Tag Archives: William Florance

DailySocial mewawancarai William Florance (Bangkit) / DailySocial

[Video] Program Bangkit 2021 dan Misinya Meningkatkan Kemampuan “Digital Talent” Indonesia

Di tahun 2021 ini, Bangkit, program Google Indonesia berkolaborasi dengan Ditjen Dikti Kemendikbud, Gojek, Traveloka, dan Tokopedia, memiliki misi  mengundang talenta segar dari universitas.

DailySocial mewawancarai Asia Pacific Education Programs Lead Google William Florance untuk mengetahui rencana Bangkit 2021 meningkatkan skill digital talent di Indonesia.

Kunjungi pula video-video lainnya di kanal YouTube DailySocialTV.

Program Bangkit Google Indonesia

Google Indonesia Luncurkan “Bangkit”, Program Pendidikan Pemrograman Gratis di Tingkat Lanjut

Bertujuan untuk menambah lebih banyak talenta digital yang memiliki kemampuan pemrograman tingkat lanjut, Google Indonesia meluncurkan program “Bangkit”.  Inisiatif tersebut dapat dinikmati gratis oleh masyarakat Indonesia yang ingin menambah kompetensi di bidang pemrograman dan machine learning.

Kepada DailySocial, Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengungkapkan, program pilot ini diluncurkan berdasarkan masukan dari pemerintah dan pihak terkait lainnya yang menginginkan partisipasi lebih dari perusahaan untuk mencetak talenta digital yang berkualitas.

“Khusus untuk program Bangkit, kita menargetkan mereka yang telah memiliki kemampuan pemrograman, coding, hingga matematika. Semua pelatihan akan dilakukan dalam Bahasa Inggris, didukung dengan materi pelajaran hingga mentor berkualitas.”

Bagi mereka yang tertarik untuk mengikuti program Bagkit, bisa mendaftarkan melalui platform Grow with Google. Setelah melalui proses perekrutan dan interview, peserta yang berhasil lolos akan mengikuti program selama 6 bulan secara gratis.

Untuk fase pertama, program Bangkit baru diadakan di kota seperti Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, dan Denpasar. Menggandeng startup unicorn Indonesia seperti Tokopedia, Traveloka, dan Gojek. Targetnya merekrut 300 peserta.

“Alasan kami untuk fokus kepada machine learning karena Google sudah banyak menerapkan teknologi tersebut dan saat ini sudah banyak startup yang mulai menerapkan teknologi yang tergolong sudah sangat advance ini. Selain technical skill kami juga akan memberikan pelatihan soft skill seperti leadership hingga critical thinking untuk para peserta,” kata Randy.

Memanfaatkan momentum

Disinggung apakah program ini diluncurkan bersamaan dengan dilantiknya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Randy menegaskan program ini sebelumnya sudah menjadi rencana Google Indonesia. Memanfaatkan kemitraan dengan unicorns hingga pihak universitas, diharapkan bisa memberikan kontribusi.

Sebelumnya Google Indonesia juga telah memberikan pelatihan kepada pemilik bisnis UKM seperti Gapura Digital dan Women Will untuk perempuan. Google Indonesia mengklaim hingga saat ini telah melatih sekitar 1,6 juta orang di Indonesia.

Untuk memastikan program ini berjalan secara lancar dan tepat sasaran, nantinya Google juga akan menghadirkan mentor ternama dari Google sendiri. Mentor profesional dari Google Asia Pasifik siap membantu peserta program Bangkit.

“Pada akhirnya untuk peserta yang nantinya telah selesai mengikuti program Bangkit, bisa bekerja di perusahaan teknologi hingga startup di Indonesia. Mereka juga bisa membangun startup sendiri memanfaatkan pelajaran yang didapatkan dari program. Jika sesuai dengan kriteria tidak menutup kemungkinan mereka juga bisa bergabung dengan Google Indonesia,” kata Head of Education Programs Google Asia Pacific William Florance.

Disinggung apakah talenta Indonesia sudah siap dan memiliki kemampuan yang baik untuk meningkatkan skill set mereka, William menegaskan sudah banyak para programmer yang bekerja di perusahaan teknologi hingga startup unicorn Indonesia yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Melalui program Bangkit diharapkan jumlah tersebut bisa bertambah.

