Tag Archives: Willy Thomas

Pay’s Gift

Aldmic Hadirkan Platform Voucher Digital, Hasil Konsolidasi dengan COOP Marketing

PT Aldmic Technology Indonesia mengumumkan pendanaan seri A dengan nilai yang tidak disebutkan dari COOP Marketing, pemain sejenis asal Korea Selatan. Dana segar ini akan digunakan untuk memperlebar cakupan model bisnisnya, dengan menjajaki segmen B2C lewat platform Pay’s Gift.

Pendanaan ini sekaligus membawa Coop Marketing menjadi shareholder utama di perusahaan. Menurut pemberitaan Korea IT Times, Coop Marketing sebenarnya sudah mulai menggelontorkan investasinya sejak Maret 2021 lalu. Langkah ini turut menjadi strategi COOP untuk memulai kehadirannya di Indonesia. Kini Aldmic juga menjadi Aldmic COOPN Digital, membaurkan kemampuan yang dimiliki kedua perusahaan untuk memberikan layanan lebih kepada pelanggan di Indonesia.

Aldmic sebelumnya dikenal sebagai pengembang platform agregator loyalty dan merchant. Perusahaan ini didirikan pada 2015 oleh Aldwin Wijaya, Rini Cen, dan Willy Thomas. Sebelumnya fokus mereka membantu brand untuk meningkatkan loyalitas para pelanggannya, salah satu inovasi yang sudah ditelurkan adalah Samsung Gifts Indonesia. Kini Aldmic berupaya untuk menambah fokus bisnis dengan menumbuhkan budaya pemberian hadiah peer-to-peer di Indonesia.

“Sebagai platform mobile gifting pertama di Indonesia, Pay’s Gift bertujuan untuk merevolusi kebiasaan pemberian hadiah di Indonesia dengan cara yang fleksibel, praktis, dan berkelanjutan. Kami ingin menjadikan hadiah digital sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama untuk mengekspresikan apresiasi dan terima kasih satu sama lain. Pembelian voucher di platform Pay’s Gift bisa dilakukan secara instan, dengan lebih dari 70 pilihan brand dari berbagai kategori,” ungkap Co-Founder & CEO Aldmic COOPN Digital Willy Thomas.

Potensi pasar yang besar

Turut disampaikan bahwa langkah Aldmic untuk memasuki lini B2C didasarkan pada tren pasar yang positif. Menurut survei Global Gift Card tahun 2021, pasar pemberian gift card di Indonesia akan tumbuh pesat dari $1.365,7 juta pada tahun 2020 menjadi $2.302,6 juta pada tahun 2025.

Tak hanya itu, karena masyarakat Indonesia kian terbiasa bertransaksi online, permintaan untuk voucher digital pun ikut meningkat. Dibandingkan dengan kategori produk lain yang cenderung mengalami penurunan selama pandemi, pembelian pulsa dan voucher digital di kanal e-commerce justru naik sebesar 4% dari tahun 2019-2020.

Selain tren positif tersebut, Pay’s Gift juga meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi penduduk dan kultur yang sejalan dengan fokus perusahaan. Masyarakat memiliki kebiasaan untuk saling memberikan hadiah, terutama pada momen-momen spesial seperti Tahun Baru, Lebaran, Natal, ulang tahun, dan Imlek. Untuk memasuki kultur tersebut, Pay’s Gift berupaya menciptakan tren baru untuk bisa saling mengirimkan hadiah kepada orang yang dikasihi tanpa perlu bertatap muka langsung.

“Ke depannya, kami berupaya untuk terus mengembangkan jangkauan dan spesialisasi Pay’s Gift dengan menambah jumlah mitra merchant dalam platform. Tidak hanya dari segi jumlah, kami juga ingin bekerja sama dengan lebih banyak brand lokal di setiap kota. Kami juga menjajaki kemungkinan untuk membuka layanan internasional, sehingga pengguna bisa mengirimkan hadiah digital untuk teman/keluarga yang berada di negara lain,” imbuh Willy.

