Tag Archives: web3

Industri web3 Indonesia 2024

Ekosistem Web3 Indonesia Optimistis Proyeksikan Bisnis Tahun Depan

Pemuda asal Semarang, Ghozali Everyday jadi fenomena pada tahun 2022. Dalam sekejap, ia mengantongi miliaran Rupiah dari foto selfie yang dijual di platform OpenSea. Obyek berbasis non-fungible token (NFT) pun jadi bulan-bulanan para peminat aset digital maupun yang sekadar penasaran.

Euforia NFT tak bertahan lama saat kenaikan suku bunga acuan dan inflasi menghantam global. Peminatnya menurun, nilai NFT dan kripto ikut merosot. Harga koleksi Bored Ape Yacht Club dilaporkan terjun bebas dari jutaan dolar AS jadi puluhan ribu dolas AS. Tak jauh berbeda, harga terendah foto Ghozali di OpenSea tinggal 0,03 ETH dari harga terendah sebesar 0,13 ETH per 2022.

Volume transaksi perdagangan aset kripto juga dilaporkan terus menurun selama tiga tahun terakhir. Sempat tembus di angka Rp859,4 trilun pada 2021, total transaksinya kembali turun ke Rp306 triliun pada 2022, dan per September 2023 nilainya tinggal Rp94,4 triliun.

Pasar Indonesia mengenal blockchain awalnya lewat kripto, lalu berkembang ke proyek lainnya, misalnya NFT. Baik kripto dan NFT cenderung banyak diminati oleh segmen ritel atau individu. Sebagai aset digital yang diperdagangkan, nilainya sangat fluktuatif sehingga berisiko tinggi. Alhasil, fluktuasi ini membentuk sentimen negatif di kalangan masyarakat.

“Tak bisa dimungkiri, kondisi bull market terjadi pada tahun 2020 hingga 2022. Ini ditandai dengan kenaikan harga, orang-orang fokus untuk menghasilkan jutaan dolar dalam semalam lewat kripto sehingga menciptakan mindset bahwa produk Web3, seperti kripto dan NFT adalah speculative asset,” ujar CEO Gaspack Novrizal Pratama saat diwawancarai DailySocial.id.

Pada tulisan ini, DailySocial.id menyoroti tentang refleksi industri blockchain dan proyeksinya dari sejumlah pemain dan asosiasi.

Sorotan tren 2024

Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) menyatakan terus aktif mendorong adopsi blockchain, termasuk di Kementerian atau lembaga terkait untuk mengatasi isu di tingkat nasional. Salah satunya proyek pembuatan Central Bank Digital Currency (CBDC), Digital Rupiah.  Upaya lainnya adalah edukasi dan literasi untuk meningkatkan kualitas SDM.

Asih Karnengsih, Direktur Eksekutif ABI-Aspakrindo mengakui bahwa industri blockchain mengalami perlambatan sementara yang dipicu oleh fluktuasi dan perubahan minat pasar. Namun, faktor ini adalah hal yang wajar mengingat industri ini masih terbilang baru.

“Siklus ekosistem Web3, jika dianalisis secara teknis, mengalami hal serupa dalam periode tertentu. Penurunan minat dibutuhkan dalam sebuah siklus untuk memastikan pihak-pihak di dalam ekosistem ini dapat berkontribusi secara positif, tidak cuma mengikuti tren yang sifatnya sementara. Fase ini menjadi momentum bagi para pengembang teknologi untuk mengeksplorasi inovasi,” ucap Asih kepada DailySocial.id.

Berdasarkan data Kominfo per September 2023, terdapat sebanyak 1.629 perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan pengembang teknologi blockchain di Indonesia. Adapun, Asosiasi memetakan industri Web3 berdasarkan model usaha sebagai berikut:

Ekosistem Blockchain di Indonesia / Sumber: Asosiasi Blockchain Indonesia

Sementara, VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi memperkirakan adopsi beberapa tren Web3 masih berlanjut meski industrinya sempat jungkir balik. Menurutnya, tren peralihan internet generasi Web2.5 (mencakup kripto, NFT, AI, hingga metaverse) ke Web3 akan terus berlangsung.

Kemudian, NFT disebut masih akan memainkan peran terhadap transformasi industri kreatif, terutama dalam hal kepemilikan karya seni digital maupun barang koleksi lain. NFT banyak diadopsi oleh seniman maupun kreator untuk memonetisasi karyanya kepada penggemar dan kolektor.

“Tahun 2023 telah memberikan gambaran yang menarik tentang perkembangan dunia cryptocurrency. Dengan pertumbuhan proyek baru dan adopsi blockchain, industri ini terus bergerak maju. Meski ada tantangan yang perlu diatasi, peluang baru dan inovasi terus bermunculan,” ujar Resna dalam keterangan resminya.

Transformasi industri kreatif

Asosiasi menilai daya tarik utama NFT tak hanya terletak pada bukti kepemilkan untuk memastikan asal usul suatu produk digital, tetapi juga pintu pengembangan ekosistem digital yang lebih transparan. Ini menjadi unsur penting bagi sektor seni dan game.

Senada dengan hal itu, Co-Founder dan CEO Artopologi Intan Wibisono berujar bahwa penggunaan blockchain sebetulnya dapat membantu melacak rekam jejak dan keaslian sebuah karya. Di samping itu, NFT punya peran untuk memberi akses ke pasar luas dan tidak terkungkung oleh batasan lokasi. Keduanya dianggap sering menjadi isu utama, baik bagi seniman maupun penggemar karya.

Concern kami bukan cuma soal transaksi jual-beli, tetapi upaya melindungi [ekosistem] dalam jangka panjang. Industri kesenian belum ada disrupsi teknologinya, [jika ada] disrupsinya sangat kompleks. Makanya, kami coba menggabungkan blockchain ke dalam marketplace,” tutur Intan saat berbincang dengan DailySocial.id.

CEO Gaspack Novrizal Pratama menambahkan, pemanfaatan NFT memberi seniman dan kreator kesempatan untuk memonetisasi karyanya tanpa melibatkan pihak ketiga. Sebagian besar hasil penjualan masuk ke kantong mereka. “Kami ingin empowering mereka supaya tidak hanya dihargai sebagai commission artist saja.”

Hasil penjual karya digital NFT di Gaspack / Sumber: Gaspack

Sejumlah seniman, kreator, dan korporasi mulai memanfaatkan NFT untuk mengutilisasi karya, baik untuk tujuan monetisasi karya maupun mempererat hubungan dengan penggemarnya. Berdasarkan laporan “Statista Digital Economy Compass 2022“, terdapat 1,25 juta pengguna NFT di Indonesia, juga negara terbesar ke-8 di dunia. Di posisi pertama ada Thailand dengan 5,65 juta pengguna.

Beberapa seniman atau kreator, musisi Isyana Sarasvati merilis koleksi NFT Mystery di mana pemiliknya bisa merasakan pengalaman ruang sinestetik antara audio-visual dari karya-karyanya. Bumilangit juga memanfaatkan NFT untuk mengutilisasi ekosistem semestanya yang berkaitan dengan film, games, dan komik digital. Beberapa yang sudah dirilis adalah 346 unit NFT  Gundala dan 381 unit NFT Sri Asih.

Blockchain pada enterprise

Private blockchain adalah jaringan blockchain yang adopsinya mungkin belum sepopuler public blockchain. Secara sentimen, pemahaman pasar terhadap blockchain juga kebanyakan merujuk pada produk public blockchain, seperti kripto dan NFT. Namun, dari sisi permintaan, kebutuhan private blockhain sangat besar.

Padahal, private blockchain dan public blockchain memiliki perbedaan utama pada siapa yang dapat mengakses dan berpartisipasi di dalam jaringan. Public blockchain terbuka untuk siapa saja, sedangkan private blockchain hanya dapat diakses oleh pengguna tertentu.

Salah satu use case-nya adalah pengelolaan aset (treasury management) berbasis digital berbasis blockchain. Disampaikan Co-CEO D3 Labs Tigran Adiwirya, solusi ini memungkinkan perusahaan untuk melacak aset anak usahanya, mulai dari pencatatan, lokasi, hingga aktivitas perpindahannya. Solusi ini disebut dapat memudahkan perusahaan melakukan audit.

Ia juga menilai bahwa blockchain sebetulnya tidak sekompleks dari apa yang diketahui orang, karena pada dasarnya hanya teknologi pencatatan yang dikelola secara terdesentralisasi. Blockchain juga dapat diaplikasikan ke sektor-sektor yang sifatnya lekat dengan kebutuhan data, misalnya rekam medis pada sektor kesehatan.

