Tag Archives: wir group

Lewat Nusameta, WIR Group pada dasarnya ingin membuat kembaran versi digital dari negara Indonesia

Mengenal Nusameta, Platform Metaverse yang Akan Jadi Kembaran Digital Indonesia

Setelah sibuk membangun hype selama beberapa bulan, WIR Group akhirnya resmi memperkenalkan platform metaverse-nya pada 31 Agustus lalu. Menggunakan nama Nusameta, platform metaverse ini dijadwalkan meluncur tahun depan dengan sejumlah use case yang menarik.

Untuk mengenal Nusameta lebih dekat lagi, saya pun berkesempatan berbicara dengan Joshua Budiman selaku Head of Meta Space di Nusameta. Obrolan kami mencakup banyak topik, dan di artikel ini saya akan merangkum poin-poin paling menarik seputar metaverse dalam pembicaraan kami.

Apa yang membuat Nusameta berbeda?

Menurut Joshua, kebanyakan platform metaverse yang sedang dibangun saat ini mengambil pendekatan “imaginary virtual world“, yang berarti semua yang dijumpai di metaverse sifatnya baru dan tidak langsung berkaitan dengan dunia nyata. Nusameta berbeda karena pendekatan yang diambil adalah digitalisasi dunia nyata.

Basically Nusameta nanti akan menjadi digital twin dari Indonesia,” ucap Joshua seraya menyederhanakan penjelasannya. Buat yang kurang familier dengan istilahnya, digital twin bisa kita artikan sebagai representasi visual yang sangat akurat dari suatu aset fisik, yang diperbarui secara konstan menggunakan data-data yang ada di lapangan. Dalam konteks Nusameta, digital twin dapat dipahami sebagai representasi visual yang terinspirasi dan menyerupai dunia nyata, contohnya dari segi aset yang mirip dengan dunia nyata, hingga wilayah pembagian daerah di dunia nyata.

Ya, lewat Nusameta, WIR Group pada dasarnya ingin membuat kembaran versi digital dari negara Indonesia. Itulah mengapa prosesnya bakal memakan waktu yang cukup lama, kira-kira sampai lima tahun sebelum ekosistemnya bisa berdiri secara menyeluruh kalau kata Stephen Ng, CEO Nusameta, dalam penjelasannya di acara Nexticorn International Summit bulan Agustus lalu.

Melihat skala proyeknya, wajar kalau pengerjaan Nusameta dilangsungkan secara bertahap. Joshua menjelaskan bahwa di awal nanti yang akan hadir lebih dulu adalah area-area seperti Jakarta, Jawa Barat, Makassar, dan Bali, dan masing-masing kota akan dibuat semirip mungkin dengan aslinya, sampai ke jalanan-jalanannya.

Sebagai contoh, versi Nusameta dari Jalan Legian di Bali nantinya juga akan dipenuhi dengan hotel, agen pariwisata, dan usaha-usaha lainnya. Pengguna pun juga bisa melakukan reservasi hotel atau perjalanan lewat Nusameta. Interaksi semacam ini, dalam kamus WIR Group, dikenal dengan istilah O2O alias online-to-offline (atau sebaliknya).

Di samping pemilik usaha swasta, WIR Group tidak lupa mengajak pihak pemerintah untuk membangun use case di Nusameta. Menurut Joshua, sejauh ini sudah ada tiga pemerintah daerah yang meneken MoU dengan WIR Group — Jakarta, Jawa Barat, Makassar — dan mereka berharap ke depannya Nusameta juga dapat menghadirkan beragam layanan publik dari masing-masing daerah.

Secara garis besar, tujuan yang hendak Nusameta capai adalah mewujudkan experience di dunia nyata lewat metaverse. Namun ketimbang membedakan diri dari metaverse lain, Nusameta justru ingin yang lain juga ikut memberikan use case yang menarik. Fokus WIR Group saat ini adalah memberikan contoh use case yang baik lewat Nusameta.

Ke depannya, setelah selesai dengan Nusameta, WIR Group masih akan mengerjakan proyek metaverse lain. Spesifiknya, kalau menurut penjelasan Joshua, sudah ada 22 negara di kawasan Mediterania yang menunggu untuk dibuatkan digital twin atau metaverse-nya oleh WIR Group.

Membangun metaverse yang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia

Dengan klien negara sebanyak itu, wajib hukumnya bagi WIR Group untuk memahami kebiasaan masyarakat di setiap negara sebelum mulai membangun. Dalam konteks Nusameta dan Indonesia, Joshua mengaku WIR Group sudah lebih dulu melakukan banyak riset dan menemukan bahwa game adalah pendekatan yang paling mudah. Hal ini berarti aspek game harus terasa kental di Nusameta.

Selain aspek game, WIR Group tidak melupakan aspek komunitas dalam membangun Nusameta. Mereka bahkan sudah berhasil menggandeng beberapa komunitas untuk masuk ke Nusameta, seperti salah satu contohnya komunitas pencinta olahraga lari.

“WIR Group mengambil pendekatan yang mindful dan thoughtful dengan kebutuhan orang Indonesia. Dari awal pun sudah kami pikirkan use case-nya, jadi Nusameta ini bukan sebatas versi digital dari Nusantara saja, tetapi yang benar-benar bisa terintegrasi dengan dunia nyata,” jelas Joshua.

Contoh terbaik pemahaman WIR Group akan kebutuhan pasar Indonesia adalah rencana mereka mengimplementasikan mesin Digital Avatar (DAV). Joshua menjelaskan bahwa perusahaannya melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang terbiasa mengunjungi Alfamart untuk berbagai keperluan di samping sekadar berbelanja, dan dari situlah mereka punya rencana untuk menyebar ribuan mesin DAV ini di gerai-gerai Alfamart.

Berkat keberadaan mesin DAV, harapannya adalah masyarakat tanah air bisa lebih dimudahkan dalam mengakses Nusameta. Jadi untuk menciptakan avatar di Nusameta, konsumen akan punya beberapa opsi, salah satunya adalah dengan berkunjung ke gerai Alfamart terdekat dan menggunakan mesin DAV untuk memindai wajahnya, yang kemudian akan diterjemahkan menjadi avatar di metaverse.

Baca selengkapnya di Hybrid.co.id: Mengenal Nusameta, Platform Metaverse yang Akan Jadi Kembaran Digital Indonesia

Nusameta Metaverse WIR Group

WIR Group Memperkenalkan Metaverse “Nusameta”

Perusahaan teknologi PT WIR Asia Tbk (IDX: WIRG) resmi memperkenalkan Metaverse dengan nama Nusameta pada sesi keynote di gelaran Nexticorn (NXC) International Summit 2022, Rabu (31/8).

Sebelumnya, Nusameta menggunakan nama Metaverse Indonesia. Ekosistem produk dan layanan di dunia Nusameta akan diperkenalkan secara bertahap.