Google kembali gelar Program Developers Kejar 2018

Google Developers Kejar 2018 Resmi Diluncurkan

Google kembali meluncurkan program Google Developers Kejar tahun ini. Diperkenalkan dengan nama Google Developers Kejar 2018, Google menggandeng Dicoding sebagai mitra dan menargetkan bisa melatih 2000 pengembang aplikasi mobile Android dan mobile web.

Program ini memiliki tujuan untuk mengasah kemampuan developer Indonesia dalam mengembangkan aplikasi mobile Android menggunakan bahasa pemrograman Kotlin dan mobile web sesuai dengan standar industri. Ia dikemas dalam bentuk panduan pembelajaran dengan materi berbahasa Indonesia yang terverifikasi oleh Google Training Partner dengan kegiatan mentoring atau kelompok belajar.

“Harapan kami, program ini akan mampu menumbuh kembangkan industri teknologi informasi di Indonesia melalui generasi baru developer bangsa Indonesia yang dapat menghasilkan produk berkualitas dengan teknologi termutakhir,” ujar Developer Training Program Google William Florance.

Pada tahun 2016, Google mengumumkan komitmen untuk melatih 100.000 pengembang mobile di Indonesia di tahun 2020 dalam rangka membantu menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terkuat di Asia Tenggara. Tahun ini Google berkomitmen untuk melatih 2000 pengembang.

“Salah satu outcome program Google Developers Kejar 2018 adalah terciptanya employable talent yang mampu menjadi tenaga kerja berdaya saing tinggi untuk menggerakan roda industri TI nasional,” lanjut William.

Tahun ini peserta Google Developers Kejar 2018 akan terbagi dalam dua angkatan, pertama untuk bulan Agustus-September 2018 dan yang kedua pada bulan Oktober-November 2018. Peserta yang mendaftar kelas pemrograman aplikasi mobile Android akan mendapatkan kurikulum online, dan buku cetak “Kotlin Android Developer Expert” dari Google Authorized Training Partner, Dicoding.

“Dicoding sebagai Google Authorized Training Partner menjadi penyedia materi kurikulum Kotlin On Android di Google Developer Kejar 2018,” terang Founder Dicoding Narenda Wicaksono.

Narenda menambahkan, “Kami mendukung penuh langkah Google untuk memberikan fasilitas pembelajaran kepada seluruh developer di Indonesia. Harapan kami kelak akan muncul banyak talenta baru yang dapat membantu menggerakan industri teknologi di Indonesia maupun membuat produk kelas dunia.”

Dicoding partners with Google to provide 1000 scholarships for lecturers and students / Pixabay

Dicoding and Google Provide 1000 Scholarship for Lecturers and Students

In order to expand app developer community in Indonesia, Google partners with Dicoding, a learning platform [programming class] in Indonesia. It creates opportunities for a scholarship to learn Android app development in the Android Developer Expert provided by Dicoding. There will be modules, curriculum, and mentoring by experts.

This scholarship is addressed for students and lecturers of information technology wants to deepen their ability in the field of programming. Scholarships will be awarded to the eligible candidates.

The candidates are to attend online class for 90 days with curriculum and modules compiled by the experts and to be mentored by Dicoding and Google Developer Experts through professional discussion and code review.

There are 125 modules, 35 videos and 24 quizzes provided in Bahasa, from material testing, debugging, to Enhanced System Integration. In addition, the candidates will also get the printed book of “Becoming an Android Developer Expert” published exclusively by Dicoding and a picodiploma certificate from Dicoding whether the entire module is completed in the class.

“By partnering with locals such as Dicoding, we look forward to participating in Indonesia’s digital economy management, which easily developed by innovative, cutting-edge developers,” William Florance, Google Product Relations Group Developer, explained.

This partnership is Google’s support to help Indonesia in advancing the digital economy. They believe to have found the right partner with the same vision to educate and train Indonesia’s app developers.

Google team on its official page mentioned:

“Through the partnership with locals such as Dicoding, we look forward for a real contribution to Indonesia’s digital economy, a whole covered system ready to use with qualified app developers.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian