Tag Archives: Willix Halim

Bukalapak mengumumkan telah menjadi mengakuisisi saham mayoritas di situs pembanding harga asal Malaysia iPrice

Bukalapak Akuisisi Situs Pembanding Harga iPrice [UPDATED]

Bukalapak mengumumkan telah mengakuisisi seluruh saham situs pembanding harga asal Malaysia iPrice. Melalui akuisisi ini, iPrice berpeluang untuk mempercepat pertumbuhannya dengan memanfaatkan sinergi antar kedua grup.

Menurut informasi di keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), kesepakatan ini dilakukan melalui anak usaha Bukalapak, PT Recommerce Internasional Indonesia (RII). Transaksi ini bernilai $130 ribu (Rp1,97 triliun).

Direktur Bukalapak Teddy Oetomo menyampaikan ada dua poin yang menjadi tujuan perseroan mengakuisisi iPrice:

● Untuk memperkuat usaha penjualan barang elektronik milik RII (dengan merek GOATS) agar dapat meningkatkan manfaat dan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan, terutama pada peningkatan layanan yang dapat ditawarkan kepada pelanggan. Hal ini dikarenakan iPrice memiliki kapabilitas yang terbukti kuat dalam menghadirkan komparasi produk dan harga serta potongan diskon maupun voucher, sehingga konsumen dapat memperoleh penawaran terbaik.
● Untuk memperkuat ekosistem induk usaha RII, yakni Perseroan, sebagai perusahaan platform digital dengan tujuan komersil yang berfokus pada pemberdayaan dan dukungan untuk UMKM di Indonesia.

Secara terpisah, sebelumnya dalam keterangan resmi pada Selasa (4/4), CEO Bukalapak Willix Halim menyampaikan bahwa ia telah mengenal Co-Founder iPrice David Chmelar bersama timnya selama bertahun-tahun. Akuisisi ini dinilai memunculkan kesempatan untuk bekerja sama lebih erat lagi.

“Dengan keahlian Bukalapak yang luas dalam e-commerce dan basis pengguna setia iPrice serta teknologi eksklusif, kami yakin dapat membuka potensi penuh platform ini,” ujarnya.

Menurut Willix, akuisisi iPrice dilandasi perkembangan pesat industri e-commerce di Asia Tenggara selama satu dekade terakhir. Secara vertikal, pertumbuhannya cukup besar untuk menjadi sektor spesifik. Mencermati tren ini, Bukalapak memutuskan mengalihkan fokusnya dari bersaing langsung dengan kompetitor menjadi membangun/mengakuisisi ceruk pasar untuk mempercepat pertumbuhannya. Terlebih, selama delapan tahun terakhir, iPrice telah membangun ceruk ini untuk melayani industri e-commerce.

Co-Founder iPrice Heinrich Wendel memastikan iPrice akan terus beroperasi sebagai entitas independen dengan mempertahankan posisi netralnya terhadap pengguna, dan bekerja sama dengan berbagai pedagang dan penjual.

“Kami sangat senang dapat bergabung dengan Bukalapak dan memanfaatkan sinergi grup. Kemitraan ini memungkinkan kami memperluas layanan untuk membantu lebih banyak pengguna menghemat uang di vertikal baru, seperti gaming, dan masuk ke negara baru, seperti Australia.”

Itochu dan Naver selaku investor iPrice juga menyambut baik kesepakatan tersebut. Stagnansi pada fundraising pada tahun lalu memaksa iPrice untuk mengurangi beberapa aspek bisnisnya dan mengurangi jumlah tim secara substansial. iPrice mulai mengeksplorasi cara-cara baru untuk menumbuhkan bisnis dengan biaya yang efektif. Transisinya kini dipercepat dengan dukungan grup Bukalapak di berbagai vertikal yang membuka banyak peluang baru.

Pada tahun lalu, iPrice mengklaim telah membantu lebih dari 100 juta konsumen di tujuh negara di Asia Tenggara untuk menghemat uang. Teknologi miliknya menampilkan penawaran dan diskon terbaik dari lebih dari delapan miliar penawaran di pasar yang menampilkan beragam acara penjualan dan mekanisme diskon yang sulit dinavigasi.

