Tag Archives: Workmate

Cara Mengatur Cuti dan Reward Karyawan dengan Workmate

Workmate merupakan platform manajemen tenaga kerja yang memberi solusi terkait suplai pekerja dan manajemen tenaga kerja atau karyawan perusahaan. Workmate memfasilitasi perusahaan dengan teknologi dan data sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Platform yang berdiri sejak 2016 memiliki misi membantu bisnis untuk menemukan dan mengelola tenaga kerja yang andal. Workmate mempunyai banyak fitur dan layanan yang memudahkan perusahaan, termasuk dalam mengatur cuti dan reward karyawan.

Berikut penjelasan terkait cara mengatur cuti dan reward karyawan perusahaan menggunakan fitur dan layanan dari platform Workmate.

Langkah Atur Cuti Karyawan di Workmate

Dalam lingkungan kerja, karyawan perusahaan berhak mendapatkan cuti di waktu-waktu tertentu. Pada platform Workmate, jika pekerja tidak bisa hadir pada jadwal tertentu, mereka bisa mengajukan perubahan shift, maksimal 48 jam sebelum shift dimulai.

Dengan layanan pengajuan cuti ini, pihak perusahaan dapat memiliki cukup waktu untuk me-review pengajuan tersebut dan menghindari kekurangan pekerja di hari kerja. Ada pun langkah-langkah pengaturan cuti di platform Workmate adalah sebagai berikut:

  • Untuk mereview pengajuan perubahan, klik di kotak jadwal berwarna kuning.

  • Anda bisa melihat alasan dari pekerja dan pilihan untuk menyetujui atau menolak.

  • Jika anda menolak, pekerja akan mendapatkan notifikasi jika pengajuannya ditolak dan masih harus datang bekerja.
  • Jika anda menyetujuinya, jadwal akan berubah menjadi libur dan anda harus mempublikasikan perubahan ini agar pekerja mendapat notifikasi.

Langkah Atur Reward Pekerja di Workmate

Selain berhak memberikan cuti bagi pekerja, perusahaan juga dapat memberikan reward kepada para pekerjanya. Bentuk reward yang diberikan perusahaan dapat berupa bonus uang, barang, atau pujian sebagai apresiasi.

Dengan adanya reward, motivasi kerja karyawan akan lebih tinggi sehingga produktivitas perusahaan akan lebih meningkat. Ada pun langkah-langkah pengaturan pemberian reward di  platform Workmate adalah sebagai berikut:

  • Buka aplikasi Supervisor dari Workmate.
  • Clock-in/out pekerja melalui scan QR dalam Worker App yang secara otomatis mengkalkulasikan keterlembatan serta lembur. Supervisor juga dapat validasi kehadiran melalui profil foto pekerja.
  • Setelah supervisor mengonfirmasi laporan absensi, Anda dapat segera menyetujui absensi tersebut. Apabila ada kesalahan, Supervisor dapat langsung memperbaikinya melalui aplikasi.
  • Di akhir setiap shift, Supervisor dapat menilai setiap pekerja berdasarkan kinerja mereka hari itu, sehingga Anda dapat mengidentifikasi pekerja terbaik serta mengoptimalkan tenaga kerja Anda.

Demikian penjelasan terkait cara mengatur cuti dan reward karyawan perusahaan menggunakan fitur dan layanan dari platform Workmate.

Cara Mengelola Tenaga Kerja Perusahaan dengan Workmate

Workmate merupakan platform manajemen tenaga kerja yang memberi solusi terkait suplai pekerja dan manajemen tenaga kerja atau karyawan perusahaan. Workmate memfasilitasi perusahaan dengan teknologi dan data sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Platform ini mempunyai banyak fitur dan layanan yang memudahkan perusahaan. Mulai dari rekrutmen, sistem penjadwalan shift otomatis, pantau waktu dan absensi karyawan, penjadwalan otomatis, hingga data performa tenaga kerja.

Workmate yang berdiri sejak 2016 memiliki misi membantu bisnis untuk menemukan dan mengelola tenaga kerja yang andal. Selain itu, membantu para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang konsisten di perusahaan terkemuka.

Berikut penjelasan terkait cara mengelola tenaga kerja atau karyawan perusahaan menggunakan fitur dan layanan dari platform Workmate.

