Tag Archives: visa

Visa / freepik

Visa: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Perbedaan dengan Paspor

Visa adalah bagian penting dari perjalanan internasional karena dapat membantu kita untuk masuk secara legal ke negara asing.

Mereka dirancang untuk mengatur pergerakan orang melintasi perbatasan dan memastikan bahwa kita mengikuti hukum dan peraturan negara yang mereka kunjungi.

Meskipun proses mendapatkan visa dapat memakan waktu dan rumit, diperlukan bagi mereka yang ingin bepergian ke luar negeri dan mengalami budaya yang berbeda.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai visa.

Pengertian Visa

Visa adalah dokumen yang dapat membantu kita untuk masuk dan tinggal di negara asing untuk jangka waktu tertentu. Bisa juga disebut sebuah izin resmi yang diberikan oleh pemerintah negara yang dikunjungi.

Visa biasanya berupa stempel atau stiker yang ditempelkan di paspor dan berisi informasi seperti nama, nomor paspor, tanggal lahir, dan tanggal berlakunya visa.

Proses mendapatkan visa bisa berbeda-beda tergantung negara yang dikunjungi dan tujuan perjalanan.

Umumnya, seorang harus mengajukan visa terlebih dahulu dan memberikan dokumen tertentu seperti paspor, foto, dan bukti kemampuan finansial. Permohonan visa mungkin juga memerlukan wawancara dengan petugas konsuler di kedutaan atau konsulat negara yang dikunjungi.

Fungsi Visa

Visa dapat digunakan ketika kita ingin mendatangi negara asing secara legal untuk berbagai tujuan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi visa:

Mengatur Pendatang

Visa adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara yang mengatur masuknya warga negara asing ke negara tersebut.

Untuk memastikan bahwa para pendatang mengikuti undang-undang dan peraturan negara dan bahwa mereka memiliki dokumentasi dan kualifikasi yang diperlukan untuk memasuki negara tersebut.

Menjamin Keamanan

Visa juga berfungsi sebagai sarana keamanan bagi negara yang dikunjungi. Dengan mengatur masuknya warga negara asing, negara dapat menyaring wisatawan dan menilai potensi risiko.

Biasanya mereka memeriksa catatan kriminal, pelanggaran imigrasi sebelumnya, dan potensi ancaman lainnya terhadap keamanan nasional.

Mengontrol Perbatasan

Visa memungkinkan negara untuk mempertahankan kontrol atas perbatasan mereka dan memastikan keamanan warganya.

Mereka dapat mengatur jumlah orang yang memasuki negara dan lama tinggal mereka, serta tujuan kunjungan mereka.

Memfasilitasi Perjalanan

Meskipun visa dapat memakan waktu dan rumit untuk diperoleh, visa juga memfasilitasi perjalanan dengan mengizinkan pendatang untuk memasuki negara asing secara legal.

Mereka menyediakan sarana bagi orang untuk mengalami budaya yang berbeda, belajar di luar negeri, bekerja di negara lain, atau mengunjungi keluarga dan teman.

Menghasilkan Pendapatan

Beberapa negara mengenakan biaya untuk visa, yang dapat menghasilkan pendapatan bagi pemerintah.

Pendapatan ini dapat digunakan untuk mendanai berbagai program atau layanan, seperti infrastruktur, pendidikan, atau kesehatan.

Jenis Visa

Ada beberapa jenis visa, masing-masing dirancang untuk tujuan tertentu. Berikut adalah jenis-jenis visa yang paling sering digunakan:

Visa Turis

Visa turis adalah jenis visa yang dikeluarkan untuk individu yang ingin mengunjungi negara asing untuk tujuan pariwisata atau rekreasi.

Jenis visa ini biasanya berlaku untuk jangka waktu singkat, biasanya 30 hingga 90 hari, dan mungkin tidak mengizinkan pemegang visa untuk bekerja atau belajar di negara tersebut.

Visa Bisnis

Visa bisnis adalah jenis visa yang dikeluarkan untuk individu yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri untuk tujuan menjalankan bisnis.

Jenis visa ini memungkinkan pemegang visa untuk menghadiri pertemuan bisnis, konferensi, dan acara serupa lainnya. Atau pendatang yang terlibat dalam kegiatan bisnis terbatas seperti menegosiasikan kontrak atau mendirikan bisnis.

Visa Pelajar

Visa pelajar adalah jenis visa yang dikeluarkan untuk individu yang ingin belajar di negara asing.

Jenis visa ini biasanya berlaku selama masa studi dan memungkinkan pemegang visa untuk bekerja paruh waktu sambil belajar.

Visa Kerja

Visa kerja adalah jenis visa yang dikeluarkan untuk individu yang ingin bekerja di luar negeri. Jenis visa ini dapat dikeluarkan untuk pekerjaan tertentu atau untuk jangka waktu tertentu.

Mungkin juga mengharuskan pemegang visa untuk mendapat tawaran pekerjaan dari perusahaan di negara yang dikunjungi.

Visa Transit

Visa transit adalah jenis visa yang dikeluarkan untuk individu yang melewati negara asing dalam perjalanan ke tujuan lain.

Jenis visa ini biasanya berlaku untuk jangka waktu singkat, biasanya 24 hingga 72 jam, dan mungkin tidak mengizinkan pemegang visa untuk meninggalkan bandara.

Visa Diplomatik

Visa diplomatik adalah jenis visa yang dikeluarkan untuk individu yang bepergian ke negara asing untuk urusan resmi pemerintah.

Jenis visa ini biasanya dikeluarkan untuk diplomat, pejabat pemerintah, dan individu lain yang mewakili negaranya dalam kapasitas resmi.

Perbedaan dengan Paspor

Paspor dan visa keduanya merupakan dokumen penting yang digunakan untuk perjalanan internasional, tetapi memiliki tujuan yang berbeda.

Paspor adalah dokumen resmi pemerintah yang berfungsi sebagai bentuk identifikasi dan memverifikasi kewarganegaraan pemegang paspor.

Hal ini termasuk informasi pribadi seperti nama pemegang paspor, foto, dan tanggal lahir. Paspor diperlukan untuk perjalanan internasional dan berfungsi sebagai bukti identitas dan kewarganegaraan.

Di sisi lain, visa adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara yang mengizinkan seseorang untuk masuk, tinggal, atau meninggalkan negara tersebut untuk tujuan dan durasi tinggal tertentu, seperti pariwisata, bekerja, atau belajar.

Fungsi utama visa adalah untuk mengatur masuknya warga negara asing ke suatu negara dan memastikan bahwa mereka mengikuti hukum dan peraturan negara tersebut. Visa dapat dikeluarkan untuk satu kali masuk atau beberapa kali masuk, tergantung pada jenis visa dan negara yang dikunjungi.