Bukalapak akuisisi lainnya

Aksi akuisisi startup sudah menjadi bagian dari strategi Bukalapak dalam memperbesar bisnisnya. Sebelumnya terdapat sejumlah startup yang resmi diakuisisi dan diumumkan ke publik, di antaranya:

  1. Crewdible
    Online fulfillment service
    yang memanfaatkan gudang atau ruko kosong di berbagai wilayah untuk bekerja sama sebagai mitra perusahaan.
  2. Kingkong Meats
    Platform online grocery yang menyediakan produk daging ayam, telur, makanan beku, dan bumbu dapur untuk kebutuhan masak keluarga.
  3. Bolu (Belajar Online Yuk)
    Platform edtech yang berfokus pada komunitas dan tempat belajar online untuk pengembangan bisnis rumahan.
  4. PT Onstock Solusi Indonesia
    Startup SaaS yang berfokus pada pengembangan sistem manajemen stok berbasis komputasi awan untuk membantu UMKM berbisnis lebih rapi dan serba otomatis.
  5. PT Ayo Tech Indonesia
  6. PT Kokatto Teknologi Global
  7. Five Jack Co. Ltd (induk usaha PT Five Jack yang menaungi itemku)
  8. PT Cloud Hosting Indonesia.

*) Kami menambahkan informasi terbaru dari keterbukaan di BEI

Suksesi Bukalapak Willix Halim

Suksesi Bukalapak, Willix Halim Resmi Ditunjuk Jadi CEO

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) resmi menetapkan Willix Halim sebagai CEO Bukalapak, menggantikan Rachmat Kaimuddin yang mengundurkan diri pada akhir Desember 2021. Selain Willix, perusahaan juga mengumumkan penunjukan Victor Putra Lesmana dan Howard Nugraha Gani untuk masuk ke dalam jajaran direksi.

Dalam keterangan resminya, alasan penunjukan ini adalah baik Victor maupun Howard diyakini telah membawa pencapaian luar biasa bagi Bukalapak untuk memimpin digitalisasi UMKM di Indonesia. Adapun, Teddy Nuryanto Oetomo dan Natalia Firmansyah juga disebut akan tetap menjabat sebagai Direktur Bukalapak.

Hasil penunjukan Willix, Victor, dan Howard telah disetujui jajaran direksi, komisaris, dan pemegang saham Bukalapak dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

“Kami optimistis Willix Halim dapat meneruskan kepemimpinan Rachmat Kaimuddin dengan mengembangkan Bukalapak sebagai perusahaan publik yang kokoh secara finansial, berkembang secara berkelanjutan, dan membawa dampak signifikan bagi Indonesia,” tutur Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Bukalapak Bambang Brodjonegoro.

Sebelumnya, Willix sempat ditunjuk sebagai CEO sementara karena Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri untuk melanjutkan kariernya mengabdi ke pemerintahan. Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer pada 2016. Ia berperan penting dalam perjalanan perusahaan menjadi unicorn dan berkontribusi terhadap pengembangan Mitra Bukalapak hingga menjadi pemimpin pasar O2O.

“Tahun ini, kami berharap dapat semakin memperkuat posisi Bukalapak sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan berbagai vertikal kepada pengguna kami. Dengan dukungan dari berbagai pihak, saya yakin transformasi ini akan terus berjalan dengan baik dan mencapai tujuan utama kami, yaitu menciptakan ‘A Fair Economy For All‘,” ungkap Willix.

Agenda transformasi Bukalapak

Dengan kepemimpinan baru ini, publik bakal mengantisipasi sejumlah langkah strategis yang akan diambil oleh jajaran direksi baru Bukalapak mengingat ada sejumlah agenda besar menanti. Terutama pada navigasi di lini bisnis Mitra Bukalapak yang menjadi penyokong kinerja keuangan Bukalapak tahun lalu.

Kami merangkum sejumlah aksi korporasi dan agenda besar yang mungkin dapat terealisasi di tahun ini. Menjelang akhir 2021, Bukalapak mengubah alokasi dana IPO sebesar Rp21,9 triliun. Rinciannya, 33% dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, 34% untuk modal kerja anak usaha yang terdiri dari; Buka Mitra (15%), Buka Usaha (15%), serta Buka Investasi, Buka Pengadaan, Bukalapak, dan Five Jack masing-masing 1%.

Bukalapak memberikan alokasi baru sebesar 33% untuk pengembangan usaha perusahaan dan anak usaha, baik lewat skema pembelian saham dan/atau aset, dan/atau penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan termasuk joint venture, atau pelunasan fasilitas pinjaman yang digunakan untuk keperluan pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha baik sekarang maupun yang akan datang.

