Tag Archives: warung digital

Mengenal Warko, Platform Koperasi untuk UMKM Go Digital

Warko adalah perusahaan rintisan (startup) berbasis koperasi multi-pihak yang mengklaim sebagai solusi UMKM di era digital ini. Fokusnya adalah membantu digitalisasi warung, kios, toko dan ojek online.

Startup lokal ini dirintis oleh anak muda lokal asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yakni CEO Warko Adam Nugraha Wiradhana, COO Warko Mimin, dan CFO Warko M. Riyan yang optimis dapat membawa platformnya bersaing dengan pemain startup nasional.

Berkenalan lebih jauh dengan platform koperasi multi-pihak, berikut penjelasan terkait Warko, beserta layanan yang ditawarkan dan alasan UMKM perlu menggunakannya. Simak selengkapnya.

Kenal Lebih Dekat dengan Platform Warko

Digarap sejak akhir tahun 2019 lalu, para pendiri Warko melihat platformnya dapat membawa titik terang atas permasalahan yang dialami UMKM, khususnya terkait warung-warung warga yang kian hari tergerus dengan kehadiran ritel modern.

Melalui program-programnya, Warko bermisinya untuk membantu pelaku UMKM untuk berdaya sehingga bisa bertahan bahkan bersaing di pasar digital melalui digitalisasi.

Selain itu, pelaku UMKM diharapkan dapat lebih kompetitif menghadapi persaingan dengan ritel modern. Hingga kini, Warko mengklaim telah merangkul 18 ribu UMKM untuk bergabung dengan bisnis ini, dan 2 ribu pelaku usaha telah bergabung sebagai anggota.

Mengapa UMKM Perlu Lirik Platform Warko?

Warko menawarkan layanan dimana pelaku UMKM dapat membuat toko sendiri di platformnya. Pelaku UMKM dapat menyediakan dan menjual produk kebutuhan sehari-hari rumah tangga secara mudah tanpa harus bertemu langsung dengan pembeli.

Cara kerjanya yakni dengan pelaku usaha kecil seperti warung, kios, toko dan pengemudi ojek dapat bergabung bersama Warko bukan hanya sebagai mitra, namun lebih jauh sebagai anggota koperasi.

Dengan sistem koperasi multi-pihak yang diusung Warko, pengguna platform baik dari sisi pelaku usaha maupun pembeli akan mendapatkan poin sebagai sisa hasil usaha. Warko menganggap platformnya berbeda dengan yang lain karena fokus ke bisnis masyarakat yang jarang tersentuh.

Layanan dan Fitur Warko yang Dukung Digitalisasi UMKM

Layanan utama yang ditawarkan Warko kepada pelaku UMKM adalah menyediakan website gratis sebagai penghubung UMKM dengan berbagai platform digital dan e-commerce lokal, nasional, dan internasional.

Beberapa fitur yang disediakan pada layanan digitalisasi UMKM tersebut antara lain sistem jual beli, pengiriman barang dan koperasi. Selain itu, Warko juga menyediakan layanan dan fitur pendukung berupa pelatihan digital, tools digital hingga template digital bagi UMKM.

Ada pun produk Warko secara keseluruhan antara lain, sebagai berikut:

  • Branding dan manajemen warung.
  • Mobile App untuk warung, pengemudi ojek dan pembeli.
  • Warehousing untuk kebutuhan persediaan warung.
  • Dashboard untuk memantau kinerja penjualan.

Melansir Kalimantan Post, CEO Koperasi Warko Digital Nusantara Adam Nugraha Wiradhana, mengatakan bahwa platform garapan Warko ini pada dasarnya tak berbeda jauh dengan aplikasi Grab dan Gojek. Bedanya, Warko fokus menyasar warung rakyat yang dapat menjual semua dagangan mereka.

 

front view professional kitchen

Mengenal Cloud Kitchen, Konsep Bisnis Kuliner yang Sedang Tren

Kemajuan teknologi saat ini telah menghadirkan banyak inovasi dalam dunia bisnis, termasuk di bidang bisnis F&B (food and beverages) atau kuliner. Salah satunya dengan adanya konsep baru dalam berbisnis kuliner, yakni cloud kitchen.