Demikianlah penjelasan mengenai visa, semoga bermanfaat.

Dorong Digitalisasi B2B, Paper.id dan VISA Umumkan Kolaborasi Strategis

Baru-baru ini, VISA Indonesia dan Paper.id menjalin kemitraan strategis melalui penunjukkan Paper.id sebagai salah satu mitra penyedia pembayaran bisnis (Business Payment Solution Provider/BPSP). Sebagai platform yang menawarkan solusi penagihan dan pembayaran online untuk UKM, Paper.id disebut memiliki volume transaksi terbesar di Indonesia.

Kepada DailySocial.id, CEO & Co-Founder Paper.id, Yosia Sugialam mengungkap bahwa kerja sama strategis ini telah terjalin sejak 2021. Namun, baru tahun ini kedua pihak memutuskan untuk mengumumkan secara resmi kolaborasi strategis tersebut. Kerja sama yang dilakukan pertama kali adalah opsi untuk pembayaran, yang mana bentuknya masih prototype pada akhir 2021.

“Harapan perusahaan melalui kerja sama strategis ini adalah dapat mendorong digitalisasi transaksi antar bisnis (B2B) dengan card-based. Saat ini penetrasi penggunaan kartu kredit masih sangat besar gap-nya untuk digitalisasi B2B,” kata Yosia.

Disinggung peluang VISA berinvestasi di Paper.id, Yosia enggan berkomentar. Namun, ia menegaskan Paper.id akan melancarkan kerja sama strategis lainnya, mulai dari institusi keuangan, perbankan dan pihak terkait. Menurutnya, saat ini awareness pengguna yang bertransaksi dengan VISA di dalam platform sudah cukup baik. Selanjutnya, Paper.id dan VISA akan mendorong tingkat awareness/reach lebih tinggi kepada target pengguna.

“Ini adalah bagian dari rangkaian kerja sama yang Paper.id dan VISA lakukan untuk memberikan solusi pembayaran bisnis yang inovatif dan membantu, tidak hanya perusahaan, tetapi juga UMKM. Kerja sama ini akan sangat memudahkan pelaku usaha menggunakan kartu kredit, karena pasti diterima di mana saja. Cashflow jadi anti-macet.” jelasnya.

Sebagai mitra penyedia BPSP, Paper.id membantu proses pembayaran bisnis pelaku usaha kepada supplier menggunakan kartu kredit dalam jaringan VISA. Pembayaran ini bisa dilakukan meskipun supplier/vendor tidak menerima opsi pembayaran kartu kredit ataupun tidak menyediakan mesin EDC. Tambahan tempo hingga 45 hari juga akan didapatkan oleh pelaku usaha, karena tagihan kartu kredit tidak dibayar saat itu juga oleh pemegang kartu, tetapi dibayar sesuai tanggal tagihan kartu kredit.

“Paper.id telah tumbuh menjadi mitra BPSP terbesar VISA berdasarkan transaksi di Indonesia. Pengguna platform Paper.id berpeluang untuk semakin mengefisiensikan pengeluaran perusahaan sekaligus bertransaksi dalam jaringan VISA di seluruh dunia, dengan proses-proses yang sederhana dan memanfaatkan sinergi kami secara maksimal,” kata Presiden Direktur VISA Indonesia Riko Abdurrahman dalam keterangan terpisah.

Investasi VISA di Indonesia

VISA telah bekerja sama dengan mitra lokal untuk mengaktifkan pembayaran digital dan mendorong inklusi keuangan. Mulai dari layanan fintech hingga platform finansial lainnya, VISA cukup memainkan peranan aktif untuk mendukung layanan finansial dan pembayaran di Indonesia.

Sebagai informasi, VISA merupakan perusahaan teknologi pembayaran global yang telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 30 tahun. VISA menyebut telah memainkan peran penting dalam lanskap pembayaran digital negara.

VISA juga telah melakukan investasi strategis pada startup di Indonesia dengan tujuan mendorong inovasi pembayaran digital. Seiring pertumbuhan pesat ekonomi digital di Indonesia, VISA melihat pentingnya keterlibatan startup dalam mendorong industri ini.

Beberapa investasi yang telah dikucurkan VISA di Indonesia di antaranya adalah putaran pendanaan seri F Gojek di 2019. VISA juga memberikan investasi senilai $5 juta kepada startup SaaS perpajakan OnlinePajak di 2021. Kemudian, pada 2020 VISA juga terlibat dalam pendanaan startup asal Singapura bernama Nium, (sebelumnya bernama InstaRem) yang menyediakan layanan remitansi di 90 negara. Nium beroperasi di Indonesia pada akhir 2019.

Di akhir 2022 lalu, startup open finance Brick mengumumkan kerja sama dengan VISA, pemimpin dunia dalam pembayaran digital, untuk memberi akses kepada lembaga pemberi pinjaman ke sumber data alternatif dan skor dari transaksi kartu debit dan kredit dari jaringan VISA. Kerja sama ini bertujuan untuk membantu perluasan akses keuangan di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Negara Bebas Visa Paspor Indonesia, Gak Ribet Buat Liburan

Paspor Indonesia tidak bisa disebut sebagai paspor paling powerful di dunia. Terlebih, paspor Indonesia masih menempati peringkat ke-76 dari 199 negara, dengan 72 negara yang mensyaratkan bebas visa atau vokalisasi. Tentu saja angka ini masih jauh dari 193 negara yang bisa dimasuki paspor Jepang yang menempati urutan pertama.

Meski demikian, jumlah 72 negara bebas visa yang bisa dikunjungi warga Indonesia tanpa visa atau hanya membutuhkan visa on arrival dan eTA ini tentu tidak sedikit. Jika kamu ingin bepergian ke luar negeri tanpa khawatir kerepotan pengajuan visa, merencanakan liburan di 72 negara ini sangatlah mudah.

Mengapa Visa itu Penting?

Visa adalah dokumen otorisasi oleh suatu wilayah atau negara untuk mengizinkan orang asing memasuki wilayahnya. Visa biasanya berisi informasi tentang berapa lama visa berlaku. Berapa lama pemegang visa dapat tinggal di wilayah tersebut dan kapan pemegang visa harus meninggalkan wilayah tersebut.

Orang yang melakukan perjalanan antar negara membutuhkan visa untuk memasuki wilayah negara tujuan. Biasanya, untuk mendapatkan visa, kamu perlu mengajukan permohonan di negara tersebut melalui kedutaan negara tujuan di negara pemohon atau melalui agen/pihak ketiga di negara tujuan.