Untuk tahap awal, WIR Group akan memperkenalkan avatar app yang memungkinkan interaksi manusia dengan avatar melalui perangkat mobile. Ke depannya, pihaknya akan menyiapkan use case lain untuk mengisi dunia virtual Nusameta melalui multichannel, seperti perangkat Virtual Reality (VR).

“Purwarupa Nusameta ditampilkan di ajang G20, tetapi kami targetkan bisa [fully commercial] di tahun depan,” ungkap Chief Metaverse Officer WIR Group Stephen Ng WIR Group saat berbincang dengan media.

SDM, konten, dan monetisasi

Stephen mengungkap bahwa Metaverse merupakan proyek yang sangat kompleks, padat investasi, dan butuh pengembangan jangka panjang. Selain itu, Metaverse juga melibatkan banyak sumber daya manusia (SDM) dan teknologi lain. Ia mencontohkan Korea Selatan membutuhkan lima tahun dan SDM sebanyak 40.000 orang untuk menggarap proyek Metaverse.

“Maka itu, kami mencoba strategi lain, yakni membangun platform ekosistem sebagai creator tool di mana kreator bisa berkarya di dalamnya. Kalau mengandalkan in-house sepenuhnya, tidak akan selesai. Nah platform ini sedang dalam proses, tahun depan meluncur,” jelasnya.

Adapun, WIR Group akan memimpin pengembangan konten, tetapi ada juga pengembangan yang diserahkan ke kreator pihak ketiga melalui proses seleksi. Selain itu, WIR Group akan menggandeng komunitas hingga perguruan tinggi untuk terlibat dalam pengembangan konten untuk memperkaya nilai Nusameta.

“Ada tantangan pada creative outlook, makanya kami kerja sama dengan beberapa kampus dari pemangku kepentingan yang terlibat. Metaverse ini proyek marathon dan bidang teknologinya sangat banyak. Untuk mencari orang yang punya kemampuan di Blockchain saja sulit,” ujarnya.

Stephen enggan menyebut belanja modal (capex) untuk menggarap Nusameta mengingat ini adalah investasi jangka panjang, tetapi setidaknya investasi disiapkan untuk lima tahun ke depan. Ia menambahkan, dampak investasi terhadap kinerja keuangan diperkirakan bergantung pada seberapa cepat teknologi baru akan muncul.

Ada beberapa model monetisasi yang dipertimbangkan, seperti advertising, sponsorship, termasuk trading digital aset. “Soal wacana jual ruang di Metaverse, kami berhati-hati soal ini. Regulasi apa yang available. Misalnya soal penjualan tanah, nah kami tidak menyentuh itu. Kami perusahaan terbuka sehingga harus hati-hati dan bertanggung jawab ke pemegang saham. Kami tidak ingin Metaverse menjadi wadah spekulatif.” Tutupnya.

Web3 di Indonesia

Eksplorasi Potensi, Pasar, dan Manfaat Teknologi Web3 di Indonesia

Gelaran Nexticorn International Summit (NXC) 2022 akan segera berlangsung dalam waktu dekat di Nusa Dua, Bali. Masih berkenaan dengan Web3 sebagai tema besarnya, Chairman Nexticorn Rudiantara, Co-founder dan CTO WIR Group Senja Lazuardy, dan Head of Blockchain Solutions Metaverse Indonesia Aldi Raharja berdiskusi tentang potensi, manfaat, dan eksplorasi use case. 

Web3 dikatakan dapat memberikan peluang untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Selengkapnya, berikut rangkuman sesi webinar Nexticorn International Summit 2022 bertajuk “The Rise of Web3 Startups and Initiatives”.

Potensi baru

Co-founder & CTO WIR Group Senja Lazuardy meyakini Web3 akan menjadi game changer yang akan mengubah cara manusia mengakses sebuah informasi. Sejalan dengan perkembangan teknologi imersif, seperti Metaverse. Dengan AR/VR, manusia juga dapat berkomunikasi dengan cara interaktif dan personalisasi diri dalam bentuk avatar di masa depan.

Web3 memiliki konsep terdesentralisasi, data dapat terdistribusi secara luas, tetapi tercatat dan terstruktur. “Kalau tidak mencoba [mengeksplorasi Web3], kita tidak akan bisa menilai apakah ini bermanfaat atau tidak. Teknologi itu dibuat untuk mempermudah kehidupan atau aktivitas sehari-hari,” ujarnya. 

Sementara menurut Head of Blockchain Solutions Metaverse Indonesia Aldi Raharja, ada beberapa potensi baru yang muncul dengan implementasi Web3. Ia mencontohkan, profesi arsitektur bisa saja tidak berlaku di dunia nyata, tetapi dapat diterapkan secara estetika keilmuan di Metaverse.

Selain itu, memang banyak prediksi sejumlah jenis pekerjaan akan hilang di masa depan seiring berkembangnya teknologi. Namun, teknologi-teknologi baru di era Web3 justru dapat memunculkan jenis pekerjaan baru.

“Jika bicara kemunculan internet cepat pertama kali, adopsi masal pasti akan mengalami resistansi. Itu selalu terjadi. Saya yakin kesiapan kita mengadopsi teknologi baru akan lebih cepat dengan perkembangan informasi saat ini,” ujarnya.

Saat ini, pelaku industri tengah mengeksplorasi use case yang tepat bagi pasar Indonesia. Tentu ini menjadi tantangan signifikan bagi pelaku industri mengingat belum banyak yang memahami fundamental Web3. Namun, saat ini use case paling besar dan dapat dimonetisasi dengan cepat di ranah Web3 adalah game.

Ownership menjadi kata kunci pada Web3 sehingga memungkinkan pengguna untuk memiliki, tidak hanya membaca sekadar informasi. Salah satunya melalui Blockchain. Teknologi ini juga memungkinkan transaksi dari orang ke orang karena tidak ada perantara,” ujarnya.

Blockchain juga mengurangi risiko kehilangan data karena konsepnya terdesentralisasi. Ada banyak use case yang dikembangkan di sejumlah sektor industri, seperti finance, insurance, hingga healthcare.

Mencetak startup Web3

Chairman Nexticorn Rudiantara menilai tren Web3 yang tengah berkembang saat ini menjadi momentum untuk mempersiapkan diri. Di samping itu, saat ini belum banyak perusahaan di Indonesia yang sudah melantai di bursa saham dan bergerak pada pengembangan teknologi imersif.

Melalui ajang Nexticorn, pihaknya berharap dapat menghubungkan startup berkualitas dengan para investor sehingga dapat mendorong valuasi dan mencetak generasi perusahaan Web3 selanjutnya.

“Kami selalu berkomunikasi dengan Venture Capital (VC) dan mereka menunjukkan minatnya terhadap Web3. Dengan Nexticorn ini, cita-cita kami adalah dapat memiliki 25 startup unicorn, salah satunya berbasis Web3 pada 2025. Kita butuh perusahaan seperti WIR karena pasar Indonesia masih sangat luas,” ungkapnya.

Di samping itu, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraannya beberapa waktu lalu Indonesia perlu mencetak startup-startup unicorn baru untuk memastikan agar UMKM dapat menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi digital.

“Kita harus segera bersiap, apalagi Indonesia akan mengalami puncak demografi di 2032. Dalam sepuluh tahun ke depan, baik pelaku industri maupun pemerintah harus bergerak cepat. Jangan pernah meremehkan ekonomi digital yang memanfaatkan ICT, karena pertumbuhannya eksponensial, bukan linier,” ujarnya.

Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2021 mencapai $70 miliar dan termasuk tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Nilai ini diproyeksi menembus angka $146 miliar pada 2025.

Metaverse Indonesia

Memvisualisasikan Metaverse di Masa Depan

Bertemakan “Decentralizing The Future of Internet” teknologi web3 menjadi topik utama di gelaran acara Nexticorn International Summit (NXC) pada tahun ini. WIR Group, perusahaan yang fokus mengembangkan teknologi web3, memaparkan beberapa informasi menarik dari A sampai Z yang patut disimak.

Sebagai informasi, NXC akan kembali diselenggarakan di Bali pada tanggal 31 Agustus s/d 2 September 2022 mendatang. Kegiatan kali ini akan lebih fokus memberikan sosialisasi dan edukasi terkait web3 yang digadang-gadang menjadi masa depan industri teknologi internet.

Dalam rangkaian webinar menyambut NXC yang dihadirkan kali ini mengangkat tema “Metaverse: A Vision to the Future”, menghadirkan Stephen Ng selaku Chief Metaverse Officer WIR Group sekaligus CEO Metaverse Indonesia. Ia membahas seperti apa visual dunia nyata dengan metaverse ketika keduanya menjadi the new normal di masa depan.

Game “Second Life” jadi kenyataan

Stephen mengambil pendekatan dari game agar lebih mudah memvisualisasikan seperti apa bentuk metaverse. Second Life adalah game yang paling sering dikorelasikan dengan metaverse. Permainan digital yang dirilis pada 2003 oleh Linden Lab ini pada dasarnya adalah contoh metaverse dengan otoritas terpusat.

Meski game ini tidak dimaksudkan untuk mengubah kehidupan nyata, namun permainan ini menunjukkan banyak konsep yang ada dalam ide Meta untuk metaverse, antara lain membangun komunitas abadi yang terdiri dari jutaan orang yang hidup bersama di ruang virtual.

Second Life dilaporkan memiliki jutaan pengguna aktif di dunia virtual buatan sendiri lengkap dengan penjualan properti, pasar barang virtual, dan ekonomi yang berfungsi yang dilaporkan sendiri bernilai sekitar $500 juta dalam PDB sekitar 2007, menurut Time.

Beberapa pengguna Second Life mencoba mencari nafkah, yang lain mengekspresikan alter-ego, dalam beberapa kasus mereka mengadakan pernikahan virtual, membangun rumah impian, dan mengikuti gelar dengan menjalani kehidupan kedua.

“Second Life itu fulfills many roles dari posisi metaverse pada saat ini, tapi pada tahun tersebut belum ada web3. Dalam game tersebut ada perekonomian virtual yang belum bisa dibuktikan dengan menggunakan teknologi pada saat itu, tapi sudah ada virtual economy, virtual currency, dan sebagainya,” kata Stephen.

Pada dasarnya, game adalah pintu terbaik dalam memperkenalkan teknologi baru kepada masyarakat karena minim barrier. Korelasi inilah yang akhirnya membuat lahirnya konsep play-to-earn (P2E), yang memungkinkan platform memberi kesempatan kepada pemain untuk memperoleh segala bentuk aset dan item dalam game yang dapat ditransfer ke dunia nyata menjadi uang maupun alat tukar bernilai lainnya. Dalam dunia NFT, game P2E dikenal dengan istilah GameFi, gabungan antara gaming dan decentralized finance (DeFi).

“Istilah play and earn ini lambat laun akan mengubah behaviour orang di metaverse, sebab metaverse itu memungkinkan kita bisa mengekspresikan diri dengan cara baru yang menyenangkan, dalam bentuk avatars.”

Stephen menjelaskan, seperti kebanyakan teknologi baru lainnya yang diperkenalkan, generasi muda pada hal ini akan kembali menjadi early adopter karena keterikatan mereka yang erat dengan teknologi. “The rest will follow,” sambungnya.

Kondisi tersebut selaras dengan semakin banyaknya brand yang mulai memikirkan cara baru dalam mengakuisisi generasi muda tersebut sebagai pengguna mereka. Metaverse dapat menjadi channel baru. Pasalnya, metaverse menawarkan pengalaman yang lebih immersive kepada audiens. Di satu sisi, pengguna akan tetap terlindungi karya-karyanya berkat blockchain, memungkinkan mereka bisa tetap mendapat royalti di luar pendapatan dari iklan.

“Tiktok awalnya booming saat awal pandemi, orang-orang tiba-tiba jadi kreator. Bayangkan dengan metaverse, mereka tetap bisa jadi kreator tapi bisa kasih experience yang immersive kepada audiensnya. Metaverse Indonesia itu diciptakan untuk jadi platform untuk para kreator ini, makanya kami yakin metaverse itu akan di-driven oleh para kreator.”

Pemanfaatan luas

Bagi brand, masuk ke metaverse bukan semata-mata jadi kanal pemasaran baru. Tapi harus diperhatikan apa teknologi yang relevan bagi mereka, sebab relevansi itu adalah kunci karena bisa menciptakan keuntungan buat bisnis. Stephen menyampaikan, ada tiga hal yang harus dipertimbangkan bagi brand sebelum masuk ke metaverse.

Yakni, engagement-nya mau seperti apa, aktivitasnya mau seperti apa, dan seperti apa positioning-nya sebab mereka akan berkompetisi dengan brand lain. “Silakan mulai bersiap-siap [brand] karena dari sekarang kreativitasnya harus didesain ulang karena harus immersive. Juga dalam metaverse harus pikirkan cara monetisasi yang termudah untuk para user.”

Berkat potensi yang ditawarkan dari metaverse dan digabungkan dengan jumlah generasi muda di Indonesia, menimbulkan mulai dibutuhkannya talenta-talenta baru. Stephen bilang, mata pencarian yang bakal dibutuhkan di metaverse misalnya adalah urban planning (perencanaan kota) karena diperlukan pemetaan lingkungan yang mirip dengan realita.

Pemanfaatan metaverse tidak hanya untuk bermain game saja, tapi juga untuk fungsi edukasi. Salah satu contoh yang sedang dilakukan di global adalah membawa situs sejarah Machu Piccu ke dalam metaverse, sehingga semua orang di dunia dapat merasakan bagaimana sejarah Machu Piccu di mana pun mereka berada tanpa harus mendatangi lokasi.

