Sepso menjelaskan, pada awalnya, bisnis utama Vindex adalah untuk membuat layanan dan solusi bagi publisher game dan platform streaming. Setelah itu, mereka akan masuk dalam fase kedua, yaitu membangun komunitas esports untuk pemain amatir dan kasual. Dia membandingkan industri esports layaknya piramida. Infrastruktur esports menjadi lapisan paling bawah. Sementara turnamen esports profesional — seperti Overwatch League — ada di bagian atas piramida.

vindex pusat esports amatir
Tampilan Belong Gaming Arena. | Sumber: GamesBeat

“Saat ini, kebanyakan publisher game fokus pada turnamen esports profesional,” kata Sepso. “Dalam dunia esports sekarang, Anda hanya melihat organisasi grassroot dan organisasi profesional. Tidak ada bagian tengah yang menghubungkan keduanya. Sejak Vindex didirikan, kami punya rencana untuk mengatasi masalah ini.”

Sepso mengungkap, untuk merealisasikan hal tersebut, dia bekerja sama dengan Game selama enam bulan terakhir. Game, yang dikenal di Inggris dan Spanyol, akan bertanggung jawab atas operasional Belong Gaming Arena di kedua negara tersebut. Sementara itu, Martin juga akan membantu Sepso dan Vindex dalam membangun pusat esports serupa di negara-negara lain. Vindex juga bekerja sama dengan Andbox di New York dan Envy di Dallas dalam mengembangkan pusat esports di Amerika Serikat.

Saat ini, Belong Gaming Arena telah tersedia di 23 kawasan di Inggris. Menariknya, pusat esports itu dapat ditemukan di berbagai mall dan pusat perbelanjaan. Sepso mengungkap, kawasan yang menjadi target Vindex untuk membangun pusat esports adalah kawasan pinggiran kota. Pasalnya, di kota-kota besar, khususnya kota yang memiliki tim profesional dalam turnamen esports Activision Blizzard, komunitas esports di sana sudah cukup aktif.

“Namun, di pnggiran kota, ada banyak fans esports dan pemain berbakat, atau gamer yang senang untuk bermain tapi tidak ingin masuk ke dunia profesional. Merekalah calon konsumen kami,” ujar Sepso. “Karena itulah, kami fokus untuk membangun pusat esports di pusat perbelanjaan dan mall. Karena mall sudah menyediakan infrastruktur yang kami perlukan.”

Satu hal yang pasti, Sepso menegaskan, mereka ingin membuat Belong Gaming Arena sebagau pusat esports berkualitas tinggi. “Kami ingin memberikan pengalaman bermain game esports berkualitas di kota Anda. Peralatan yang ada di sini sama dengan peralatan yang digunakan oleh para atlet esports profesional,” ujarnya. “Hal itulah yang ingin kami berikan di semua Belong Gaming Arena.”

Sepso mengatakan, dia juga ingin agar setiap Belong Gaming Arena identik dengan satu tim esports lokal. Contohnya, untuk pusat esports di Oxford Street, tempat tersebut identik dengan London Land Mines. Menurutnya, hal ini penting karena mereka tidak hanya ingin membuat tempat berkumpul para gamer, tapi juga komunitas. Selain para pemain amatir, Vindex juga ingin membantu para kreator konten gaming.

“Budaya gaming dan esports tak terbatas pada kompetisi, tapi juga tentang pembuatan konten, menjadi kreator konten, membangun komunitas, menyiarkan game yang Anda mainkan dan lain sebagainya,” ujar Sepso. “Banyak pemain esports yang kemudian menjadi influencer dan kreator konten. Sebagian dari pusat esports kami akan dilengkapi dengan peralatan untuk membuat konten berkualitas tinggi.”

Saat ini, Vindex memiliki 180 karyawan. Dalam lima tahun, mereka berencana untuk membangun Belong Gaming Arena di 500 lokasi. Sepso memperkirakan, pembangunan ratusan pusat esports tersebut akan menciptakan sekitar 4.000 lowongan pekerjaan baru.