Cara Kelola Karyawan dengan Workmate

Dalam prosesnya, Workmate memanfaatkan data yang dimiliki dalam algoritma penilaian kandidat, yang didukung oleh AI (artificial intelligence). Teknologi AI itu digunakan untuk meningkatkan kualitas pencocokan, tingkat kehadiran, retensi pekerja, serta produktivitas.

Ada pun cara kerja dari masing-masing fitur pengelolaan tenaga kerja di Workmate, antara lain sebagai berikut:

1. Pengelolaan Proses Rekrutmen

Dengan platform manajemen tenaga kerja, perusahaan dapat merekrut pekerja harian sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dicari. Proses rekrutmen juga dapat menjadi lebih sederhana dan cepat.

Langkah-langkah melakukan proses rekrutmen dengan Workmate adalah sebagai berikut:

  • Rekrutmen Berbasis Data

Workmate memfasilitasi perusahaan dengan memberikan data pekerja yang luas, sehingga perusahaan dapat mendapatkan rekomendasi kandidat sesuai dengan jarak lokasi terdekat, pengalaman kerja dan tingkat kepercayaan hingga keterampilan.

  • Lakukan Chat dengan Pekerja

Setelah menemukan kandidat yang tepat, perusahaan tidak perlu mengekspor dan menambah kontak baru. Fitur Workmate dapat membantu perusahaan untuk mengkoordinasikan interview secara real-time.

  • Pembayaran Tarif untuk Job Post

Proses rekrutmen di platform manajemen tenaga kerja ini memerlukan pembayaran berlangganan perbulan. Keuntungannya yakni perusahaan akan mendapat akses untuk membuat job posts dan database pekerja Workmate.

  • Kelola Tenaga Kerja

Setelah mendapatkan tenaga kerja yang sesuai, kelola tenaga kerja perusahan dan integrasikan dengan Supervisor app dan Worker app.

2. Penjadwalan Shift

Dengan layanan ini, perusahaan tak perlu lagi menggunakan spreadsheet Excel yang rumit. Workmate juga mempunyai teknologi smart scheduling untuk tingkatkan kehadiran pekerja dalam satu shift.

Ada pun langkah-langkah melakukannya adalah sebagai berikut:

  • Buat Jadwal Baru

Pertama, pihak perusahaan dapat menambahkan jadwal shift baru. Jumlah jadwal yang dapat dibuat terdiri atas 1000 shift, 100 pekerja, 10 lokasi dalam satu dashboard.

  • Fulfillment Otomatis

Kemudian, Workmate akan secara otomatis menetapkan shift pekerja dan mengirimkan notifikasi kepada pekerja, sehingga pihak perusahaan dapat mengetahui fulfillment rate sebelum shift dimulai.

  • Pastikan Berjalan Sesuai Regulasi

Sesuaikan fitur penjadwalan otomatis Anda agar dapat memenuhi standar hukum, kelola jumlah hari bekerja atau hari cuti dalam platform

  • Pastikan Tidak Ada Shift yang Kosong

Platform kami akan mendeteksi adanya shift yang kosong. Kami akan segera menotifikasi pada Anda apabila ada pekerja yang harus diganti.

3. Pemantauan Waktu dan Absensi Karyawan

Layanan Workmate satu ini membantu perusahaan untuk memonitor waktu dan absensi pekerjanya. Dengan begitu, pihak perusahaan dapat menghemat waktu dalam mengelola laporan absensi.

Ada pun langkah-langkah melakukannya adalah sebagai berikut:

  • Gunakan Sistem QR untuk Absensi Pekerja

Dengan sistem QR, pihak perusahaan dapat melakukan validasi absensi pekerja dengan lebih akurat. Sistem QR ini meminimalisir adanya kecurangan dalam absen karena dilengkapi dengan foto profil pekerja.

  • Data Terintegrasi dengan Dasbor HR

Data absensi pekerja yang telah divalidasi sebelumnya akan menjadi laporan absensi yang terintegrasi langsung dengan dasbor HR dan dapat segera disetujui setelah dikonfirmasi supervisor. Dengan begitu, pihak perusahaan dapat meminimalisir kesalahan dalam absensi.