Konsep bisnis cloud kitchen atau layanan restoran berbasis komputasi awan ini sedang marak digeluti oleh pelaku usaha kuliner. Layanan ini disebut dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha kulinernya.

Berikut akan dijelaskan terkait apa itu konsep bisnis baru yang sedang tren ini, serta apa manfaatnya bagi pelaku UMKM? Simak penjelasannya!

Apa Itu Cloud Kitchen?

Cloud kitchen atau sering juga disebut ghost kitchen merupakan sebuah bisnis dengan layanan berbasis komputasi awan yang diciptakan untuk bisnis kuliner. Layanan restoran berbasis komputasi awan ini, biasanya ditawarkan oleh suatu unit bisnis tertentu untuk disewakan kepada pelaku usaha kuliner.

Konsepnya yakni dengan mengoperasikan dapur yang berfokus ke layanan pengiriman makanan saja. Bisnis ini tidak menyediakan layanan makan di tempat. Meski demikian, pelaku usaha kuliner sebagai penyewa akan mendapat bantuan fasilitas dari penyedia layanan.

Fasilitas yang disediakan oleh penyedia layanan restoran berbasis komputasi awan ini lengkap. Mulai dari fasilitas teknologi hingga fasilitas dapur bersama yang digunakan untuk memasak berbagai menu dari berbagai macam restoran.

Mengapa UMKM Perlu Gabung Cloud Kitchen?

Bagi pelaku UMKM, bergabung dengan bisnis restoran berbasis komputasi awan dapat memberi dampak pada perkembangan bisnis. Salah satunya, dapat menghemat biaya operasional yang dikeluarkan saat ingin memulai dan memajukan bisnis.

Pelaku UMKM tak perlu mengeluarkan biaya besar, seperti untuk pembelian peralatan dan sewa tempat. Melansir Kontan.co.id, cloud kitchen dapat membantu pelaku UMKM hemat biaya operasional hingga kisaran 70% hingga 80%, dari total biaya investasi mereka.

Selain itu, pelaku UMKM juga dapat melayani konsumen lebih cepat karena infrastruktur dapur yang sudah siap. Dengan begitu, pelaku UMKM dapat berpotensi meraup keuntungan yang lebih besar lagi.

Opsi Dapur Virtual Bagi Pelaku UMKM

Bagi pelaku UMKM kuliner yang tertarik dengan konsep bisnis yang ditawarkan cloud kitchen, kini di Indonesia telah hadir berbagai unit bisnis yang menawarkan layanan tersebut. Beberapa di antaranya, yakni GrabFood Kitchen dan Dapur bersama GoFood.

Selain kedua dapur virtual yang digarap oleh perusahaan teknologi ternama di Indonesia itu, layanan dapur virtual lainnya dapat ditemukan di antaranya pada Everplate, YummyKitchen, Kita Kitchen, Telepot dan Eatsii.

cara memulai bisnis warung digital

Cara Memulai Bisnis Warung Secara Digital di Era Digitalisasi UMKM

Digitalisasi tidak hanya berdampak pada pelaku usaha besar, namun juga kecil dan menengah. Bentuk digitalisasi pada UMKM umumnya berupa penggunaan platformplatform digital untuk berjualan, seperti melalui e-commerce atau membuat website toko online sendiri.

Lalu, bagaimana dengan bisnis warung? Apakah ada cara memulai bisnis warung secara digital? Dan bagaimana bentuk digitalisasi pada warung?

Cara Memulai Bisnis Warung Secara Digital

Warung adalah salah satu jenis usaha kecil dan menengah yang banyak ditemukan di Indonesia. Apabila Anda adalah salah satu pemilik bisnis warung yang ingin upgrade usaha bisnis Anda ke digital, Anda bisa menggunakan bantuan aplikasi Warung Pintar. Simak beberapa tips untuk memulai bisnis warung secara digital dengan Warung Pintar di bawah ini. 

