Tag Archives: walkie-talkie

Sonnet Memungkinkan Smartphone Mengirimkan Pesan dan Gambar Tanpa Jaringan Seluler

Akui saja, kegiatan sehari-hari Anda tidak akan berjalan lancar tanpa smartphone. Di mana pun berada, kita membutuhkannya untuk selalu terhubung. Kendalanya, perangkat bergerak betul-betul bergantung pada jaringan mobile. Namun jangankan saat pergi ke daerah terpencil, tak jarang sinyal smartphone menghilang ketika Anda masuk ke basement bukan?

Celah keterbatasan jaringan seluler inilah yang bermaksud untuk diisi oleh tim Sonnet Labs. Lewat Kickstarter, mereka memperkenalkan Sonnet, sebuah ‘walkie-talkie super’ yang memungkinkan handset Anda tetap bisa mengirim pesan teks, rekaman suara, gambar, dan mengaktifkan GPS tanpa memerlukan jangkauan jaringan seluler, satelit, ataupun akses internet. Tapi tak seperti walkie-talkie, Sonnet sangat ringkas dan mudah digunakan.

Sonnet 1

Sonnet sendiri pada dasarnya dalah perangkat komunikasi off-the-grid. Device memiliki wujud seperti pirigan segi enam, ukurannya mirip power bank, sengaja dirancang sebagai perangkat outdoor. Struktur tubuhnya rugged, lalu device juga telah mendapatkan sertifikasi IP66, yang berarti anti-debu halus serta tetesan air hujan (atau tumpahan air dengan volume maksimal 100 liter per menit).

Untuk menggunakan Sonnet, Anda hanya tinggal menyambungkannya ke smartphone via Wi-Fi dan membuka link https://app.sonnetlabs.com. Selanjutnya, chatting bisa segera dilanjutkan. Data di handset akan dikirim ke unit Sonnet lain via gelombang radio jarak jauh. Metode ini sangat berguna ketika Anda sedang berkemah, traveling ke luar negeri, berada di area-area dengan jaringan mobile yang buruk, atau saat sedang terjadi bencana alam.

Sonnet 2

Berbeda dari walkie-talkie. kita tidak perlu mengutak-atik frekuensi serta memilih channel. Sonnet App sendiri bekerja layaknya aplikasi chat lain, mempersilakan Anda berkirim pesan ke individu atau grup, serta berinteraksi dengan sesama pengguna Sonnet di sekitar Anda (jangan cemas, Anda juga dapat memblokir mereka).

Sonnet mampu menjangkau jarak 5-kilometer atau hingga 15-kilometer jika tidak terhalang. Semakin banyak orang menggunakannya, maka kian luas pula jaringan Sonnet. Data dapat diteruskan hingga ke user lain yang berada 80-kilometer dari Anda via metode estafet. Menariknya lagi, jika salah satu pengguna Sonnet bisa mengakses internet, ia dapat men-share-nya agar user lain juga bisa membuka internet.

Selain komunikasi, perangkat ini dibekali banyak fitur-fitur berguna seperti peta offline, mode SOS serta tombol panik, bahkan ia bisa bekerja layaknya power bank untuk mengisi baterai smartphone Anda.

Sonnet dapat Anda pesan sekarang di Kickstarter, di sana sepasang unitnya ditawarkan di harga US$ 90. Produk rencananya akan mulai didistribusikan pada bulan November 2017.

Xiaomi Ikut Jualan Walkie-Talkie

Xiaomi selama ini mungkin lebih dikenal sebagai merk yang berada di balik perangkat smartphone murah. Tapi di luar itu Xiaomi sudah mengembangkan sayap ke banyak kategori mulai dari aksesoris untuk smartphone, lampu, alat-alat rumah tangga, sepeda, hingga penjernih udara. Tapi luasnya cakupan bisnis yang sudah digarap sepertinya belum memuaskan Xiaomi. Belum lama ini mereka merambah pasar baru dengan menghadirkan kembali alat komunikasi bergaya lawas yang dinamai MiJia Walkie-Talkie.

Yap, MiJia adalah perangkat komunikasi yang bekerja sebagaimana walkie-talkie yang  pernah kita semua kenal, menawarkan komunikasi dua arah menggunakan frekuensi radio antara dua orang yang berada di lokasi berbeda. MiJia ini adalah generasi pertama. Tersedia di Tiongkok, MiJia dijual seharga $36 melalui sejumlah penjual online.

Perihal spesifikasi, MiJia Walie-Talkie secara mengejutkan tidak datang dengan kemampuan istimewa. Tidak ada fitur anti air dan debu, tidak ada WiFi, GPS, atau kemampuan terhubung ke smartphone. MiJia tiba dengan perangkat keras yang tak jauh berbeda dengan walkie-talkie konvensional. Ini di luar kebiasaan Xiaomi yang gemar mengoprek perangkat biasa menjadi istimewa melalui berbagai teknologi kreatif mereka. MiJia mendukung UHF dengan  frekuensi antara 403MHz dan 470MHz serta dukungan VHF antara 136MHz dan 174MHz.

