Menonton film menjadi aktifitas yang banyak dilakukan seseorang untuk menghilangkan kepenatan setelah melakukan kegiatan harian yang cukup melelahkan. Dulu menonton film hanya bisa dilakukan dengan pergi ke bioskop dengan jam tayang yang telah ditentukan.
Namun seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, kini menonton film bisa dilakukan kapanpun dan di manapun menggunakan video on demand.
Aplikasi Nonton Film Online Gratis Terbaik di Android
Sekarang orang gak perlu lagi jauh-jauh bahkan keluar uang hanya untuk satu judul. Melalui beberapa aplikasi berikut, kalian cukup duduk dengan tenang di rumah ditemani camilan kesukaan dan menikmati beragam film yang tersedia.
Aplikasi pertama adalah Loklok, telah diunduh sebanyak 500 ribu kali di Google Play. Pengguna sudah disuguhkan beragam tontonan baik itu film maupun acara serial. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, aplikasi ini dirancang gratis untuk dinikmati penggunanya.
Best of all, para pengguna diberikan kesempatan untuk memberi ide mengenai tayangan baik yang sudah tersedia maupun belum. Para pengguna juga dapat bergabung dalam komunitas yang disediakan dalam aplikasi dan saling berbagi cerita mengenai konten tayangan yang ada.
Seringkali secara otomatis mengunduh tayangan yang sedang diputar tanpa notifikasi konfirmasi.
Viki sebagai aplikasi video on demand sudah menyediakan berbagai tayangan mulai dari drama dan film dari Asia. Aplikasi ini sudah dapat digunakan secara gratis meskipun harus disuguhi iklan dengan kualitas gambar yang belum HD.
Meskipun diisi tayangan dari benua Asia, aplikasi ini sudah dibekali fitur multi-language subtitle hingga 150 bahasa. Pengguna dapat membuat daftar tayangan yang ingin ditontonnya, dan mengikuti berbagai tayangan acara dari selebriti favoritnya.
Menggunakan layanan gratis artinya siap dengan banyaknya iklan yang barangkali mengganggu penonton.
iFlix juga merupakan aplikasi video on demand yang dipenuhi tayangan benua Asia. Mulai dari film, drama, variety shows sudah tersusun sesuai kategori memudahkan pengguna memilih jenis acara yang akan ditonton.
iFlix versi gratis barangkali memiliki keterbatasan karena beberapa tayangan bersifat premium. Namun dari daftar tonton gratis sendiri sudah dipenuhi tayangan bagus yang sayang untuk dilewatkan.
Meskipun terkenal di kalangan penggemar hiburan Korea Selatan, VIU saat ini sudah banyak menyuguhkan tayangan dari berbagai negara termasuk Indonesia. Banyak siaran acara bersifat gratis bahkan pada waktu tertentu juga bebas iklan yang menarik untuk disimak.
Aplikasi yang sudah diunduh sebanyak seratus juta kali ini menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu aplikasi tontonan populer. Bagi penikmati film, aplikasi ini tidak boleh dilewatkan. Belum lagi tayangan originalnya yang hanya hadir di VIU sendiri. Fitur tayangan populer dan trending membuat penikmat film ketinggalan yang sedang hype.
Terlalu sering update namun pengguna mengeluhkan semakin sering mengalami bugs hingga aplikasi berhenti tiba-tiba.
TrueID memungkinkan penggunanya untuk menonton berbagai konten premium secara gratis. Sudah tersedia berbagai film baik itu dari Indonesia, Thailand, dan negara Asia lainnya. Berbagai genre juga hadir mulai dari drama, horror, komedi dan anime.
TrueID berfokus juga kepada video orisinil, menghibur, dan lokal. Telah tersedia ribuan serial ikonik, film, dan video yang sudah terkurasi bagi penontonnya. Namun beberapa tayangan masih belum menyediakan terjemahan bahasa Inggris.
Plex adalah streaming film dan acara TV, ditambah 200+ siaran langsung channel TV secara instan tanpa perlu subscription. Plex menyediakan banyak tayangan yang dapat dinikmati secara grats kapanpun dimanapun.