“Kami berada di persimpangan antara fintech dan blockchain, antara Web2 dan Web3. Maka itu, kami sedang kalibrasi karena sering disalahpahami [sebagai produk blockchain]. Dibilang Web3, tidak juga karena tidak ada elemen kripto. Adopsi solusi pada enterprise tidak secepat retail. Ada faktor compliance. Perceive complexity terhadap blockchain juga beragam. Jadi harus ada [pemain] yang mendorong industrinya.” papar Tigran.

Sejumlah proyek yang dinaungi lewat platform Gaspack

Upaya Gaspack Mendukung Penciptaan Nilai Karya Seni Lewat Platform Web3

Sejak tahun 2020, Gaspack memulai perjalanannya untuk memajukan kreator dalam negeri dan mendukung penciptaan nilai atas karya-karya mereka. Misi ini direalisasikan lewat pengembangan platform komik digital, juga dukungan pendanaan dari sejumlah VC dan angel investor.

Sekilas mengenai startup Gaspack:

  • Didirikan oleh Irzan Raditya (CEO Kata.ai), Novrizal Pratama (CEO) dan Sunny Gho (Chief Creative Officer). Baik Novrizal dan Sunny telah lama berkecimpung di industri kreatif, khususnya Sunny yang juga Colorist di Marvel Comics.
  • Memiliki dua model bisnis, yakni platform penerbitan komik digital berbasis non-fungible token atau NFT (B2C) dan aplikasi Gaspack (B2B) sebagai penghubung antara brand, kreator atau seniman, dengan super fans.

Dalam bincang virtual dengan DailySocial.id, Novrizal Pratama memiliki keyakinan penuh terhadap pengembangan selanjutnya pasca-merosotnya pasar kripto dan NFT sejak beberapa tahun terakhir.

Tentang hak kepemilikan dan monetisasi

Menurut Rizal, monetisasi karya selalu jadi batu sandungan di Indonesia karena banyak seniman atau kreator yang masih dibayar dalam bentuk commission (pesanan). Gaspack mencoba mengubah model monetisasinya dengan fokus utama pada hak kepemilikan dan intellectual property (IP). Contohnya, sumber monetisasi utama berasal dari penjualan komik NFT dengan porsi 50%-70%, sedangkan royalti adalah sumber kedua.

“Di awal 2021, saya dan Sunny sempat ngobrol tentang banyaknya kreator di Indonesia dan karyanya bagus-bagus. Cuma mereka tidak punya wadah. Saat itu, kripto dan NFT sedang booming di sini dan kami juga sedang dalami produknya. Ternyata, banyak kreator yang memperkenalkan karyanya lewat NFT. Kami pikir ini jadi kesempatan menarik. How can we help these artists and creators through platform?” tuturnya saat membuka perbincangan.

Dari sini, Rizal dan Sunny ikut mengajak Irzan Raditya, Co-Founder Kata.ai yang juga meminati NFT. Saat ini, Irzan menduduki posisi Chairman di Gaspack.

Komik digital yang dipublikasikan di Kometh / Sumber: Gaspack

Singkat cerita, sebelum memulai Gaspack, mereka meluncurkan proyek pilot NFT bernama JPG People karya Debbie Tea. Proyek ini disebut sukses dengan penjualan hingga $1,5 miliar dalam 48 jam. Mayoritas penjualan masuk ke kantong kreator. “Kami melihat NFT menjadi medium yang tepat, dan ini bisa jadi solid business case. Kenapa tidak kita menjadikannya model bisnis yang sustainable dan scalable dalam jangka panjang.”

“Kometh” dan “Gaspack App”

Debut Gaspack dimulai lewat platform komik digital “Kometh”. Ada sekitar 7-8 proyek komik NFT yang diterbitkan pada awal 2022, salah satunya Azuki yang terjual sebanyak 17.000 kali. Platform Kometh ditargetkan untuk segmen B2C yang mempertemukan dengan kreator dengan pembeli individual atau fans.

Kometh memungkinkan kreator untuk menerbitkan dan menjual karyanya secara langsung kepada pembaca atau fans. Pembeli dapat memanfaatkan token NFT untuk mengakses komik di Kometh.

“Alasan kami fokus ke komik adalah ini sebuah produk kolektibel. Bukan hanya dibaca, tetapi juga dikoleksi. Ada value apalagi kalau unitnya terbatas. Komik sebagai body of work dari IP. Ada storytelling, ada pengenalan karakter, yang mana bisa dikembangkan menjadi game, film, atau merchandise. Komik jadi entry point yang bagus untuk IP.”

Gaspack juga mengembangkan model B2B untuk mendorong adopsi Web3 secara signifikan. Lewat Gaspack App, pemilik brand bekerja sama dengan kreator atau seniman untuk mengembangkan program loyalitas lewat produk kolektibel. Dengan begitu, brand maupun kreator dapat selalu terhubung dengan komunitas fans atau penggunanya.

Contohnya, produk kolektibel yang dirilis oleh merek susu Ultra Milk. Ada 85 ribu produk kolektibel Ultra Milk yang dapat ditemukan di Gaspack App. Menariknya, Rizal menyebut Gaspack App memudahkan klaim aset NFT tanpa perlu kripto. Menurutnya, langkah ini diambil untuk menyasar segmen yang tidak familiar dengan penggunaan kripto. Selain itu, ia menilai pembelian aset digital umumnya memakan proses panjang.

Collectible Ultramilk / Sumber: Gaspack

“Fokus pemilik brand adalah membuat orang-orang untuk masuk dan tetap di dalam ekosistemnya. Program loyalitas kalau dijalankan dengan efektif sebetulnya bisa lebih murah spending-nya dibandingkan memakai iklan. Dampak dari retensi customer lebih besar dibandingkan akuisisi.”

Menanti pasar Web 3 membaik

Rizal juga menambahkan sedang menyiapkan IP baru yang dapat dirilis sewaktu-waktu apabila kondisi pasar Web3 sudah membaik. Produk ini dirancang agar bisa kebal dari hantaman pasar yang volatil, dan tidak akan berdampak ke bisnis.

“Kami berpikir bagaimana caranya membuat produk yang bisa sustain dan tahan terhadap hantaman pasar. Kami sudah siapkan beberapa secret weapon yang kami tahan dulu sampai pasarnya membaik.

Sempat anjlok hingga 90%, nilai NFT dilaporkan mulai kembali meningkat menjelang akhir 2023. Menurut laporan Bitcoin.com, penjualan NFT pada pekan awal Desember naik 57% menjadi $316 juta dibandingkan pekan sebelumnya. Rinciannya, penjualan NFT berbasis NFT masih mendominasi volume penjualan dengan kenaikan 171,8%, diikuti NFT ETH (6,6%).

Gaspack juga mengungkap minatnya untuk menggalang pendanaan awal tahun depan. Sebelumnya, Gaspack telah mengantongi investasi pra-awal dari eMerge, serta partisipasi 500 Global dan Tokoin pada Maret 2023.

“Penggalangan dana awal ini membutuhkan momentum karena saat ini [iklim investasi] lagi dry. Jadi, kami harap momentum ini bisa direalisasikan sejalan dengan membaiknya situasi pasar.” Tutupnya.

Nusa Finance Rilis NFT Marketplace, Perkuat Ekosistem Web3 Di Satu Platform

Ekosistem blockchain dan kripto terus berkembang dari tahun ke tahun, ditandai oleh kemunculan platform maupun proyek di Indonesia. Salah satunya, Nusa Finance, platform Web3 dan Decentralized Finance (DeFi) yang sebelumnya bernama Tadpole Finance.

Nusa Finance didirikan oleh William Sutanto dan Oscar Darmawan yang juga petinggi platform investasi kripto ternama Indodax. Namun, untuk operasionalnya, Nusa Finance dinakhodai oleh Wildan Ramadhan (CEO) dan Ifan Wijaya (CTO). Adapun, Nusa Finance memiliki kemitraan strategis dengan Indodax dan Tokenomy.

Dalam keterangan resmi, CEO Nusa Finance Wildan Ramadhan mengungkapkan, “perkembangan teknologi blockchain turut melahirkan beberapa inovasi seperti aset NFT. Bagi para kreator, NFT dapat dimanfaatkan sebagai aset dengan sebuah hak kepemilikan atau proof of ownership yang jelas dan eksklusif. Peluang inilah yang coba kami tangkap melalui fitur NFT Marketplace di platform Nusa Finance.”

Sejak diluncurkan pada Oktober 2022, Nusa Finance menawarkan beberapa fitur unggulan, seperti Decentralized Finance (DeFi)layanan investasi berbasis token NUSA (governance), dan pasar terbuka untuk non-fungible token (NFT marketplace).