Namun, berkat kerja sama yang erat antar negara dan kepercayaan dari satu negara ke negara lain, beberapa negara mengizinkan perjalanan bebas visa untuk jangka waktu terbatas bagi warga negara dari negara tertentu. Berkat kerja sama antara negara-negara Asia Tenggara yang disatukan oleh Organisasi ASEAN, misalnya, warga negara Indonesia dapat melakukan perjalanan bebas visa ke negara-negara ASEAN lainnya untuk jangka waktu tertentu.

Daftar Negara yang Menawarkan Bebas Visa/Visa on Arrival/e-Visa untuk Paspor Indonesia

Indonesia saat ini berhasil bekerja sama dengan 72 negara lain untuk memberikan pemegang paspor Indonesia akses bebas visa atau visa on arrival ataupun e-Visa yang pengajuannya lebih mudah daripada aplikasi visa biasa.

Cek daftar negara bebas visa untuk paspor Indonesia di bawah ini, yang menawarkan akses masuk tanpa visa atau hanya mewajibkan pemilik paspor Indonesia untuk mengajukan Visa on Arrival atau eTA:

Asia

Bebas Visa

  • Brunei (14 hari)
  • Kamboja (30 hari)
  • Hongkong (30 hari)
  • Kazakhstan (30 hari)
  • Laos (30 hari)
  • Makau (30 hari)
  • Malaysia (30 hari)
  • Myanmar (14 hari)
  • Filipina (30 hari)
  • Singapura (30 hari)
  • Thailand (30 hari)
  • Timor Leste (30 hari)
  • Uzbekhistan (30 hari)
  • Vietnam (30 hari)
  • Qatar (30 hari)
  • Oman (10 hari)
  • Tajikistan (30 hari)

Visa on Arrival/e-Visa/eTA

  • Kirgistan (Visa on arrival 1 bulan tersedia di Manas International Airport)
  • Maladewa (Visa on arrival gratis sampai 30 hari)
  • Nepal (Visa on arrival, 90 hari)
  • Pakistan (e-Visa setelah mendapatkan Electronic Travel Authorization)
  • Sri Lanka (Visa on arrival 30 hari, setelah mendapatkan Elektronic Travel Authorization)
  • Armenia (Visa on arrival atau e-visa 120 hari)
  • Azerbaijan (e-Visa atau e-Visa on Arrival 30 hari)
  • Iran (Visa on arrival 30 hari)
  • Yordania (Visa on arrival 90 hari)

Eropa

Bebas Visa

  • Belarusia (30 hari, harus datang dan pulan dari Minsk International Airport, dan tidak terbang dari atau ke Rusia. Wajib memiliki tiket pulang dalam waktu 30 hari dan asuransi senilai setidaknya €10.000)
  • Serbia (30 hari)

Amerika

Bebas Visa

  • Bermuda (tanpa batasan waktu)
  • Brasil (30 hari)
  • Chile (90 hari)
  • Kolombia (90 hari bisa diperpanjang menjadi 180 hari dalam kurun waktu 1 tahun)
  • Ekuador (90 hari bisa diperpanjang. Maksimal 60 hari di Galapagos)
  • Guyana (30 hari)
  • Peru (183 hari)
  • Barbados (90 hari)
  • Dominika (21 hari)
  • Haiti (90 hari)
  • St. Vincent dan Grenadine (30 hari)

Visa on Arrival/e-Visa/eTA

  • Nikaragua (Visa on arrival 90 hari)

Afrika

Bebas Visa

  • Gambia (90 hari harus meminta entry clearence terlebih dahulu melalui imigrasi Gambia)
  • Mali (30 hari)
  • Maroko (90 hari)
  • Nambia (30 hari)
  • Rwanda (90 hari)

Visa on Arrival/e-Visa/e-TA

  • Cape Verde (Visa on Arrival bisa didapat di Nelson Mandel International Airport, Cesaria Evora Airport, Amilcar Cabral International Airport, dan Aristides Pereira International Airport)
  • Kepulauan Komores (Visa on arrival 45 hari)
  • Gabon (e-Visa atau visa on arrival 90 hari. Pemilik paspor elektronik harus masuk melalui Libreville International Airport)
  • Guinea-Bissau (Visa on arrival atau e-Visa 90 hari)
  • Kenya (e-Visa 3 bulan)
  • Madagaskar (visa on arrival atau e-visa 90 hari)
  • Malawi (visa on arrival atau e-visa 30hari. Bisa diperpanjang sampai 90 hari)
  • Mauritania (visa on arrival tersedia di Nouakchott-Oumtounsy International Airport)
  • Mauritius (Visa on arrival 60 hari)
  • Mozambique (Visa on arrival 30 hari)
  • Senegal (Visa on arrival)
  • Seychelles (Visitor’s permit on arrival gratis, 3 bulan)
  • Sierra Leone (Visa on arrival)
  • Somalia (Visa on arrival)
  • Tanzania (Visa on arrival atau e-visa 3 bulan)
  • Togo (Visa on arrival 7 hari)
  • Uganda (e-Visa)
  • Zimbabwe (visa on arrival atau e-visa 90 hari)

Oseania

Tanpa Visa

  • Kepulauan Cook (31 hari)
  • Fiji (120 hari)
  • Micronesia (30 hari)
  • Niue (30 hari)

Visa on Arrival/e-Visa/eTA

  • Kepulauan Marshall (visa on arrival 90 hari)
  • Kepulauan Palau (visa on arrival grats, 30 hari)
  • Papua Nugini (Visa on arrival gratis atau e-visa 60 hari)
  • Samoa (Entry permit on arrival 60 hari)
  • Tuvalu (Visa on arrival 30 hari)

Dapatkan Berita dan Artikel lain di Google News

Kerja sama ini bertujuan untuk membantu perluasan akses keuangan di Indonesia / Brick

Visa Gandeng Startup “Open Finance” Lokal untuk Perluas Akses Layanan Keuangan

Startup open finance Brick mengumumkan kerja sama dengan Visa, pemimpin dunia dalam pembayaran digital, untuk memberi akses kepada lembaga pemberi pinjaman ke sumber data alternatif dan skor dari transaksi kartu debit dan kredit dari jaringan Visa. Kerja sama ini bertujuan untuk membantu perluasan akses keuangan di Indonesia.

Dalam bentuk nyata dari kemitraan ini, memungkinkan penyedia layanan keuangan untuk mengambil data alternatif dari transaksi kartu agregat pengguna akhir, atas persetujuan pengguna, untuk penilaian terkait risiko kredit. Wawasan tambahan ini ini membantu mitra dan klien Brick dalam memberikan keputusan kredit yang lebih baik, konsumen pun dapat mengakses jalur kredit yang mungkin mereka tidak dapat lakukan sebelumnya.

Founder dan CEO Brick Gavin Tan menyampaikan pihaknya menyadari kebutuhan akan kumpulan data yang lebih komprehensif bagi penyedia layanan keuangan untuk benar-benar memahami pelanggan mereka. “Kemitraan dengan Visa, kami yakin bahwa kami dapat memungkinkan lembaga keuangan untuk memperluas akses keuangannya,” ucapnya dalam keterangan resmi.

Ia meyakini terciptanya inklusi keuangan berarti membuka jalan bagi setiap individu maupun bisnis untuk memiliki kebebasan finansial melalui berbagai layanan keuangan. Aspek inni memiliki peranan penting dalam memenuhi segala kebutuhan individu, seperti tabungan, pembayaran, kredit, serta asuransi yang bisa dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.

Inklusi keuangan juga mempermudah akses ke berbagai layanan keuangan yang aman, nyaman, dan memadai bagi kelompok rentan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah, tinggal di daerah yang tidak terjangkau oleh jasa keuangan, dan lainnya.

Menurut laporan Statista, per Juni 2021, jumlah kartu kredit di Indonesia sebanyak 16,71 juta kartu dan kartu debit sebanyak 226,4 juta. Angka ini memperlihatkan kesenjangan besar dalam inklusi keuangan karena sebagian besar pemegang kartu debit tidak memiliki akses ke kredit. Dampak tersebut pada akhirnya memengaruhi terhambatnya pertumbuhan ekonomi nasional.

Brick telah membangun infrastruktur yang memungkinkan pengguna akhir untuk berbagi data dengan aman dengan aplikasi fintech. Diklaim Brick telah melayani lebih dari 50 klien di Indonesia, beberapa bergerak di bidang pemberi pinjaman, bank digital, dan manajemen keuangan pribadi.

Solusi API telah diperluas, selain Brick Data API, kini perusahaan menawarkan Brick Verification dan Brick Payments. Hal ini memungkinkan rangkaian Brick API dapat mencakup kasus penggunaan yang lebih dalam dan memungkinkan pengembang untuk meluncurkan produk kelas dunia dengan satu integrasi API. Misalnya, perjalanan pengguna end-to-end dari orientasi, penjaminan dan pencairan untuk pengguna yang ingin mengambil pinjaman, sekarang dapat diotomatisasi dengan Brick Verification, Brick Data, dan Brick Payments.

Finantier turut digandeng Visa

Dalam waktu berdekatan, kompetitor terdekat Brick, Finantier, juga mengumumkan kerja sama serupa dengan Visa. Pada awal bulan ini, Finantier bermitra strategis dengan Visa untuk menggabungkan kemampuan dalam mengembangkan produk Open Finance baru yang inovatif, dengan fokus pada prediksi pendapatan, manajemen persetujuan, dan penilaian kredit alternatif.

Solusi-solusi Finantier: Account Aggregation, Credit Scoring, dan Verification memungkinkan kebebasan finansial dengan menyerahkan kepemilikan data ke tangan konsumen. Dengan membangun infrastruktur teknis untuk kebebasan finansial, integrasi tunggal Finantier, API developer-friendly memberi kekuatan pada layanan digital dan keuangan generasi berikutnya melalui portabilitas dan interoperabilitas data yang ditingkatkan.

Dengan mengembangkan bersama produk-produk open finance baru, kedua perusahaan akan menyediakan alat-alat baru bagi bisnis di seluruh Asia Pasifik untuk meningkatkan dan mengoptimalkan operasi yang ada, seperti meningkatkan proses ketekunan dan penjaminan emisi. Selain itu, akan mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk menggabungkan platform open finance Finantier dengan sumber alternatif data dari Visa untuk memberikan peningkatan nilai bagi bisnis dan konsumen.

Finantier dan Visa akan meluncurkan produk yang dikembangkan bersama di semua pasar di Asia Pasifik, dengan fokus awal di Indonesia dan Filipina.

Co-founder dan CEO Finantier Diego Rojas mengatakan, kemitraan strategis inni merupakan tonggak utama bagi perusahaan, tidak hanya jadi validasi yang kuat, tapi juga katalis bagi pengembangan ekosistem open finance di seluruh Asia Pasifik. “Finantier bersemangat dalam membangun produk dan layanan yang memberikan nilai bagi bisnis dan pengguna akhir, dan kami senang telah menemukan mitra yang berpikirian sama di Visa” ucapnya dikutip dari situs perusahaan.

Layanan OnlinePajak membantu bisnis untuk mendigitalisasi operasional dan urusan perpajakan / OnlinePajak

OnlinePajak Galang Pendanaan Seri C, Sejauh Ini Kumpulkan Rp243 Miliar dari Visa, Tencent, dan Sejumlah Investor

Startup SaaS perpajakan OnlinePajak dikabarkan tengah menggalang dana Seri C. Berdasarkan data yang kami peroleh, Tencent, Altos Korea, dan Warburg Pincus telah masuk sejak Juli 2021. Terbaru, per November 2021, Visa turut andil memberikan investasi senilai $5 juta. Total dana yang sudah terkumpul di putaran ini mencapai $17 juta atau setara 243 miliar Rupiah.

Sebelumnya, perusahaan telah mengumumkan pendanaan seri B senilai $25 juta pada Oktober 2018. Pendanaan ini dipimpin Warburg Pincus, dengan dukungan Global Innovation Fund (GIF) dan Endeavor Catalyst. Investor sebelumnya seperti Alpha JWC Ventures, Sequoia India, dan Primedge turut berpartisipasi. Sementara pendanaan seri A mereka berhasil mengumpulkan dana $3,5 juta di awal 2018.

Perjalanan pendanaan OnlinePajak / DailySocial.id

Diperkirakan, dengan perolehan investasi tersebut, valuasi OnlinePajak telah mencapai $184 juta atau sekitar 2,6 triliun Rupiah. Sebelumnya OnlinePajak telah mengklaim status unicorn di sebuah kesempatan temu media. Kami sudah mencoba menghubungi pihak terkait untuk keterangan lebih lanjut, namun belum mendapatkan respons.

Layanan dan kompetisi pasar

Hadir sebagai layanan SaaS untuk bisnis, saat ini OnlinePajak menyajikan beberapa layanan yang dikemas dalam tiga  kategori produk utama: Invoice, Payroll, dan Lainnya. Di dalam sub-layanan Invoice terdapat beragam fitur seperti hitung/setor/lapor PPn dan PPh, pembuatan buku potong, faktur, validasi NPWP, dan lainnya.

Menu Payroll terkait fitur penggajian, termasuk pajak PPh 21, perhitungan gaji, dan slip gaji. Lalu di kategori Lainnya terdapat kanal untuk pembayaran, pelaporan, termasuk untuk pajak pribadi. Mereka juga mengoperasikan layanan PajakPay untuk memudahkan proses pembayaran pajak. Tersedia juga sejumlah layanan berbasis API untuk integrasi layanan dengan pihak mitra.