Mengawali awal tahun ini, Bukalapak menjadi salah satu penyerap right issue Allo Bank milik CT Corp dengan mengambil alih 11,49% saham. Layanan Allo Bank ditargetkan komersial tahun ini. “Bagi Bukalapak, melalui bisnis Mitra dan konektivitasnya dengan vertikal vertikal baru di pasar UMKM, kerja sama ini dapat mengembangkan penawarannya serta aksesibilitas kredit bagi para pelaku usaha di area rural,” kata Willix beberapa waktu lalu.

Hingga tahun lalu, Bukalapak tercatat telah melayani lebih dari 100 juta pengguna, memiliki sebanyak 6,7 juta pelapak dan 10,4 juta Mitra Bukalapak.

Tak lama berselang, pemilik CT Corp Chairul Tanjung bahkan mengumumkan akan membentuk perusahaan online grocery patungan (joint venture) melalui PT Trans Retail Indonesia bersama Bukalapak. Komposisi kepemilikan Trans Retail akan sebesar 55% dan Bukalapak sebesar 45%,

Application Information Will Show Up Here

Willix Halim Steps up as Bukalapak’s Temporary CEO

On the same day (29/12), after Rachmat Kaimuddin resigned from his position as President Director, Bukalapak announced Willix Halim as the company’s Acting President Director or temporary CEO. He will lead Bukalapak during the transition period until the closing of the Company’s EGMS which ratifies and confirms the resignation of Rachmat Kaimuddin and the appointment of a new President Director.

Teddy Oetomo and Natalia Firmansyah will continue to serve as Bukalapak’s Directors.

“During his tenure as Acting President Director, Willix will be responsible for the company’s overall operational activities and ensure that Bukalapak maintains its mission of creating A Fair Economy For All,” Bukalapak management wrote in an official statement.

Willix joined Bukalapak as Chief Operating Officer in 2016. Under his departmental position, Willix handles all Bukalapak business operations, product, data & design, and technology.

Previously, he served as a Senior Vice President Growth for Freelancer.com, one of Australia’s largest startups. Willix received a bachelor’s degree in Computer Science and Mechatronics with First Class Honors in 2009 from the University of Melbourne.

Bukalapak’s management previously said that Rachmat’s resignation had been submitted on December 28, 2021, he planned to continue working for the government. According to the spreading rumor, it is reported that Rachmat will continue his career as one of the deputies under the leadership of Luhut Binsar Pandjaitan at the Coordinating Ministry for Maritime Affairs and Investments.

The Philippines scheme

Amid the managerial shifting, Bukalapak is reportedly eyeing expansion to the Philippines. It is marked by the job vacancy for the Country Manager position in the Philippines. The company’s representative has not provided any feedback to DailySocial regarding this matter.

Previously, Bukalapak, along with Sembrani Kiqani, BRI Ventures’ latest managed fund, were involved in the Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA) funding with a total of $15 million in two rounds. YGG SEA is a DAO under YGG, a blockchain-based game development startup from the Philippines.

According to the e-Conomy SEA report, the country’s GMV generated from the digital economy is predicted to reach $17 billion, 93% increased YoY. The largest contributor came from the e-commerce business with a growth of 132% or worth $12 billion. At a 24% CAGR growth, it is predicted the overall internet economy is likely to reach a value of $40 billion by 2025.

In fact, the country’s internet penetration growth still has a wide scope, even one of the lowest compared to neighboring countries in ASEAN, since only 68% of the population are familiar with online services.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Bukalapak mengumumkan penunjukkan Willix Halim sebagai Pelaksanan Tugas (Plt) Direktur Utama Bukalapak selama masa transisi hingga ditutupnya RUPSLB

Willix Halim Ditunjuk sebagai CEO Sementara Bukalapak

Dalam hari yang sama (29/12), setelah Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama, Bukalapak mengumumkan penunjukkan Willix Halim sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama atau CEO sementara Bukalapak. Ia akan memimpin Bukalapak selama masa transisi hingga ditutupnya RUPSLB Perseroan yang meratifikasi dan mengonfirmasi pengunduran diri Rachmat Kaimuddin dan ditunjuknya Direktur Utama yang baru.

Teddy Oetomo dan Natalia Firmansyah akan tetap menjabat sebagai Direktur Bukalapak.

“Selama menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama, Willix akan bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan secara menyeluruh serta memastikan Bukalapak terus mewujudkan misinya menciptakan A Fair Economy For All,” tulis manajemen Bukalapak dalam keterangan resmi.

Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer Bukalapak pada 2016. Di bawah posisi departemennya, Willix menangani seluruh operasional bisnis Bukalapak, product, data & design, hingga teknologi.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Senior Vice President Growth untuk Freelancer.com, salah satu startup terbesar di Australia. Willix mendapat gelar sarjana Computer Science dan Mechatronics dengan First Class Honors pada tahun 2009 dari University of Melbourne.

Manajemen Bukalapak sebelumnya menyampaikan pengunduran diri Rachmat telah diterima pada 28 Desember 2021 yang berencana ingin melanjutkan karirnya bekerja untuk pemerintah. Menurut kabar burung yang beredar, dikabarkan Rachmat akan melanjutkan karirnya sebagai salah satu deputi di bawah kepemimpinan Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

Lirik Filipina

Di tengah kabar pergantian manajerial ini, Bukalapak dikabarkan tengah melirik ekspansi ke Filipina. Ditandai dengan dibukanya lowongan untuk posisi Country Manager di Filipina. Belum ada jawaban yang diberikan perwakilan perseroan saat DailySocial.id hubungi.

Sebelumnya, Bukalapak, bersama Sembrani Kiqani, dana kelolaan milik BRI Ventures, terlibat dalam pendanaan untuk Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA) dengan total dana $15 juta lewat dua putaran. YGG SEA adalah DAO di bawah naungan YGG, startup pengembang game berbasis blockchain asal Filipina.

Menurut laporan e-Conomy SEA, pada tahun ini GMV yang dihasilkan dari ekonomi digital di negara tersebut diprediksi mencapai $17 miliar, naik 93% YoY. Kontributor terbesarnya datang dari bisnis e-commerce dengan pertumbuhan 132% atau senilai $12 miliar. Diprediksi dengan pertumbuhan 24% CAGR, pada 2025 mendatang, secara keseluruhan ekonomi internet kemungkinan akan mencapai nilai $40 miliar.

Di sana, pertumbuhan penetrasi internet masih memiliki ruang yang luas bahkan salah satu terendah dibandingkan negara tetangga di ASEAN, mengingat baru 68% populasi yang sudah menggunakan layanan online.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Acquires itemku, a Synergy to Boost Digital Asset Sales in the Game Industry

Bukalapak is acquiring itemku, an online platform marketplace for game-related digital products. This news was first confirmed by Khailee Ng, Managing Partner of 500 Startups, through uploads on his personal LinkedIn – it is known that 500 Startups are investing in both Bukalapak and itemku. Not long afterm, itemku team has also confirmed directly.

Previously, on May 11, 2021, Bukalapak also announced its strategic partnership with itemku, with a mission to facilitate access to the video game industry in Indonesia. Bukalapak’s COO, Willix Halim said, “I realize that the need for home entertainment has increased during the pandemic, and itemku are doing a great job of understanding those needs. I hope that with our shared strength, we can help catalyze the need for digital gaming in Indonesia.”

Meanwhile, itemku’s Founder & CEO Denis Kim said, “Millions of Indonesians have used itemku for years. However, we want to go beyond just making digital entertainment inclusive. I fully agree with Bukalapak’s vision to build an economy that is fair for all, and that’s why we decided to collaborate with them. We want to have a big impact on hundreds of millions of Indonesians, just as they have done. Along with the social impact, I hope this collaboration can bring rapid development in this industry.”

In this partnership, both itemku and Bukalapak will have a strong strategic collaboration commitment, including:

  • Synergize the team: Bukalapak and itemku work together as a team.
  • Reach more users throughout Indonesia: itemku products are widely distributed through the Bukalapak network including in rural areas.
  • Doing new project development together: many types of new projects will be developed together.

itemku representative said, for now and in the future itemku will still stand as a separate entity. There is no plan to merge with the Bukalapak’s marketplace. In a general note, itemku provides a marketplace service that allows users to buy and sell digital game assets. They also sell various vouchers for premium access to a game.

itemku is part of Five Jack, founded in 2014. In addition to 500 Startups, they also received funding from Bon Angels Venture Partners.

In our previous interview, itemku’s CPO, Virdienash Haqmal said, the company’s GMV per month had increased by 15-20%, as well as revenue during 2020. Customer growth also increased by 60% from January to June 2020. Meanwhile, for marketing activities, the company reduced its budget by 80%.

