Tag Archives: watchos

Apple Luncurkan Dua Smartwatch Baru Sekaligus, Apple Watch Series 6 dan Apple Watch SE

Bersamaan dengan peluncuran iPad Air generasi keempat, Apple turut menyingkap smartwatch terbaru mereka. Bukan cuma satu kali ini, melainkan dua sekaligus, yakni Apple Watch Series 6 dan Apple Watch SE.

Kita mulai dari yang lebih mahal dulu, yaitu Series 6, yang merupakan penerus langsung dari Apple Watch Series 5 tahun lalu. Apa saja yang baru? Cukup banyak, terlepas dari desainnya yang tetap begitu-begitu saja. Meski begitu, Series 6 setidaknya tersedia dalam lebih banyak pilihan warna case, termasuk halnya warna biru maupun merah.

Seperti sebelumnya, Series 6 kembali mengusung layar OLED yang always-on, namun yang diklaim punya tingkat kecerahan maksimum 2,5 kali lebih tinggi daripada layar milik Series 5. Layar yang bisa menyala lebih terang otomatis lebih mudah dilihat di bawah sorotan matahari langsung.

Selanjutnya, Series 6 juga menghadirkan peningkatan performa hingga 20 persen lebih baik dibanding Series 5. Ini penting mengingat kinerja chipset milik Series 5 pada dasarnya sama seperti Series 4. Meski lebih kencang, daya tahan baterai Series 6 masih sama, alias sampai 18 jam pemakaian. Proses charging-nya sedikit lebih cepat, cuma memerlukan waktu 1,5 jam dari kosong sampai penuh.

Terkait kemampuan tracking-nya, Series 6 datang dengan dua sensor baru. Yang pertama adalah altimeter baru yang akan aktif sepanjang waktu sehingga pengguna dapat memonitor elevasinya setiap saat. Yang kedua adalah sensor untuk mengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2), yang kebetulan terbukti cukup berguna untuk membantu mendeteksi gejala awal COVID-19.

Tentu saja ini tidak serta merta berarti Apple Watch bisa dipakai sebagai alat pendeteksi satu-satunya, apalagi mengingat kemampuan mengukur SpO2 sebenarnya bukanlah hal yang baru di dunia perangkat wearable – Fitbit sudah melakukannya sejak cukup lama.

Pembaruan lainnya datang bersama watchOS 7. Selain tentu saja sederet watch face baru, salah satu yang fitur yang cukup menarik adalah Family Setup, yang memungkinkan pengguna untuk memakai Apple Watch tanpa harus memiliki iPhone sendiri. Dengan kata lain, satu iPhone kini dapat dihubungkan ke beberapa Apple Watch sekaligus, asalkan semuanya berada di naungan satu akun keluarga.

Apple juga akhirnya mengikuti jejak Fitbit dengan memperkenalkan layanan berlangganan khusus buat konsumen Apple Watch. Dinamai Apple Fitness+, layanan dengan tarif $10 per bulan ini menjanjikan kelas fitness virtual yang bisa diikuti lewat iPhone, iPad, maupun Apple TV.

Saat kelas dimulai, Apple Watch akan memulai tracking secara otomatis untuk jenis aktivitas yang tepat, dan data-data penting yang dimonitor akan diteruskan ke layar iPhone, iPad maupun Apple TV secara real-time. Fitness+ membutuhkan minimal Apple Watch Series 3, dan sejauh ini baru akan tersedia di beberapa negara saja (Indonesia belum termasuk).

Apple Watch Series 6 saat ini sudah dipasarkan dengan harga mulai $399. Kalau itu dirasa terlalu mahal, maka saatnya ganti membahas mengenai Apple Watch SE.

Apple Watch SE

Seperti halnya iPhone SE yang dijual jauh lebih murah daripada iPhone lainnya, Apple Watch SE pun juga demikian. Harganya dipatok mulai $279, dan di sini saya akan coba menjabarkan apa saja perbedaannya jika dibandingkan dengan Series 6.

Yang paling utama adalah, Watch SE tidak dilengkapi fitur pengukur kadar oksigen dalam darah tadi. Fitur tersebut sejauh ini eksklusif untuk Series 6 saja, namun setidaknya Watch SE telah mewarisi komponen altimeter-nya yang bersifat always-on.

Dari segi performa, Watch SE juga tidak sekencang Series 6, sebab chipset yang digunakan masih sama persis seperti milik Series 5. Lalu apakah ini berarti Watch SE selevel dengan Series 5? Well, bisa dibilang begitu, tapi beberapa fitur rupanya tetap harus dipangkas demi menekan harga jualnya tersebut.

Salah satu yang menurut saya paling krusial adalah terkait layarnya. Besar layarnya memang sama persis, akan tetapi layar milik Watch SE tidak always-on seperti milik Series 6 maupun Series 5. Bahkan sensor laju jantungnya pun adalah versi lama yang belum dilengkapi fungsionalitas electrocardiogram alias ECG. Beruntung fitur Fall Detection masih tersedia di Watch SE.

Singkat cerita, saat ini ada tiga model Apple Watch yang Apple pasarkan secara resmi:

  • Apple Watch Series 6 dengan harga mulai $399
  • Apple Watch SE dengan harga mulai $279
  • Apple Watch Series 3 dengan harga mulai $199

Sumber: Apple 1, 2.

Setelah Tiga Tahun, Google Maps Bakal Hadir Kembali di Apple Watch

Salah satu alasan yang selalu mencegah saya membeli Apple Watch – selain perkara uang tentu saja – adalah, secanggih apapun perangkat tersebut, pengguna tidak bisa mengakses Google Maps darinya. Padahal, turn-by-turn navigation menurut saya merupakan salah satu kegunaan terbaik dari smartwatch.

Percaya atau tidak, Google Maps sudah lenyap dari Apple Watch sejak tahun 2017. Baik Apple maupun Google tidak memberikan alasan apapun, padahal sebelumnya Google Maps sempat hadir di Apple Watch sebagai extension dari aplikasi versi iPhone-nya. Sebagai gantinya, pengguna Apple Watch hanya punya akses ke Apple Maps. Di Amerika mungkin ini bukan masalah besar, tapi di negara lain, Google Maps masih merupakan pilihan yang lebih rasional.

Kabar baiknya, Google sudah punya rencana untuk meluncurkan kembali Google Maps di Apple Watch. Dalam beberapa minggu ke depan, pengguna Apple Watch di seluruh dunia bisa mengunduhnya dan mengakses fitur seperti step-by-step direction atau estimasi waktu sampai tiba di tujuan.