“Bahkan kita juga bisa buat bagaimana sejarah Indonesia terjadi, bagaimana Presiden Soekarno membacakan teks naskah proklamasi dan melihat suku-suku di Indonesia. Metaverse itu membuka banyak kesempatan buat edukasi, juga diversity tanpa merusak hutannya. Belajar sejarah jadi lebih seru.”

Di samping gemerlapnya potensi yang bakal ditawarkan metaverse, Stephen juga menekankan bagaimana edukasi terhadap dampak negatifnya. Salah satunya adalah dampak disonansi antara kehidupan nyata dengan metaverse yang berdampak pada kesehatan mental.

“Kuncinya ada pada diri kita sendiri bagaimana memosisikan kita terhadap teknologi, bagaimana kita membuat privasi karena kehidupan sudah tercampur antara metaverse dengan reality. Itu yang semestinya mulai diajarkan di level-level sekolah,” pungkasnya.

Sesi diskusi webinar NXC International Summit 2022 bersama Head of Meta Space WIR Group Joshua Budiman

Menyimak Penerapan Teknologi Metaverse untuk Bisnis

Mengusung tema “Decentralizing The Future of Internet”, teknologi web3  menjadi topik utama di gelaran acara Nexticorn tahun ini. Sebagai salah satu perusahaan yang fokus mengembangkan teknologi web3, WIR Group, kelompok usaha dengan basis teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) ini memaparkan beberapa informasi menarik tentang peluang penerapan teknologi web3 saat ini.

Acara webinar yang menghadirkan Head of Meta Space WIR Group Joshua Budiman membahas tuntas apa itu metaverse, potensinya untuk bisnis dan gaya hidup yang kemudian bakal menjadi the new normal di masa depan.

Konsep desentralisasi web3

Berbeda dengan teknologi sebelumnya, yaitu web1 dan web2, web3 memiliki sifat yang lebih terbuka dan independen. Semua pengguna bisa menjadi kreator dengan mengedepankan konsep user generator. Untuk privasi dan kepemilikan pun lebih jelas.

Web3 mewakili internet 3D yang terbuka dan imersif. Dibangun di atas blockchain, ditambah dengan produk terdesentralisasi dan NFT, mengantarkan era baru tentang bagaimana kita semua terhubung, berinteraksi, bekerja, dan bermain dalam ekosistem yang serba transparan dan terbuka.

“Sifatnya yang terdesentralisasi membuat teknologi web2 kemudian bisa di-upgrade ke web3. Kegiatan seperti browsing dan lainnya bisa dilakukan secara bebas dalam teknologi web3,” kata Joshua.

Keuntungan lain yang juga ditawarkan oleh web3 adalah jaminan kemanan data dan privasi setiap pengguna. Tidak hanya membuat konten sendiri, setiap pengguna juga bisa memiliki ownership akan karya yang mereka di atas teknologi blockchain. Data yang kemudian berupa token tersebut lebih personal dan privasi sifatnya.

Penerapan metaverse

Dalam wawancara terpisah dengan Co-Founder & Managing Director Shinta VR Andes Rizky terungkap, pembeda yang paling mencolok antara metaverse dengan dunia online saat ini adalah keterlibatan sisi emosional. Sebab, segala tingkah laku dan perilaku emosional seseorang di metaverse bisa dikatakan hampir mendekati perilaku seseorang di dunia nyata.

“Sebagai universe yang satu kesatuan, semua kegiatan yang sulit dilakukan di dunia nyata bisa dilakukan di metaverse. Oleh karenanya, banyak banget kegunaan metaverse, tergantung bagaimana kita mau pakainya bagaimana sebab semua orang itu jadi target pengguna metaverse.”

Secara khusus metaverse adalah realitas digital yang menggabungkan aspek media sosial, game online, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan cryptocurrency untuk memungkinkan pengguna berinteraksi secara virtual.  Joshua mencontohkan apa yang sudah ditampilkan dalam film hollywood seperti Free Guy dan Ready Player One kemudian bisa menjadi acuan seperti apa itu metaverse, dan cara yang tepat untuk bisa mengakses metaverse.

“Metaverse sendiri pada dasarnya adalah dunia maya di mana semua orang bisa melakukan berbagai aktivitas seperti di dunia nyata, namun bertempat di dunia maya,” kata Joshua.

Meskipun saat ini masih belum banyak masyarakat umum yang cukup familiar dengan web3 dan teknologi turunannya, namun Joshua menegaskan serupa dengan internet saat kehadirannya dulu, disusul dengan media sosial dan lainnya, dalam beberapa tahun ke depan web3 akan menjadi the new normal untuk semua orang.

WIR Group sendiri saat ini berencana untuk menampilkan prototipe metaverse Indonesia pada November 2022 mendatang, bertepatan dengan acara G20 2022. Dengan visi untuk menciptakan ‘dunia metaverse yang dapat ditinggali untuk semua orang’, WIR Group berkomitmen untuk memperkaya pengalaman hidup bagi individu, perusahaan, dan masyarakat melalui solusi realitas digital yang mencakup Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI).

NextICorn International Summit (atau NXC) akan kembali diselenggarakan di Bali pada tanggal 31 Agustus – 2 September 2022. Kegiatan kali ini akan lebih fokus memberikan sosialisasi dan edukasi terkait web3 (web 3.0) yang digadang-gadang menjadi masa depan industri teknologi.

NXC International Summit 2022 Bawakan Tema Web3 | Pixabay

Ajang Konferensi Akbar NXC International Summit 2022 Digelar WIR Group dan Nexticorn Foundation di Nusa Dua Bali

Topik seputar Web 3 masih terus menjadi perbincangan hangat bagi para pegiat teknologi. Sehubungan dengan itu, WIR Group, Perusahaan pelopor teknologi Metaverse Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Nexticorn (Nexticorn Foundation)  menggelar konferensi Web 3 akbar skala dunia dengan tajuk “NXC International Summit 2022”. Perhelatan konferensi dan juga expo ini akan hadir di Hotel Merusaka, Nusa Dua, Bali di tanggal 31 Agustus 2022.

NXC International Summit 2022 merupakan acara yang diusung sebagai bagian dari program 3 hari dengan mengundang banyak praktisi di bidang Web 3 baik dari dalam maupun luar negeri. Industri Web 3 –sebagai payung dari istilah mutakhir seperti Crypto, Blockchain, NFT, Metaverse dan teknologi baru lainnya– rasanya terus-menerus menjadi topik diskusi yang hangat bersirkulasi. Selain karena menarik, potensi adaptasi Web 3 untuk terus berkembang nampaknya masih sangat besar. 

Konferensi bergengsi ini menghadirkan puluhan pembicara yang aktif memberikan perhatiannya pada industri Web 3 yakni Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia), Jerry Sambuaga (Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia), serta Rudiantara (pendiri Yayasan Nexticorn).