  • Proteksi Timesheet

Meski tanpa pengecekan langsung di lapangan, sistem absensi akan memberikan proteksi kesalahan timesheet dengan menggunakan autentikasi multi-faktor. Timesheet akan menunjukkan di mana lokasi pekerja dan memperlihatkan selfie mereka untuk memverifikasi.

  • Setujui Absensi

Setujui ratusan absensi hanya dalam satu klik, sehingga pihak perusahaan dapat fokus pada hal penting lainnya. Setelah itu, Workmate secara otomatis mengkalkulasikan gaji pekerja sesuai dengan laporan absensi.

4. Analisis Data Performa Tenaga Kerja

Perusahaan dapat menggunakan layanan platform manajemen tenaga kerja untuk menganalisis data pekerjanya. Dengan begitu, perusahaan dapat menilai performa pekerja dan dapat mengidentifikasi isu krusial dengan cepat.

Ada pu beberapa hal terkait tenaga kerja yang dapat dianalisis oleh perusahaan, antara lain sebagai berikut:

  • Kondisi Manajemen Tenaga Kerja

Perusahaan dapat memonitor metrik performa pekerja, seperti absensi, tingkat kepuasan serta tingkat retensi. Dengan begitu, perusahaan dapat lebih mudah memahami kondisi para pekerjanya.

  • Evaluasi Pekerja, Fulfillment dan Lembur

Perusahaan dapat mengirimkan notifikasi apabila tingkat fulfillment pekerja tidak sesuai target bisnis atau target industri. Target tersebut dapat disesuaikan dengan strategi perusahaan.

  • Pengeluaran untuk Tenaga Kerja

Perusahaan dapat mengetahui dan menyesuaikan anggaran bagi pekerja, sesuai dengan kondisi dan kinerja perusahaan.

Demikian penjelasan terkait tata cara mengelola karyawan perusahaan dengan menggunakan platform manajemen tenaga kerja Workmate.

Mengenal Workmate, Platform Manajemen Tenaga Kerja Harian

Saat ini, metode pencarian dan pengelolaan tenaga kerja di berbagai perusahaan tak jarang masih berkutat pada cara tradisional, seperti sosialisasi mulut ke mulut. Padahal, sudah banyak platform manajemen tenaga kerja yang dapat membantu perusahaan melakukannya secara online.

Salah satu platform manajemen tenaga kerja saat ini adalah Workmate. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait Workmate dan pengelolaan tenaga kerja secara online. Simak selengkapnya.

Apa Itu Workmate?

Workmate merupakan platform manajemen tenaga kerja yang memberi solusi terkait suplai pekerja dan manajemen tenaga kerja perusahaan. Workmate mengklaim dapat memberikan teknologi dan data sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Platform yang berdiri sejak 2016 ini bertujan untuk membantu bisnis menemukan dan mengelola tenaga kerja yang andal. Selain itu, untuk memberikan pekerjaan yang konsisten di perusahaan terkemuka bagi para pencari kerja.

Dalam prosesnya, Workmate memanfaatkan data yang dimiliki dalam algoritma penilaian kandidat, yang didukung oleh AI (artificial intelligence). Teknologi AI itu digunakan untuk meningkatkan kualitas pencocokan, tingkat kehadiran, retensi pekerja, serta produktivitas.

Layanan dan Cara Kerja Workmate

Berikut beberapa layanan platform manajemen tenaga harian Workmate, beserta cara kerjanya:

  • Workforce Management Platform

Dengan platform manajemen tenaga kerja harian, perusahaan dapat merekrut pekerja tambahan secara online dari jaringan pekerja yang sudah terseleksi. Selain itu, perusahaan juga dapat melihat dan mengelola tenaga kerja dalam satu platform.

  • Sistem Penjadwalan Shift Otomatis

Melalui Workmate, perusahaan dapat membuat jadwal dan menentukan shift pekerja secara massal secara instan dan otomatis. Platform ini juga akan mengirimkan notifikasi para pekerja agar segera mengonfirmasi kehadiran.

  • Pantau Waktu dan Absensi Karyawan

Perusahaan dapat memantau waktu dan absensi pekerja yang hadir secara online. Selain itu, para pekerja dapat memverifikasi kehadirannya dengan menggunakan sistem QR di aplikasi. Dengan begitu, absensi menjadi lebih akurat dan dapat segera disetujui pihak HR (human resources).

  • Timesheet Otomatis

Dengan paltfom manajemen tenaga kerja, absensi pekerja akan terintegrasi langsung dengan payroll. Workmate memiliki sistem approval bulk yang dapat memvalidasi absensi secara otomatis. Selain itu, perusahaan juga dapat mengekspor laporan sekaligus memberi upah pekerja secara otomatis.

  • Data Performa Tenaga Kerja

Perusahaan dapat memantau performa pekerja secara langsung melalui dashboard Workmate. Perusahaan juga memonitor metrik yang berhubungan pada pengeluaran terkait tenaga kerja, fulfillment dan performa pekerja. Dengan begitu, estimasi dan strategi untuk manajemen dan produktivitas yang lebih baik

Keuntungan menggunakan Platform Workmate

Keuntungan bagi perusahaan menggunakan platform Workmate adalah dapat mengakses para pekerja berkualitas. Pekerja tersebut juga telah diperiksa dan diseleksi sebelumnya. Perusahaan juga dapat mencari pekerja untuk pekerjaan jangka pendek maupun jangka panjang.

Selain itu, perusahaan juga dapat menyederhanakan estimasi dan strategi untuk manajemen dan produktivitas yang lebih baik.

Sebagai informasi, melansir laporan Dailysocial.id sebelumnya, Workmate mengklaim telah membantu lebih dari 120 ribu pekerja frontline menemukan pekerjaan dan lebih dari 800 perusahaan telah menggunakan layanan dan teknologinya.

Jajaran tim pengembang Workmate / Workmate

Platform Manajemen Tenaga Kerja Harian “Workmate” Diakuisisi PERSOL Asia Pacific

Platform yang menghadirkan solusi manajemen staf dan tenaga kerja garis depan (frontline) Workmate secara resmi telah diakuisisi oleh PERSOL Asia Pacific.

Dengan akuisisi ini ke depannya Workmate bersama dengan PERSOL ingin mengakselerasi solusi tenaga kerja on-demand di Asia Pasifik. Meskipun telah diakuisisi, namun nantinya Workmate akan menjalankan bisnis secara independen.

PERSOL Asia Pasifik adalah bagian dari PERSOL Holdings, terdaftar di Bursa Efek Tokyo, Prime Market, dan salah satu perusahaan SDM terbesar di Jepang dengan penjualan 1,1 triliun Yen pada FY2021. PERSOL telah secara aktif berinvestasi di perusahaan teknologi SDM yang inovatif di Asia, termasuk Glints.

“Kami sangat senang bergabung dengan PERSOL pada tahap ini dalam perjalanan kami. Kami memiliki visi besar untuk mengubah cara pekerja kerah biru mencari pekerjaan. Menggabungkan teknologi Workmate dengan keahlian PERSOL dan infrastruktur regional menempatkan kami pada posisi yang lebih tinggi untuk bisa mewujudkan visi tersebut,” ujar Founder & CEO Workmate Mathew Ward.

Akuisisi ini akan memungkinkan Workmate untuk mempercepat investasinya ke teknologi dan penjualan serta mempercepat peluncuran mereka ke negara lainnya. Saat ini Workmate telah beroperasi di Thailand dan Indonesia, dan rencananya akan meluncur di Singapura bulan Oktober ini.

“Saya senang menyambut Workmate di PERSOL Group. Kami terkesan dengan nilai yang diberikan platform kepegawaian on-demand all-in-one Workmate kepada kandidat, pekerja, dan pemberi kerja dan sangat antusias untuk bermitra dengan mereka untuk mempercepat inovasi mereka dan memperluas layanan mereka ke pasar lain di Asia,” kata CEO PERSOL Asia Pacific Takayuki Yamazaki.

Hadirkan teknologi terkini

Pada tahun 2025, pasar rekrutmen tenaga kerja informal diprediksi meningkat 2x lipat. Namun, di balik potensi besar ini, metode pencarian tenaga kerja masih berkutat pada cara tradisional, seperti sosialisasi mulut ke mulut.