Semua lokasi favorit yang disimpan di akun masing-masing pengguna bisa langsung diakses dari Maps versi Watch, sedangkan untuk lokasi yang tidak tersimpan, pengguna perlu memilihnya terlebih dulu di iPhone. Meski mungkin cuma kebetulan, kehadiran Google Maps di Apple Watch semestinya bakal disambut oleh konsumen yang sedang menggandrungi hobi bersepeda.

Google Maps in Apple CarPlay Dashboard

Selain di Apple Watch, Google Maps juga akan hadir di mode Dashboard milik CarPlay, memungkinkan pengguna untuk melihat tampilan peta bersamaan dengan media control. Keduanya akan ditampilkan dalam format split screen, sehingga pengguna tetap bisa memantau petunjuk navigasi selagi mempercepat playback speed podcast yang diputar, atau mengecek agenda di kalender.

Google bilang dukungan Maps pada CarPlay Dashboard ini sudah tersedia sekarang juga di semua mobil yang mendukung secara global. Seharusnya ini juga mencakup head unit aftermarket CarPlay besutan Sony maupun sejumlah pabrikan lain.

Sumber: Google.

Semua yang Perlu Diketahui dari Apple WWDC 2020

Gelaran Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) tahun ini agak sedikit berbeda. Selama sepekan ke depan, serangkaian acaranya bakal diadakan secara online, dan pada pukul 12 dini hari kemarin, sesi keynote-nya disiarkan ke YouTube.

Meski terhambat oleh pandemi, Apple rupanya tetap sangat produktif dalam memperbarui berbagai sistem operasi bikinannya. Hal itu bisa dilihat dari segudang pembaruan yang dihadirkan melalui iOS 14, iPadOS 14, watchOS 7, tvOS 14, dan yang paling substansial menurut saya, macOS Big Sur.

Tanpa perlu berkepanjangan, mari kita bahas satu per satu.

iOS 14

Tampilan home screen baru iOS 14 dan App Library / Apple
Tampilan home screen baru iOS 14 dan App Library / Apple

Di saat Android 11 terkesan iteratif karena tidak membawa perubahan yang betul-betul besar, iOS 14 justru sebaliknya. Untuk pertama kalinya di sepanjang sejarah iOS, pengguna dapat menempatkan berbagai macam widget langsung pada home screen.

Android sudah menawarkan fitur ini selama bertahun-tahun, dan cukup melegakan melihat Apple akhirnya ikut menghadirkan fitur yang serupa. Meski demikian, Apple mengaku inspirasinya berasal dari complication pada watchOS. Tidak penting. Yang lebih penting adalah, widget pada iOS 14 juga datang dalam berbagai ukuran yang berbeda, yang berarti satu aplikasi bisa menawarkan hingga tiga ukuran widget (kecil, sedang, besar).

Juga baru adalah fitur bernama App Library, yang pada dasarnya akan mengorganisasikan seabrek aplikasi pada perangkat secara otomatis. App Library dapat diakses dengan menggeser ke kanan pada halaman terakhir home screen. Bagaimana seandainya ada begitu banyak halaman home screen? Well, pada iOS 14, ada opsi untuk menyembunyikan halaman-halaman aplikasi yang dirasa kurang perlu, dan yang pada akhirnya dapat digantikan oleh App Library.

Tampilan fitur App Clip / Apple
Tampilan fitur App Clip / Apple

Masih seputar aplikasi, fitur iOS 14 yang paling menarik menurut saya adalah App Clip. App Clip pada dasarnya merupakan versi mini dari aplikasi yang bisa diakses lewat bermacam sumber; bisa dengan mengklik tautan di Safari atau Messages, atau bisa juga dengan memindai kode QR maupun tag NFC.

Apple bahkan telah mendesain format baru macam kode QR yang dikhususkan untuk App Clip. Fungsi App Clip sendiri adalah untuk menyediakan akses ke aplikasi langsung di saat dibutuhkan, misalnya ketika hendak melakukan pembayaran elektronik; cukup scan kode QR atau tag NFC-nya, maka App Clip dari aplikasi pembayaran yang bersangkutan akan muncul, dan pengguna dapat menyelesaikan pembayaran tanpa harus mengunduh aplikasinya terlebih dulu.

iOS 14 turut memperkenalkan fitur picture-in-picture, yang berarti video dapat tetap diputar pada jendela kecil (termasuk sesi video call) meski pengguna meninggalkan aplikasinya. Ukuran jendela videonya itu bisa dibesar-kecilkan, dan yang paling menarik, videonya juga dapat disembunyikan di samping kiri atau kanan layar selagi audionya tetap diputar.

Berbagai perubahan kosmetik pada iOS 14 / Apple
Berbagai perubahan kosmetik pada iOS 14 / Apple

Siri pun turut menerima pembaruan kosmetik pada iOS 14. Saat dipanggil, Siri tak lagi memenuhi layar seperti biasanya. Tampilan barunya hanya berupa icon di bagian bawah layar. Andai pengguna meminta Siri untuk membuatkan reminder, jendela konfirmasinya juga tak lagi memenuhi layar, melainkan hanya menutupi sebagian kecil di atas layar.

Juga ikut menciut ukurannya adalah notifikasi untuk panggilan telepon maupun video. iOS 14 turut memperkenalkan aplikasi baru bernama Translate, yang sejauh ini sudah bisa menerjemahkan 11 bahasa secara offline.

Beralih ke Messages, ada fitur pinned conversation untuk memudahkan pengguna mengakses percakapan dengan orang-orang yang dirasa penting. Group messaging juga kebagian fitur reply dan mention, sehingga ‘kekacauan’ dalam suatu percakapan grup jadi lebih tertata dan bisa diikuti semua anggotanya dengan baik.

Terakhir, bagi para pengguna CarPlay, iOS 14 siap mengubah iPhone Anda menjadi sebuah kunci mobil digital. Fitur ini memanfaatkan NFC, dan sejauh ini baru kompatibel dengan BMW 5 Series generasi terbaru.

iPadOS 14

Tampilan fitur Spotlight di iPadOS 14 / Apple
Tampilan fitur Spotlight di iPadOS 14 / Apple

Lanjut ke iPadOS 14, sebagian besar pembaruannya sebenarnya sama seperti iOS 14, termasuk halnya fitur customizable widget itu tadi. Meski begitu, pastinya ada pembaruan spesifik yang diterapkan, dan salah satunya adalah collapsible sidebar pada aplikasi-aplikasi seperti Photos, Notes, Files, atau Music.

Sidebar tak hanya memudahkan navigasi konten yang berjumlah besar, tapi juga manajemen konten lewat dukungan mekanisme drag-and-drop. Juga sangat menarik adalah kehadiran fitur Spotlight ala macOS, yang pada iPadOS 14 juga berperan sebagai universal search.