Tidak ketinggalan berbagai inovator dalam industri Web 3 yakni Tatsuya Kohrogi (Digital Assets Entertainment), Gwendolyn Regina (Investment Director Binance), Katleen Evers (Head of The Game Maker Fund Sandbox dan Key Account Manager 4EversGames), Marcus Howard (E-sport Advisor GameCredits), Myrtle Anne (Founder and CEO BlockTide), Alexis Pappas (Blockchain Consortium), Tamar Menteshashvili (Ecosystem Growth Director SOLANA), dan Rio Inaba (COO Cardano) juga akan hadir membagikan khazanah pengetahuan dan pengalaman mereka.

Daniel Surya, pendiri dan Executive Chairman dari WIR Group, memaparkan (05/07), “kami berharap hubungan yang terjalin melalui acara ini dapat memberikan dampak yang positif dalam bidang bisnis konvensional. Kesempatan yang kami berikan untuk memperluas bisnis melalui Metaverse, memungkinkan investor dan professionals untuk berkolaborasi dan bersama-sama mengembangkan ide.”

Rudiantara, Founder Nexticorn Foundation, berterima kasih atas kerja sama dan dukungan WIR Group sebagai mitra strategis dalam ajang NXC International Summit 2022, “Kami sangat berterima kasih kepada WIR Group karena sudah menyediakan wadah untuk mendukung perkembangan ekosistem teknologi di Indonesia. Melalui acara NXC International Summit ini saya yakin tidak hanya melahirkan afiliasi antara investor dan profesional di bidangnya, tetapi juga melahirkan ide-ide baru yang dapat memberikan gambaran seperti apa bisnis yang dikembangkan melalui Metaverse.”

Apabila Anda tertarik untuk mendaftarkan diri pada konferensi akbar ini, segera daftarkan diri Anda pada tautan berikut ini.

Nexticorn Foundation, Lembaga pegiat Tech Startup

Yayasan Nexticorn merupakan suatu lembaga yang ditujukan untuk menghubungkan berbagai startup terbaik Indonesia dengan investor serta ekosistem pegiat tech terkemuka. Dibesut oleh Rudiantara selaku Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (2014-2019), Nexticorn telah banyak menunjukkan pencapaian cemerlang.

Pada Nexticorn Summit 2018, Nexticorn Foundation telah mengundang total 100 startup yang beberapa di antaranya sekarang telah tercatat sebagai startup berpredikat unicorn yakni Tokopedia, Gojek, Traveloka, serta Bukalapak. Tidak hanya itu, konferensi akbar ini juga menghadirkan 125 Venture Capital (VC) yang telah membawakan lebih dari 2000 pertemuan.

Di tahun 2019, Nexticorn Summit 2019 juga tidak kalah membawa prestasi gemilang. Terdapat 99 startup yang berpartisipasi untuk unjuk gigi bersama dengan hadirnya 92 investor yang telah menyelesaikan 700 lebih pertemuan.

WIR Group, Pelopor Metaverse Indonesia

WIR Group merupakan salah satu perusahaan penggiat dan pelopor teknologi Metaverse serta Augmented Reality (AR) di Asia Tenggara. Komitmen WIR Group dalam produk berbasis Metaverse membuat WIR Group melebarkan sayapnya pada puluhan industri mancanegara dan telah mendapatkan 5 paten global yang teregistrasi pada Patent Cooperation Treaty (PCT).

Walaupun produk metaverse banyak bertumbuh pesat pada pasar mancanegara, WIR Group tidak lupa untuk menjunjung unsur kearifan lokal Tanah Air dalam produknya yang banyak  mengkombinasikan  teknologi imersif seperti Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI). Prestasi WIR Group dalam teknologi Web sudah tidak dapat diragukan, rencananya prototipe dari produk metaverse milik WIR Group akan dipertunjukkan pada ajang Presidensi G20 bulan November 2022 nanti.

Visi yang diusung oleh WIR Group adalah untuk menyediakan dunia Metaverse yang dapat dinikmati semua orang (A liveable world of metaverse for everyone) dalam menyongsong era Web 3.  WIR Group, atas dedikasinya dalam mengembangkan teknologi metaverse di Indonesia, baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai The Best IPO 2022 dalam Majalah Investor dengan aksi korporasi Membangun “Metaverse For Mediterranean Countries” untuk negara-negara di Mediterania.

Pencapaian WIR Group tentunya tidak sampai di situ saja, pengakuan Internasional yang diperoleh WIR Group di antaranya yaitu AR Best Campaign at the Augmented World Expo 7th Annual Auggie Awards 2015 dan 2016 di Silicon Valley, Excellent Communications Design Apps pada German Design Award 2020, Innovation 40 dari The New Economy London di London Stock Exchange, serta Metaverse Tech Companies to Watch in 2022 versi Forbes.

Pelayanan WIR Group pun telah diakui oleh banyak negara di dunia, dibuktikan dari ribuan proyek yang WIR Group laksanakan pada lebih dari 20 negara. Negara-negara tempat WIR Group melebarkan sayapnya di antaranya adalah Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Nigeria, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Myanmar, dan masih banyak lainnya.

Sumber gambar header: Pixabay

Foto bersama para peserta Web3 Developer Bootcamp 2022 dan pembicara di hari ketiga.

Web3 Developer Bootcamp Tarik Minat Developer Indonesia untuk Terjun ke Ekosistem Web3

Jakarta, 4 Agustus 2022. Web3 diyakini bakal memegang kunci dalam evolusi internet. Dengan visi mewujudkan ekosistem internet yang lebih terbuka, terdesentralisasi, dan aman, banyak raksasa teknologi dunia yang kini menaruh perhatiannya terhadap perkembangan teknologi Web3. Namun, saat hype seputar Web3 kian menguat, ada kesenjangan yang cukup dalam antara kebutuhan bisnis dan ketersediaan talenta yang mumpuni dan berkualitas dalam bidang Web3.

Menurut analisis Venture Capital yang berfokus pada crypto, Electric Capital, komunitas pengembang Web3 masih sangat kecil, dengan hanya ada 18.000 pengembang aktif bekerja pada proyek open source Web3 dan crypto hari ini, dan tumbuh sekitar 75% sejak awal 2021. Data ini juga didukung oleh penelitian dari Hired, job marketplace khusus teknologi yang mengatakan bahwa kandidat Web3 telah meningkat sekitar 67% sejak awal 2021.

Potensi cerah yang diusung oleh teknologi Web3 di masa depan tentu bukan tanpa alasan. Untuk itulah DailySocial.id dan Hybrid.co.id berkomitmen untuk berkontribusi pada perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang teknologi Web3 dengan menyelenggarakan Web3 Developer Bootcamp, sebuah bootcamp yang disiapkan secara khusus bagi profesional di bidang teknologi untuk mempelajari lebih jauh seputar ekosistem Web3 yang terdiri dari teknologi blockchain, crypto, DAO, NFT, serta DeFi.