Berkat kedua dukungan ini, MiJia dapat dipastikan bekerja hampir di semua area khususnya daerah perkotaan. Sebagai pemanis, Xiaomi membenamkan dukungan radio FM jika sewaktu-waktu pengguna membutuhkan hiburan melalui radio. Tapi yang paling menggembirakan, MiJia mempunyai baterai yang bertahan hingga 8 hari dalam sekali isi ulang. Pengguna juga bisa membagikan lokasi mereka ke pengguna lain.

Sumber berita Gizmochina.

Linc Sulap Moto Z Anda Jadi Walkie-Talkie dalam Sekejap

Dewasa ini, Anda mungkin akan dicap udik kalau masih menggunakan walkie-talkie, atau yang biasa disebut juga dengan istilah HT. Kendati demikian, alat komunikasi kuno ini masih sangat bermanfaat dalam kondisi tertentu, utamanya ketika berada di tempat dimana jaringan seluler tidak tersedia.

Yang mungkin jadi pertanyaan, seperti apa walkie-talkie yang dikembangkan di tahun 2017 ini? Untuk menjawabnya, Anda bisa langsung berkenalan dengan Linc. Linc diklaim sebagai walkie-talkie pintar. Ada banyak cara untuk mendefinisikan kepintarannya; salah satunya, ia merupakan sebuah Moto Mod.

Moto Mod, seperti yang kita tahu, adalah aksesori resmi untuk smartphone Moto Z, dengan mekanisme pemasangan yang sangat mudah – literally cuma ditempelkan ke sisi belakang ponsel. Linc juga demikian; begitu menancap di Moto Z, seketika itu juga handset beralih fungsi menjadi sebuah walkie-talkie.

Linc juga kompatibel dengan smartphone lain via koneksi Bluetooth / Fantom Dynamics
Linc juga kompatibel dengan smartphone lain via koneksi Bluetooth / Fantom Dynamics

Linc bisa beroperasi dengan jangkauan maksimum sekitar 8 kilometer dan . Tidak cuma suara saja, Linc juga dapat meneruskan pesan teks maupun titik lokasi GPS tanpa mengandalkan jaringan seluler sama sekali. Memanfaatkan teknologi radio-over-IP, Linc rupanya juga bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan radio dua-arah dari merek lain.

Linc dilengkapi oleh baterai internalnya sendiri yang berkapasitas 1.500 mAh, bisa bertahan sampai 20 jam dalam posisi standby. Pengembangnya tidak lupa membekalinya dengan sebuah tombol darurat yang dapat memancarkan sinyal SOS.

Lalu apakah Linc hanya kompatibel dengan Moto Z saja? Tidak, pengguna perangkat lain ternyata juga bisa menyambungkannya via Bluetooth, meski tentu saja penggunaannya bersama Moto Z jauh lebih praktis. Bagi yang tertarik, Linc sekarang sudah bisa dipesan lewat Indiegogo seharga $99.

Bisa Jadi Walkie-Talkie, StarVox Ialah Smartwatch-nya Para Petualang

Meskipun hampir semua smartwatch bisa tersambung ke handset via Bluetooth, beberapa produsen juga mulai membenamkan konektivitas jaringan mobile ke sejumlah varian. Dengan kemampuan ini, perangkat dapat bekerja lebih mandiri, namun tentu saja ia menuntut biaya tambahan. Kreasi baru dari L8Star ini menawarkan titik temu antara kedua varian wearable device tersebut.

Demi memberikan solusinya, developer asal Texas itu mengintegrasikan teknologi lawas dalam penyajian gadget modern. Mereka memperkenalkan StarVox, smartwatch pertama di dunia dengan fungsi walkie-talkie. Perangkat ini menawarkan keringkasan berkomunikasi, bisa bekerja tanpa jaringan seluler, jauh lebih praktis dari radio transceiver standar, dan menyimpan beragam fitur pintar. Para petualang dan pecinta aktivitas outdoor pasti akan sangat menyukainya.

StarVox 2

StarVox mengusung rancangan sporty. Layar sentuh 1,54-inci ditambatkan di tubuh persegi membulat yang minim sudut. Tubuhnya terbuat dari kombinasi baja dan aluminium, dengan frame logam terpisah untuk melindungi bagian kacanya. Modul utama StarVox berukuran 45,4×45,5cm, tersambung ke strap karet selebar 22mm berisi antena build-in. Struktur tubuhnya anti-air berstandar IP65 (tahan debu dan aliran air), dapat bekerja di suhu minimal -10 sampai 55 derajat Celcius.