Selain itu, Nusa juga menawarkan layanan keuangan berbasis blockchain secara menyeluruh yang dapat beroperasi tanpa otoritas pusat, dengan beberapa fitur turunan seperti Lending, Staking, Swap, dan Liquidity.

“Lending Market Nusa ingin menciptakan sistem deposito di dalam blockchain yang memungkinkan orang meminjam dan menjaminkan kriptonya. Ini dapat dimanfaatkan sebagai tool untuk para trader,” kata Wildan ditemui di acara Media Luncheon, Kamis (6/7).

Nusa juga memfasilitasi Staking, mekanisme di mana pengguna dapat memperoleh passive income dalam bentuk bunga dengan mengunci aset kripto untuk jangka waktu tertentu. Selanjutnya, Farming, program Nusa untuk mempertemukan token project bagi pengguna yang ingin staking.

Nusa Finance menargetkan perilisan aplikasi mobile di kuartal ketiga 2023 untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Perusahaan juga tengah mengupayakan semua fitur bisa terintegrasi dalam satu aplikasi. Belum satu tahun beroperasi, Nusa Finance mengklaim telah mencatatkan 20 token dan nilai transaksi aset kripto sebesar Rp600 juta dalam sehari.

Wildan menambahkan, perkembangan Web3 di Indonesia masih relatif baru dan masih berada pada tahap awal adaptasi. “Nusa Finance diciptakan dengan tujuan untuk menghadirkan platform Web3 yang sederhana, informatif, dapat diakses oleh siapa saja, dan menciptakan ekosistem insentif yang sehat bagi para pendukungnya.” tegasnya.

NFT Marketplace

Sebagian besar pasar NFT saat ini berpusat pada barang koleksi, seperti karya seni digital (ilustrasi, foto, musik, video), item dalam game, kartu olahraga, tiket acara, nama domain. Dengan teknologi blockchain yang dimiliki, setiap karya digital yang dijadikan NFT ini diberi kode pengenal yang unik, sehingga tidak dapat direplikasi maupun diduplikasi.

Dalam hal ini, Nusa Finance baru saja meluncurkan fitur NFT Marketplace, pasar terbuka untuk aktivitas aset non-fungible token (NFT)Pengguna dapat menciptakan, menyimpan, dan menjual aset NFT dalam platfrom NUSA. Fitur ini ditujukan bagi para kreator NFT yang ingin memperkenalkan karya-karyanya dengan mudah dalam sebuah platform yang sudah terjamin keamanannya. Fitur NFT Marketplace dapat diakses secara langsung melalui website resmi Nusa Finance.

Wildan menjelaskan proposisi nilai yang ditawarkan pasar NFT milik Nusa adalah memfasilitasi konsultasi blockchain untuk perusahaan konvensional yang ingin memasuki Web3. “Kita bisa memberikan konsultasi blockchain untuk perusahaan sesuai dengan model bisnis mereka. Misalnya kita membuat NFT untuk perusahaan ticketing,” jelasnya.

Hal ini sejalan dengan potensi NFT yang sedang berkembang dalam negeri, di mana Indonesia tercatat sebagai negara dengan pengguna NFT terbanyak di dunia. Mengutip laporan dari Statista Digital Economy Compass 2022, Indonesia berada pada urutan ke-8 dengan 1,25 juta pengguna.

Di Indonesia sudah ada beberapa marketplace NFT yang sudah lebih dulu beroperasi, seperti TokoMall, bagian dari ekosistem blockchain milik Tokocrypto yang belum lama ini telah diakuisisi Binance. Selain itu juga ada Kolektibel yang berdiri di atas jaringan public blockchain Vexanium untuk pencatatan kepemilikan NFT.

Makin Banyak Industri Terbuka dengan Blockchain dan Web3

Pameran dan konferensi teknologi BEYOND Expo kembali dibuka sejak kemarin (10/5). Selama tiga hari ratusan pembicara, panelis, dan eksibisi digelar dengan mengangkat tiga industri terhangat: healthcare, sustainability, dan consumer tech.

Setiap konferensi diisi dengan jadwal padat diskusi panel dan pameran produk yang mengeksplorasi inovasi teknologi terkini. Khusus di consumer tech, sejumlah pembicara dari perusahaan terdepan berbagi pandangannya tentang berbagai topik, mulai dari kendaraan tak berawak, web3, hingga dampak generatif AI pada industri ritel.

Hari pertama dimulai dengan keynote speech tentang “The Web3 in the New AI Era” oleh Yang Wang, VP for institutional advancement Hong Kong University of Science and Technology.

Dia bilang, “Hong Kong [dan Tiongkok] telah membuat dikenal di dunia: kami ingin mengembangkan ekonomi digital, kami ingin mengembangkan Web3. Ada komitmen yang sangat kuat untuk ini.”

Wang menerangkan, bahwa kemunculan tools kreatif AI generatif, seperti ChatGPT, Midjourney, dan Stable Diffusion telah menawarkan momentum penting untuk kemunculan Web3 yang sebenarnya, dengan memungkinkan lebih banyak orang menghasilkan konten, dan memiliki konten yang mereka buat.

“Teknologi ini telah memungkinkan banyak tugas yang tidak dapat diakses bahkan oleh orang yang paling berpendidikan tinggi”, katanya.

Ia pun menutup pidatonya dengan catatan sebuah optimisme, bahwa Tiongkok merangkul teknologi secara terbuka menandakan banyak peluang untuk memanfaatkan Web3.

Masa depan Web3

Kemudian, diskusi berikutnya mengangkat tema “The Future of the Metaverse” antara CEO Unity China Junbo Zhang dan Editor-in-Chief Phoenix Technology Liu Yukun.

“Akankah teknologi [AI dan Web3] menghasilkan perubahan revolusioner?,” tanya Yukun kepada Zhang.

Zhang menjawab,”Saya pikir kita akan melihat perubahan yang sangat besar dalam tiga sampai lima tahun ke depan.” Menurutnya, disrupsi tidak selalu berarti berkonotasi negatif. Masih banyak yang beranggapan bahwa jika code dihasilkan secara otomatis, maka tenaga manusia tidak akan dibutuhkan lagi di banyak pemrograman di masa mendatang.

“Namun teknologi AI adalah alat yang membantu developer melepaskan kreativitas mereka ke tingkat yang lebih tinggi, dan developer lain hanya akan mendapat manfaat [seiring perkembangan industri].”

Topik ini kemudian berlanjut dalam diskusi panel yang mengangkat tema “Investing in Web3”, dimoderatori oleh Technology Editor-in-Chief Chinaventure, dengan panelis Partner CMC Capital Xu Chen, Founding Partner LingFeng Capital Ma Ning, dan Managing Director UpHonest Capital Rex Zheng.

Ning menyampaikan, sekarang adalah saat yang tepat untuk berinvestasi di perusahaan Web3. Walau dia tetap bullish karena baru-baru ini terjadi penurunan di pasar global karena perusahaan di Tongkok, terutama yang bekerja di bidang tapi, tapi potensi pertumbuhannya tetap ada secara eksponensial. “Ketika orang lain pesimis, lebih baik aktif,” ujarnya.

Chen menambahkan, Tiongkok memiliki keunggulan inheren dalam ekologi internetnya, merujuk pada besarnya jumlah pengguna internet dan permintaan yang meningkat untuk produk web3 didorong oleh generasi muda yang tertarik dengan dunia internet. “Saat teknologinya matang, peluangnya besar,” tambahnya.

Perbankan semakin terbuka

Teknologi yang muncul seperti blockchain tidak hanya terbatas pengaplikasiannya di perusahaan baru dan berbasis teknologi saja, tetapi pemain tradisional seperti bank juga melihat manfaat dari teknologi semacam itu.

“Meskipun kami adalah bank tradisional, kami memiliki keahlian yang kuat dalam teknologi dan banyak layanan kami telah menggabungkan Web3,” kata Deputy CEO ICBC Macau Zheng Bin kepada panel dengan tema “Crypto Finance: Risks and Rewards”.

Meskipun ICBC adalah bank tradisional, Bin menjelaskan bahwa lembaganya selalu berinvestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang. Menurutnya, blockchain dengan cepat menunjukkan mampu memecahkan banyak masalah bagi klien dan pelanggannya, dengan membuat perbankan lebih efisien.

Pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah Macau untuk menggunakan arsitektur blockchain untuk menerbitkan kartu konsumsi kepada penduduk lokal, meningkatkan kenyamanan dan efisiensi proses. Kartu konsumsi mengacu pada voucher konsumsi elektronik yang dikeluarkan oleh pemerintah Macau untuk mendukung warga selama pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir.