Sejumlah startup telah mengembangkan layanan serupa. Untuk kepengurusan perpajakan bisnis, sejauh ini ada beberapa startup yang turut bermain di segmen tersebut, di antaranya HiPajak, Pajak.io, Catapa, Fast-8, dan Mekari.

Kendati demikian, jika meninjau dari beberapa statistik, posisi OnlinePajak sebagai layanan pengelolaan pajak memang lebih tinggi dari lainnya. Berdasarkan statistik kunjungan situs, situs OnlinePajak menempati peringkat pertama di kategori Finance (Accounting and Auditing).

Perbandingan trafik situs OnlinePajak dengan Mekari / SimilarWeb

Ukuran pasar

Menurut data Fortune Business Insight, ukuran pasar perangkat lunak manajemen pajak telah mencapai $5,24 miliar pada tahun 2018 secara global. Angka tersebut diproyeksikan meningkat menjadi $11,19 miliar pada 2026 dengan CAGR 10,4%.

Pada dasarnya sifat layanan tersebut membantu bisnis atau perusahaan untuk melakukan pengelolaan pajak. Kendati demikian, seperti di Indonesia, semua proses sebenarnya bisa dilakukan secara mandiri. Bahkan di kalangan korporasi, biasanya mereka memiliki konsultan khusus yang fokus melakukan advokasi pajak.

Segmen UMKM mungkin bisa menjadi sasaran utama. Menurut data dari Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan pada tahun 2019, kontribusi PPh final UMKM baru berkisar Rp7,5 triliun, atau hanya sekitar 1,1 persen dari total penerimaan PPh secara keseluruhan di tahun yang sama sebesar Rp711,2 triliun.

Namun demikian, menurut MSME Empowerment Report 2021 yang dirilis DSInnovate, layanan pengelolaan pajak digital belum banyak diminati. Hal tersebut dikarenakan urusan perpajakan dinilai belum menjadi pain point utama mereka saat ini, dibandingkan faktor lain seperti distribusi produk, modal, dan logistik.

Layanan digital yang saat ini banyak digunakan UMKM / DSInnovate

Application Information Will Show Up Here

Kolaborasi Antara EVOS Esports dengan VISA dan Mandiri: Bukti Seksinya Industri Esports

Industri game dan esports kini tengah naik daun. Untuk memberikan gambaran tentang keadaan industri game dan esports di Indonesia dan Asia Tenggara, EVOS Esports menggelar Media Discussion: Indonesia Industry Outlook 2021. Dalam konferensi pers virtual itu, EVOS menjelaskan tentang potensi dari industri game dan esports di Indonesia, baik dari segi jumlah gamers, jumlah pemasukan, serta jumlah penonton esports.

Jumlah Gamers dan Total Belanja Gamers Indonesia

Di enam negara Asia Tenggara — Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Singapura — jumlah gamers diperkirakan mencapai 284,6 juta orang pada 2021. Sementara jumlah pemasukan industri game di keenam negara itu diduga akan mencapai US$5,86 miliar. Dari enam negara tersebut, Indonesia menjadi negara dengan jumlah gamers paling banyak. Hal ini tidak aneh, mengingat Indonesia memang memiliki populasi terbesar dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Jumlah gamers di Indonesia pada 2021 diduga akan mencapai 116 juta orang. Sebagai perbandingan, jumlah gamers di Filipina mencapai 55,5 juta orang dan di Vietnam 54,8 juta orang.

Jika dibandingkan dengan lima negara lainnya, industri game Indonesia juga punya pemasukan paling besar, mencapai US$1,9 miliar. Thailand menjadi negara dengan industri game terbear kedua di Asia Tenggara, diikuti oleh Malaysia. Meskipun begitu, dari segi ARPU (Average Revenue per User), Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand. ARPU di Indonesia hanya mencapai US$16,4. Sebagai perbandingan, ARPU Thailand mencapai US$31,2, Malaysia US$47,1 dan Singapura US$111,6.

Jumlah gamers dan pemasukan industri game di 6 negara SEA. | Sumber: EVOS Esports

Sementara di masa depan, jumlah gamers diperkirakan masih akan naik. Dari 2020 sampai 2025, tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) dari jumlah gamers mencapai 4,9%. Jadi, pada 2025, jumlah gamers di Tanah Air diproyeksikan akan mencapai 142 juta orang. CAGR dari jumlah penonton esports bahkan lebih tinggi, mencapai 16,4%. Pada 2020, jumlah penonton esports di Indonesia mencapai 14 juta orang: 8 juta enthusiast viewers dan 6 juta occasional viewers. Lima tahun kemudian, pada 2025, jumlah penonton esports diduga akan menembus 29 juta orang, dengan pembagian 17 juta enthusiast viewers dan 12 juta occasional viewers.

“Pada tahun 2016, PC gaming memang dominan. Namun, dalam tiga tahun terakhir, muncul mobile game, seperti Mobile Legends dan Free Fire. Dengan begitu, hanya berbekal smartphone, anak-anak muda sekarang sudah bisa jadi gamers. Barrier of entry-nya jadi jauh lebih mudah. Hal ini jadi salah satu alasan mengapa jumlah pemain game sekarang lebih banyak daripada konsumsi konten digital lainnya,” kata Co-Founder & Chief Marketing Officer EVOS Esports, Michael Wijaya alias Mike. “Jumlah gamers di Indonesia akan naik pesat. Dan dari segi passion, mereka juga lebih memilih untuk bermain game daripada menikmati hiburan lainnya.”

Kebiasaan Penonton Esports di Indonesia

Sebagian besar penonton esports di Indonesia bersaal dari generasi milenial dan Gen Z. Berdasarkan data dari EVOS, sebanyak 58% dari penggemar EVOS dan esports merupakan remaja di bawah 18 tahun. Sementara 41% lainnya berada di rentang umur 19-29 tahun. Mudanya umur para penggemar esports berpengaruh pada lama waktu mereka bermain. Sebanyak 62,8% fans EVOS bermain game setiap hari. Dan sekitar 41,73% dari mereka menghabiskan waktu untuk bermain game selama 3-5 jam sehari.

Kebiasaan para gamers di Indonesia. | Sumber: EVOS Esports

Menariknya, kebanyakan dari fans esports setia untuk bermain satu game. Sebanyak 33,65% fans esports mengungkap bahwa mereka hanya memainkan satu game. Sementara sebanyak 27,96% hanya bermain 2 game. Mike menyebutkan, tiga game yang paling populer di kalangan fans esports adalah Mobile Legends, Free Fire, dan PUBG Mobile.

