Path resmi mundur dari kancah persaingan media sosial. Namun kepergian Path justru dilihat sebagai peluang oleh Abdur Rabbi Arrasul Sayaf. Pria yang akrab di sapa Aif tersebut berinisiatif mengembangkan Warph, aplikasi media sosial yang didesain mirip dengan Path. Sebelumnya ia pernah mengembangkan Cupslice, sebuah aplikasi fotografi.
“Sejak mengembangkan Cupslice sebenarnya ide awal kita sudah mengarah ke media sosial. Ingin membuat media sosial yang bisa bersaing dengan pemain lokal maupun global. Path sudah resmi meninggalkan pasar, cukup banyak user yang merasa kehilangan, kita melihat ini sebagai peluang. Kita ingin user tidak merasa asing dengan aplikasi Warph, makanya dibuat secara user experience mirip dengan Path,” terang Aif.
Dari segi tampilan, Warph didesain menyerupai Path, lengkap dengan dominasi warna merah di aplikasinya. Warph pun dilengkapi dengan fitur-fitur standar khas aplikasi media sosial, mulai dari lini masa postingan teman, menu pencarian, dan lain-lain.
Keputusan Aif mengembangkan aplikasi yang berperan sebagai substitusi Path di pasar bukan tanpa alasan. Ia dan tim sudah melakukan survei, hasilnya banyak masyarakat yang masih menginginkan media sosial yang bersifat personal dan hanya mencakup lingkaran pertemanan terdekat.
“Setelah kita lakukan beberapa survei dan riset hasilnya sebagian besar masyarakat masih menginginkan media sosial yang bersifat lebih personal dan hanya berbagi dengan circle terdekatnya. Selain itu social media besar yang sudah ada sekarang lebih condong ke arah media, dengan didominasi konten citizen journalism dan sedikit demi sedikit konsep social-nya mulai terkikis. Sehingga saya yakin Warph akan menjadi eksklusif,” jelas Aif.
Warph masih berada di tahap awal. Fitur-fiturnya belum sebanyak Path versi terakhir. Saat ini Warph masih di dalam tahap beta, rencananya akan diluncurkan secara resmi pada akhir tahun berbarengan dengan peluncuran aplikasi iOS mereka.