Tampilan fitur Scribble pada iPadOS 14 / Apple
Tampilan fitur Scribble pada iPadOS 14 / Apple

Bagi para pengguna Apple Pencil, iPadOS 14 menyajikan fitur Scribble. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menulis menggunakan tangan di atas kotak teks manapun, entah itu di kotak URL Safari ataupun di Reminder. Idenya adalah supaya pengguna bisa terus memakai Pencil meski sudah tidak berada dalam aplikasi yang membutuhkannya.

Tulisan tangan itu otomatis diubah menjadi ketikan. Namun yang lebih istimewa lagi adalah, iPadOS 14 mampu melakukan seleksi teks pada tulisan tangan, dan dari situ pengguna dapat menyalin lalu menempatkannya di aplikasi lain dalam bentuk ketikan.

AirPods software

Sebelum membahas watchOS, Apple sempat menyinggung sedikit soal pembaruan yang mereka terapkan pada software AirPods. Yang pertama adalah fitur auto switching, di mana AirPods mampu mengenali di perangkat mana (iPhone, iPad, Mac) Anda memutar konten beraudio, lalu secara otomatis menyambung ke perangkat tersebut. Tentu saja syaratnya adalah AirPods harus di-pair dengan masing-masing perangkat lebih dulu sebelumnya.

Khusus AirPods Pro, perangkat tersebut bakal kedatangan fitur spatial audio. Apple bilang bahwa mereka memanfaatkan data dari gyroscope dan accelerometer milik AirPods Pro untuk mendeteksi gerakan-gerakan kepala dan memastikan speaker virtual-nya tetap berada di posisi semula demi memberikan kesan seolah-olah sedang berada di dalam bioskop.

watchOS 7

Tidak hanya menghadirkan watch face baru, watchOS 7 juga mendukung fitur watch face sharing / Apple
Tidak hanya menghadirkan watch face baru, watchOS 7 juga mendukung fitur watch face sharing / Apple

Seperti yang saya bilang, Apple mengaku mendapat inspirasi widget iOS 14 dari fitur complication di watchOS, dan sudah seharusnya watchOS 7 menghadirkan opsi kustomisasi complication yang lebih komplet lagi.

Namun yang mungkin lebih menarik untuk sebagian besar konsumen Apple Watch adalah fitur watch face sharing. Ya, saat watchOS 7 tiba nanti, kita bisa berbagi watch face satu sama lain, dan kita juga dapat menemukan beraneka ragam watch face baru di jagat internet maupun media sosial.

Bagi mereka yang rajin bersepeda, watchOS 7 kini mendukung fitur cycling directions. Fitur yang sama sebenarnya juga tersedia di aplikasi Maps bawaan iOS 14, tapi berhubung database-nya baru lengkap di beberapa kota saja di Amerika Serikat dan Tiongkok, saya jadi kurang semangat untuk membahasnya.

watchOS 7 datang bersama aplikasi Fitness baru di iOS 14 / Apple
watchOS 7 datang bersama aplikasi Fitness baru di iOS 14 / Apple

Yang lebih menarik justru adalah sejumlah tipe latihan baru yang dapat dikenali, salah satunya dancing. Berkat watchOS 7, Apple Watch nantinya bisa menerjemahkan tarian demi tarian pengguna menjadi metrik kesehatan yang mudah dipantau. Di samping itu, sleep tracking juga menjadi salah satu fitur baru yang diunggulkan watchOS 7.

Lalu berkaitan dengan pandemi, watchOS 7 juga akan menghadirkan fitur deteksi otomatis untuk kegiatan mencuci tangan. Jadi sesaat setelah terdeteksi, perangkat akan langsung memulai hitungan mundur demi memastikan pengguna benar-benar mencuci tangannya dengan bersih.

tvOS 14

Apple tidak berbicara banyak soal tvOS, tapi yang pasti versi terbarunya bakal menghadirkan dukungan multi-user mode, dan fitur ini tentunya sangat cocok disandingkan dengan layanan Apple Arcade, sebab masing-masing pengguna jadi bisa memiliki profil yang berbeda, sehingga mereka bisa melanjutkan progres permainannya masing-masing dengan mudah.

Supaya sesi gaming lebih maksimal, tvOS 14 turut menghadirkan dukungan controller eksternal yang lebih lengkap, spesifiknya yang meliputi Xbox Elite Wireless Controller 2 maupun Xbox Adaptive Controller yang dikhususkan untuk kalangan difabel. Terakhir, Apple sempat menyinggung bahwa layanan streaming filmnya, Apple TV+, bakal bisa diakses lewat TV lain (Sony dan Vizio di AS).

macOS Big Sur

macOS Big Sur / Apple
macOS Big Sur / Apple

Beralih ke macOS, versi terbarunya yang bernama Big Sur ini bisa dibilang merupakan macOS yang paling mirip dengan iOS. Bukan dari segi tampilan saja, tapi memang beberapa fitur ia pinjam langsung dari iOS, Control Center contohnya. Notifikasi dan widget kini juga dijadikan satu, tidak lagi berbeda halaman seperti sebelumnya.

Sejumlah pembaruan yang hadir pada aplikasi-aplikasi bawaan iOS, seperti Messages atau Maps, turut tersedia pada versi macOS-nya melalui Big Sur. Meski begitu, Safari di Big Sur jauh lebih powerful ketimbang di iOS, sebab kini ada dukungan terhadap fitur extension.

Ya, Safari di macOS Big Sur dapat dikustomisasi menggunakan berbagai macam extension layaknya Chrome. Apple bahkan sudah menyediakan tool agar developer bisa mengonversikan extension Chrome ke Safari dengan mudah.

Safari juga dilengkapi fitur terjemahan terintegrasi, dan laman awalnya (start page) kini dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan masing-masing pengguna.

Mac versi ARM

Tampilan baru macOS Big Sur semakin mirip iOS / Apple
Tampilan baru macOS Big Sur semakin mirip iOS / Apple

Lalu sampailah kita pada pengumuman yang menurut saya paling menarik, yaitu macOS untuk platform ARM. Ya, Apple berniat untuk meluncurkan perangkat Mac yang ditenagai chipset A-Series buatannya sendiri (bukan prosesor Intel seperti biasanya) menjelang akhir tahun ini juga, dan Big Sur sendiri mereka rancang demi memuluskan proses transisi dari platform Intel ke ARM.

Langkahnya tentu tidak semudah mencabut prosesor Intel, lalu menyematkan chipset A-Series begitu saja, sebab harus ada perombakan besar yang diterapkan dari sisi software pula. Kabar baiknya, Apple sudah meracik ulang semua aplikasi bawaan macOS Big Sur agar dapat berjalan secara native di platform ARM.