Belanja Stok Warung di Platform Digital

Dikarenakan warung lebih fokus pada target penjualan offline, maka proses penjualan pada bisnis warung tidak bisa dipindahkan ke online. Apabila penjualan tidak bisa dilakukan secara digital, Anda selalu bisa untuk melakukan pembelian kebutuhan stok warung secara online.

 

cara memulai bisnis warung digital

 

Anda dapat menggunakan platform digital Warung Pintar yang memberikan solusi belanja stok warung yang mudah dari rumah hanya bermodalkan aplikasi Warung Pintar di smartphone Anda.

Untuk tutorial pendaftaran di Warung Pintar, Anda bisa melihat selengkapnya di sini.

Ubah Pembukuan Konvensional ke Digital

Cara kedua untuk memulai bisnis warung secara digital adalah dengan mengubah pembukuan warung dari konvensional ke digital.

Pembukuan konvensional adalah pencatatan transaksi penjualan menggunakan buku. Sedangkan pembukuan digital adalah pencatatan transaksi menggunakan platform digital app-based atau web-based.

 

cara memulai bisnis warung digital

 

Untuk melakukan pembukuan digital, banyak sekali platform yang bisa Anda gunakan.

Jika Anda menggunakan aplikasi Warung Pintar untuk berbelanja stok warung, Anda juga bisa melakukan pencatatan transaksi pada aplikasi Warung Pintar dengan fitur Catatan Pintar.

Aktifkan Pembayaran Digital

Tips untuk memulai bisnis warung secara digital yang terakhir yaitu mengaktifkan layanan pembayaran digital.

Kemudahan yang diberikan pada layanan digital membuat banyak orang kini beralih dari pembayaran tunai ke pembayaran digital.

Anda dapat mengaktifkan layanan pembayaran digital seperti QRIS sebagai alternatif pilihan pembayaran untuk pelanggan. Jika Anda ingin tahu lebih lanjut mengenai sistem pembayaran QRIS, Anda dapat simak di sini.

Nah itu dia tiga cara memulai bisnis warung secara digital bersama Warung Pintar. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda meng-upgrade usaha Anda ke digital di era digitalisasi UMKM ini. Selamat mencoba!

BukuWarung

Perkuat Upaya Digitalisasi Usaha Mikro, BukuWarung Gandeng Warung Pintar

Memasuki akhir tahun 2020, pengembang aplikasi pengelola arus kas pengusaha mikro BukuWarung mengklaim telah mengalami pertumbuhan bisnis yang positif. Pandemi juga tidak terlalu mengganggu jalannya bisnis.

Kepada DailySocial, Co-Founder BukuWarung Chinmay Chauhan mengungkapkan, secara keseluruhan pertumbuhan bisnisnya justru bergerak positif selama pandemi ini, dengan semakin banyak pedagang yang bersedia melacak arus kas mereka dan mengadopsi perangkat digital untuk menjalankan bisnis mereka.

“Faktanya hanya dalam dua bulan setelah meluncurkan pembayaran digital, kami telah mencapai total nilai transaksi sebesar $200 juta atau setara 2,8 triliun Rupiah (total payment value/TPV tahunan). Adanya pandemi ini mendorong lebih banyak UKM untuk melakukan digitalisasi.”

Beberapa bisnis seperti warung makan dan warteg terlihat mengalami penurunan transaksi, namun outlet lainnya seperti warung pulsa, warung barang eceran, dan sembako mengalami pertumbuhan bisnis yang baik.

Banyak pemilik bisnis saat ini memutuskan untuk menjual produknya secara online dan menggunakan aplikasi BukuWarung untuk melakukan pembukuan. Secara khusus BukuWarung menawarkan solusi untuk membantu mereka mengatasi periode sulit ini, di antaranya peluncuran Tokoko dan Solusi Pembayaran Digital.

BukuWarung didirikan oleh Chinmay Chauhan dan Abhinay Peddisetty pada tahun 2019. Akhir bulan September lalu BukuWarung mengumumkan perolehan pendanaan lanjutan dengan nilai yang tidak dikemukakan.

