Tag Archives: Wonderlabs

Plug and Play Indonesia Umumkan 11 Startup Ikuti Program Akselerator Batch Pertama

Plug and Play Indonesia, akselerator startup berbasis di Silicon Valley, mengumumkan 11 startup pilihan yang akan mengikuti program akselerasi batch pertama. Startup terpilih berhak mendapatkan fasilitas dari PNP Indonesia dan suntikan dana tahap awal sebesar US$50 ribu.

Sebelum terpilih, 11 startup tersebut telah menempuh proses seleksi yang ketat selama dua bulan. Secara total, lebih dari 400 startup mengajukan aplikasi ke Plug and Play Indonesia berasal dari Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Bali, Singapura, Malaysia, Hong Kong, India, Brazil, dan Jerman. Angka tersebut disaring hingga 50 startup untuk mengikuti tahap pitching pada Maret 2017 lalu.

Saat pitching, startup diwajibkan untuk menjelaskan profil tim, model bisnis, traction, dan rencana finansial. Setelah dinyatakan lolos, startup berhak mengikuti final pitching di hadapan PNP Indonesia, PNP Asia Pasifik, PNP Silicon Valley, dan perwakilan dari mitra perusahaan PNP Indonesia.

Saat terpilih, seluruh startup mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan korporasi dan suntikan dana tahap awal sebesar US$50 ribu. Selain itu, mereka akan mendapat bimbingan 1-on-1 mentorship program oleh 60 mentor dari berbagai bidang selama tiga bulan guna mengasah kemampuan startup. Serta, fasilitas coworking space Rework di Kuningan, selama program berlangsung.

“Startup yang terpilih ini bukan dilihat dari usia berapa lama mereka telah beroperasi. Yang terpenting, mereka sudah menciptakan traction, meski usianya baru beberapa bulan. Selain itu kami juga melihat pengalaman dari tim startup itu sendiri. Sebab dari situ menjadi tugas kami untuk bantu mereka growing,” kata Accelerator Director PNP Indonesia Nayoko Wicaksono, Senin (8/5).

Berikut ini adalah 11 startup terpilih dalam batch pertama:

1. Dana Didik: platform penggalangan dana untuk pembiayaan pendidikan, menghubungkan mahasiswa kurang mampu dengan donatur yang mau mendanai, dengan minimal investasi sebesar Rp50 ribu. Adapun untuk imbal hasil yang ditawarkan adalah bagi hasil dengan bunga yang dibebankan ke mahasiswa sebesar 0%.

2. KYCK: startup yang berbasis di Singapura ini menyediakan akses kepada penyedia jasa keuangan dalam menangani proses Know Your Customer (KYC).

3. Otospector: platform penyedia jasa pengecekan mobil bekas. Perusahaan memiliki teknisi yang ahli dan berpengalaman dalam memeriksa mobil, laporan disampaikan secara objektif dan netral disampaikan melalui email.

4. Bustiket: penyedia layanan pemesanan tiket bus secara online. Sudah memiliki aplikasi namun sementara ini baru tersedia untuk pengguna Android. Mereka juga sudah bekerja sama dengan 70 operator bus yang berlokasi di Jawa.

5. Karta: penyedia layanan iklan revolusioner lewat kendaraan roda dua. Untuk pengendara kendaraan, mereka akan mendapatkan uang sesuai jarang yang ditempuh.

6. SayurBox: platform e-commerce untuk pembelian sayur mayur langsung dari produsen. Startup ini sudah berdiri sejak Juli 2016, bermitra dengan 22 petani individual dan kelompok tani berlokasi di sekitar Jawa Barat.

7. Brankas: platform manajemen finansial dengan fitur mengirim dan menerima pembayaran, melacak anggaran, dan mengelola rekening bank lewat ponsel.

8. Astronaut: startup ini berbasis di Singapura, menyediakan aplikasi untuk wawancara dengan calon pelamar kerja lewat video-selfie.