Apple yakin developer hanya perlu waktu beberapa hari untuk mengonversikan aplikasinya ke platform baru ini, tapi kalaupun tidak sempat, macOS Big Sur bakal melangsungkan proses konversinya secara otomatis menggunakan tool bernama Rosetta 2 (versi anyar dari tool yang sama yang Apple gunakan ketika mentransisikan Mac dari platform PowerPC ke Intel 15 tahun silam).

Apple sempat mendemonstrasikan konversi otomatis ini dengan menjalankan game Shadow of the Tomb Raider. Cukup mengejutkan melihat game tersebut berjalan mulus dengan kualitas grafik yang cukup apik di perangkat development kit yang memakai chipset A12Z Bionic milik iPad Pro.

Untuk aplikasi yang sudah dikonversi secara proper oleh masing-masing developer, performanya malah dipastikan lebih mulus lagi. Apple sempat mendemonstrasikan bagaimana sebuah file gambar berukuran 5 GB bisa diedit secara lancar dan murni tanpa lag di Adobe Photoshop. Bahkan aplikasi 3D animation yang berat seperti Autodesk Maya pun bisa berjalan tanpa kesulitan sedikit pun.

Ada alasan mengapa Apple merombak tampilan icon-icon aplikasi macOS jadi mirip versi iOS-nya / Apple
Ada alasan mengapa Apple merombak tampilan icon-icon aplikasi macOS jadi mirip versi iOS-nya / Apple

Berhubung chipset yang digunakan pada dasarnya sama persis seperti iPhone dan iPad, Mac versi ARM ini bisa menjalankan semua aplikasi iPhone dan iPad secara native, termasuk halnya game, yang semuanya dapat diunduh langsung lewat Mac App Store. Seperti halnya iPhone dan iPad, Mac versi ARM juga dipastikan lebih efisien perihal konsumsi daya ketimbang Mac yang ada sekarang.

Keuntungan lain dari transisi Mac ke platform ARM adalah, perangkat jadi bisa mengakses komponen Neural Engine yang terdapat pada chipset A-Series, sehingga pada akhirnya fitur-fitur berbasis AI pun dapat diterapkan, contohnya fitur auto crop pada aplikasi edit video Final Cut Pro.

Lalu yang mungkin jadi pertanyaan adalah, apakah Apple bakal betul-betul memensiunkan hardware Mac yang dibekali prosesor Intel? Bisa ya bisa tidak, tapi yang pasti tidak sekarang. Apple bilang masa transisinya bakal berjalan selama sekitar dua tahun, dan dalam kurun waktu tersebut, mereka masih akan merilis Mac baru yang ditenagai prosesor Intel.

Kita juga tidak tahu Mac versi ARM ini nanti wujudnya bakal seperti apa. Development kit-nya sendiri merupakan Mac Mini, namun Apple masih bungkam soal perangkat final yang akan dipasarkan ke konsumen nanti. Terlepas dari itu, bagi yang hendak membeli MacBook baru, ada baiknya Anda menunggu sampai setidaknya akhir tahun ini, sebab ada kemungkinan Mac versi ARM ini nantinya berwujud laptop.

5 Pengumuman Penting dari Apple WWDC 2019

Seperti biasa setiap tahunnya, ajang WWDC selalu menjadi panggung demonstrasi inovasi-inovasi terbaru Apple di ranah software, dan terkadang juga di bidang hardware. 2019 pun tidak luput dari tradisi tersebut, dan seperti biasa tentu saja selalu ada banyak hal menarik untuk disoroti.

Berikut sederet pengumuman paling menarik dari Apple WWDC 2019 yang telah saya rangkum.

iOS 13

iOS 13

Tahun demi tahun, iOS selalu menjadi bintang utama event WWDC. Dari segi tampilan, iOS 13 memang tidak menawarkan banyak perubahan, tapi sedikit bukan berarti tidak signifikan; untuk pertama kalinya di sepanjang sejarah iOS, ada fitur Dark Mode yang terintegrasi secara default.

Dark Mode pada dasarnya akan menyulap tampilan iOS 13 secara keseluruhan dari yang tadinya dominan putih menjadi gelap atau serba hitam. Fitur ini juga dapat diaktifkan secara otomatis sesuai jadwal yang ditetapkan pengguna, atau ketika waktu menunjukkan saatnya matahari untuk terbenam.

Dark Mode tak hanya berlaku untuk aplikasi bawaan iOS saja, tapi juga aplikasi pihak ketiga, dengan catatan developer terkait sudah memperbaruinya. Untuk seri iPhone X dan iPhone XS yang mengemas layar OLED, Dark Mode juga bisa membantu menghemat baterai – area berwarna hitam di layar OLED berarti backlight-nya tidak menyala di bagian tersebut.

iOS 13

iOS 13 turut memperkenalkan pembaruan cukup besar untuk aplikasi Photos. Tampilannya telah direvisi menjadi lebih minimalis sehingga pengguna dapat lebih berfokus terhadap koleksi foto dan videonya. Lebih lanjut, fitur penyuntingannya juga telah disempurnakan, dan sebagian kini juga berlaku untuk video (rotate, crop, filter), tidak seperti sebelumnya yang hanya mencakup trim saja.

Fitur lain iOS 13 yang tak kalah menarik adalah “Sign in with Apple”. Sesuai namanya, fitur ini dirancang untuk menggantikan opsi login menggunakan akun Facebook maupun Google. Apple percaya fitur ini jauh lebih simpel buat pengguna sekaligus lebih aman karena tiap-tiap aplikasi hanya akan menerima identifikasi yang bersifat acak.

Terakhir, iOS 13 juga menghadirkan peningkatan dari segi performa. Face ID kini diklaim bekerja 30% lebih cepat, sedangkan membuka aplikasi bisa sampai dua kali lebih cepat. Ini dikarenakan Apple berhasil memangkas besaran download aplikasi hingga 50%, sekaligus menjadikan besaran update aplikasi hingga 60% lebih kecil.

iPadOS

iPadOS

Namun kejutan terbesar WWDC 2019 datang dalam wujud iPadOS, iOS 13 yang sudah dioptimalkan demi memaksimalkan kapabilitas iPad, khususnya iPad Pro. Contoh optimasi yang paling gampang adalah deretan widget yang kini dapat dimunculkan langsung di home screen, bersebelahan dengan kolase icon aplikasi pada layar masif iPad Pro.