Pendanaan ini didapat setelah mereka melakukan demo day dalam rangkaian agenda program akselerator Y Combinator. Sejumlah pemodal ventura yang turut andil meliputi Partners of DST Global, GMO Venture Partners, Soma Capital, HOF Capital, dan VentureSouq. Sebelumnya di bulan Juli 2020 lalu, BukuWarung tengah menyelesaikan pendanaan pra-seri A yang dipimpin oleh Quona Capital.

Jalin kerja sama strategis dengan Warung Pintar

Bertujuan untuk membangun solusi digital yang dapat mengakomodasi kebutuhan khusus para pelaku UKM di Indonesia, seperti warung-warung kecil, BukuWarung meresmikan kerja sama strategisnya dengan Warung Pintar akhir bulan Oktober lalu. Kerja sama ini meliputi penerapan pembukuan secara digital dan penyediaan layanan ketersediaan barang.

Sebagai informasi, BukuWarung dan Warung Pintar sama-sama portofolio East Ventures.

“Kami melakukan kerja sama ini mengingat kebutuhan untuk memberdayakan sektor UKM di Indonesia semakin penting. Pemerintah Indonesia baru saja memasang target untuk membantu 10 juta UKM mengalihkan usahanya ke ranah digital pada akhir 2020. Guna memberikan dukungan terhadap
upaya pemerintah dalam mendorong produktivitas dan daya saing UKM Indonesia, kami menjalin kolaborasi dengan Warung Pintar untuk membantu pelaku UKM dalam memenuhi kebutuhan digital yang masih belum terpenuhi dan terus menerus menjadi tantangan yang dihadapi UKM Indonesia,” kata Chinmay.

Kolaborasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan akses 60 juta UKM di Indonesia untuk mengadopsi solusi digital di tengah tren ekonomi digital yang diprediksi bisa mencapai $150 miliar pada 2025. Ke depannya diharapkan  bersama Warung Pintar bisa meningkatkan ekosistem yang inklusif, pedagang dapat memperoleh manfaat dari kapasitas supply chain yang memadai milik Warung Pintar.

Disinggung apa rencana jangka pendek BukuWarung dan Warung Pintar melalui kerja sama ini, dengan kapasitas rantai pasokan yang kuat, pedagang yang merupakan pengguna aplikasi BukuWarung akan mendapatkan berbagai keuntungan. Di antaranya kesempatan untuk mendapatkan barang dengan harga lebih kompetitif dan kenyamanan mendapatkan barang dagangannya, sebab barang akan diantarkan langsung ke warung mereka. Sementara itu, pedagang Warung Pintar akan mendapatkan eksposur tentang solusi pembukuan yang ditawarkan oleh BukuWarung.

Aplikasi BukuWarung saat ini telah melayani hampir 2 juta pedagang di 750 lokasi di Indonesia, sementara Warung Pintar memiliki hampir 60 ribu pedagang yang menggunakan platformnya untuk memesan barang dagangan hingga saat ini.

“Visi BukuWarung adalah untuk memberdayakan UKM di Indonesia untuk menjadi lebih melek secara finansial dan membantu mereka untuk mengelola serta menumbuhkan bisnisnya menggunakan platform teknologi, dimulai dari pembukuan dan pembayaran digital. Sementara Warung Pintar berfokus pada kebutuhan pedagang untuk mendapatkan akses yang mudah dan nyaman dalam memperoleh barang dagangan dengan harga lebih terjangkau,” kata Chinmay.

Application Information Will Show Up Here
OttoPay terdaftar di Bank Indonesia sebagai penyelenggara penunjang sistem pembayaran dan merchant aggregator, bekerja sama dengan e-money OttoCash

OttoPay Hadir sebagai “Merchant Aggregator”, Berkomitmen Hidupkan Ekonomi Warung

Masih besarnya warung yang belum terjangkau oleh manfaat ekonomi digital menjadi kesempatan buat para pemain teknologi untuk menggarapnya, salah satunya adalah OttoPay. Memasuki tahun ketiga, perusahaan meningkatkan sejumlah fitur OttoCash, PPOB, dan tambahan penjualan produk agar merchant dapat meningkatkan pendapatannya.