Game industry market landscape

According to a report from Verizon, mobile game usage rose 75% during the first phase of lockdown in 2020, compared to the pre-pandemic period, and there were more than 2.3 billion mobile game downloads between March 5 and April 5, up 60% at the same time the previous year. Based on data presented by Nielsen, spending on video games increased by 11% in March 2020.

IDC analysts predict that there will be a 20% increase in global video game revenue in 2020 to $179.7 billion, higher than the film sector. The data shows that a large number of people were acquainted with and tried video games for the first time during the pandemic and that many of them will continue to play games in the future. This prediction is reinforced by a survey conducted by Google and Savanta in May 2020 of 7,611 people, the fact is that 40% of new players will tend to continue playing when this pandemic situation is over, and as many as 65% say they will play the game longer each session than previous.

Another study released in November 2020, conducted by NPD, found that people between the ages of 45 and 54 saw a 59% increase in spending their time playing games over the past year, while the amount of money they spent on or playing games games increased by 76%. For those between the ages of 55 and 64, the time spent playing games increased by 48%, while the amount of money they spent playing games increased by 73%.

Also, another fact shows that out of 5,000 people surveyed, 79% said they had played video games in the previous six months, up 6% from the previous year. These studies and research show that video games are not only attractive to children and adolescents, but for those who are older, video games are a solution for them in distracting boredom during the Covid-19 pandemic.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Bukalapak Akuisisi itemku

Bukalapak Akuisisi itemku, Sinergi Perkuat Lini Penjualan Aset Digital di Industri Game

Bukalapak mengakuisisi itemku, sebuah platform online marketplace produk digital terkait game. Kabar ini pertama kali disampaikan Managing Partner 500 Startups Khailee Ng melalui unggahan di LinkedIn pribadinya –diketahui 500 Startups berinvestasi baik di Bukalapak maupun itemku. Kemudian juga dikonfirmasi langsung oleh pihak itemku.

Sebelumnya pada 11 Mei 2021 lalu, Bukalapak juga mengumumkan kerja sama strategisnya dengan itemku, dengan misi untuk mempermudah akses industri video game di Indonesia. COO Bukalapak Willix Halim menyampaikan, “Saya menyadari bahwa kebutuhan akan home entertainment semakin meningkat selama pandemi, dan itemku sedang melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam memahami kebutuhan tersebut. Saya berharap dengan kekuatan bersama, kita dapat membantu mengkatalisasi kebutuhan akan digital gaming di Indonesia.”

Sementara itu Founder & CEO Denis Kim itemku mengatakan, “Jutaan orang Indonesia telah menggunakan itemku selama bertahun-tahun. Namun, kami ingin lebih dari sekadar menjadikan hiburan digital inklusif. Saya setuju sepenuhnya dengan visi Bukalapak yakni untuk membangun ekonomi yang adil bagi semua, dan itulah mengapa kami memutuskan untuk berkolaborasi bersama mereka. Kami ingin memberikan dampak yang besar bagi ratusan juta rakyat Indonesia, seperti yang telah mereka lakukan. Seiring dengan dampak sosial, saya berharap kolaborasi ini dapat membawa perkembangan pesat di industri ini.”

Dengan komitmen kemitraan ini, baik itemku maupun Bukalapak akan memiliki komitmen kolaborasi strategis yang kuat, antara lain:

  • Melakukan sinergi tim: Bukalapak dan itemku bekerja sama sebagai satu tim.
  • Menjangkau akses ke lebih banyak pengguna di seluruh Indonesia: produk itemku didistribusikan secara luas melalui jaringan Bukalapak termasuk di pedesaan.
  • Melakukan pengembangan proyek baru bersama: banyak jenis proyek baru yang akan dikembangkan bersama.

Tim itemku mengatakan, untuk saat ini dan di waktu mendatang itemku masih akan tetap berdiri sebagai entitas terpisah. Belum ada rencana dilebur dengan marketplace Bukalapak. Seperti diketahui, itemku menyediakan layanan marketplace yang memungkinkan pengguna untuk melakukan jual-beli aset permainan digital. Mereka juga menjual berbagai voucher untuk akses premium ke sebuah game.

itemku merupakan bagian dari Five Jack, didirikan pada tahun 2014. Selain 500 Startups, mereka juga mendapatkan dukungan pendanaan dari Bon Angels Venture Partners.