Soal kebiasaan berbelanja, sebanyak 39,33% audiens esports melakukan pembelian dalam game sebanyak 1-3 kali sebulan. Walau, dari segi besar transaksi, total belanja mereka tidak terlalu besar. Sebanyak 67,96%  penonton esports menghabiskan uang kurang dari Rp100 ribu. E-wallet seperti GoPay, OVO, Dana, dan LinkAja, jadi pilihan pembayaran favorit para fans esports. Hampir setengah (48,13%) dari fans esports melakukan pembayaran melalui e-wallet. Hanya 6,42% penonton esports yang melakukan transaksi via platform milik bank. Hal ini menunjukkan, pihak bank masih bisa menggenjot jumlah transaksi di kalangan para gamers.

Kerja Sama EVOS dengan VISA dan Mandiri

Seiring dengan semakin berkembangnya industri esports, semakin banyak pula pihak yang ingin terlibat dalam industri tersebut, termasuk perusahaan-perusahaan non-endemik, seperti VISA dan Bank Mandiri. EVOS telah menjalin kerja sama dengan VISA pada Juli 2020. Sementara dengan Bank Mandiri, EVOS meluncurkan EVOS Card pada Juni 2021. Berfungsi layaknya kartu debit, EVOS Card bisa didapatkan oleh nasabah lama maupun orang-orang yang membuka rekening baru di Mandiri. Hanya saja, kartu itu dibuat dalam jumlah terbatas. Sejauh ini, telah ada seribu orang yang menggunakan kartu tersebut.

Mike mengungkap, EVOS menyambut perusahaan-perusahaan non-endemik dengan tangan terbuka. Karena, keikutsertaan perusahaan-perusahaan non-endemik yang sudah berumur puluhan tahun dan punya reputasi baik, seperti bank, dapat membantu EVOS dan pelaku dunia esports lain untuk menghilangkan stigma negatif yang ada terkait esports. Memang, sampai saat ini, masih ada orang yang percaya dengan sejumlah mitos terkait game dan esports.

“Dalam lima tahun terakhir, EVOS ingin mengubah sentimen negatif yang ada. Kami ingin menunjukkan, ada karir di industri esports. Melalui kerja sama dengan Bank Mandiri dan VISA, kami ingin menunjukkan pada para orang tua bahwa industri esports bahkan telah disorot oleh banking, yang secara nature sangat dipercaya,” ujar Mike.

Para pembicara di Outlook bersama dengan MC.

Sementara itu, Head of Strategy & Planning Visa Indonesia, Handikin Setiawan menjelaskan alasan mengapa VISA tertarik untuk menjajaki dunia esports. Dia mengungkap, sebagai perusahaan yang telah berumur puluhan tahun, VISA terus berusaha untuk tetap relevan dengan tren yang ada. “Kita melihat bahwa sekarang adalah zaman digital. Dan industri game merupakan ekosistem digital first,” ujarnya. Karena itu, VISA ingin agar mereka tetap bisa relevan di mata para gamers. Lebih lanjut, Handikin menjelaskan, saat ini, segmen gaming berisi orang-orang berumur di bawah 30 tahun. Dan memang, di Indonesia, kebanyakan masyarakatnya ada di bawah umur 30 tahun.

“Dalam 5-10 tahun lagi, generasi ini akan masuk ke prime age. Mereka yang akan menentukan how payment is done,” ujarnya. Dia juga menyebutkan, pandemi telah membuat gaya hidup masyarakat mulai berubah, dari offline ke online. VISA percaya, tren ini adalah sebuah keniscayaan. Karena itu, penting bagi mereka untuk bisa dekat dengan komunitas gamers, yang merupakan digital native.

Sumber header: Esports Insider

FACEIT dan VISA Luncurkan Program Esports di Rusia

FACEIT dan VISA, baru saja mengumumkan kerja sama untuk mendukung skena esports di Rusia. Kerja sama FACEIT dan VISA sudah pernah dibicarakan keduanya akhir tahun lalu (2019), kali ini dibuktikan melalui penggelontoran dana untuk turnamen CS:GO dan Dota 2.

Mengutip dari penyampaian Niccolo Maisto, Co-Founder & CEO, FACEIT, “kami sangat senang dapat meluncurkan program bersama VISA dan Gazprombank dalam kolaborasi yang pertama di dunia.”

FACEIT bukan sekadar platform tournament management, tetapi juga hadir dan mengedepankan fitur penting seperti anti-cheat, matchmaking, dan stats. Baik untuk casual gamer sampai pro player, sebuah match yang adil adalah hal yang penting. Untuk setiap match yang dilakukan di platform FACEIT, dapat terlihat juga data statistik untuk memantau progres secara mandiri.

FACEIT London Major | via: faceitmajor.com
FACEIT London Major | via: faceitmajor.com

Eksistensi platform turnamen FACEIT sudah tumbuh dan berkembang di komuntas esports internasional hingga komunitas grassroot. Tidak terbatas pada turnamen amatir, FACEIT juga sudah sering dipercaya menjadi platform pendukung turnamen skala besar.

Sedangkan PUBG, CS:GO, dan Dota 2 menjadi deretan game teratas di platform FACEIT dari sisi jumlah pengguna. Berdasarkan data terbaru FACEIT, CS:GO dan Dota2 sudah menembus angka masing-masing 1.300.000 dan 800.000 concurrent players.

FACEIT Dota2 Invitational | via: faceit twitter
FACEIT Dota2 Invitational | via: faceit twitter

Tidak hanya dalam bentuk distribusi prizepool, Gazprombank, yang menjadi rekanan, akan meluncurkan kartu debet khusus edisi esports. Salah satu keunikan dari produknya adalah penggunaan in-game name pada kartu debet Gazprombank.

Berbicara lebih jauh lagi, benefit yang bisa didapatkan antara lain: turnamen eksklusif di berbagai level, in-game item edisi terbatas, dan kemudahan transaksi digital. Adanya kerjasama dengan pihak bank, bisa memberikan jaminan proses transaksi yang lebih nyaman bagi player yang berkompetisi dan memenangkan hadiah uang.

via: ecs.faceit.com
via: ecs.faceit.com

Menurut pengakuan Alexey Popovich, First Vice President dan Board Management Gazprombank, “saya yakin produk ini akan diminati, karena audiens esports di Rusia mencapai 10-12 juta dan diprediksi bertumbuh 20% per tahun.”

Demografi usia muda produktif bisa jadi salah satu pendorong masuknya produk layanan finansial ke dalam industri gaming dan esports. Seiring berjalannya waktu, esports terlihat menjanjikan karena dapat memberikan pemasukan dengan mengikuti kompetisi di berbagai level. Di tengah situasi pandemi, esports seolah menjadi aktivitas olah raga yang menyenangkan dan pilihan yang lebih aman daripada olah raga konvensional.