Software ini juga menyediakan solusi mengatur media server dari personal media pengguna. Mengkurasi dan streaming koleksi tayangan baik film, saluran tv, bahkan musik dan podcast secara live. Genre film mulai dari aksi, anak-anak, anime, drama, komedia dan sebagainya terkategorisasi.
Namun beberapa tayangan yang sudah terunduh kerap kali terhapus setelah dilakukan update.
MEGOGO adalah provider hiburan yang menyediakan berbagai layanan sebagai pengisi waktu luang. Pengguna dapat dengan lnegkap mendapat layanan mulai dari saluran televisi, film, serial, kartun, olahraga, hngga audiobooks dan podcast dalam satu aplikasi baik gratis maupun berbayar.
Aplikasi ini sudah menyediakan berbagai tayang film populer, baik itu film terkini maupun film-film lama. Menyuguhkan berbagai siaran mancanegara, layanan ini menyediakan fitur terjemahan berbahasa Inggris. Sayangnya rasio ukuran layar pada tayangan acara masih kerap tidak konsisten.
Ketenaran platform OTT semakin bersinar di tengah pandemi. Survei yang diselenggarakan DailySocial dan Populix, pada April lalu, menunjukkan bahwa aplikasi hiburan jatuh pada pilihan kedua (66%) untuk menjawab pertanyaan aktivitas online apa saja yang paling banyak digunakan orang Indonesia selama pandemi.
Di luar YouTube yang sifatnya freemium, Netflix dan Viu adalah dua platform berbayar yang mendapatkan antusiasme tinggi dari responden. Survei ini menarik untuk ditelaah lebih lanjut dengan dipadukan sumber-sumber data lainnya.
Berdasarkan dari data yang dimiliki DailySocial, pada April dan Mei ini Viu berada di posisi pertama untuk pengguna aktif dan total waktu yang dihabiskan di antara para pemain video on demand di Indonesia. Posisi kedua ditempati Netflix, disusul iflix, Vidio, WeTV, dan iQiyi.
Total waktu yang dihabiskan pengguna Viu dalam dua bulan tersebut mencapai angka 174,8 juta menit, diikuti Netflix (141,4 juta menit), iflix (36,9 juta menit), Vidio (27 juta menit), WeTV (8,2 juta menit), dan iQiyi (7,8 juta menit).
DailySocial tertarik membandingkan temuan tersebut ke sumber lainnya, yakni SimilarWeb. Hasilnya persis sama. Dengan rentang waktu dari Maret sampai Mei, Viu memimpin untuk metrik pengguna aktif harian (DAU) dan pengguna aktif bulanan (MAU). Rata-rata waktu yang dihabiskan per user setiap harinya mencapai satu jam.
Sementara itu, Netflix unggul dalam metrik sesi per pengguna (sessions per user) yang mencapai 7.67 sesi. Semakin tinggi angka ini bagus buat platform karena berkaitan langsung dengan traffic yang masuk. Waktu yang dihabiskan kurang lebih sama dengan capaian Viu.
Satu-satunya platform lokal yang masuk di listing ini adalah Vidio. Aplikasi ini unggul dalam metrik install penetration mencapai 7,72%. Ini adalah persentase dari perangkat smartphone atau tablet yang digunakan secara aktif, dalam pasar yang dipilih, yang memiliki aplikasi yang diunduh selama periode waktu yang dipilih.
Vidio juga unggul untuk metrik MAU yang mencapai 2,51 juta orang. Meskipun demikian, total konsumsi penggunanya hanya separuh pencapaian Viu dan Netflix.
Platform lokal lain, GoPlay, yang baru memperoleh pendanaan, masih memiliki jalan panjang untuk bisa bersaing dengan para pemain yang lain.
Sementara angka-angka yang diraih platform berbayar ini jelas belum bisa bersaing dengan pencapaian YouTube yang merajai industri ini.
Komentar Viu
DailySocial mencoba menghubungi Viu dan Netflix terkait temuan data-data di atas, tetapi hanya Viu yang bersedia. Country Head Viu Indonesia Varun Mehta tidak bersedia berkomentar tentang angka-angka terkini. Akan tetapi, dia sepakat dengan isi laporan “Southeast Asia Online Video Consumer Insights and Analytics: A Definitive Study by Media Partners Asia” untuk kuartal pertama tahun ini. Laporan yang sama DailySocial cantumkan di artikel sebelumnya.