Secara khusus teknologi yang dihadirkan oleh Workmate adalah mendisrupsi agen kepegawaian tradisional untuk memungkinkan perusahaan dengan cepat mengakses para pekerja berkualitas tinggi yang telah diperiksa sebelumnya untuk pekerjaan kontrak jangka pendek dan jangka panjang.

Dalam prosesnya platform ini memanfaatkan data yang dimiliki dalam algoritma penilaian kandidat yang didukung AI untuk meningkatkan kualitas pencocokan dan memberikan tingkat kehadiran, retensi pekerja, dan produktivitas yang lebih tinggi.

Didirikan pada tahun 2016, Workmate diluncurkan dengan tujuan untuk membantu bisnis menemukan dan mengelola staf frontline yang andal, dan bagi pekerja untuk mendapatkan pekerjaan yang konsisten di perusahaan terkemuka.

Tahun 2019 lalu perusahaan sebelumnya dikenal dengan Helpster berganti nama menjadi Workmate. Saat ini Workmate mengklaim telah membantu lebih dari 120 ribu pekerja frontline menemukan pekerjaan dan lebih dari 800 perusahaan telah menggunakan layanan dan teknologi dari Workmate.

Terakhir pada tahun 2019 Workmate telah membukukan pendanaan seri A senilai $5,2 juta yang dipimpin oleh Atlas Ventures dengan partisipasi Gobi Partners, Beacon Venture Capital, dan investor sebelumnya.

Di Indonesia sendiri, platform job marketplace yang mengkhususkan untuk pasar blue collar memang berkembang pesat. Baru-baru ini sejumlah startup debut dengan pendanaan awal, seperti Atma, Pintarnya, Lumina, dan beberapa lainnya.

Application Information Will Show Up Here
Grab Ventures Velocity

Grab Ventures Velocity Ketiga Telah Usai, Tiga Finalis Jadi Bagian Solusi untuk Merchant

Grab Ventures Velocity (GVV) akhirnya menyatakan lima startup finalis lulus dari program akselerasi tersebut. LunaPOS, Printerous, KliknClean, GetCraft, dan Workmate dinyatakan lulus setelah melewati rangkaian bimbingan dari Grab sejak Mei lalu.

Tema besar GVV angkatan ketiga ini masih tentang pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah dengan fokus pada usaha kuliner. Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, dalam jangka waktu tersebut kelima startup tadi menerima berbagai jenis bimbingan mulai dari pendanaan, pengelolaan keuangan, hingga strategi pengembangan bisnis langsung dari Group CEO & Co-Founder Grab Anthony Tan.

“Ini bukti nyata untuk mendukung ekosistem startup dan akselerasi ekonomi digital melalui digitalisasi ekonomi,” ujar Neneng.

Salah satu yang paling penting dari rangkaian bimbingan di program ini adalah kesempatan uji layanan selama delapan pekan dengan menawarkan layanan para finalis lewat platform GrabFood. Ini menjadi penting bagi para finalis karena seperti diketahui platform Grab merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Masuk ke dalam ekosistem aplikasi mereka merupakan akses langsung ke ratusan ribu merchant dan jutaan pengguna.

Marketplace untuk mitra merchant

Dari uji layanan tersebut, Grab memberi kesempatan kepada LunaPOS, Printerous, dan KliknClean untuk bergabung di dalam ekosistem Grab sebagai mitra bisnis resmi. Adapun LunaPOS menawarkan solusi kasir, manajemen inventaris, hingga layanan akuntansi berbasis cloud; Printerous menyediakan layanan percetakan dan pengepakan untuk bisnis kuliner; dan KliknClean menawarkan solusi pembersihan tempat usaha kuliner dengan disinfektan, pengendalian hama, hingga fogging.

Menurut Neneng, layanan ketiga startup itu sudah bisa diakses oleh mitra merchant Grab lewat marketplace Solusi Mitra GrabMerchant.

“Solusi mereka akan bisa ditemui oleh mitra merchant Grab adalah solusi kami yang baru. Marketplace kami akan memberikan layanan tambahan mulai POS, kebersihan, dan percetakan digital yang harganya terjangkau,” imbuh Neneng.

Kehadiran LunaPOS, Printerous, dan KliknClean menambah daftar startup yang digandeng oleh Grab dalam memenuhi kebutuhan merchant mereka. Dari situs resmi mereka, selain ketiga startup tersebut, ada nama-nama lain seperti Pawoon, Qasir, Majoo, Vireo, dan iSeller. Neneng mengatakan jumlah mitra di marketplace ini masih akan terus bertambah.

Sebagaimana pandemi mengubah banyak kebiasaan masyarakat, transformasi layanan ke platform digital merupakan salah satu dampak positif. Ini juga tercermin dari pencapaian Grab yang menerima lebih dari 350 ribu UKM dan 32 ribu pedagang tradisional ke dalam platform mereka sejak pandemi berlangsung.

“Sekitar 99% pelaku usaha itu kan UMKM, artinya potensinya gede banget. Oleh karena itu kami sangat mendukung startup-startup yang fokus membantu UMKM sehingga UMKM benar-benar bisa dibantu untuk bertahan apalagi di masa pandemi ini mereka harus digitalisasi,” pungkas Neneng.

Rangkaian program GVV angkatan ketiga sendiri sudah berlangsung sejak Maret 2020. UKM sektor kuliner dari awal sudah ditetapkan sebagai fokus untuk peserta angkatan teranyar ini. Grab menggandeng BRI Ventures sebagai mitra strategis dalam program ini.

Dari gelaran sebelumnya, GVV sudah menghasilkan beberapa startup lulusan program mereka. Nama-nama itu di antaranya adalah Qoala, TaniHub, SayurBox, BookMyShow dan Sejasa.

Disclosure: DailySocial adalah strategic partner Grab Ventures Velocity batch 3

Grab Umumkan Lima Startup Finalis Grab Ventures Velocity Angkatan Ketiga

Grab mengumumkan lima finalis startup terpilih dalam program Grab Ventures Velocity (GVV) Angkatan 3. Mereka ialah Luna POS, KliknClean, Printerous, GetCraft, dan Workmate.

Pada angkatan ini, Grab menyesuaikan fokusnya ke satu jalur, yakni Program Dukungan Usaha Kuliner dari tema besar “Memberdayakan Pengusaha Mikro” dan memilih startup yang dapat mendukung operasional usaha kuliner dan mempertahankan bisnisnya dengan teknologi.

Penyesuaian ini diambil karena kondisi terkini, sekitar 80% startup di Asia dan 60% usaha kuliner di Indonesia terkena dampak negatif dari pandemi. Awalnya, Grab mengangkat tema pemberdayaan UKM, tepatnya warung makan dan logistik B2B.

Pengumuman ini turut dihadiri oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, serta jajaran manajemen Grab Indonesia, melalui video conference yang digelar pada hari ini, (15/5).

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, di tengah pandemi perusahaan memahami bahwa startup juga menghadapi dampak yang tidak terduga. Melalui bimbingan GVV Angkatan 3, mereka berupaya untuk membina startup agar dapat bertahan dan bangun fondasi bisnis yang kuat seperti saat ini.

Grab Ventures Velocity Angkatan
Acara pengumuman finalis Grab Ventures Velocity Angkatan 3 yang diadakan secara online / Grab

“Lewat program GVV kami berupaya agar startup punya bisnis yang kuat dan memberikan dampak positif buat UKM lewat teknologi,” ujarnya.

Dia menuturkan, kelima startup yang terpilih setelah melewati tahapan seleksi. Grab menerima pengajuan lebih dari 100 startup pada angkatan ini. Kelimanya ini adalah ahli di berbagai sektor, seperti manajemen keuangan, solusi kebersihan, branding, pemasaran, dan solusi tenaga kerja yang bermanfaat dalam mendukung UKM di bidang kuliner.

Kelima startup, dalam 16 minggu ke depan akan memperoleh bimbingan yang dapat memperkuat model bisnis mereka di tengah pandemi. Seluruh proses akan dilakukan secara online. Selama program berlangsung, startup akan menguji layanan mereka ke basis merchant GrabFood.

Adapun saat ini Grab memiliki lebih dari 400 merchant GrabFood. Merchant yang tertarik dapat mendaftarkan diri kepada Grab yang kemudian akan disambungkan kepada layanan dari startup tersebut. Layanan yang ditawarkan harapannya dapat membantu mereka meningkatkan kinerja, sekaligus mengurangi biaya operasional.