Pendanaan Nium oleh BRI Ventures

BRI Ventures Terlibat dalam Pendanaan Nium, Startup Remitansi Asal Singapura

BRI Ventures mengumumkan keterlibatannya pada putaran pendanaan baru Nium, startup fintech asal Singapura. Selain BRI Ventures, VISA turut berpartisipasi pada putaran ini.

Sebagaimana diberitakan Business TimesCo-founder & CEO Nium Prajit Nanu mengungkapkan bahwa penggalangan dana ini bertujuan untuk merealisasikan rencana ekspansi pasar, baik segmen baru maupun existing, melalui pengembangan produk.

“Kami tertarik untuk berkolaborasi dengan penyedia platform pembayaran lokal yang dapat membantu penetrasi pasar kami lebih cepat. Kami akan tetap fokus untuk melayani pengguna kami, seperti di Eropa, India, Inggris, dan Amerika Serikat (AS),” tutur Nanu.

Selain itu, perusahaan juga berencana membangun infrastruktur pembayaran yang dapat menjangkau pasar ritel, UKM, dan korporasi berskala besar. Upaya ini dilakukan untuk mengejar profitabilitas yang ditargetkan dapat terealisasi di pertengahan 2021.

Nium sebelumnya bernama InstaRem, yang menyediakan  platform layanan remitansi yang menyediakan layanan pengiriman yang di 90 negara. Di Indonesia, Nium membuka operasional bisnisnya pada akhir 2019.

Sebelum berganti nama, Nium pernah mendapat suntikan dana dari MDI Ventures di 2014. Saat itu MDI Ventures masih dipimpin oleh Nicko Widjaja yang kini telah memimpin BRI Ventures. Pada kuartal pertama 2020, Nium telah mengantongi nilai transaksi sebesar $2 miliar.

Sementara itu, CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menyebutkan bahwa pihaknya menantikan pertumbuhan bisnis Nium ke depan sejalan dengan ekspansi layanannya yang mulai masuk ke segmen korporasi dan UKM.

“Potensi fintech itu tidak terbatas. Kami berharap dapat mendukung Nium sesuai jalur pertumbuhannya sejalan dengan ekspansinya ke pasar Indonesia dan sekitar,” ujar Nicko.

Tentang BRI Ventures, perusahaan baru berdiri di 2019 dengan suntikan perdana sebesar Rp1,5 triliun dari induk usahanya. Hingga akhir 2019, BRI Ventures baru menyuntik Rp278,11 miliar dalam bentuk penyertaan saham 17 persen ke platform e-money LinkAja.

Dihubungi secara terpisahVP of Investor Relation and Strategy BRI Ventures Markus Liman mengungkap bahwa sinergi ini nantinya untuk memperkuat bisnis remitansi milik BRI.

“Tidak ada produk baru, tetap sama. Tapi, Nium akan memperkuat dari sisi payment network. Untuk kerja sama ini, kami sedang memasuki tahap uji coba dulu,” ungkap Markus kepada DailySocial.

Sementara, Managing Partner MDI Ventures Kenneth Li mengungkap bahwa kali ini MDI Ventures tidak turut terlibat dalam putaran pendanaan baru Nium. Perusahaan juga belum berencana untuk melakukan exit dalam waktu dekat.

“Untuk exit, Nium sepertinya butuh beberapa [funding] round lagi. Dari sejak pertama investasi sampai sekarang, pertumbuhan Nium sudah mencapai hampir 5 kali. Dari sisi valuasi, pertumbuhannya juga lumayan,” ujarnya kepada DailySocial.

Partisipasi BRI dalam pendanaan baru Nium tampaknya menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mewujudkan visi menjadi The Most Valuable Bank in Southeast Asia and Home to the Best Talent. BRI agresif untuk memperkuat posisinya di ekosistem keuangan, termasuk fintech dan non-fintech.

Application Information Will Show Up Here
visa esports jerman

Pemerintah Jerman jadi yang Pertama Keluarkan Visa untuk Esports

Pada tahun 2020 nanti, Jerman akan menerapkan peraturan imigrasi baru yang dinamakan skilled imigration act. Peraturan baru ini akan mempermudah tenaga kerja professional yang terkualifikasi dari luar negara-negara Eropa untuk bekerja di Jerman. Organisasi esports Jerman yaitu ESBD telah bertahun-tahun berusaha melegitimasikan esports menjadi sebuah pekerjaan resmi di Jerman. Hasilnya, visa untuk esports akan masuk ke dalam peraturan skilled imigration act pada bulan Maret tahun 2020 nanti.

Beberapa kondisi harus diperhatikan agar bisa mendapatkan kualifikasi untuk mendapatkan visa esports di Jerman: minimal berusia 16 tahun, jumlah gaji tertentu yang telah disetujui dan dikonfirmasi dari federasi Esports yang berwenang.

Sumber: fluxfm
Hans Jagnow | Sumber: fluxfm

Dikutip dari esportbund.de, Hans Jagnow selaku presiden dari ESBD mengatakan, “esports visa ini akan sangat membantu acara-acara esports yang akan diadakan di Jerman. Kami adalah negara pertama yang berhasil mengeluarkan visa khusus untuk esports. Diharapkan semakin banyak lagi acara-acara esports yang akan diadakan di Jerman.”

Di acara esports bertaraf internasional, sudah pasti banyak pihak-pihak yang terlibat yang berasal dari luar negeri. Mengingat cukup banyak kasus penolakan visa terhadap atlet esports sehingga mereka batal mengikuti turnamen, berkat adanya visa ini, semua urusan imigrasi akan dipermudah dan bagi pihak penyelenggara acara tidak usah memusingkan permasalahan imigrasi.

Selain mempermudah penyelenggaraan acara esports di Jerman, visa esports ini juga mempermudah organisasi yang berbasis di Jerman untuk memperkerjakan pemain-pemain dari luar negara-negara Eropa. Sehingga pemain tidak perlu memikirkan kesulitan mendapatkan visa untuk bekerja di organisasi tim esports Jerman.

Sumber: NYTimes
Sumber: NYTimes

Jerman sendiri terbilang cukup sering menjadi tuan rumah acara esports yang berskala besar seperti, League of Legends Championship Series Eropa, CS:GO Starladder Berlin Major, dan PUBG Global Invitational Berlin.

Meski Jerman menjadi negara pertama yang mengeluarkan visa khusus untuk kebutuhan esports, menariknya, esports sendiri juga sempat mengalami penolakan di sana. Di 2018, federasi olimpiade olahraga Jerman (DOSB) pernah mengeluarkan sebuah laporan yang mencoba menjawab sebuah pertanyaan: apakah esports bisa dikategorikan sebagai sebuah olahraga. Kala itu, mereka menjawab dengan gamblang, “tidak.” Menurut laporan tersebut, jika dibandingkan dengan olahraga, esports ada di ‘galaksi’ yang berbeda. Justifikasi mereka kala itu adalah tuntutan fisik yang dimiliki oleh olahraga.