Viu disebut menempati peringkat pertama berdasarkan jumlah pengguna diantara platform streaming video utama, tidak termasuk YouTube, di Asia Tenggara. Berdasarkan waktu yang dihabiskan, Viu ada di posisi kedua, setelah Netflix.
Laporan itu juga menyorot waktu yang dihabiskan per penonton Indonesia tiap minggunya. Viu menduduki posisi kedua, tentunya setelah YouTube. Baru setelahnya ada Catchplay, Netflix, dan OTT lainnya yang bisa disimak dalam grafik di bawah ini.
“Laporan dari MPA cukup akurat [menggambarkan pencapaian Viu],” kata Varun.
Varun menjelaskan, selama pandemi ada kenaikan 30%-35% setiap harinya. Kenaikan ini berdampak pada rata-rata waktu yang dihabiskan per pengguna. Dia mencontohkan untuk pengguna yang merupakan fan base umumnya waktu yang mereka habiskan sekitar 2 jam setiap hari.
“Jadi pas tayang pagi hari subtitle baru ada bahasa Inggris, sudah mereka tonton. Ketika ada subtitle bahasa Indonesia keluar, biasanya mereka tonton lagi. Saya kurang paham mengapa ada tren itu, mungkin mereka ingin lebih mengerti dengan bahasa Indonesia.”
Fakta pendukung lainnya adalah pengguna Viu didominasi oleh kaum perempuan (70%). Mereka ini adalah fan base konten-konten Asia seperti Korea Selatan, Thailand, Jepang yang masing-masing punya penggemarnya.
Setiap hari Viu menayangkan episode terbaru dari serial ongoing yang dinanti para pengguna. Strategi ini berhasil membawa DAU sebesar 386 ribu orang dan rata-rata waktu yang dihabiskan lebih dari satu jam, sesuai dengan durasi tayang tiap episode baru.
Meski konten Asia kini juga mulai rajin diisi Neflix ke dalam katalognya, sayangnya kami belum tahu seberapa efektivitasnya dalam mendongkrak pengguna. Posisi Netfix, sebagai platform global, memiliki kelebihan keberagaman konten yang dapat dipilih pengguna.
Sebagai bukti, Netflix terus menambah katalog secara rutin dari Korea Selatan, negara-negara Skandinavia, India, Timur Tengah, hingga Afrika. Pilihan tontonan jauh lebih kaya dan beragam. Pemilik konten juga semakin diuntungkan karena mereka bisa mendapat penonton dari belahan dunia manapun.
Viu menghindari persaingan langsung dengan Netflix karena cara tersebut terbukti membuat Hooq menyerah dan Iflix berdarah-darah.
Di Indonesia, nasib Netflix mulai mujur karena kerja samanya dengan Kemendikbud. Baru-baru ini serial dokumenter populer Netflix segera hadir di TVRI sebagai bagian dari program Belajar dari Rumah. Ini adalah pertama kalinya di dunia, tayangan Netflix disiarkan saluran televisi.
Mulai 20 Juni 2020, konten andalan seperti “Our Planet”, “Street Food: Asia”, “Tidying Up with Marie Kondo”, “Spelling the Dream”, “Chasing Coral”, dan “Night on Earth” akan tayang setiap Sabtu pukul 21.30 WIB dan tayangan ulang setiap Minggu dan Rabu pukul 09.00 WIB.
Di timing yang bersamaan, Telkom mewacanakan pemblokiran terhadap Netlix akan selesai “dalam hitungan minggu”. Sejak pemblokiran empat tahun lalu, pihak Telkom melihat Netflix sudah banyak berubah, misalnya pengawasan orang tua yang jauh lebih baik dan memiliki take down policy.
Pemblokiran sepihak oleh Telkom sebenarnya dapat dituntut konsumen karena ada hak-hak yang sengaja dihalangi. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengaku belum menerima aduan terkait hal itu dan hanya ramai di media sosial.
Netflix sendiri sudah menyediakan paket berlangganan yang lebih murah, yang memudahkan konsumennya menonton konten hanya melalui ponsel.
Perubahan selera pengguna
Cara pengguna Viu dalam mengakses konten juga terbilang unik untuk tiap lokasi. Mereka yang tinggal di pulau Jawa cenderung up-to-date dalam menikmati tontonan, misalnya selalu hadir setiap ada episode terbaru dari serial kesukaannya.