Web3 Developer Bootcamp diadakan selama 3 hari penuh di Green Office Park 9, yang berada di bilangan BSD Tangerang Selatan. Sebanyak 70 developer Indonesia ikut bergabung dalam bootcamp dengan berbagai latar belakang. Mulai dari tech enthusiast, komunitas, hingga developer profesional, yang hadir dari luar Jakarta, seperti Karawang, Bandung, hingga Jogjakarta. Perhelatan ini diisi oleh materi-materi eksklusif dari para trainer dengan berbagai fokus, mulai dari “The Development Guide to Web3 Stack”, hingga “How to Build Utility Token” yang dipraktikkan langsung oleh para peserta bersama dengan trainer.

Dalam gelaran kali ini, beberapa sosok ahli di dunia Web3 turut berkontribusi dan menyampaikan insight-nya melalui sesi coaching dengan sederetan trainer yang sudah terjun langsung dalam pembangunan ekosistem Web3. Para trainer yang hadir antara lain Muqorrobin Marufi (Founder & CTO Ansvia), Tata Tricipta (Co Founder Exclusor), Muhammad Mustadi (Lead Dev, Reimagined Finance), Reza Anwar (CTO Inamart), Gilang Bhagaskara (CEO Blocksphere) dan Sofian Hadiwijaya (Co Founder Warung Pintar).

Empat keynote speaker juga terlibat dalam kegiatan ini yaitu  On Lee (CEO & CTO, GDP Labs), Antonny Liem (Investment Partner, GDP Ventures), Intan Wibisono (Founder, Art Pop Up & Indonesia NFT Festiverse), dan Yohanes Adhi (CTO DailySocial.id).

Peluang Web3 di Indonesia

Web3 Developer Bootcamp 2022
Web3 Developer Bootcamp 2022

“Kebutuhan akan SDM Web3 di dunia sangatlah tinggi namun sayangnya Developer yang memiliki kualifikasi itu masih sangat sedikit,” menurut CTO Dailysocial.id, Yohanes Adi (27/07/2022).

Yohanes juga menambahkan. “Dengan diselenggarakannya bootcamp Web3 ini diharapkan akan muncul talenta teknologi lokal yang semakin terbuka dengan Web3 dan bisa semakin berkontribusi bagi perkembangan Web3 di tanah air,” tambahnya.

Jeffrey Budiman, Chief Innovation Officer  dan Co-Founder WIR Group mengatakan “Edukasi tentang teknologi web3 adalah langkah strategis dan kebutuhan yang tak terelakkan guna memastikan pengembangan kapasitas sektor bisnis dan industri dalam menghadapi persaingan global. Teknologi web3 ini akan memberi kesempatan bagi penggunanya untuk mendapatkan pengalaman yang lebih immersive dengan penggunaan teknologi seperti AR, VR, dan AI yang terintegrasi dengan beragam teknologi lainnya sehingga bisa berdampak positif baik pada aspek komersial sebuah bisnis maupun loyalitas pelanggan. 

Platform Web3 adalah suatu keniscayaan, sebuah bentuk evolusi ekosistem teknologi yang akan mendorong terciptanya liveable digital world for everyone. Penggunaan teknologi yang tidak hanya canggih namun juga terintegrasi sungguh memungkinkan setiap pengguna untuk berkomunikasi, berinteraksi tanpa batas, dan personal, tutur Jeffrey.

Salah satu peserta Fahmil mengungkapkan antusiasmenya, Developer IT di Merah Cipta Media itu mengatakan, “buat saya yang masih berkutat di web2 jadi lebih mengerti fundamental awal dari web3, selain itu pengetahuan saya juga terbuka dengan manfaat web3 lain seperti storage datafile tidak hanya tentang crypto” ungkapnya. Fahmil yang merasakan manfaat dari event Web3 Developer Bootcamp juga berharap event ini berkelanjutan dengan pelatihan yang lebih jangka panjang. 

Dengan mengikuti event Web3 Developer Bootcamp, yang didukung oleh WIR Group dan Sinar Mas Land, peserta diharapkan semakin dapat meningkatkan skill serta pengetahun teknis para developer, tapi juga terbuka pada masa depan Web3 baik secara industri dan bisnis. 

Sejalan dengan itu VP of Ecosystem Acquisition & Partnership Sinar Mas Land, Yanto Suryawan mengungkapkan komitmennya, “Sinar Mas Land berupaya menjadi wadah bagi semua ekosistem teknologi dan kewirausahaan digital di Indonesia. Kami mendukung dan berharap acara ini bisa meningkatkan ekosistem Blockchain di Indonesia” tutupnya.

WIR Group IPO

Resmi IPO di BEI, WIR Group Perluas Pengembangan Metaverse

WIR Group, kelompok usaha dengan basis teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR). dan Artificial Intelligence (AI), secara resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham “WIRG”.

Melalui Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO), perusahaan melepas 2,33 miliar saham baru atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO serta 233,7 juta saham tambahan karena terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat. Harga saham perdana ditetapkan Rp168 per saham sehingga total dana yang diperoleh mencapai Rp431,9 miliar.

Kepada DailySocial.id, Direktur Utama PT WIR Asia Tbk. Michel Budi Wirjatmo mengungkapkan, cikal bakal perusahaan sudah diinisiasi sejak 2009. Pada awalnya kegiatan usaha tersebut meliputi jasa pengembangan teknologi digital reality, termasuk di dalamnya Augmented Reality (AR), Virtual reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) melalui unit teknologi AR&Co.

Perseroan dan Perusahaan Anak (selanjutnya disebut sebagai “WIR Group”) kemudian menyelesaikan berbagai proyek di bidang edukasi, penerbitan, dan game. Tahun 2015 mereka memperluas kegiatan usahanya untuk memberikan jasa layanan media/iklan, melalui unit teknologi DAV dan perdagangan ritel melalui Mind Stores yang berada.

Dana IPO digunakan untuk penguatan modal

Secara rinci, sekitar 80,59% dana dari IPO akan digunakan oleh perusahaan anak, yaitu PT ARE Teknologi Kreasi (ATK), PT Tiga Akar Mimpi (TAM), dan PT Vatar Media Raya (VMR) untuk belanja modal (7,40%) dan modal kerja (6,72%). Sementara sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau ekspansi melalui kemitraan strategis.

Perseroan juga mengadakan Program Alokasi Saham Pegawai (Employee Stock Allocation), dengan jumlah sebanyak 1,02% dari saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sebanyak 23.771.900 saham.

“Seluruh dana dari IPO dan hasil pelaksanaan waran akan digunakan untuk belanja modal, modal kerja, serta pengembangan usaha Perseroan dan/atau perusahaan anak, khususnya dalam mengembangkan teknologi yang berbasis pada AR, VR, dan AI,” kata Michael.

Tahun ini masih ada sejumlah target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah terus melakukan berbagai inovasi dan kreativitas dalam pengembangan teknologi. “Kami optimis dengan prospek bisnis yang baik mengingat keunggulan-keungulan kompetitif yang dimiliki antara lain posisi sebagai salah satu pengembang teknologi AR terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara,” imbuhnya.