9. Bandboo: startup fintech yang bermain di sektor asuransi online asal Singapura. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk menikmati pertanggungan asuransi tanpa harus pergi ke perusahaan asuransi.

10. Wonderlabs: merupakan portal pencari pekerja outsourcing khusus designer dan engineer. Startup ini sudah berdiri sejak 2015 di Yogyakarta.

11. Toucan: platform virtual e-wallet yang saling terintegrasi dengan layanan keuangan lainnya, memberi solusi untuk orang-orang yang belum memiliki rekening bank.

Lebarnya Peluang Pasar B2B dan Pentingnya Pematangan “Growth” Startup

Plug and Play (PNP) Indonesia mengadakan roadshow-nya ke Yogyakarta, Jumat (10/3). Membawa acara bertajuk “Successful Entrepreneur Core Skill”, acara ini fokus pada diskusi seputar growth yang perlu ditekankan oleh para startup di Indonesia. Diskusi dimoderatori Nayoko Wicaksono selaku Accelerator Director PNP Indonesia, dengan pemateri Irving Hutagalung selaku Audience Evangelism Microsoft Indonesia dan Keith Tan Quan-Lai selaku Co-Founder Wonderlabs.

Salah satu yang menjadi highlight dalam diskusi tersebut adalah tentang segmentasi B2B (Business to Business) yang dapat dioptimalkan startup digital. Hal ini merujuk pada hasil survei yang dilakukan Microsoft terhadap pemimpin bisnis di Indonesia, mayoritas (lebih dari 90 persen) mereka mengaku siap dan penting untuk melakukan transformasi bisnis ke digital. Menurut Irving, di sini terdapat kesempatan besar untuk “bermain”.

“…layanan seperti untuk mempermudah penanganan konsumen, kebutuhan human resources, hingga pemasaran mereka sedang butuh. Mereka (konsumen bisnis) punya uang untuk membayar itu. Itu kesempatan startup untuk hadir,” ujar Irving.

Memanfaatkan teknologi terkini, realisasi produk bertaraf korporasi akan menjadi penting. Dicontohkan penerapan Artificial Intelligence untuk ragam kepentingan berkaitan dengan konsumen.

“Contohnya menggunakan Cognitive Services APIs. Bayangkan saja jika ada startup membuat platform yang membuat iklan digital menjadi lebih dinamis. Dengan services yang sudah ada, sistem bisa mendeteksi wajah orang yang sedang mengakses, dan menentukan gender dan usia. Maka iklan yang ditampilkan akan lebih pas,” lanjut Irving.

Wonderlabs adalah salah satu startup yang sukses masuk ke dalam portofolio beberapa venture capital. Wonderlabs diinvestasi oleh SPH Media Fund (Singapore), Plug & Play (Silicon Valley) dan Click Ventures (Hong Kong).

Dalam diskusi, Keith Tan menyampaikan bahwa terdapat banyak aspek yang mendorong pertumbuhan bisnis. Salah satu yang dilakukan Wonderlabs ialah dengan merekrut talenta terbaik. Salah satu alasan markasnya di Indonesia bertempat di Yogyakarta karena Wonderlabs mampu menjaring lulusan terbaik di kota tersebut.

Kedua pembicara juga sempat menyinggung salah satu strategi growth adalah memfokuskan pada pengembangan produk inti. Sebagai bisnis yang menyajikan layanan atau produk berbasis teknologi, sebisa mungkin proses pengembangan dikonsentrasikan pada produk atau layanan tersebut.

Growth menjadi penting tatkala sebuah bisnis harus dipertanggungjawabkan. Investor memiliki agenda jelas saat mereka memilih untuk berinvestasi di suatu startup, yaitu meyakini bahwa suatu saat startup tersebut akan menghasilkan profit. Di bisnis consumer (B2C – Business to Consumer) pola “bakar uang” masih banyak dilakukan. Alasannya sederhana, demi mendulang angka capaian traksi pengguna yang besar.


Disclosure: DailySocial adalah media partner rangkaian acara Plug and Play Indonesia di Yogyakarta.