Multitasking juga semakin disempurnakan oleh iPadOS. Memang belum sekelas perangkat desktop, tapi setidaknya masih jauh lebih mumpuni daripada sebelumnya. Yang sudah sekelas desktop sekarang adalah Safari di iPadOS. Secara default, browser bawaan itu sekarang diperlakukan sebagai browser versi desktop, yang berarti web app macam Google Docs kini dapat berfungsi sebagaimana mestinya tanpa mewajibkan pengguna memakai aplikasi terpisahnya.

iPadOS

Perubahan penting lainnya adalah bagaimana iPad Pro generasi ketiga dengan port USB-C miliknya sekarang dapat membaca isi dari sebuah flash disk berkat iPadOS. Memindah foto, video maupun file lain dari flash disk ke iPad Pro kini semudah membuka aplikasi Files saja.

Juga sangat menarik adalah fitur iPadOS bernama SideCar. Bagi para pemilik Mac, fitur ini memungkinkan iPad untuk digunakan sebagai layar kedua Mac, baik secara wireless atau via kabel, tanpa memerlukan aplikasi tambahan. Setelah tersambung, pengguna dapat langsung mencorat-coret di layar iPad menggunakan Apple Pencil, dan coretannya akan muncul secara instan di layar Mac – sangat berguna mengingat latency Pencil kini semakin turun menjadi 9 milidetik saja.

watchOS 6 dan tvOS 13

watchOS 6

Beralih ke watchOS, selain menghadirkan sejumlah fitur fitness dan tracking anyar, watchOS 6 turut memperkenalkan mekanisme baru yang sangat penting: Apple Watch kini memiliki App Store-nya sendiri. Ini berarti developer dapat mengembangkan aplikasi khusus untuk Apple Watch yang dapat bekerja secara mandiri tanpa harus mengandalkan aplikasi versi iOS-nya.

watchOS 6 pada dasarnya memulai tren di mana Apple Watch secara perlahan mulai melepaskan ketergantungannya akan iPhone. Buktinya semakin kuat dengan adanya tiga aplikasi bawaan baru di Apple Watch, yaitu Voice Memos, Calculator dan Audiobooks. Kedengarannya memang sepele, akan tetapi memulai sesi rekaman audio secara mendadak jauh lebih mudah dilancarkan via Apple Watch ketimbang harus merogoh kantong terlebih dulu untuk mengambil iPhone.

tvOS 13

Untuk tvOS 13, pembaruan terbesarnya menurut saya adalah dukungan terhadap multi-user. Tidak seperti ponsel yang sifatnya pribadi, TV adalah gadget untuk semua orang di dalam kediaman, dan masing-masing individu tentunya punya preferensi tersendiri perihal konten TV yang hendak dinikmati.

Di sinilah dukungan multi-user berperan. Via Control Center, pengguna bisa langsung mengakses pengaturan user-nya masing-masing, dan ini tentu saja mencakup rekomendasi-rekomendasi konten yang telah disesuaikan dengan seleranya masing-masing.

Pembaruan kedua yang tak kalah menarik adalah dukungan terhadap game controller, spesifiknya controller Xbox Wireless beserta PlayStation DualShock 4. Dua controller ini sejatinya sudah bisa kita anggap sebagai de facto controller untuk sesi gaming sembari bersantai di atas sofa, dan dukungan terhadap keduanya merupakan antisipasi yang sangat ideal menjelang diluncurkannya layanan Apple Arcade.

macOS Catalina

macOS Catalinaaaa

Di ranah desktop, macOS Catalina tidak lupa membawa sejumlah kejutan. Yang paling keren menurut saya adalah hilangnya iTunes. Ya, aplikasi tua itu sekarang sudah digantikan oleh tiga aplikasi yang berbeda: Music, Podcasts dan TV. Sebagian besar fungsi iTunes pada dasarnya terdapat di aplikasi Music, termasuk halnya akses ke layanan Apple Music dan iTunes Store.

Lalu bagaimana dengan fungsi sinkronisasi yang selama ini ditawarkan iTunes? Semuanya masih tersedia di ketiga aplikasi tersebut, tergantung jenis media yang terkait. Untuk fungsi backup, update maupun restore perangkat, semua itu sekarang malah bisa diakses langsung lewat sidebar Finder sesaat setelah perangkat tersambung.

macOS SideCar

Hal menarik lain yang ditawarkan Catalina adalah kapabilitas baru bagi para developer (API dan tools) yang memudahkan mereka untuk menyulap aplikasi iPad menjadi aplikasi Mac, termasuk halnya game. Ini berpotensi menambah jumlah aplikasi dan game yang menarik untuk platform Mac, sekaligus menghadirkan kembali yang sudah lama hilang, seperti aplikasi resmi Twitter misalnya.

Terakhir, ada pembaruan menarik terkait fitur accessibility. macOS Catalina dilengkapi fitur Voice Control, yang menurut klaim Apple, memungkinkan pengguna untuk sepenuhnya mengoperasikan Mac hanya dengan suaranya. Apple merancang sistem label dan grid supaya interaksi via suara ini dapat dilancarkan di semua aplikasi, dan proses pengolahan suaranya pun terjadi secara lokal di perangkat (tidak memerlukan bantuan koneksi internet).

Voice Control ini sebenarnya juga bakal tersedia di iOS maupun iPadOS. Premisnya pun sama persis, yakni memberikan keleluasaan bagi para pengguna difabel agar mereka dapat sepenuhnya mengoperasikan perangkat via perintah suara, termasuk mengaktifkan gesture macam swiping maupun scrolling.

Mac Pro generasi baru dan Pro Display XDR

Mac Pro

Suguhan paling menarik yang terakhir dari WWDC 2019 adalah generasi terbaru dari Mac Pro. Sebagian dari kita mungkin tahu bagaimana Mac Pro generasi sebelumnya yang berwujud bak tong sampah banyak mengecewakan konsumen akibat keterbatasanannya perihal upgrade komponen, dan ‘penyakit’ utama itu akhirnya sudah terobati berkat desain yang benar-benar baru.

Wujud keseluruhannya kini lebih menyerupai komputer desktop biasa. Dilihat dari berbagai sudut, tampang depannya memang sepintas mirip seperti parutan keju, akan tetapi Apple mengklaim desain ini sangat membantu sirkulasi udara di dalam sasis Mac Pro, sehingga perangkat bisa terus mengerahkan seluruh keperkasaannya sepanjang waktu tanpa harus ‘mengerem’ akibat panas yang berlebih.

Bagian atasnya dibekali sepasang handle agar perangkat mudah dipindahkan atau dibawa-bawa, lalu di tengah panel atasnya, terdapat handle kecil sekaligus mekanisme pengunci yang dapat diputar lalu diangkat untuk ‘menelanjangi’ Mac Pro sepenuhnya, sehingga konsumen dapat mengakses komponen-komponennya dari segala sisi, memudahkan proses upgrade kala dibutuhkan.