Zheng dan panelis lainnya, lead of Web3 ecosystem development for Alibaba Cloud Leo Li, sepakat bahwa pengawasan diperlukan untuk pengembangan Web3. Bagaimanapun, mata uang kripto dan teknologi keuangan lainnya memerlukan beberapa bentuk regulasi untuk meningkatkan kepercayaan pada mereka.

Serta menyepakati bahwa pendekatan sandbox sangat memungkinkan pemerintah untuk menguji peraturan mata uang kripto, yang mampu memberikan solusi dan mendorong lembaga keuangan untuk mengadopsinya.

“Ini adalah teknologi inklusif, tetapi tanpa pengawasan dan kerangka kepatuhan, keserakahan manusia mengambil alih, [menyebabkan kehancuran tahun lalu],” kata Li.

Konferensi consumer tech adalah salah satu dari konferensi BEYOND Expo yang diselenggarakan selama tiga hari di Macau, pada tanggal 10 Mei-12 Mei 2023.

Disclosure: DailySocial.id merupakan media partner dari BEYOND Expo 2023

Startup web3 D3 Labs mengumumkan telah mengantongi pendanaan pra-awal dengan nominal dirahasiakan, salah satunya DS/X Ventures / D3 Labs

Startup Web3 D3 Labs Kantongi Pendanaan Pra-Awal dari Sejumlah Investor

Startup web3 D3 Labs mengumumkan telah mengantongi pendanaan pra-awal dengan nominal dirahasiakan dari sejumlah investor, di antaranya Saison Capital, Kinesys Capital, Arkana Capital, EX Capital, Qredo, DS/X Ventures, serta UOB Venture Management dan Signum Capital melalui UVM Signum Blockchain Fund.

Penggunaan dana segar yang telah diperoleh pada Januari 2023 ini difokuskan untuk pengembangan produk MVP yang akan diluncurkan pada Mei ini. Bersamaan dengan itu pula, perusahaan akan menggalang tambahan dana untuk putaran yang sama.

“Dengan dukungan dari para investor yang percaya pada visi D3 Labs, perusahaan ini siap untuk mengubah wajah industri keuangan di Asia Tenggara melalui solusi infrastruktur programmable money yang inovatif dan efisien,” ucap CEO D3 Labs Chung Ying Lai dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.id, Rabu (19/4).

D3 Labs menyediakan solusi dan infrastruktur teknologi programmable money bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan otomatisasi dan efisiensi dalam sistem keuangan internal mereka.

Programmable money adalah konsep yang menggunakan teknologi blockchain dan smart contracts untuk menciptakan mata uang digital yang dapat diprogram untuk melakukan tugas-tugas tertentu secara otomatis. Dengan programmable money, transaksi yang lebih aman, efisien, dan otomatis dapat terjadi.

“Kami percaya bahwa programmable money akan menjadi kunci dalam menghadirkan efisiensi dan fleksibilitas bagi perusahaan di kawasan ini. D3 Labs berkomitmen untuk mengembangkan solusi yang dapat membantu perusahaan lokal beradaptasi dan bersaing di pasar global yang semakin digital. Programmable money dapat meningkatkan inklusi keuangan dengan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital dan mengakses layanan keuangan,” kata Ying.

Produk D3 Labs

Salah satu produk pertama dari D3 Labs adalah SeaSeed, platform programmable money yang dirancang khusus untuk bisnis. SeaSeed memungkinkan transaksi otomatis 24/7 secara real-time antara perusahaan dan ekosistem terkait lainnya, meningkatkan proses penyelesaian dan rekonsiliasi. Programmable money dapat mengurangi biaya ini dengan menghilangkan perantara dan memungkinkan transaksi peer-to-peer.

“Dengan SeaSeed, D3 Labs membawa perubahan signifikan di Asia Tenggara dengan menjadi pelopor solusi infrastruktur programmable money. Programmable money dapat membuka peluang untuk pengembangan produk dan layanan keuangan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan individu atau perusahaan, seperti asuransi berbasis blockchain atau instrumen investasi yang dipersonalisasi.”

Produk ini terinspirasi oleh Onyx by J.P. Morgan, platform teknologi blockchain yang dikembangkan oleh J.P. Morgan. Platform ini dirancang untuk memanfaatkan teknologi blockchain guna meningkatkan efisiensi, keamanan, dan transparansi dalam berbagai layanan dan produk perbankan. Salah satu produk yang paling terkenal di bawah platform Onyx adalah JPM Coin, merupakan mata uang digital yang dirancang untuk memfasilitasi transfer dana instan dan real-time antara klien J.P. Morgan.

Dia melanjutkan, inklusi keuangan masih menjadi tantangan besar dan faktor krisis dalam ekonomi di negara-negara Asia Tenggara. Data Global Findex 2021 menunjukkan, rata-rata tingkat inklusi keuangan di kawasan ASEAN mencapai 41%. Namun di balik angka rata-rata tersebut, terdapat disparitas atau kesenjangan tingkat inklusi keuangan yang sangat lebar.

Banyak orang di Asia Tenggara masih menghadapi hambatan dalam mengakses layanan keuangan. Penyebab utama akses keuangan yang terbatas di kawasan ini meliputi biaya tinggi untuk membuka dan menjaga rekening bank, jarak yang jauh dari institusi keuangan, kurangnya dokumentasi yang diperlukan, dan tingkat pendidikan keuangan yang rendah.

Menurut Ying, penggunaan teknologi seperti programmable money dan solusi keuangan digital lainnya dapat membantu mengatasi beberapa masalah ini dengan mengurangi biaya dan memudahkan akses ke layanan keuangan, terutama untuk populasi yang tidak atau kurang dilayani oleh sistem perbankan tradisional.

Tantangan

Pengembangan programmable money di Asia Tenggara menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan adopsi yang sukses dan luas. Mulai dari edukasi, infrastruktur hingga integrasi dengan sistem keuangan tradisional.

“Kurangnya pemahaman dan edukasi tentang programmable money di kalangan masyarakat dan perusahaan dapat menghambat adopsi teknologi ini. Upaya yang lebih besar diperlukan untuk mendidik masyarakat tentang manfaat dan cara kerja programmable money. Di samping itu, integrasi programmable money dengan sistem perbankan dan keuangan tradisional dapat menjadi tantangan, terutama karena beberapa bank dan institusi keuangan mungkin enggan untuk bekerja sama dengan teknologi baru ini.”

Untuk mengatasi hal tersebut, D3 Labs melakukan upaya yang signifikan dalam promosi, pemasaran, dan peningkatan kesadaran tentang manfaat programmable money. Perusahaan juga menjalankan penelitian mendalam dan proses eksplorasi dengan klien, meluncurkan proyek percontohan bersama untuk menunjukkan manfaatnya.

Saat ini D3 Labs masih fokus pada pasar Asia Tenggara, memulai ekspansinya di Indonesia. Rencananya, dalam waktu dekat akan menjangkau negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Dislcosure: DS/X Ventures merupakan unit investasi milik DailySocial.id

Startup Web3 Gaspack Dapat Pendanaan Pra-Awal Dipimpin eMerge

Startup Web3 Gaspack mengumumkan pendanaan pra-awal yang dipimpin oleh eMerge, jaringan angel investor di bawah naungan MDI Ventures dan Arise. 500 Global dan Tokoin juga ikut berpartisipasi dalam pendanaan ini.

CEO Gaspack Novrizal Pratama mengatakan ingin mendobrak batasan tradisional antara industri kreatif dengan para kreator.

“Gaspack punya komitmen tinggi untuk memberdayakan dan memaksimalkan potensi para kreator. Dengan menempatkan mereka sebagai pusat dari segala inovasi, kami membuka akses mereka untuk berkarya dan memberikan peluang monetisasi karya lewat jaringan dan teknologi Web3,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Pada kesempatan ini, Gaspack sekaligus meluncurkan platform penerbitan komik digital berbasis Web3 Kometh sebagai wadah untuk memberdayakan para kreator dan brand dalam ekonomi berbasis Web3. Kometh dibangun di atas blockchain yang memungkinkan pengguna untuk jual-beli, mengoleksi, hingga menghadiahkan komik digital.

Selain itu, Kometh memungkinkan pemanfaatan NFT untuk mengakses komik yang bersifat token-gated. Pemilik NFT juga dapat mengakses komik yang merupakan turunan dari proyek NFT yang didukung untuk mendapat berbagai benefit, dari potongan harga, informasi rilisan terbaru, dan berlangganan. Adapun, Komik digital dapat dibeli melalui dompet penyimpanan aset kripto non-custodial dalam mata uang Ethereum (ETH).

Gaspack mengklaim telah mendukung proyek NFT dari delapan kreator dengan total Gross Transaction Volume (GTV) sebesar $12 juta dalam kurun satu tahun. Salah satu komik perdana berjudul “Garden Point” yang dirilis eksklusif di Kometh disebut terjual sebanyak 17.000 salinan dalam 1,5 jam. Pengguna Gaspack berasal dari Singapura, Jepang, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat (AS).