Vindex Resmi Diluncurkan, Dapatkan Investasi Senilai Rp842 Miliar

Vindex, perusahaan yang hendak membangun infrastruktur esports, resmi beroperasi. Bersamaan dengan itu, mereka juga mengumumkan pendanaan Seri A sebesar US$60 juta (sekitar Rp842 miliar). Vindex didirikan oleh Mike Sepso dan Sundance DiGiovanni, dua pendiri Major League Gaming (MLG) — yang diakuisisi oleh Activition Blizzard pada 2015 — serta Bryan Binder dan Jason Garminse, investor pribadi dan wirausahawan fintech. Vindex ingin menjadi penyedia teknologi dan layanan untuk membantu para pelaku esports, seperti publisher game, penyelenggara liga, dan tim profesional, untuk berinteraksi dengan para fans mereka di seluruh dunia.

Esports telah mengalami pertumbuhan pesat selama hampir dua puluh tahun, dan saya bangga karena saya bisa menjadi bagian dari industri ini,” kata CEO Vindex, Mike Sepso, seperti dikutip dari The Esports Observer. “Yang lebih penting, esports mendorong pertumbuhan di industri game dan membuat fans menjadi lebih aktif berinteraksi. Kami ada untuk memudahkan proses itu, membuat interaksi dengan fans menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah.”

Pada saat peluncurannya, Vindex juga mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Next Generation Esports (NGE) dan peluncuran perusahaan Esports Engine. Kedua perusahaan ini bergerak dalam bidang terkait operasi, produksi, dan teknologi esports. Para pendiri dan manajemen senior dari dua perusahaan itu akan tetap duduk di jabatan mereka saat ini. Selain itu, mereka juga akan menjadi bagian dari tim kepemimpinan Vindex. Didirikan oleh Adam Apicella, yang juga pernah bekerja di MLG, Esports Engine berusaha untuk membantu publisher dan tim esports profesional terhubung dengan para fans. Sementara NGE adalah perusahaan produksi esports asal California, Amerika Serikat. Vindex berencana untuk mempertahankan dan mengembangkan semua kerja sama yang telah Esports Engine dan VGE buat selama ini.

Sumber: MLG via Dot Esports
Sumber: MLG via Dot Esports

Dengan bergabungnya Esports Engine dan NGE di bawah Vindex, ini menjadikan Vindex sebagai platform penyedia infrastruktur esports terbesar yang ada saat ini. Karena itu, tak heran jika Pendiri Gotham Asset Management, Joel Greenblatt tertarik untuk menanamkan investasi di Vindex. Dia percaya, Vindex akan bisa menyelesaikan salah satu masalah yang ada di esports. “Publisher game dan penyelenggara liga game harus bisa memenuhi permintaan yang tinggi dari para fans yang jumlahnya terus bertambah,” kata Greenblatt pada CNBC. “Tidak mudah untuk memenuhi permintaan akan program, konten, dan acara esports yang sangat tinggi.” Dia percaya, industri esports memiliki potensi besar. Namun, dia merasa, potensi itu hanya bisa direalisasikan jika ada infrastruktur yang mumpuni untuk mendukung meroketnya jumlah penonton esports.

Selain modal, Vindex juga memiliki anggota dewan yang berpengalaman, seperti Steve Bornstein, veteran broadcast olahraga yang pernah menjadi CEO ESPN dan NFL Network serta ikut bekerja sama dengan Sepso di Activision untuk meluncurkan divisi esports mereka. “Saya tak pernah merasa seantusias ini sejak saya menjadi CEO ESPN. Saya melihat tingkat antusiasme dan talenta yang sama di Vindex,” ujar Bornstein, dikutip dari Aithority. “Orang-orang di Vindex telah mencapai berbagai pencapaian besar di industri esports dan memiliki visi yang jelas dalam fase berikutnya dari pertumbuhan indsutri esports. Saya senang bisa ikut membantu merealisasikan potensi dari pasar esports global.”