Mac Pro

Namun masa upgrade buat Mac Pro generasi terbaru ini sepertinya masih cukup lama datangnya, sebab komponen-komponen di dalammnya benar-benar superior untuk saat ini. Kita mulai dari prosesornya dulu, konfigurasi termahalnya mencakup prosesor Intel Xeon W 28-core, sedangkan yang paling ‘murah’ masih ditenagai oleh prosesor 8-core.

Di sektor RAM, Mac Pro mengemas total 12 slot yang bisa diisi. Kalau budget bukan masalah, 12 slot RAM itu bisa dipasangi dengan masing-masing kartu 128 GB, memberikan total kapasitas RAM sebesar 1,5 TB. Sudah mirip dengan kapasitas storage komputer-komputer biasa.

Mac Pro

Beralih ke urusan grafis, Apple kembali memercayakan AMD, dan Mac Pro rupanya menjadi komputer pertama yang mengusung kartu grafis Radeon Pro Vega II. Bukan cuma satu, varian termahalnya bahkan bisa dijejali dua kartu beringas tersebut sekaligus, menghasilkan total daya komputasi sebesar 56 teraflop dan video memory sebesar 128 GB.

Bukan hanya itu saja, Apple turut membekali Mac Pro dengan accelerator card yang mereka juluki Afterburner. Afterburner bukanlah kartu grafis biasa, melainkan yang secara spesifik ditugaskan untuk urusan decoding video secara ekstrem.

Tidak tanggung-tanggung, Afterburner memungkinkan decoding hingga tiga video 8K ProRes RAW (file mentah langsung dari kamera) sekaligus, atau 12 video 4K ProRes RAW secara real-time. Ini berarti video-video tersebut dapat langsung diedit begitu saja tanpa perlu melalui proses proxy conversion terlebih dulu, yang sebelum ini dibutuhkan akibat keterbatasan hardware.

Pro Display XDR

Menemani komputer sangar itu adalah monitor yang tak kalah sangar yang dijual terpisah: Pro Display XDR. XDR merupakan singkatan dari Extreme Dynamic Range, mengindikasikan kapabilitas superiornya dalam hal menampilkan gambar yang berkualitas lebih bagus lagi daripada HDR.

Perangkat ini mengandalkan panel LCD 32 inci beresolusi 6016 x 3384 pixel (6K), lengkap dengan dukungan penuh atas spektrum warna P3 dan warna 10-bit. Meskipun tidak memakai panel berjenis OLED, Pro Display XDR dilengkapi sistem direct backlighting dengan tingkat kecerahan yang mampu menembus angka 1.600 nit, tidak ketinggalan pula rasio kontras yang mencapai 1:1.000.000.

Dua hardware berlabel “Pro” ini jelas tidak ditujukan untuk konsumen biasa. Itulah mengapa harganya luar biasa: Mac Pro dibanderol mulai $5.999 untuk konfigurasi paling rendahnya, sedangkan Pro Display XDR dihargai mulai $4.999, dan itu belum termasuk dudukannya, yang ternyata harus ditebus lagi secara terpisah seharga $999. Keduanya bakal dipasarkan mulai musim semi mendatang.

Sumber: Apple.

Apple Watch Series 4 Hadir Membawa Perubahan yang Paling Banyak Dibanding Sebelumnya

Tidak terasa sudah empat tahun sejak Apple Watch pertama diperkenalkan. Tahun 2016, Apple Watch Series 2 hadir membawa peningkatan performa dalam bodi yang sama tapi tahan air sepenuhnya. Tahun 2017, Apple Watch Series 3 kembali menghadirkan lonjakan performa dan konektivitas seluler, tapi lagi-lagi tanpa ubahan desain yang berarti.

Tahun ini, Apple Watch Series 4 bisa dibilang membawa perubahan yang paling banyak. Saat mengungkapnya bersama trio iPhone X baru, Apple bilang bahwa mereka telah merancangnya ulang. Namun klaim ini tidak akan terbukti kalau kita hanya melihat Series 4 sepintas.

Apple Watch Series 4

Penampilannya secara keseluruhan masih sama, akan tetapi ukuran layarnya membesar sekitar 30 persen – bezel-nya menyusut cukup signifikan, dan bagian ujung layarnya dibuat melengkung seperti iPhone (case-nya pun juga lebih membulat ketimbang Series 3). Bukan cuma layarnya, dimensi fisiknya pun ikut membesar: Series 4 tersedia dalam dua varian ukuran, 40 mm atau 44 mm (sebelumnya 38 mm dan 42 mm).

Karena layarnya membesar, resolusi panel OLED-nya pun ikut meningkat. Varian 40 mm mengemas resolusi 324 x 394 pixel, sedangkan varian 44 mm mengemas 368 x 448 pixel. Tingkat kecerahan maksimumnya masih sama seperti Series 3 di angka 1.000 nit. Layar yang lebih besar juga berarti informasi yang ditampilkan bisa lebih banyak, dan komplikasinya pun lebih variatif.

Apple Watch Series 4

Material yang digunakan masih sama, aluminium atau stainless steel, tergantung variannya (tidak ada lagi varian mewah yang terbuat dari emas murni maupun keramik seperti sebelum-sebelumnya). Sisi belakang Series 4 diklaim sepenuhnya terbuat dari keramik dan dilapis kristal safir. Ketahanan airnya sama (hingga 50 meter), tapi bodinya sedikit lebih tipis (10,7 mm dibandingkan 11,4 mm pada Series 3).

Masih seputar fisik, Digital Crown milik Series 4 kini dilengkapi haptic feedback alias efek getaran saat diputar. Aksen merah untuk varian selulernya tak lagi norak seperti di Series 3, melainkan berbentuk cincin kecil layaknya lini lensa kamera premium Canon. Terakhir, volume speaker-nya diklaim 50% lebih keras.

Apple Watch Series 4

Series 4 ditenagai oleh chipset Apple S4 dengan prosesor dual-core beraksitektur 64-bit. Performanya diyakini dua kali lebih gegas dibanding Series 3. Bukan cuma prosesornya yang baru, bahkan accelerometer dan gyroscope-nya pun baru; lebih efektif sampai-sampai Series 4 dapat mendeteksi apabila penggunanya terjatuh (fitur yang Apple sebut dengan istilah Fall Detection).

Fall Detection ini bekerja secara otomatis. Ketika perangkat mendeteksi pengguna terjatuh, layarnya akan langsung menampilkan notifikasi, menanyakan apakah penggunanya baik-baik saja. Seumpama pengguna tidak merespon sampai satu menit, perangkat bakal langsung menghubungi layanan darurat (SOS).