10 Perjanjian Kerja Sama dan Sponsorship Esports Pada November 2019

Seiring dengan bertambahnya jumlah penonton turnamen esports, semakin banyak pula perusahaan yang tertarik untuk menjadi sponsor liga dan tim esports. Perusahaan itu tak melulu perusahaan yang bergerak di bidang gaming dan esports, tapi juga merek non-endemik. Setiap bulan, selalu muncul kabar tentang kerja sama antara perusahaan dengan organisasi esports. Pada bulan November 2019, ada sejumlah perjanjian kerja sama baru yang cukup menarik.

Inilah 10 kerja sama yang diumumkan pada November 2019, menurut Esports Insider.

1. Complexity Gaming dan Herman Miller

Tidak sedikit organisasi esports yang bekerja sama dengan perusahaan pembuat kursi gaming, seperti Astralis yang bekerja sama dengan Secretlab. Namun, Complexity Gaming justru memilih Herman Miller, perusahaan furniture, sebagai rekan mereka. Selain itu, Herman Miller juga menjadi sponsor dari laboratorium inovasi di GameStop Performance Center milik Complexity. Perusahaan furniture itu juga menyediakan meja dan kursi di lab tersebut. Melalui kerja sama ini, kedua pihak juga akan mengumpulkan data untuk menciptakan perangkat yang ergonomis untuk para gamer.

2. Fnatic dan Hello Kitty

Esports tak melulu mengejar kemenangan. Sebagai salah satu sumber pemasukan, sebagian organisasi esports biasanya menjual merchandise, seperti EVOS Esports di Indonesia. Fnatic juga menjual merchandise untuk para fans mereka. Satu hal yang menarik, pada bulan lalu, Fnatic bekerja sama dengan Hello Kitty untuk mleuncurkan koleksi pakaian edisi terbatas, yang mencakup jogger, jaket, jersey, topi, kaos, mousepad, stiker, dan keycap.

fnatic hello kitty

3. Team Vitality dan Orange

Bulan lalu, Team Vitality dari Prancis memperpanjang kerja samanya dengan perusahaan telekomunikasi Orange. Kontrak ini mencakup sponsor pada jersey, kegiatan saat live event, dan juga kegiatan digital dengan Rush Esports. Setelah diperpanjang, kontrak ini akan berlangsung hingga 2021. Sebagai perusahaan telekomunikasi, Orange juga akan melengkapi markas Team Vitality, V.Hive dengan jaringan broadband fiber.

4. G2 Esports dengan Mastercard

Menjelang pertandingan final League of Legends World Championship, G2 Esports mengumumkan kerja samanya dengan Mastercard. Melalui kerja sama ini, mereka ingin mendekatkan diri dengan fans. Salah satu caranya dengan melakukan meet-and-greet. Mendapatkan akses ke fasilitas G2 Esports, Mastercard akan membuat konten tentang kegiatan tim asal Eropa ini. Mastercard juga membuat konten “Priceless Moments” yang akan disiarkan setiap minggu.

5. FACEIT dengan Visa

Mastercard bukan satu-satunya perusahaan dari industri finansial yang tertarik untuk masuk industri esports. Begitu juga dengan Visa. Kali ini, VIsa bekerja sama dengan platform esports FACEIT. Rusia menjadi target pasar pertama mereka. Kerja sama ini juga mendapatkan dukungan dari bank Rusia. Visa dan FACEIT akan fokus untuk membuat dan mendistribusikan program online yang memungkinkan para gamer untuk mengasah kemampuan mereka.

faceit visa

6. FIFA 20 Global Series dengan Gillete

Pada November, Gillette mengumumkan bahwa mereka akan menjadi sponsor dari FIFA 20 Global Series dari EA. Melalui kerja sama ini, Gillette akan mendapatkan konten, iklan pada saat streaming, dan juga promosi melalui radio atau televisi. Kegiatan sponsorship ini dimulai dengan EA FUT Champions Cup Stage 2 yang diadakan di Romania pada akhir November. Ini bukan kali pertama Gillette masuk ke ranah esports. Sebelum ini, Gillette juga telah bekerja sama dengan sejumlah organisasi esports, seperti EDward Gaming dan Team SoloMid.

7. Riot Games dan 4Entertainment

Riot Games mengumumkan kerja samanya dengan perusahaan broadcast dan events, 4Entertainment untuk membuat liga League of Legends nasional untuk Belanda dan Belgia. Masing-masing liga akan disiarkan dalam bahasa ibu masing-masing negara. Total hadiah untuk liga nasional ini mencapai €25 ribu. Kedua liga ini akan mengadu enam tim dalam musim pertama. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan, jumlah tim akan bertambah menjadi delapan tim.

8. Astralis Group dan Newzoo

Astralis Group, yang berencana melakukan IPO pada bulan ini, mengumumkan kerja samanya dengan perusahaan analisa Newzoo pada bulan lalu. Melalui kerja sama ini, Newzoo akan memberikan data dan insight tentang dunia esports untuk membantu Astralis dalam mengambil keputusan. Sementara Astralis juga akan memberikan data pada Newzoo agar perusahaan intelijen itu dapat membuat laporan yang lebih akurat tentang keadaan pasar esports sekarang.

9. Skybox Technologies dan BLAST Pro Series

Skybox Technologies, perusahaan analisa dan visualisasi akan mengadakan kompetisi membuat AI untuk Counter-Strike: Global Offensive. Tim yang menampilkan kode terbaik dalam program yang Skybox adakan bersama RFRSH Entertainment ini akan mendapatkan US$5 ribu. Sementara lima tim terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk menguji kode mereka dalam BLAST Pro Series saat pertandingan berlangsung. BLAST Pro Series akan diadakan di Copenhagen pada tahun depan.

skybox jpeg

10. BLAST dengan Winstrike

BLAST mengumumkan kontrak eksklusif dengan Winstrike pada bulan lalu. Kontrak ini mencakup hak siar dan sponsorship atas BLAST Premier untuk kawasan CIS (Commonwealth Independent States), yang terdiri dari negara-negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet. BLAST Premier adalah turnamen baru yang menawarkan hadiah hingga US$4,25 juta. Melalui perjanjian ini, Winstrike akan dapat menyiarkan BLAST Premier di televisi dan platform online. Tak hanya itu, Winstrike juga mendapatkan hak eksklusif atas sponsorship serta marketing dari turnamen tersebut.