Dalam wawancara kami sebelumnya, CPO itemku Virdienash Haqmal menyebutkan, selama tahun 2020, GMV per bulan perusahaan mengalami kenaikan hingga 15-20%, demikian juga dengan revenue. Pertumbuhan pelanggan juga mengalami peningkatan sebanyak 60% sejak Januari hingga Juni 2020. Sementara untuk pengeluaran kegiatan pemasaran, perusahaan menurunkan budget hingga 80%.

Gambaran pasar industri game

Menurut laporan dari Verizon, penggunaan game seluler naik 75% selama lockdown fase pertama di tahun 2020, dibandingkan dengan masa sebelum pandemi, dan ada lebih dari 2,3 miliar unduhan game seluler antara 5 Maret dan 5 April, naik 60% pada waktu yang sama periode tahun sebelumnya. Data lain yang disampaikan Nielsen, pengeluaran untuk video game naik 11% pada Maret 2020 saja.

Analis IDC memperkirakan bahwa akan terdapat peningkatan sebesar 20% dari pendapatan video game global pada tahun 2020 menjadi $179,7 miliar, hal ini lebih tinggi dari sektor film. Data tersebut menunjukkan bahwa sejumlah besar orang mengenal dan mencoba video game untuk pertama kalinya pada saat pandemi berlangsung dan akan banyak dari mereka ke depannya akan tetap bermain game. Prediksi tersebut diperkuat dengan survei yang dilakukan Google dan Savanta pada bulan Mei 2020 terhadap 7.611 orang, bahwa faktanya terdapat 40% pemain baru akan cenderung terus bermain ketika situasi pandemi ini telah selesai, dan sebanyak 65% mengatakan mereka akan bermain game lebih lama setiap sesinya daripada sebelumnya.

Studi lain yang dirilis pada November 2020, yang dilakukan oleh NPD, menemukan bahwa orang yang berusia antara 45 dan 54 tahun, terdapat peningkatan dalam menghabiskan waktu mereka untuk bermain game sebesar 59% selama tahun lalu, sementara jumlah uang yang mereka habiskan untuk atau dalam bermain game meningkat sebesar 76%. Bagi mereka yang berusia antara 55 dan 64 tahun, waktu yang dihabiskan untuk bermain game meningkat sebesar 48%, sementara jumlah uang yang mereka habiskan untuk bermain game meningkat sebesar 73%.

Dan fakta lain menunjukkan bahwa dari 5.000 orang yang disurvei, 79% mengatakan mereka telah memainkan video game dalam enam bulan sebelumnya, hal tersebut naik 6% dari tahun sebelumnya. Studi dan riset tersebut menunjukkan bahwa video game tidak hanya menarik bagi kalangan anak dan remaja, namun bagi mereka yang berumur, video game merupakan suatu solusi untuk mereka dalam menghilangkan kejenuhan selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Reportedly Aims for IPO, Enhancing Business Diversification

The news about a local unicorn planning for an IPO has spread, it’s coming to Bukalapak. According to a Bloomberg source, it started to explore the potential to go public on the IDX (at low shares), then continue to take it on the US stock exchange through the SPAC scheme. The company is said to be in discussion with several blank check companies and has started working with investment banks to explore.

Through SPAC, Bukalapak’s valuation is to reach $4-5 billion from the current value at $3.5 billion. Apart from Ant Group, GIC, and EMTEK Group, Bukalapak is supported by a number of investors and corporations including GIC, Naver Corp, Microsoft, and Standard Chartered. In Indonesia itself, according to research findings, Bukalapak is in third place after Shopee and Tokopedia – with an online marketplace high-tension competition with fast business dynamics.

In order to confirm, DailySocial is in contact with Bukapalak’s President, Teddy Oetomo. However, he avoids commenting on this matter. Meanwhile, the company representative said that after 11 years of operation, they are now focused on building a sustainable business to create a long-term impact on MSMEs and the Indonesian people through reliable online and online-to-offline platforms.

The news surfaced after Bukalapak’s CEO, Rachmat Kaimuddin said on an occasion, “We still want to be independent and run Bukalapak as a standalone company. IPO is an option to be able to obtain funds and technology companies will eventually want to IPO. We are open to that option and are now preparing the infrastructure.”

In his writing, Bukapak’s founder and former President Fajrin Rasyid signaled his support for Indonesian startups for an IPO. One thing he emphasized was that the net benefit for this country would be better if the IPO was conducted domestically, or at least a dual listing at home and abroad.

Business Diversification

Bukalapak is still on track to pursue profitability by exploring various sectors outside its core business as an e-commerce service. For example, through a subsidiary called Buka Investasi Bersama, it’s to deepen the mutual fund investment business, especially targeting the underserved. On a general note, this investment instrument is getting its momentum along with the increase in financial literacy of various circles of society.