“Selain inovasi, tahun ini kami juga akan lebih fokus dalam pengembangan platform Metaverse Indonesia yang saat ini tengah disiapkan dan akan ditampilkan saat presidensi G20,” kata Michael.

Perluas kolaborasi kembangkan metaverse

Imbas dari pandemi yang berlangsung sejak tahun 2020 telah mendorong masyarakat untuk beradaptasi dalam menggunakan media teknologi untuk melakukan aktivitas. Secara tidak langsung, WIR Group melihat banyak kesempatan yang terbuka dari berbagai sektor untuk mulai memikirkan penggunaan berbagai macam teknologi sebagai solusi alternatif.

Hal ini menjadi dasar bagi perusahaan untuk pengembangan teknologi dan solusi melalui produk IseeAR oleh AR&Co, animasi AR yang dapat langsung digunakan presenter melalui platform video conference menjadi jalan keluar untuk mengkomunikasikan berbagai hal secara lebih interaktif dan efektif untuk menarik respons masyarakat.

Teknologi VR/AR sebenarnya merupakan hal yang baru, namun banyak pelaku industri telah menggunakannya untuk kontribusi yang positif, contohnya untuk mempercepat proses pengembangan produk dengan membantu proses desain, pengujian, dan evaluasi.

“Sebagai contoh, salah satu industri yang terbantu adalah industri otomotif yang menggunakan virtual reality untuk mempersingkat proses desain dan modelling dari rentan waktu mingguan menjadi harian. Dengan kontribusi positif tersebut penggunaan VR/AR juga dapat mengurangi biaya operasional yang signifikan,” kata Michael.

Pertumbuhan teknologi AR/VR saat ini mengalami pertumbuhan yang pesat seiring dengan penetrasi internet di Indonesia juga semakin meningkat. Dengan demikian Indonesia memiliki potensi pasar yang besar untuk pengembangan teknologi realitas digital, banyak aplikasi dari teknologi AR/VR khususnya melalui aplikasi mobile telah mencakup berbagai sektor, termasuk pemasaran dan periklanan, perdagangan, dan gaming.

Demikian pula dukungan pemerintah Indonesia dalam pengembangan platform Metaverse Indonesia akan memberi kontribusi yang signifikan pada perkembangan teknologi AR/VR di Indonesia.

Bulan Maret 2022 lalu, Bank Mandiri menandatangani nota kesepahaman bersama dengan WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan berbasiskan teknologi virtual di dunia metaverse. Selain dengan bank Mandiri kerja sama strategis juga telah dilakukan dengan perusahaan inkubator bisnis PT Lumina Kaya Indonesia (Kaya.id), mengembangkan UMKM Indonesia di dunia metaverse dan pengembangan bisnis Triniti Land dalam platform metaverse yang dikembangkan WIR Group.

Awal bulan ini Universitas Multimedia Nusantara (UMN) juga telah mengumumkan kolaborasi mereka dengan WIR Group, mengembangkan platform teknologi metaverse dan membangun sumber daya manusia di bidang teknologi unggul dan kompetitif.

“Dengan keahlian dan pengalaman WIR Group memberikan solusi bagi klien-klien di dalam maupun di luar negeri, kami optimistis bisa terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia,” kata Michael.

***
Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Bank Mandiri rambah ke Bank Metaverse

Tawarkan Pengalaman Baru, Bank Mandiri Siap Hubungkan Layanan Bank dan Virtual Imersif

Setelah ramai transformasi perbankan ke ranah digital, kini industri perbankan nasional memasuki babak baru dengan mantap merambah dunia realitas virtual, Metaverse.

Eksplorasi ini dilakukan guna memenuhi semua kebutuhan nasabah dan menawarkan pengalaman yang berbeda dari banking konvensional maupun digital pada umumnya. Dengan teknologi AR, VR, dan AI yang ditawarkan, Metaverse digadang mampu mewujudkan interaksi di sektor perbankan pada dunia virtual selayaknya di kehidupan nyata. 

Bank Mandiri siapkan diri untuk ekspansi ke Metaverse

Untuk membangun masa depan dunia perbankan nasional dan mewujudkan visi beyond banking, Bank Mandiri berencana untuk melakukan inovasi dengan memperluas layanan digitalnya ke dalam dunia Metaverse.

Diketahui baru-baru ini (16/3),  bank berpita emas ini sudah mengumumkan rencana ekspansi bisnis ke metaverse dengan menandatangani nota kesepahaman  dengan WIR Group, perusahaan yang berfokus pada teknologi Metaverse seperti Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligent.

Direktur Information Technology PT Bank Mandiri, Tbk (Persero), Timothy Utama, dalam talkshow yang bertajuk “The Future of Immersive Livin’ Experience in Metaverse” menyatakan konsep yang diusung di Metaverse membuka peluang sebesar-besarnya bagi layanan keuangan milik Bank Mandiri, mulai dari simpan-pinjam, transaksi pembayaran, trade, layanan basic banking hingga advance banking, untuk dapat hadir melayani nasabah tanpa dibatasi oleh ruang fisik.

“Konsep Metaverse ini  seperti parallel universe dari dunia nyata, di mana nantinya kita tidak hanya menghadirkan layanan perbankan seperti yang saat ini ada di dunia nyata, but kita juga bisa menghadirkan inovasi-inovasi yang belum ada, beyond banking.”

Pak  Tim, begitu Timothy biasa disapa, menjelaskan, penggarapan ekspansi Bank Mandiri ke Metaverse masih tahap awal dan butuh rencana komprehensif. Selain itu, diharapkan dengan adanya rencana ini, Bank Mandiri dapat ikut membantu mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sesuai dengan visi pemerintah.

“Metaverse ini masih pada tahap early stage, kami pun masih perlu belajar. Namun, kami melihat komunitas di Metaverse ini bisa sangat besar dan apabila kami dapat berkolaborasi dengan mereka, peluang bisnis  dapat tercipta dan akan jadi win-win solution untuk komunitas maupun Bank Mandiri. Inovasi-inovasi berikutnya yang kami rencanakan di Livin’ by Mandiri, saya rasa memiliki potensi juga untuk bisa dikolaborasikan di Metaverse,” jelas Tim.

Kendati demikian, kita bisa melihat model prototipe Metaverse Indonesia yang akan dikembangkan tersebut pada pameran Digital Transformation Expo (DTE) di perhelatan G20 yang akan berlangsung tahun ini di Bali.

Metaverse dan regulasi di belakangnya

Kata “Metaverse” gencar menjadi perbincangan setelah raksasa dunia Facebook, mengumumkan perubahan namanya menjadi “META”. Konsep metaverse yang sudah lama hadir ini sebenarnya banyak ditemukan dalam game. Contohnya game berbasis web, second life yang menawarkan  interaksi virtual menggunakan avatar. 