Apple Watch Series 4

Sensor optik untuk memonitor laju jantung masih ada di belakang, tapi kini didampingi sensor elektrik berupa elektroda yang mengitari sensor optik tersebut. Perpaduan dua sensor ini memungkinkan Series 4 untuk bekerja layaknya alat electrocardiogram, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ECG.

Proses pemeriksaan ECG pada Apple Watch hanya memerlukan waktu 30 detik saja. Setelahnya, layar akan langsung menampilkan klasifikasi dari ritme jantung pengguna. Semua datanya akan disimpan dalam aplikasi Health di perangkat iOS, dan bisa dibagikan ke dokter spesialis dalam bentuk PDF. ECG on-demand ini sejatinya bisa menjadi nilai jual utama Series 4 kalau menurut saya.

Apple Watch Series 4

Terkait konektivitas, Apple mengklaim bahwa desain baru Series 4 juga berujung pada penerimaan sinyal LTE yang lebih baik daripada sebelumnya. Sepele namun tidak kalah penting adalah Bluetooth 5.0 yang menggantikan Bluetooth 4.2 milik generasi sebelumnya.

Mungkin satu-satunya hal yang mengecewakan dari Series 4 adalah daya tahan baterainya yang cuma 18 jam pemakaian. Meski begitu, setidaknya angka ini sama persis dan tidak lebih buruk daripada Series 3, padahal kita tahu Series 4 memiliki bodi yang lebih tipis.

Apple Watch Hermes Series 4 / Apple
Apple Watch Hermes Series 4 / Apple

Apple Watch Series 4 akan dipasarkan di berbagai negara mulai 21 September. Harganya dimulai di angka $399, atau $499 untuk varian LTE-nya. Beragam variasi desain tentu masih menjadi salah satu nilai jual Series 4, dan varian stainless steel-nya kini juga tersedia dalam warna emas seperti iPhone XS dan XS Max.

Kabar baiknya, Series 4 kompatibel dengan semua strap Apple Watch generasi sebelumnya. Varian eksklusif Apple Watch Nike+ maupun Apple Watch Hermes juga masih menjadi bagian dari lineup Series 4. Apple juga masih akan menjual Series 3, tapi harga awalnya turun menjadi $279.

Sumber: Apple.

Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch

WatchOS 3 kini menjadi versi terbaru sistem operasi jam tangan pintar milik Apple. Selain optimasi kecepatan mengeksekusi aplikasi, watchOS 3 juga menawarkan perubahan antar muka, yaitu penambahan fitur Dock untuk menaruh aplikasi yang sering digunakan. Dock di Apple Watch 3 dapat diakses dengan menekan tombol samping di sebelah Digital Crown.

Untuk mengatur aplikasi apa saja yang akan ditambahkan di Dock bisa dilakukan dari aplikasi Watch di iPhone. Caranya sebagai berikut:

Menambahkan aplikasi di Dock Apple Watch

  1. Buka aplikasi Watch di iPhone
  2. Pilih Dock
  3. Tekan tombol Edit di pojok kanan atas
  4. tekan tombol + berwarna hijau untuk menambahkan aplikasi pada Dock di Apple Watch
  5. Tekan Done apabila sudah selesai
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch

Menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch

Untuk menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch, caranya seperti berikut:

  1. Buka aplikasi Watch
  2. Pilih Dock
  3. Tekan tombol Edit pada pojok kanan atas
  4. Tekan tombol – untuk menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch, tekan Remove untuk konfirmasi
  5. Tekan Done
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch

Mengatur susunan aplikasi di Dock Apple Watch

Urutan aplikasi di Apple Watch juga bisa disusun misal dari yang sering digunakan. Langkah-langkahnya:

  1. Buka aplikasi Watch
  2. Pilih Dock
  3. Tekan tombol Edit pada sebelah pojok kanan atas
  4. Geser aplikasi dengan menggunakan tombol garis tiga pada sebelah kanan untuk mengurutkan aplikasi di Dock
  5. Setelah selesai, tap Done.
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Mengatur susunan aplikasi di Dock Apple Watch

Dock di watchOS 3 menjadikan Apple Watch semakin mempermudah akses ke aplikasi yang dibutuhkan. Misalnya ke aplikasi daftar pekerjaan atau Music untuk mengontrol lagu yang sedang dimainkan.

watchOS 3 dan iOS 10 semakin mempermudah pengelolaan jam tangan pintar oleh Apple. Tak hanya mengatur Dock, Anda juga bisa mengatur watch face beserta complications-nya langsung dari iPhone tanpa harus berkutat dengan layar Apple Watch yang kecil.

Selain update watchOS, Apple juga mengeluarkan Apple Watch Series 2 yang lebih cepat dan memiliki GPS tersendiri sehingga tidak perlu bergantung pada iPhone. Meski tidak membawa perubahan yang banyak dari segi desain, Apple Watch Series 2 lebih tahan air dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Menggunakan Apple Watch? Sudah coba Dock pada watchOS 3?

Berkat watchOS 3, Apple Watch Jadi Makin Cepat dan Navigasinya Lebih Mudah

iOS 10 dan macOS Sierra adalah pengumuman yang paling ditunggu-tunggu dari keynote WWDC 2016 semalam. Namun dalam acara yang sama, Apple turut menyingkap sejumlah penyempurnaan untuk Apple Watch yang dikemas dalam wujud update watchOS 3.

Apple sendiri berencana merilis watchOS 3 ke publik mulai musim semi mendatang secara cuma-cuma. Selagi menunggu, mari membahas fitur-fitur barunya satu demi satu.

Performa lebih cepat

watchOS 3 menjanjikan performa yang lebih kencang ketimbang versi sebelumnya. Apple Watch selama ini dikenal lamban dalam hal membuka aplikasi, tapi hal tersebut tak lagi berlaku setelah watchOS 3 dirilis nantinya, dimana aplikasi akan terbuka secara instan karena watchOS 3 menyimpannya langsung di dalam memory dan melakukan background update informasi secara berkala.

Navigasi lebih simpel

watchOS 3 menghadirkan sejumlah watch face baru yang menarik / Apple
watchOS 3 menghadirkan sejumlah watch face baru yang menarik / Apple

Pengoperasian juga lebih sederhana dalam watchOS 3. Tombol di bawah Digital Crown kini berfungsi untuk membuka Dock, dimana pengguna bisa menyematkan sejumlah aplikasi yang kerap mereka gunakan. Aplikasi yang ditampilkan di dalam Dock ini interaktif, yang berarti informasi akan disajikan secara real-time dan ter-update.

Mengganti watch face kini juga jauh lebih mudah. Pengguna hanya perlu menggeser layar dari ujung kiri atau kanan untuk mengganti watch face sesuai keinginannya pada saat itu. Tentu saja, Apple tak lupa menyediakan sejumlah watch face baru yang cukup menarik.