Through the LinkedIn post, Bukalapak’s COO, Willix Halim published that his team was recruiting various strategic positions for a new business unit. He wrote that the ability to speak Tagalog (the native language of the Philippines) will be prioritized. Rumor has it that Bukalapak is trying to explore the Philippine market with a new business. We tried to confirm with Bukalapak regarding this issue, however, they avoid making further comments.

Business diversification is an important strategy in Bukalapak. Related to e-commerce supporting businesses, the stall partnership program “Mitra Bukalapak” has found quite strong performance – it is considered to be one of the most significant innovations. Throughout 2020, Rachmat said, the growth of this line will reach 50%. The business unit under the legal name “Buka Mitra Indonesia” has its own CEO, Howard Gani. Currently, Bukalapak has 100 million users with 7 million partners.

Bukalapak is the fourth unicorn that is reportedly taking the floor on the stock exchange. Previously, Gojek, Tokopedia, and Traveloka had been widely discussed regarding their plans for an IPO through SPAC. In addition to the rapidly growing business, currently, it is considered to be the right momentum to take this corporate action – considering market conditions and readiness.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
IPO Bukalapak

Bukalapak Dikabarkan Mulai Pertimbangkan IPO, Terus Upayakan Diversifikasi Bisnis

Kabar mengenai unicorn lokal yang berencana melakukan IPO kembali mencuat, kali ini giliran Bukalapak. Menurut sumber Bloomberg, mereka sudah mulai menjajaki potensi go-public di BEI (dengan sebagian kecil saham), lalu akan dilanjutkan melantai di bursa Amerika Serikat lewat mekanisme SPAC. Perusahaan dikatakan tengah dalam pembicaraan awal dengan beberapa perusahaan cek kosong dan sudah mulai menjalin kerja sama dengan investment bank untuk mengeksplorasi.

Lewat SPAC, diperkirakan valuasi Bukalapak akan terdongkrak menjadi $4-5 miliar dari posisi saat ini sekitar $3,5 miliar. Selain Ant Group, GIC, dan EMTEK Group, Bukalapak didukung sejumlah investor dan korporasi termasuk GIC, Naver Corp, Microsoft, dan Standard Chartered. Di Indonesia sendiri, menurut beberapa temuan riset, Bukalapak berada di posisi ketiga setelah Shopee dan Tokopedia — persaingan di lanskap online marketplace bertensi tinggi dengan dinamika bisnis yang kencang.

Untuk mengonfirmasi rencana tersebut, DailySocial sempat menghubungi Presiden Bukapalak Teddy Oetomo. Namun ia masih enggan memberikan komentar. Sementara perwakilan perusahaan mengatakan, setelah beroperasi selama 11 tahun kini fokusnya adalah membangun bisnis yang berkelanjutan untuk menciptakan dampak jangka panjang kepada UMKM dan masyarakat Indonesia melalui platform online dan online-to-offline yang dapat diandalkan.

Kabar ini mencuat setelah sebelumnya CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam sebuah kesempatan mengatakan, “Kami masih ingin berdikari dan menjalankan Bukalapak sebagai standalone company. IPO adalah salah satu opsi untuk bisa mendapatkan dana dan memang perusahaan teknologi di masa tertentu ingin IPO. Kami terbuka dengan opsi itu dan sekarang sedang siapkan infrastrukturnya.”

Dalam tulisannya, pendiri sekaligus mantan Presiden Bukapak Fajrin Rasyid mengisyaratkan dukungannya bagi startup Indonesia untuk IPO. Satu hal yang ia tekankan, bahwa net benefit bagi negara ini akan lebih baik apabila IPO tersebut dilakukan di dalam negeri, atau setidaknya dual listing di dalam dan di luar negeri.

Upayakan diversifikasi bisnis

Bukalapak masih berusaha terus mengejar profitabilitas dengan mengeksplorasi berbagai sektor di luar bisnis intinya sebagai layanan e-commerce. Misalnya lewat anak usaha yang dinamai Buka Investasi Bersama, mereka hendak mendalami bisnis investasi reksa dana, khususnya menyasar kalangan undeserved. Seperti diketahui, instrumen investasi tersebut kini lambat laun mulai populer seiring peningkatan literasi finansial berbagai kalangan masyarakat.