“Saat ini OttoPay terdaftar di Bank Indonesia sebagai penyelenggara penunjang sistem pembayaran dan merchant aggregator. Saat ini kami bekerja sama dengan PT Transaksi Artha Gemilang (OttoCash), segera menyusul tiga partner lainnya dalam proses,” ujar juru bicara OttoPay kepada DailySocial.

Sebagai merchant aggregator, OttoPay merekrut toko-toko baik merchant kecil, modern, dan e-commerce, sebagai merchant yang dapat menerima pembayaran via OttoPay.

OttoCash itu sendiri adalah sister company OttoPay yang bermain di segmen uang elektronik. Keduanya terafiliasi dalam Salim Group. Perusahaan lainnya, iSaku dan Pede (perusahaan patungan dengan Allianz SE), masih berada dalam payung yang sama.

Hubungan bisnis antara OttoPay dan OttoCash ada dua. Pertama, OttoPay sebagai merchant aggregator untuk implementasi QRIS milik OttoCash. Kedua, OttoCash sebagai partner access di aplikasi OttoPay, sehingga konsumen dapat menggunakan saldonya di OttoCash untuk bertransaksi di aplikasi OttoPay.

“Para mitra OttoPay dapat menerima pembayaran dari berbagai aplikasi uang elektronik, salah satunya adalah Pede.id.”

Tak hanya itu, untuk meningkatkan loyalitas pengguna, perusahaan menambahkan OttoPoint yang dapat ditukar dengan berbagai voucher menarik, seperti pulsa, token listrik, voucher game, restoran, minimarket, setiap kali berhasil melakukan transaksi penjualan PPOB dan pembayaran invoice. Tampilan antarmuka aplikasi juga diperbarui agar proses lebih seamless.

“OttoPay memperbarui tampilan dan menambahkan fitur OttoCash dan OttoPoint dalam versi terbarunya untuk membangun kebiasaan belanja baru yang lebih bersih, praktis, dan aman,” ujar Direktur OttoPay Budi Hartono secara terpisah dalam keterangan resmi.

Tambah pendapatan merchant

Perlu dicatat bahwa aplikasi OttoPay hanya bisa dinikmati pemilik usaha, bukan end user pada umumnya. Karena merchant OttoPay tidak hanya yang skala besar saja, perusahaan berupaya menambah fitur PPOB untuk merchant kecil agar dapat memperoleh tambahan pemasukan, salah satunya PPOB, untuk transaksi pembelian pulsa, voucher game, internet, pembayaran listrik, air, dan BPJS.

Penambahan lainnya adalah penjualan produk fisik, seperti eskrim dan kebutuhan barang pokok untuk mendapat tambahan pemasukan. Perusahaan mengklaim telah terhubung dengan berbagai mitra distributor terpercaya. Mereka juga bisa membeli stok dagangan hariannya melalui aplikasi tanpa harus meninggalkan tokonya.

Seluruh pemasukan dan pengeluaran yang terjadi lewat aplikasi akan tercatat dan dapat diakses dengan mudah oleh merchant secara real time. Agar bisnis merchant kecil terus berkembang, perusahaan sedang mengembangkan bantuan pinjaman modal usaha dengan menggaet mitra Lembaga keuangan yang sudah berlisensi resmi.

Diklaim perusahaan telah merangkul 1,3 juta merchant tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sumatera. Komposisi persebaran terbesar ada di kota tier 1 (60%), tier 2 (26%), dan pelosok (14%).

Selain OttoPay, pemain lainnya yang bisnisnya beririsan di antaranya ada PayFazz, GrabKios, Warung Pintar, dan Wahyoo, semua marketplace besar juga telah terjun dari Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee. Berbondong-bondongnya masuk ke ranah ini, lantaran ada 3,5 juta warung yang menjadi tulang punggung ekonomi negara menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM.

Application Information Will Show Up Here