Activity Sharing dan aplikasi baru bernama Breathe

watchOS 3 mengemas fitur Activity Sharing untuk meningkatkan motivasi pengguna dalam beraktivitas / Apple
watchOS 3 mengemas fitur Activity Sharing untuk meningkatkan motivasi pengguna dalam beraktivitas / Apple

Progress latihan Anda bersama Apple Watch kini bisa dibagikan ke teman via iMessage. Pengguna pun bisa memantau progress teman-temannya sekaligus memberikan komentar – bisa komentar positif, atau bisa juga yang sifatnya menantang.

Di sisi lain, fitur Activity Ring dalam watchOS 3 kini telah dioptimalkan untuk pengguna berkursi roda. Di tangan mereka, Apple Watch nantinya tidak akan menghitung jumlah langkah kaki, melainkan jumlah dorongan kursi roda.

Aplikasi Breathe dalam watchOS 3 mengajak pengguna berelaksasi dengan sesi pernafasan / Apple
Aplikasi Breathe dalam watchOS 3 mengajak pengguna berelaksasi dengan sesi pernafasan / Apple

Bersamaan dengan itu hadir aplikasi baru bernama Breathe. Breathe merupakan app sederhana yang membantu pengguna berelaksasi lewat beberapa sesi pernafasan. Breathe akan memandu pengguna dengan getaran maupun visualisasi menarik selama pengguna menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.

Penyempurnaan fitur komunikasi

watchOS 3 mengemas penyempurnaan iMessage yang diperkenalkan oleh iOS 10 / Apple
watchOS 3 mengemas penyempurnaan iMessage yang diperkenalkan oleh iOS 10 / Apple

iMessage dalam watchOS 3 kini berfitur lebih lengkap, sama seperti di iOS 10. Pengguna pun juga bisa mengakses fitur Scribble untuk memberikan balasan dalam bentuk tulisan tangan, cocok ketika pengguna tengah berkomunikasi dengan bahasa Mandarin atau Jepang.

Bersamaan dengan itu, watchOS 3 turut memperkenalkan fitur SOS yang bisa diakses dengan menahan tombol samping. Setelah beberapa detik, Apple Watch Anda akan langsung melakukan panggilan telepon ke layanan darurat. Menariknya, Apple mengklaim watchOS 3 bisa mengenali nomor layanan darurat yang berbeda-beda di tiap negara secara otomatis.

Sumber: Apple.

Apple rilis watchOS 2.2, tvOS 9.2 dan iOS 9.3

Gelaran Apple Event telah usai. Dalam acara yang diadakan semalam waktu Indonesua, Apple meluncurkan beberapa buah produk seperti iPhone SE, iPad Pro dalam ukuran 9,7 inci dan beberapa tali baru untuk Apple Watch seperti yang sudah diprediksi sebelumnya.

Tak lupa juga Apple merilis pembaruan untuk beberapa sistem operasinya. watchOS 2.2, tvOS 9.2 dan iOS 9.3 publik setelah versi betanya diuji coba kepada pengembang beberapa waktu yang lalu.

Apa saja yang baru di sistem operasi tersebut, mari kita lihat satu persatu.

watchOS 2.2

watchos22mapsimprovements-800x282

Pembaruan untuk perangkat jam tangan pintar Apple kali ini berfokus pada perbaikan aplikasi Maps. Maps di Apple Watch kini menampilkan lokasi terdekat dengan Anda. Selain perbaikan pada aplikasi Maps, Apple juga membuat 2 Apple Watch dapat tersinkronisasi pada satu iPhone. Tentunya update ini juga menghadirkan perbaikan pada bug dan optimalisasi perangkat.

tvOS 9.2

tvos92 hero

Semenjak dirilis Oktober silam, Apple TV generasi ke empat ini sudah dua kali menerima pembaruan besar. Pada tvOS 9.2 Apple menambahkan cara input ke Apple TV yaitu dengan dikte (suara) dan bluetooth keyboard. Dengan dictation Anda bisa ‘memerintahkan’ Apple TV untuk mengetikkan nama ataupun passwords. Apple juga menambahkan dukungan folder sehingga Anda bisa lebih leluasa mengorganisir aplikasi atau layanan yang ada pada Apple TV.

Tak ketinggalan iCloud Photo Library sebagai sarana untuk menikmati foto yang tersimpan dari perangkat iOS yang lain. Selain update tvOS, Apple juga menyediakan update firmware untuk Siri Remotes guna perbaikan pada performa sensor gerak.

iOS 9.3

2016-03-06-024248

Salah satu fitur baru yang hadir di iOS 9.3 adalah Night Shift. Night Shift berguna untuk membuat layar menjadi lebih kuning di malam hari. Fitur ini diklaim dapat memudahkan pengguna untuk menikmati penggunakan perangkat iOSnya di malam hari. Night Shift juga membuat mata tak cepat lelah ketika membaca lewat perangkat iOS di ruangan dengan pencahayaan yang kuran.

Selain menghadirkan Night Shift, Apple juga menghadirkan Touch ID di aplikasi Notes sehingga catatan-catatan pribadi Anda yang bersifat rahasia akan tersimpan dengan lebih aman.

Dan pada lini iPad, Apple menghadirkan fitur bernama Education yang bisa digunakan untuk mengajar di kelas oleh institusi pendidikan. Tak ketinggalan perbaikan beberapa bug, update untuk Apple News serta Carplay juga dihadirkan Apple.

Saya sendiri sudah mencoba iOS 9.3 sejak versi beta diuji coba kepada publik yang telah terdaftar. Fitur yang paling berguna menurut saya adalah Night Shift. Membaca di malam hari menjadi lebih menyenangkan dengan fitur ini karena mata tak cepat lelah. Selain itu Night Shift juga diklaim dapat membantu pengguna untuk memiliki tidur yang lebih berkualitas.

iOS 9.3 dapat Anda unduh langsung di iPhone, iPad atau iPod Touch Anda melalui Settings > General > Software Update.

Selamat memperbaharui!

Sumber: MacRumors – watchOS 2.2| MacRumors – tvOS 9.2 | MacRumors – iOS 9.3.

Belum Dua Bulan, Apple Watch Sudah Dapatkan Update Besar

Debut suatu produk yang benar-benar baru biasanya tidak berjalan mulus. Dari sisi penjualan, produk tersebut mungkin bisa dibilang sukses. Akan tetapi, seringkali ada satu aspek negatif yang selalu menjadi sorotan utama para konsumen. Continue reading Belum Dua Bulan, Apple Watch Sudah Dapatkan Update Besar