Tak hanya untuk hiburan, beberapa ahli berpendapat bahwa Metaverse ini juga berpotensi melahirkan banyak peluang ekonomi baru. Apalagi dengan munculnya terobosan dari beberapa raksasa industri perbankan yang mulai menjajaki Metaverse. Para pemain di sektor ini akan ditantang untuk menciptakan pengalaman bertransaksi yang sangat mengesankan di dunia realitas virtual 3D.

Sementara untuk persiapan pengaturan dan pengawasan model bisnis baru ini, OJK sebagai regulator masih mempelajari lebih lanjut mengenai potensi industri keuangan di Metaverse. OJK juga bersedia untuk menyediakan platform sandbox sebagai sarana pengujian inovasi sebelum diluncurkan ke publik. Hal ini dilakukan dengan semangat bahwa OJK perlu mengantisipasi segala kemungkinan yang muncul dari pengembangan dunia Metaverse yang dimanfaatkan oleh perbankan maupun institusi keuangan lainnya.

WIR Group gelar Disrupto 2018, bahas disrupsi yang bersifat inklusif. Merangkul pelaku ekonomi, VC, institusi keuangan, pemerintah, korporasi, dan startup

Pacu Kolaborasi di Era Disruptif dalam Disrupto 2018

Kolaborasi strategis dengan para inovator adalah kunci yang perlu dijalankan agar tetap bertahan di era disruptif. Inisiatif inilah yang ingin dikejar oleh WIR Group dengan menggelar kegiatan “Disrupto: The Movement to Disrupt & Transform The Nation” pada 23-25 November 2018 di Plaza Indonesia.

Kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan dengan topik seputar disrupsi yang inklusif dan merangkul seluruh stakeholder. Ke depannya bakal diadakan di berbagai kota besar lainnya di Indonesia, dalam rangka membantu menggerakkan roda ekonomi melalui inovasi teknologi.

“Kami lebih sepakat bahwa Disrupto ini adalah movement karena datang dari berbagai pihak. Tidak hanya datang dari startup saja, butuh pihak lain untuk saling berkolaborasi karena disruption itu enggak hanya milik generasi milennial saja,” terang CEO dan Co-Founder WIR Group Daniel Surya, Rabu (7/11).

Dalam kegiatan ini, WIR Group menggandeng Maybank Indonesia dan Plaza Indonesia sebagai sponsor. Selain menyelenggarakan showcase technology, juga diramaikan oleh lebih dari 130 pembicara, 200 lebih startups dengan berbagai latar belakang industri, 60 lebih exhibitor dan lebih dari 500 volunter.

Pembicara dari berbagai sektor juga didatangkan untuk memberikan pandangannya mengenai disrupsi, mulai dari level pemerintah, pebisnis, perbankan, venture capital dari dalam dan luar negeri. Beberapa nama tersebut seperti Moeldoko (Staf Kepresidenan Indonesia), Rudiantara (Kemenkominfo), Thomas Lembong (BPKM), Carlos Monreal (Plastic Energy), Taswin Zakaria (Maybank Indonesia), Guillaume Sicard (Renault), dan masih banyak lagi.

Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia Jenny Wiriyanto berharap lewat kegiatan ini dapat memberikan akses berbagi, networking, sehingga tercipta sinergi berskala. Potensi kolaborasi antara startup dan perusahaan dapat memberi dampak ekonomi yang lebih besar, bahkan sampai skala global.

“Kami mendukung di tengah maraknya pertumbuhan ekonomi kreatif dari berbagai bidang. Inovator dapat terus tumbuh secara berkesinambungan memerlukan informasi, edukasi, investasi, serta kolaborasi,” ucap Jenny.

Selama acara berlangsung, ada delapan zona yang akan membahas disrupsi yang telah mentransformasi bisnis di tiap sektor. Misalnya Future Tech Zone akan membahas Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI), Green Tech Zone membahas teknologi hijau yang mulai mengubah kehidupan seperti kendaraan ramah lingkungan.

Berikutnya, ada Startups Zone yang mempertemukan startup dengan investor, The Brand Zone menampilkan merek yang mengikuti perkembangan zaman, The Creative Product Zone menghadirkan produk kreatif yang belum diproduksi masal, dan The Digital Content Zone membicarakan soal konten digital berkualitas. Seluruh zona tersebut ada di lantai 4, 5, dan 6 di Plaza Indonesia, Jakarta.

Disamping itu, Disrupto menyediakan sesi matchmaking untuk membantu peluang kerja sama baru antara startup dengan institusi lokal maupun global.

Plaza Indonesia ubah konsep

Pihak manajemen Plaza Indonesia turut hadir dalam kesempatan yang sama. Astri Abyanti selaku General Manager Plaza Indonesia Extention mengatakan ini adalah pertama kalinya manajemen berpartisipasi dalam kegiatan bertema teknologi digital.

Astri mengaku sebagai peritel gaya hidup, pihaknya juga merasa terdisrupsi dengan perkembangan yang ada sejak beberapa tahun terakhir. Alhasil, mau tak mau memaksa manajemen untuk berbenah dan kini menempatkan diri sebagai pusat gaya hidup, tak lagi sebagai pusat perbelanjaan saja.

“Konsep kita akhirnya berubah, banyak pembenahan yang sedang kita lakukan. Salah satunya dengan membuat Plaza Indonesia Extension di lantai 4 sampai 6 untuk jangkau lebih banyak sasaran konsumen,” terang Astri.

Dia melanjutkan Plaza Indonesia tetap menyasar kalangan premium. Namun khusus di lantai Extention ini ada banyak penyesuaian untuk jangkau komunitas, entrepreneur, pemilik bisnis, dan sebagainya sehingga konsep yang dianut di ketiga lantai ini cukup kontras dari segi desain dan tenant dibandingkan isi di lantai 1 sampai 3.

Keputusan ini diambil karena dilihat dari segmen usia pengunjung ternyata orang-orang yang berusia 17 sampai 35 tahun mulai meningkat. Daya beli mereka untuk membeli produk aksesoris cukup tinggi, ketimbang produk fesyen.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tenant yang diisi bervariasi, ada restoran dengan harga terjangkau, salon, klinik kecantikan, dan lainnya yang didominasi oleh pemain lokal dan sudah dikurasi ketat sebelumnya.

“Sekarang renovasi di Extention masih berlangsung, rencananya Maret 2019 akan diresmikan. Ada banyak pemanfaatan teknologi dari WIR Group yang akan kami pakai untuk meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen.”

Pemain co-working space Go-Work turut diundang Plaza Indonesia untuk hadir, sehingga tujuan Plaza Indonesia sebagai pusat gaya hidup dapat terealisasi segera. Saat ini jumlah kunjungan pada hari biasa di Plaza Indonesia sekitar 25 ribu, saat akhir pekan jumlah melonjak dua kali lipat.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Disrupto 2018