StarVox 3

Fitur walkie-talkie StarVox tentu saja merupakan kemampuan primadonanya. Device dapat beroperasi di frekuensi 400MHz sampai 470MHz, bisa diatur sesuai wilayah tempat Anda berada, serta sanggup menjangkau jarak dua kilometer. Menariknya lagi, StarVox tak hanya dapat dipakai berkomunikasi antar dua orang, ia mendukung group chat tanpa batasan jumlah serta kompatibel ke walkie-talkie biasa. Anda juga tidak perlu menambahkan headset karena smartwatch sudah dibekali mic dan speaker.

Buat mendukung petualangan Anda, StarVox dilengkapi kompas, hygrometer (pengukur kelembapan), barometer (tekanan udara), termometer, pedometer (mengukur langkah), serta sensor ketinggian. Selain itu Anda bisa menemukan segala pernak-pernik standar. Produsen memanfaatkan chip MT2503A sebagai otak smartwatch dan menanamkan baterai 420mAh – StarVox mampu aktif selama 192 jam di mode arloji dan maksimal 10,5 jam di mode walkie-talkie.

StarVox 1

L8Star tidak menyebutkan sistem operasi dari StarVox, hanya bilang mereka telah menyediakan platform khusus buat saling berbagi app. Ada probabilitas fungsinya tidak selengkap perangkat-perangkat Android Wear.

Developer saat ini sedang melangsungkan kampanye pengumpulan dana di Kickstarter dan angkanya sudah melewati batasan terendah. Di sana Anda dapat memesan StarVox seharga hanya US$ 60 (versi super early bird), lebih murah US$ 50 dari harga retail-nya nanti. Produk rencananya mulai didistribusikan pada bulan April 2017.

Orion labs Onyx Ialah Walkie-Talkie Mungil yang Tidak Mengenal Jarak

Walkie-talkie digunakan di berbagai skenario ketika komunikasi radio betul-betul diperlukan, misalnya di ranah keamanan publik, militer, sampai rekreasi. Biasanya perangkat ini mengusung desain rugged untuk mendukung pemakaian outdoor dan kelemahannya terbesarnya ialah terbatasnya jarak. Tapi bagaimana jika ada walkie-talkie yang bisa dipakai di manapun Anda berada?

Sekumpulan tekniksi, seniman dan inventor yang tergabung di Orion Labs mencoba merombak serta menyempurnakan penyajian walkie-talkie. Inkarnasi baru perangkat tersebut mereka namai Onyx. Premis produk ini sangat menarik: dikemas dalam tubuh mungil, Onyx memungkinkan Anda berkomunikasi tanpa dihalangi lokasi karena pemanfaatan frekuensi radio telah digantikan oleh internet.

Onyx 1

Berbeda dari penampilan walkie-talkie biasa, Onyx mempunyai wujud berupa piringan mungil – berdimensi 15,7x50x50-milimeter – dengan clip logam untuk Anda cantumkan di baju atau tas. Tubuh luarnya terbuat dari plastik glossy (ada pilihan warna hitam, perak, biru dan pink), dan di sana Anda dapat menemukan port micro-USB buat charging, port audio 3.5mm serta lampu LED indikator.

Meskipun tidak memiliki struktur rugged dan tidak sepenuhnya anti-air, Orion Labs tetap memerhatikan daya tahan tubuh Onyx. Perangkat ini mendapatkan rating anti-debu IP5X, mampu beroperasi normal dari suhu -10 sampai 50 derajat Celcius, dengan kelembapan udara maksimal di 93 persen.

Onyx 3

Cara menggunakan Onyx sangat mudah, layaknya walkie-talkie biasa, yaitu cukup dengan menyentuh tombol besar di tubuh device. Supaya bisa bekerja, Onyx membutuhkan dukungan aplikasi companion di smartphone dan sambungan ke internet (lewat mobile data maupun Wi-Fi), terhubung via Bluetooth low energy. Selanjutnya, Anda dapat memilih individu buat diajak bercakap-cakap atau membuat grup di app.

Onyx 2

Onyx dibekali sepasang microphone dan speaker yang bisa Anda atur volumenya. Dan jika Anda sedang butuh privasi, tinggal colokkan headphone/earphone di port audio. Perangkat ditenagai oleh baterai rechargeable li-ion, mampu mengeluarkan notifikasi seandainya akan habis. Onyx juga menyimpan antena build-in, tetap dapat tersambung ke smartphone hingga jarak sembilan meter.

Orion Labs Onyx dapat kompatibel ke handset ber-platform iOS8 (mulai dari iPhone 4s, iPod Touch 5, dan iPad 3) serta Android 4.4 KitKat atau sistem operasi yang lebih baru, dan handset harus mempunyai konektivitas Bluetooth. Sepasang produk ditawarkan di harga US$ 250, atau US$ 130 buat satu unitnya. Saat ini, Onyx baru tersedia untuk konsumen di Amerika dan Kanada.

Sumber: Orion Labs.