Dalam sebuah unggahan di LinkedIn, COO Bukalapak Willix Halim mempublikasikan bahwa pihaknya tengah melakukan perekrutan untuk berbagai posisi strategis untuk sebuah unit bisnis baru. Dalam kalimatnya, ia menuliskan kemampuan berbahasa Tagalog (bahasa asli Filipina) akan diprioritaskan. Spekulasi yang beredar, Bukalapak tengah coba mengeksplorasi pasar Filipina dengan sebuah bisnis baru. Terkait ini, kami juga sudah mencoba mengonfirmasi ke pihak Bukalapak, namun mereka memilih tidak berkomentar.

Diversifikasi bisnis menjadi strategi penting bagi Bukalapak. Kaitannya dengan bisnis pendukung e-commerce, program kemitraan warung “Mitra Bukalapak” yang dimiliki mendapati performa cukup kuat – bahkan bisa dikatakan menjadi salah satu yang paling signifikan. Sepanjang tahun 2020, disampaikan Rachmat, pertumbuhan lini ini mencapai 50%. Unit bisnis dengan nama legal “Buka Mitra Indonesia” tersebut juga sudah memiliki CEO sendiri, yakni Howard Gani. Saat ini, Bukalapak telah mengantongi 100 juta pengguna dengan 7 juta Mitra.

Bukalapak menjadi unicorn keempat yang dikabarkan segera melantai di bursa. Sebelumnya Gojek, Tokopedia, dan Traveloka telah terlebih dulu santer diperbincangkan terkait rencananya untuk IPO lewat SPAC. Selain bisnis yang memang sudah berkembang pesat, saat ini dinilai menjadi momentum tepat untuk melakukan aksi korporasi tersebut – ditinjau dari kondisi dan kesiapan pasar.

Application Information Will Show Up Here
Bukalapak introduces BukaMotor, an online motorcyle commerce, partnering with Mobilkamu for vehicle stock information

Bukalapak Launches BukaMotor to Facilitate Online Installment for Motorcycle

Bukalapak expands its service by launching BukaMotor. It’s currently available online in platform although has been introduced offline in Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 last April.

BukaMotor‘s concept is similar to Bukamobil which was first introduced last year. Bukalapak also partners with Mobilkamu for vehicle stock information. Mobilkamu is led by Wilton Halim, sibling of Bukalapak’s COO, Willix Halim.

However, only Bukalapak users located in Jabodetabek are capable to use it for buying their dream motorcycle by installments. Currently, the available brands are Honda and Yamaha.

Aside from the minimum Rp1.5 million down payment, users can choose the installment tenor. There are 1, 2, 3, to 5-year options available or paying with cash.

Bukalapak team will verify all data entered via telephone to confirm the transactions. Installments can be paid through payment options provided by Bukalapak, such as bank transfer, credit card, Kredivo, BCA KlikPay, or others.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Bukalapak menghadirkan BukaMotor, layanana pembelian motor secara online, bermitra dengan Mobilkamu sebagai penyuplai informasi stok kendaraan

Bukalapak Tambah Layanan BukaMotor, Permudah Kredit Motor Secara Online

Bukalapak memperluas layanannya dengan menghadirkan BukaMotor. Layanan ini baru dihadirkan di platform secara online, meski sudah diperkenalkan secara offline saat ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 April lalu.

Konsep yang dihadirkan BukaMotor mirip dengan BukaMobil yang lebih dahulu hadir tahun lalu. Bukalapak juga bermitra dengan Mobilkamu untuk menyuplai informasi stok kendaraan. Mobilkamu dipimpin oleh Wilton Halim, yang juga merupakan adik kandung COO Bukalapak Willix Halim.

Untuk sementara, hanya pengguna Bukalapak yang berlokasi di Jadetabek yang dapat membeli motor impian dengan mencicil. Saat ini sudah tersedia merk motor Honda dan Yamaha.

Selain DP minimal yang harus disediakan, minimal Rp1,5 juta, pengguna bisa memilih tenor cicilan. Tersedia pilihan 1, 2, 3, sampai 5 tahun atau membayar secara tunai.

Tim Bukalapak akan memverifikasi ulang seluruh data yang dimasukkan via telepon untuk mengonfirmasi transaksi. Pembayaran cicilan dapat dilakukan lewat sistem pembayaran yang sudah disediakan Bukalapak, seperti transfer bank, kartu kredit, Kredivo, BCA KlikPay, atau sebagainya.

Application Information Will Show Up Here