Melalui platform Kometh, pihaknya menargetkan dapat mengakuisisi kreator-kreator kelas dunia sehingga dapat memperkuat pengembangan kekayaan intelektual secara terdesentralisasi.

Pengusaha sekaligus angel investor di eMerge Reino Barack mengatakan, Kometh membuka banyak pintu bagi kreator, seperti penulis yang baru merintis dan belum pernah meluncurkan karya mereka sendiri, atau penulis berpengalaman yang ingin bereksperimen dengan ide-ide baru.

“Platform ini menguntungkan kolektor komik dengan digitalisasi karena mereka tidak perlu memikirkan perawatan kondisi komik yang biasanya diperlukan untuk komik fisik.”

Kometh memanfaatkan NFT untuk melindungi kekayaan intelektual, mengedepankan kepemilikan karya, dan membangun komunitas penggemar yang lebih erat dengan cara baru bagi komunitas Web3 untuk berkarya.

Web3 dan kesempatan kreator

Mengacu laporan Antler “The New Creator Economy Report” bersama Speedinvest, teknologi Web3 memungkinkan kreator untuk memonetisasi karyanya sendiri dengan memanfaatkan basis komunitas. Teknologi ini membentuk cara baru lewat hubungan interaktif antara kreator dan penggemar. Siapapun kini dapat menjadi kreator di masa depan

Ruang eksplorasi konten juga semakin berkembang dengan kemunculan kripto, NFT, dan metaverse. Saat ini bahkan banyak kreator bermigrasi ke metaverse di mana mereka dapat memonetisasi karyanya, seperti digital art dan game.

Founder dan CEO Antler Magnus Grimeland mengatakan, kreator menjadi lebih menarik secara finansial karena platform yang ada saat ini memungkinkan mereka untuk memonetisasi karya berbasis komunitas. “Creator economy tidak hanya akan mengubah cara produksi konten, tetapi juga membuka dunia teknologi baru dan peluang monetisasi yang tidak mungkin dilakukan dengan di era Web2,” tambahnya.

Indonesia telah memiliki sejumlah platform NFT yang bermain di berbagai kategori, mulai dari platform penggalangan dana sosial, konten sepak bola, hingga karya seni. Beberapa di antaranya adalah Trinvi, Bolafy, Artpedia, dan BeKind.

web3

Apa Itu Web3: Pengertian, Karakteristik dan Kelebihannya

Seiring dengan bertambahnya zaman, perkembangan teknologi internet juga semakin canggih. Berbagai teknologi baru seperti metaverse, crypto, bitcoin, hingga Web3 semakin sering digaungkan.

Sejumlah pakar teknologi bahkan memprediksi bahwa Web3 akan menjadi evolusi terbaru internet yang mampu memahami semua keinginan pengguna. Meski Web3 belum dimulai, namun beberapa platform telah mengadopsi teknologi yang digunakannya.

Lantas, apa itu Web3 dan mengapa teknologi ini digadang-gadang sebagai salah satu solusi bagi pengguna internet saat ini?

Apa Itu Web3?

Web3 adalah generasi ketiga dari evolusi web yang berbasis blockchain dengan sistem yang terdesentralisasi. Dalam Web3, sebuah situs web akan mampu memproses segala bentuk informasi dengan lebih cerdas dengan memanfaatkan teknologi, seperti machine learning, big data, DLT, dan lain sebagainya.

Web3 juga dapat diartikan sebagai data yang saling terhubung dengan cara terdesentralisasi. Artinya, sebagian besar data pengguna akan tersimpan dalam repositori terpusat. Karena jaringan tersebut beroperasi secara terdesentralisasi, keberadaan Web3 sangat berkaitan dengan teknologi blockchain dan mata uang kripto.

Mengutip dari Harvard Business Review, awal mula perkembangan Web3 telah dimulai sejak tahun 1991, ketika dua orang ilmuwan, W. Scott Stornetta dan Stuart Haber meluncurkan blockchain pertama. Sementara perkembangan web sendiri telah dimulai sejak munculnya internet pertama kali pada tahun 1989.

Pada perkembangannya, web generasi pertama belum memiliki algoritma yang dapat menyaring informasi yang ada dalam internet. Sementara Web2 adalah web yang digunakan saat ini, yang dapat membuat internet jauh lebih interaktif berkat kemajuan teknologi web, seperti Javascript, HTML5, CSS3 dan lain sebagainya.

Sedangkan Web3 disebut-sebut sebagai tahap selanjutnya dari evolusi web yang akan memproses informasi dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI). Melalui sistem AI inilah, nantinya Web3 akan menjalankan program pintar yang bertujuan untuk memudahkan pengguna.

Karakteristik Web3

Mengutip dari laman Pintu, Web3 memiliki 4 karakteristik, yakni trustless, permissionless, self-governance, dan data ownership. Berikut adalah penjelasan dari keempat karakteristik tersebut.

  • Trustless, yakni interaksi pengguna dalam Web3 akan mengandalkan algoritma komputer tanpa membutuhkan perantara pihak ketiga.
  • Permissionless, yakni interaksi yang terjadi antar pengguna tersebut tidak memerlukan izin tertentu, sehingga data pengguna akan tetap aman.
  • Self-governance, yakni Web3 memiliki sistem Decentralized Autonomous Organization (DAO), yang dapat digunakan berbagai aplikasi. Dengan sistem ini, para pengguna dapat menentukan arah kebijakan platform.
  • Ownership, yakni memungkinkan para pengguna untuk dapat mengontrol data mereka sendiri.

Kelebihan Web3

Web3 memiliki kelebihan utama, yakni sistemnya yang terdesentralisasi. Tak hanya itu saja, Web3 juga memiliki kelebihan lainnya. Berikut adalah beberapa kelebihan Web3 yang perlu kamu ketahui.

Privasi Pengguna Menjadi Prioritas Utama

Web3 memiliki prioritas utama pada keamanan dan privasi penggunanya. Dengan Web3, pengguna akan memiliki kontrol penuh atas data mereka, karena memiliki kelebihan untuk membagikan atau merahasiakan informasinya.

Keamanan yang Lebih Unggul

Dalam poin sebelumnya telah dijelaskan bahwa Web3 memiliki prioritas utama dalam hal privasi penggunanya. Hal tersebut tentu akan membuat keamanan pengguna akan lebih tinggi dengan teknologi blockshain yang dikembangkan. Pengguna pun akan dijauhkan dari risiko peretasan, scam dan aktivitas kejahatan cyber lainnya.

Semantic Web

Semantic web adalah evolusi internet berikutnya yang dapat meningkatkan pengalaman platform berbasis web. Teknologi semantic memungkinkan untuk melakukan online repository data, menentukan kosakata, dan menetapkan aturan penangan data.

Konektivitas

Semantic content yang mengarah pada peningkatan user experience akan berpengaruh pada tingkat konektivitas dengan memanfaatkan seluruh data yang dapat diakses.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai Web3. Dengan segala keunggulan yang dimilikinya, tak heran jika Web3 dianggap sebagai evolusi terbaik bagi masa depan internet.

Blockchain: Definisi, Cara Kerja hingga Contoh Pengaplikasian

Blockchain juga dapat diartikan sebagai sebuah teknologi yang berfokus pada penggunaan terbaik dari teknologi komputasi dengan tujuan untuk membuat kumpulan grup atau, seperti namanya, blockchain, serangkaian blok yang terhubung satu sama lain.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa sekelompok blok yang saling berhubungan memiliki catatan yang berbeda dari rangkaian transaksi dan dapat digunakan untuk melacak keberadaan aset yang terdapat dalam jaringan perusahaan.

Blockchain itu sendiri dilihat sebagai transaksi dalam bentuk digital, yang tentu saja memiliki pengaturan dan didasarkan pada bentuk strukturnya. Dengan struktur yang jelas ini, catatan setiap individu atau blok bernama terhubung seperti rantai yang disebut rantai.

Untuk penjelasan lebih jelasnya, DailySocial.id menjabarkannya berikut ini!

Definisi Blockchain

Blockchain adalah kumpulan dari berbagai catatan yang diproses atau diproses oleh sekelompok komputer yang tidak mengandung entitas atau keseluruhan. Kumpulan blok atau catatan data diamankan dan ditautkan menggunakan prinsip kriptografi.

Jaringan yang dikandungnya tidak memiliki otorisasi atau otoritas terpusat. Lalu mengapa? Ini karena blockchain berisi berbagai catatan yang diformat seperti buku catatan yang sangat besar. Akun dapat dibagikan, tetapi isinya tidak berubah. Selain itu, semua informasi dalam buku besar dapat dilihat dan diakses oleh siapa saja yang hanya melihatnya.

Oleh karena itu, tiga prinsip teknologi blockchain termasuk prinsip transparansi, karena blockchain bersifat transparan. Sifat ini berarti bahwa semua yang terkandung dalam blockchain dapat dilihat oleh orang lain, yang secara kolektif bertanggung jawab atas pengoperasian setiap tindakan mereka.

Selain semua hal di atas, teknologi blockchain bebas dari biaya transaksi, termasuk biaya infrastruktur. Dengan kelebihan tersebut, blockchain dikatakan atau dianggap sebagai cara yang paling sederhana, cerdas dan paling efisien untuk mentransfer informasi dari satu orang ke orang lain dan seterusnya dengan cara yang lebih aman dan tentunya otomatis.

Berbagai blok yang tercantum di dalamnya telah mendapatkan status verifikasi dari komputer yang berbeda dan proses transmisinya tentu dibantu langsung oleh online support.

Blok yang berbeda, berhasil dikendalikan oleh komputer, kemudian ditambahkan ke rantai dan kemudian dibagi dalam jaringan khusus. Nah, setelah itu otomatis tercipta record khusus yang berisi history unik yang sebelumnya tercipta sebagai hasil dari proses tersebut.

Contoh dapat digambarkan dalam situasi di mana kamu membeli tiket kereta api melalui aplikasi atau tempat tertentu untuk membeli tiket kereta api. Untuk transaksi pembayaran, kamu menggunakan metode pembayaran kartu kredit. Artinya, penyedia layanan kartu kredit kemudian mengambil langkah-langkah untuk menguranginya agar proses transaksi berjalan lancar dan sukses.

Penggunaan blockchain juga dapat menyebabkan sebuah kekurangan, yaitu pihak operator dari kereta api tidak diberi akses untuk menghemat biaya ketika sedang mengolah atau memproses kartu kredit.

Seluruh acara tiket sepenuhnya ditransfer ke blockchain. Dalam proses ini, para pihak dalam proses ticketing hanyalah calon penumpang dari perusahaan kereta api yang melayani mereka

Saat kamu membeli tiket kereta api, tiket tersebut berlaku sebagai satu blok. Tiket atau blok kemudian melalui proses lebih lanjut untuk ditambahkan ke blockchain tiket. Ini dapat diibaratkan adanya proses transaksi moneter terjadi di blockchain, yang ditafsirkan sebagai catatan yang unik, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diverifikasi.

Blockchain yang terdapat dalam tiket adalah semacam catatan umum dari semua transaksi yang terjadi untuk pembelian tiket kereta api tertentu atau mungkin untuk seluruh jaringan kereta api. Catatan tersebut berisi berbagai riwayat transaksi untuk setiap tiket yang terjual dari semua catatan perjalanan yang tercatat sebelumnya.

Cara Kerja dari Blockchain

Fungsi utama dibentuknya blockchain yaitu difungsikan sebagai bentuk yang memberi izin kepada informasi digital untuk dapat tercatat serta terdistribusi atau disebarkan tanpa memiliki akses untuk dapat bisa diubah, dihancurkan, dilenyapkan, dan dihapus.

Hal tersebut membuat blockchain mendapatkan julukan sebagai Distributed Ledger Technology (DLT). Sistem kerja dari blockchain adalah menggunakan pembelian bitcoin. Berikut ini akan kami sajikan sistem kerja dari blockchain.

  • Cara kerja blockchain diawali dari seseorang yang membeli sejumlah bitcoin.
  • Setelahnya akan terjadi proses transaksi, proses transaksi tersebut akan dipindahkan melalui jaringan komputer yang dipasang menggunakan metode peer to peer yang tentunya tersebar ke seluruh dunia.
  • Setelahnya, Jaringan komputer tadi lalu menuntaskan sebuah persamaan yg berfungsi buat mengkonfirmasi validitas berasal transaksi.
  • Sesudahnya transaksi tersebut dikonfirmasi menjadi transaksi yg sah, proses selanjutnya adalah transaksi tersebut akan dikelompokkan bersama untuk sebagai blok.
  • Kumpulan blok ini yang selanjutnya akan disatukan menjadi satu dan akan direkap untuk dijadikan sebuah catatan yang berisi riwayat panjang mengenai transaksi tersebut yang bersifat permanen yang jells tidak bisa diubah.
  • Setelahnya, transaksi selesai.

Karena adanya blockchain membuat transaksi lebih terjamin, terdesentralisasi, aman, dan awet atau permanen yang dapat menarik minat dari banyak industri yang ada di dunia.

Kelebihan Blockchain

Kualitas Keamanan Data Terjamin

Database yang ada di dalam blockchain bersifat append only, dimana hanya bisa menambahkan dan tidak bisa atau tidak memberikan akses untu memperbaiki data tersebut. dengan demikian akan menyulitkan peretas yang hendak meretas data yang ada di dalam blockchain.

Menggunakan Lebih Banyak Sistem Transparan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, teknologi blockchain ini menawarkan keunggulan dalam hal efisiensi dalam pencatatan transaksi dan penelusuran datanya. Ini juga menunjukkan keamanan dan transparansi data yang disimpan.

Hal ini dibuktikan dengan selama proses transaksi berlangsung, semua pihak dapat melihat akses publik tanpa harus melalui proses login terlebih dahulu.

Tidak seperti sistem milik bank, sistem milik blockchain berbeda karena mereka menggunakan semua teknologi yang telah berhasil diimplementasikan dalam blockchain, semua data, informasi, dan bahkan dana yang diberikan pengguna tidak jatuh ke tangan orang lain tanpa sepengetahuan pengguna.

Kualitas Audit yang Jauh Lebih Baik

Blockchain memiliki kelebihan yaitu memberikan pengguna akses untuk mengetahui sejarah dan jejak semua dana audit milik pengguna tersebut. Hal ini sangat berguna untuk mengurangi risiko penyelewengan dana yang saat ini banyak terjadi di lingkungan bisnis.

Dapat Mencegah Adanya Kemungkinan Biaya Middleman

Tidak hanya keberadaan blockchain yang secara langsung membantu menghilangkan middleman dalam sekejap mata. Seorang agen atau yang sering disebut dengan perantara seringkali menambahkan biaya transaksi sebagai bentuk remunerasi atas jasanya menggantikan peran.

Jadi inilah kelebihan dari blockchain, dimana semua aktivitas yang dihasilkan dari pencatatan sejarah dan jejak menjadi lebih terorganisir, terstruktur dan terkontrol. Itu juga menjadi lebih awet dan tahan lama.

Contoh Penerapan Blockchain

Penerapan Blockchain pada Industri Hiburan

Salah satu teknologi yang muncul dari sistem blockchain adalah non-fungible token (NFT), yang memungkinkan musisi terhindar dari pembajakan dan masalah hak cipta lainnya. Pasalnya, setiap holding NFT dapat dilacak langsung melalui mekanisme smart contract.

Selain itu, sistem blockchain di NFT memungkinkan artis dan penggemar berkolaborasi tanpa melanggar hak cipta artis. Maka dari itu, tidak heran jika beberapa musisi dunia seperti Snoop Dogg dan beberapa label besar K-pop menerbitkan karya dalam bentuk teknologi tersebut.

Penerapan Blockchain di Industri Keuangan

Dapat dikatakan bahwa industri keuangan adalah industri yang paling diuntungkan dari teknologi blockchain ini. Menurut studi Mckinsey di atas, penerapan teknologi blockchain di sektor keuangan dapat meningkatkan kekayaan dan meminimalkan biaya administrasi di sektor ini.

Karena teknologi blockchain memungkinkan bank untuk mengirim dan menerima data keuangan dari dan ke luar negeri dengan cepat dan transparan tanpa pihak ketiga. Dengan cara ini, sumber daya tambahan dapat disimpan, misal biaya dan tempat untuk menyimpan dokumen dan waktu untuk menulis dokumen tersebut.

Sebagai contoh, penerapan teknologi blockchain pada sistem letter of credit (L/C) di Singapura dapat mengurangi waktu pengerjaan dokumen dari semula 14 hari menjadi hanya 2 hari.

Penerapan Blockchain di Industri Kesehatan

Penyebaran informasi yang andal, cepat, dan transparan melalui sistem blockchain juga menguntungkan industri perawatan kesehatan. Area ini mengharuskan pasien untuk menandatangani dokumen tertentu dan membawanya untuk pindah rumah sakit atau membuat asuransi.

Kehadiran dokumen offline ini tentunya akan menambah biaya penyimpanan karena dokumen tersebut penting. Blockchain memungkinkan pasien untuk berpindah antar rumah sakit tanpa dokumen.