Kokoh Di Indonesia, FlowerAdvisor Siap Rengkuh Penuh Pasar Asia Tenggara

Pertumbuhan bisnis yang signifikan seiring perkembangan industri, mendorong FlowerAdvisor untuk mengamankan posisinya di pasar Asia Tenggara. Tahun ini, pihaknya akan menjajaki kerja sama membentuk joint venture di wilayah regional.

FlowerAdvisor ditukangi oleh Willy Thomas, yang juga telah berbincang mengenai bisnsinya beberapa tahun yang lalu. Mengawali di Indonesia dan Singapura untuk pasar Asia, kini Willy mengakui telah melayani sekitar 110 negara di seluruh dunia.

Bunga jelas menjadi komoditas utama (dari bunga buket, hingga bunga papan), namun sebagai pemanisnya FlowerAdvisor juga menawarkan layanan dan produk lainnya seperti parsel buah, parsel bayi, kue ulang tahun, parsel makanan, juga parsel musiman (Lebaran, Natal, Imlek, dan sebagainya).

Khusus pasar Indonesia, Willy mengklaim sebagai toko bunga online nomor satu (berdasarkan data oleh similar web). Menurutnya banyak toko bunga online di Indonesia yang telah memiliki situs online maupun berpromosi lewat media sosial namun hanya dapat mencakup market lokal saja.

Willy turut membeberkan perilaku konsumen yang terpantau, “Waktu transaksi yang sangat populer menurut kami adalah pada saat jam kerja yaitu pukul 9.00 hingga 18.00, kami juga mempunyai beberapa pelanggan yang sering melakukan pembelian tengah malam atau subuh. Satu lagi yang menurut saya unik adalah kebanyakan pelanggan kami suka melakukan last minute order walaupun kami memberikan diskon apabila mereka melakukan pembelian in advance pada saat peak season.”

Potensi layanan e-commerce bunga

Indonesia mempunyai market dan potensi yang sangat besar, Sejak FlowerAdvisor fokus pada market Indonesia pada tahun 2010, pertumbuhannya sangat signifikan tiap tahun. Pendapat ini ditopang oleh pertumbuhan e-commerce di Indonesia dan serta kegiatan promosi yang FlowerAdvisor lakukan. Sementara untuk market Asia Tenggara sendiri. Pihaknya mengalami pertumbuhan secara organik karena ada kegiatan promosi besar di market tersebut [sebelumnya],” papar Willy pada tim kami.

“Tahun ini merupakan tahun yang penting untuk kami. Pada tahun sebelumnya kami tidak melakukan begitu banyak investasi. Sekarang kami berencana melakukan investasi untuk memperkuat tim manajemen beserta memperkuat produk dan teknologi agar dapat memberikan yang terbaik untuk pelanggan kami dan siap untuk bersaing untuk pasar Asia Tenggara [dengan lebih serius lagi],” tambahnya.

Untuk transaksinya, FlowerAdvisor mengimplementasi berbagai payment gateway demi kemudahan para pelanggan mereka. Yang terbaru, toko bunga online ini menggandeng Dimo sebagai alternatif pembayarannya, mengingat 40% dari total transaksinya berasal dari Indonesia.

“Dimo merupakan salah satu penyedia metode pembayaran yang sangat inovatif, makin ke depan kami melihat teknologi pembayaran akan berkembang sangat pesat di mana dapat memberikan kemudahan berserta dengan keamanan terhadap pelanggan. Seperti yang teman-teman Dimo ungkapkan bahwa mereka memiliki teknologi retina scanner yang mewajibkan pengguna memindai bola matanya untuk melakukan pembayaran,” tandas Willy.

Interview: Success Story of Indonesian-made Flower and Gift Online Delivery Service FlowerAdvisor

There’s not many Indonesian-made e-commerce industry that be able to stretch its market beyond local market and FlowerAdvisor is one of them. Founded in Singapore in 2007, FlowerAdvisor is able to send fresh flowers and gifts in more than 100 countries and bring quite amount of revenues every year (now reach more than US$ 1 million), with most operations now are performed in Jakarta. We’ve been spoken to FlowerAdvisor’s Willy Thomas about this phenomenon and he’s keen to share the success story with us. Here’s the our interview:

Continue reading Interview: Success Story of Indonesian-made Flower and Gift Online Delivery Service FlowerAdvisor