Sedangkan pengguna dari Sumatera sangat bervariasi. Konsumen di Sumatera Barat cenderung menonton konten yang sudah lama terkenal. Sementara pengguna di Sumatera Selatan lebih menyukai tontonan dari Indonesia daripada lainnya.
“Taste-nya berubah-ubah terus. Tapi saat tayangan A World of Married Couple, semua penonton dari seluruh Indonesia kompak menonton yang sama.”
Fokus ke konten Asia, menurut Varun, sudah terbukti sesuai hipotesis awal sehingga bisa membawa Viu tetap bertahan hingga kini. Entah dengan membuat konten original dengan bahasa lokal atau adaptasi Asia dari format internasional, memasukkan konten lokal, atau membeli konten regional papan atas.
“Saat pandemi, kami juga menemukan kebiasaan baru bahwa pengguna mulai discover new content, tidak lagi menonton karena sedang viral. Akhirnya terlihat bahwa banyak pengguna yang suka dengan konten original.”
Viu juga mencatat kenaikan traffic Viu dari perangkat smartphone (85%) ketimbang dari perangkat lainnya, seperti TV atau laptop. Tidak hanya konten dari Indonesia, Korea, Jepang, Tiongkok, dan Thailand, kini Viu sudah menerbangkan konten dari India dan Timur Tengah, seperti Turki dan Mesir.
Laporan keuangan PCCW Media, induk usaha Viu, mencatatkan pengguna MAU Viu pada tahun lalu adalah 41,4 juta orang, naik 35% dari tahun sebelumnya. Pengguna Viu menyaksikan 5,7 miliar video, naik 69%. Disebutkan konten original Viu terus memberikan kontribusinya dalam meningkatkan angka pengguna.
VP Brand Marketing Vidio Rezki Yanuar yang kami hubungi secara terpisah berkomentar, salah satu dampak pandemi adalah berhentinya penayangan pertandingan olahraga dari berbagai bidang, kecuali konten esports yang tetap berjalan.
Ketika sebagian besar tayangan olahraga berhenti, pihaknya justru menemukan fakta baru bahwa hal tersebut tidak berdampak buruk terhadap performa Vidio.
“Menurut data yang kami terima, walaupun ada penurunan jumlah tayangan dan penonton konten olahraga, ada peningkatan jumlah penonon tayangan film layar lebar, Vidio Original Series, dan tayangan live streaming. Bukan hanya live streaming TV nasional, tapi juga event eksklusif seperti Konser Satu Cara,” terangnya.
Hasil ini membuat pihaknya percaya diri bahwa Vidio tidak hanya kuat dalam sisi konten olahraga saja, namun juga konten lainnya seperti film layar lebar, Korea, Thailand, Tiongkok, drama India, animasi anak, program musik, dan konten edukasi.
Vidio tidak memberikan data terkini mengenai jumlah pengguna aktif dan pengunduhan aplikasi. Rezki hanya memastikan peningkatan cukup signifikan. Menurutnya, sejak membuat program Vidio Bebas Nonton, promosi gratis untuk menikmati konten Vidio, aplikasinya diunduh lebih dari lima juta kali dalam waktu satu bulan. HAl ini menobatkan perusahaan sebagai aplikasi nomor satu paling banyak diunduh pada April di Google Play dan App Store.
“Saat ini, Vidio telah dikunjungi lebih dari 60 juta kali dalam satu bulan. Peningkatan angka pengguna dan unduhan tak hanya di Google Play dan App Store, kami juga mengalami peningkatan unduhan untuk Smart TV sebanyak 700 ribu kali hingga Mei 2020.”
Melihat angka-angka di atas, Rezki menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi memberikan produk terbaik dan terbaru, dalam bentuk aplikasi maupun Smart TV, demi kenyamanan konsumen.
“Salah satu kekuatan Vidio adalah perusahaan lokal yang sangat mengerti kebutuhan konsumen lokal, sehingga strategi yang kami lakukan memperkaya konten karena ini adalah segalanya untuk jenis bisnis ini, serta melakukan marketing dan channel distribution yang beragam,” tutupnya.