Rumah sakit mentransfer data pasien ke rumah sakit lain tanpa khawatir rumah sakit lain akan memproses data tersebut. Oleh karena itu, sistem blockchain memungkinkan pasien untuk pindah rumah sakit, dengan mudah membeli asuransi, sedangkan di rumah sakit, sistem ini memungkinkan penghematan dan transparansi informasi.

Penerapan Blockchain di Sektor Publik

Pastinya kamu sudah tahu betapa sulit dan lamanya menerbitkan dokumen seperti KTP, KK atau dokumen lainnya di Indonesia. Permintaan penerbitan dokumen ini membutuhkan fotokopi dan banyak koleksi dokumen yang mengantri di kantor selama berminggu-minggu.

Belum lagi, dokumen yang kamu kumpulkan dapat berakhir di tangan orang yang tidak bertanggung jawab karena salah urus atau berjualan di forum yang tidak jelas seperti forum pembajakan. Teknologi Blockchain menjadi solusi yang patut dipertimbangkan untuk mengatasi masalah ini.

Teknologi ini memungkinkan orang untuk langsung mengunggah data pribadinya dan kemudian mendaftarkannya ke sistem pemerintah tanpa takut datanya disalahgunakan, karena untuk mengubah data ini, manipulator membutuhkan keterampilan dan alat teknis yang canggih.

Selain itu, penerapan blockchain di sektor publik dengan verifikasi ganda dan verifikasi silang juga meminimalkan adanya kesalahan yang disengaja seperti korupsi, penipuan, penipuan atau kesalahan yang tidak disengaja seperti salah mengetik nomor dll.

Penerapan Blockchain di Supply Chain

Teknologi Blockchain juga diharapkan berdampak besar pada industri logistik atau supply chain. Industri logistik global saat ini sedang berkembang dengan meningkatnya jumlah pengguna e-commerce.

Perusahaan logistik saat ini tidak hanya mengirimkan bahan mentah ke perusahaan lain dalam jumlah besar pada saat yang sama, tetapi juga mengirimkan barang ke pengguna akhir, yang secara bersama-sama tidak berjumlah sebanyak itu.

Padahal, untuk melayani konsumen, perusahaan logistik juga perlu menjalin kerja sama dengan pihak lain, mulai dari bank, trucker hingga perusahaan logistik lain di luar negeri. Tidak semua proses tersebut efektif ketika terjadi ketidakjujuran, kesalahan dalam penulisan dokumen atau ketidakseimbangan dalam penggunaan teknologi.

Teknologi Blockchain, yang menawarkan penyimpanan data yang terdesentralisasi, transparan, dan aman, merupakan solusi yang saat ini menjadi perbincangan banyak perusahaan logistik. Pasalnya, teknologi ini memungkinkan pemilik perusahaan logistik untuk memasukkan data dan menyimpannya secara otomatis dan aman, sementara mitra memfasilitasi aksesnya tanpa takut terjadi manipulasi data.

Penerapan Blockchain di Ilmu Pengetahuan

Berkat sistem pembuatan dan penyimpanan data yang terdesentralisasi dan aman, blockchain juga dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian, terutama di bidang biologi, kimia, dan kesehatan.

Dalam hal ini, peserta penelitian dapat menuliskan informasi genom mereka sendiri dan membuat intisari terkait. Peneliti yang ingin menggunakan data genom harus mendapat persetujuan dari peserta yang terlibat dan membayar royalti atas genom jika penelitian terbukti berhasil.

Dampak Penerapan Blockchain di Lingkungan

Dampak lingkungan dari adopsi blockchain dan turunannya masih menjadi bahan perdebatan. Di satu sisi, teknologi ini berpotensi mengurangi konsumsi serbuk kayu seperti kertas, menghemat ruang penyimpanan sehingga tidak diperlukan bangunan tambahan dan kemungkinan mengurangi kerusakan lingkungan, namun di sisi lain, produk blockchain seperti NFT dan cryptocurrency sebagai dengan baik. membutuhkan listrik dan menghasilkan emisi.

Meskipun disebut-sebut sebagai teknologi penyimpanan dan distribusi data yang paling aman, penggunaan blockchain di tujuh industri di atas membutuhkan pemahaman teknis dan infrastruktur yang memadai, sehingga kemungkinan penerapan teknologi ini tidak akan terjadi sama sekali dalam waktu dekat.

Startup web3 Vin Protocol adalah perusahaan patungan antara dua perusahaan riset data Indonesia, Survego dan Survein, memanfaatkan blockchain untuk survei online

Startup Web3 “Vin Protocol” Tawarkan Solusi Survei dengan Pendekatan Blockchain

Bisnis pengolahan data selama ini dirundung isu keamanan yang dikomersialisasi untuk kebutuhan riset dan pemasaran. Vin Protocol mengambil pendekatan yang berbeda dengan memanfaatkan blockchain untuk merevolusi bisnis ini, sekaligus memperkenalkan teknologi tersebut ke use case yang lebih luas.

Startup ini memosisikan diri sebagai platform data marketplace berbasis blockchain yang berfungsi menghubungkan jaringan komputer secara terdesentralisasi dan terdistribusi. Serta memungkinkan proses transaksi peer-to-peer (P2P) tanpa bergantung pada satu server. Secara sederhana, Vin Protocol seperti Jakpat atau Populix, yang menggunakan teknologi blockchain untuk pengumpulan data survei dari responden.

Mempertemukan pemilik dan pembeli data secara langsung

Perusahaan mentransformasi bisnis data dengan cara memanfaatkan jaringan sistem pengambilan dan pengolahan data konsumen dan data industri. Data dan insights yang dihasilkan terhubung secara otomatis dalam sebuah marketplace yang mempertemukan pemilik dan pembeli data secara langsung.

Co-founder & CEO Vin Protocol Harryadin Mahardika menjelaskan, platformnya bisa menjembatani penggunaan blockchain, sekaligus langkah awal untuk mentransformasi proses komersialisasi data di berbagai sektor, seperti kesehatan, perbankan, ritel, consumer goods, pendidikan, tata kelola kota, dan manajemen aset.

Produk dari Vin Protocol adalah Vin Polls yang berbentuk aplikasi diperuntukkan buat para akademisi dan konsultan bisnis yang ingin mengomersialisasi data secara menyeluruh. Mereka juga dapat mengakses dasbor yang mudah digunakan, sehingga mereka dapat mengakses hasilnya dan progres secara real time.

“Vin Protocol dan Vin Polls yang kami luncurkan dapat digunakan oleh para akademisi dan konsultan bisnis untuk melakukan komersialisasi data secara end-to-end, seperti mengambil data, mengolahnya menjadi insights, dan menjual insights kepada pembeli dengan sangat mudah dan aman, dengan mengunduh Vin Polls di Google Play Store dan App Store atau mengunjungi website Vin Protocol,” terang Harryadin.

Menurutnya, teknologi yang ditawarkan mampu menjadi katalisator dalam mendorong penggunaan blockchain dalam bisnis data dan riset, sehingga mempermudah proses hulu ke hilir dari mulai pengumpulan data responden.

Di sisi lain, ada nilai tambah bagi para responden berupa poin (Vin Point) yang dapat ditukarkan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pulsa, token listrik, dan voucher belanja setiap kali menyelesaikan task dan survei. Ke depannya Vin Point juga dapat dikonversi ke token digital.

Perusahaan memastikan karena layanan yang diberikan ini berhubungan erat dengan data dan harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi, maka dari itu dibutuhkan teknologi keamanan data yang tinggi. “Seluruh pengguna kami tidak perlu cemas dan was-was saat menggunakan layanan dan bertransaksi di Vin Protocol dan Vin Polls,” tambah Co-founder & CTO Vin Protocol Oscar Karnalim.

Perusahaan patungan Survego dan Survein

Vin Protocol resmi baru beroperasi di Indonesia per kemarin (22/11). Startup ini adalah perusahaan patungan antara dua perusahaan riset data Indonesia, Survego dan Survein. Survego sendiri adalah online research marketplace yang mempertemukan periset dengan responden secara langsung dengan skema harga yang transparan. Sementara Survein adalah platform untuk membuat survei, form, mendapatkan saran, registrasi & pendataan secara online buat bisnis.

Keduanya menjadi penyuplai sumber survei yang disediakan Vin Protocol. Tak hanya itu, perusahaan juga didukung dengan komunitasnya yang disebut Vin Army berjumlah lebih dari 5 ribu responden. Menariknya, hasil jajak pendapat atau survei tidak hanya berasal dari responden, tetapi juga berdasarkan data AI yang ada di ekosistem blockchain.

Sebelum resmi beroperasi, Vin Protocol bergabung sebagai salah satu dari 13 startup terpilih program inkubator Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator (TSBA) pada Februari 2022. TSBA adalah program yang diselenggarakan oleh Tokocrypto dan BRI Ventures. Menurut perwakilan perusahaan saat dihubungi DailySocial.id, Vin Protocol telah memperoleh pendanaan tahap pra-awal sebesar $100 ribu (Rp1,56 miliar) dari angel investor yang tidak disebutkan identitasnya.

Application Information Will Show Up Here
Cryptocurrency di Indonesia

CZ: Daripada Berspekulasi, Mari Berdiskusi Penerapan dan Regulasi Kripto

Wakil Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Aldi Haryopratomo bertatap muka dan berbincang dengan Founder & CEO Binance Changpeng Zhao (CZ), pada forum dialog resmi B20 yang juga bagian dari perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Rabu (16/11).

Dalam perbincangannya, CZ menyinggung banyak hal terkait industri kripto, dari topik dasar mengenai use case, masa depan, hingga situasi panas yang muncul pasca-pengajuan kebangkrutan bursa kripto global FTX baru-baru ini.

Aldi merangkum beberapa sari penting dari dialognya bersama CZ sebagaimana disampaikan dalam laman Medium pribadinya.

Internet dulu adalah teknologi baru untuk transfer informasi, kripto saat ini adalah teknologi baru untuk transfer nilai

Menurut CZ, sebagian besar masih mengasosiasikan kripto sebagai produk spekulatif yang sekalinya bisa terbang tinggi atau justru runtuh. Namun, [kripto] adalah cara berbeda dan baru untuk mentransfer sebuah nilai.

“Internet hanya lah sebuah teknologi baru untuk mentransfer informasi. Itu saja, hanya layanan data yang berjalan melalui kabel atau udara. Namun, berkat itu, kita dapat membangun seluruh industri. Ekonomi baru. Dunia virtual.”

Kripto punya banyak use case dan peluang model bisnis baru

Jika teknologi [dulu] berkaitan dengan informasi, teknologi baru yang ada saat ini [kripto] berkaitan dengan uang. Dampaknya akan sangat besar. Teknologi, dalam menciptakan bentuk lebih baik dari uang, akan menghasilkan bentuk lebih baik dari industri fintech dan keuangan, yang mana akan menjadi pilar dari setiap sektor lainnya.

[Kripto] menjadi bentuk investasi asing paling direct. Setiap pemimpin yang ia ajak bicara, mau berinvestasi langsung. Namun, kenapa tidak membiarkan pengusaha menggalang dana menggunakan blockchain, seperti ICO dan model lainnya? Ada banyak use case kripto. Saat Covid-19 Delta menyerang tahun lalu, penggalangan dana global berjalan efektif, koin dapat dipindahkan secara instan. Hak cipta pada aset digital NFT juga sudah ada.

“Kita dapat membangun model bisnis baru yang akan mengubah cara melakukan penggalangan dana, pembayaran, dan berinvestasi. Sekarang kita bisa lakukan micropayment, kirim uang lintas negara, NFT, Metaverse. Semua itu akan terjadi, bahkan sudah, seperti penggalangan dana global lewat ICO.”

Namun, pada kasus seperti penggalangan dana untuk tujuan keamanan—meski teknologinya memungkinkan—diregulasi dan diawasi terlalu ketat. Di Amerika Serikat (AS), pemerintahnya menjalankan duck test untuk menentukan suatu hal berjalan aman atau tidak. Umpamanya pada security, jika bersuara atau berjalan seperti bebek, ya berarti aman.

Maka itu, perlu edukasi dan awareness terkait pemanfaatan kripto terlepas dari spekulasi yang disiarkan oleh media arus utama. Dengan begitu, publik dan regulator dapat mempertimbangkan aspek keuntungan dan kerugian.

Pelaku industri dan regulator perlu kerja sama melindungi konsumen

Secara kolektif, CZ menilai industri berperan melindungi konsumen sehingga dapat memproteksi semua orang. Jangan hanya meregulasi pihak yang punya peran saja, tetapi juga yang tidak sepenuhnya tanggung jawab mereka.

Sebagian besar regulator yang telah diajak bicara bilang kekhawatiran terbesar mereka adalah orang akan kehilangan minat karena berspekulasi dengan koin kripto. Robohnya FTX justru malah memvalidasi ketakutan tersebut. Ini menjadi “wake-up call” bagi regulator dan pelaku industri.

Melihat situasi yang terjadi akhir-akhir ini, pihaknya berupaya untuk mengumpulkan para pelaku industri untuk membentuk asosiasi di skala global. “Kita berada di industri baru. Kita melihat beberapa minggu terakhir, banyak hal gila terjadi. Butuh regulasi untuk menjalankan ini dengan cara stabil dan benar.”

Kripto tak berbatas tapi regulasinya terbatas, membuatnya sulit diatur

“Ada semacam kekuatan penyeimbang antara teknologi dan inovasi versus konsep tradisional tentang country border. Jika kamu berpikir tentang perbatasan negara, sebetulnya itu adalah konsep buatan manusia, bukan? Artinya, secara alamiah, perbatasan negara itu tidak pernah ada. Ibaratnya, sekelompok orang setuju bahwa ini batas yang menjadi perbatasan.”

Pada kasus FTX, mereka beroperasi di luar Bahama, tetapi mengambil deposit dari Singapura, AS, Eropa, dll. Artinya, orang dapat memindahkan uangnya ke luar perbatasan negara mereka. Sekarang, [crypto] exchange telah runtuh, pemerintah pasti bakal mencari cari untuk melindungi warganya dari kehancuran di masa depan.

Ia menilai, sebuah framework untuk mengatur cara kripto pada negara-negara G20 diperlukan. Pelaku industri perlu bertanggung jawab dan harus menghadapi upaya regulator dalam menuntut kejelasan.

Memungut pajak kripto rumit, tapi perlu. Pertanyaannya, bagaimana caranya?

“Dalam dunia kripto, hanya sedikit konsep tentang perbatasan negara. Jika Anda memungut pajak pada perusahaan, transaksi, kantor pusat, tren di negara terkait, ini akan memengaruhi transaksi setempat. Seluruh transaksi akan bergeser ke platform global di mana pajak yang akan dipungut sangat kecil.”

Dengan kata lain, pemerintah harus memberikan lisensi dengan mudah agar dapat memungut pajak pendapatan dengan layak. Ketika memberikan lisensi, pemerintah dapat meminta data. Jika tidak memberikan lisensi, platform bakal mencari cara lain, seperti beroperasi offshore. Sebaiknya, jangan kenakan pajak pada transaksi pengguna, melainkan pada perusahaannya.

CZ juga menyentil tentang keputusan pemerintah Indonesia untuk memungut pajak pada transaksi kripto. Menurutnya, aturan ini akan menambah gesekan baru yang berpotensi mendorong orang melarikan uangnya ke luar dari Indonesia. Justru itu hal yang ditakuti oleh Central Bank.

Namun di sisi lain, memungut pajak pendapatan membutuhkan kapabilitas yang justru belum dimiliki oleh sebagian besar otoritas pajak. IRS menerapkan rezim pajak global. Warga negara AS membayar pajak penghasilan di mana pun mereka tinggal. Pemerintah telah membangun infrastruktur, kapabilitas, dan alat untuk memantau warganya.

Masalahnya, banyak negara belum memiliki hal tersebut. Ini adalah pilihan sulit bagi regulator pajak.

Uang dan bakat mengalir ke negara yang paling banyak berinovasi

“Ketika kamu melakukan pencarian di Google, mengklik iklan di Twitter, itu dijalankan oleh perusahaan di AS. Tanpa batas. Ketika kamu mengklik iklan, pendapatan itu masuk ke AS atau negara lain, atau bisa jadi, perusahaan lokal tetapi melayani pengguna di seluruh dunia.”

Berbeda dengan dunia blockchain. Di era post-internet, skalanya jauh lebih global. Setiap orang di negaranya perlu mengembangkan talenta, disebut juga sebagai ekonomi Web3. Dengan begitu, mereka dapat melayani skala dunia. Semakin baik suatu negara, semakin baik [warga] negara menjalankannya, dan semakin banyak yang dapat mereka hasilkan.

Sama seperti teknologi baru lain, suatu negara bakal mengadopsi lebih cepat daripada yang lain. Hari ini bisa saja Dubai, tahun depan bisa yang lain. Dengan kata lain, regulasi pada akhirnya akan mengejar inovasi. Memang begitu.

Pertanyaannya, negara mana yang paling cepat beradaptasi untuk memanfaatkan perubahan teknologi secara ‘tektonik’ ini dalam bagaimana kita menggerakkan uang?