Menjelang program berakhir, startup akan melakukan pitching kepada Grab. Mereka yang berhasil akan mendapat kesempatan untuk berkolaborasi bersama Grab dalam bentuk kemitraan komersial.

“Objektif kami mengadakan GVV bukan mencari startup yang kita danai. Kami tidak memberikan funding, melainkan meningkatkan founder capability. Setelah berhasil, mereka bisa menjadi partner dengan kami secara komersial dan masuk ke platform kami.”

Lima startup finalis GVV Angkatan 3

1. Luna POS: menyediakan solusi kasir, manajemen inventaris, dan akunting berbasis cloud untuk UKM di Indonesia. Melalui solusi ini, Luna POS membantu usaha kuliner untuk mengurangi waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan admnistrasi dan dapat fokus pada inti bisnis mereka.

2. KliknClean: menyediakan solusi pembersihan total bagi usaha kuliner untuk mempertahankan standar kebersihan, termasuk membersihkan dengan desinfektan, pengendalian hama, dan fogging dengan desinfektan untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri.

3. Printerous: memberikan solusi percetakan dalam memenuhi kebutuhan percetakan dan pengepakan bisnis makanan dan minuman, dan membuat desain khusus untuk memperkuat upaya branding seperti kemasan, kantong kertas, label stiker, menu, dan lain-lain.

4. GetCraft: menghubungkan para creator terpilih dan kualitas seperti influencer, fotografer, desainer, penulis, dan lain-lain dengan usaha kuliner yang ingin membuat strategi pemasaran serta mempromosikan bisnisnya. Startup ini juga memberikan akses ke artikel, riset terbaru, webinar, dan pelatihan yang menyajikan beragam konten edukatif untuk membuat strategi dan kampanye pemasaran yang terdepan.

5. Workmate: menyediakan solusi tenaga kerja digital yang memberikan usaha kuliner kemampuan untuk mengelola sumber daya dan manajemen tenaga kerja dalam satu platform.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner program Grab Ventures Velocity

Workmate

Helpster Berganti Nama Jadi Workmate, Umumkan Pendanaan Seri A Senilai 75 Miliar Rupiah

Workmate (sebelumnya Helpster) hari ini (12/11) mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai $5,2 juta atau setara 75 miliar Rupiah. Putaran investasi ini dipimpin oleh Atlas Ventures dengan partisipasi Gobi Partners, Beacon Venture Capital (Kasikorn Bank), dan investor sebelumnya. Jika ditotal, bisnis yang didirikan oleh Mathew Ward dan John Srivorakul sudah mengumpulkan total modal usaha $10 juta.

Dana segar akan difokuskan untuk meningkatkan strategi penjualan, memperbesar tim teknologi, dan memperluas bisnis ke kota-kota baru. Sejak didirikan tahun 2016, perusahaan memiliki misi utama untuk memfasilitasi sektor tenaga kerja informal di Asia Tenggara. Workmate berkantor pusat di Singapura, dengan kantor cabang di Bangkok, Jakarta, dan Bali.

Perubahan nama platform

Persisnya sejak 8 November 2019, Mathew Ward (Co-Founder & CEO) mengumumkan secara resmi perubahan nama dari Helpster menjadi Workmate. Menurutnya nama baru ini lebih mewakili visi dan cakupan platform yang ada saat ini – tidak hanya menjembatani pekerja informal, namun membantu bisnis dengan serangkaian alat terintegrasi.

“Sebagai bagian dari pembaruan ini, kami akan meluncurkan portal pelanggan dan aplikasi pekerja baru dalam beberapa bulan mendatang, yang akan membawa peningkatan signifikan pada platform dan cara kami mendukung bisnis […] Dengan nama baru, logo, dan dana segar yang didapat, kami akan terus berinovasi dan bekerja tanpa lelah untuk memberikan pelanggan dan mitra kami solusi terbaik untuk kepegawaian di pasar.”

Potensi bisnis

Disebutkan di Asia Tenggara sektor tenaga kerja informal menyumbang lebih dari 50% dari total tenaga kerja, dengan perputaran upah mencapai $200 miliar per tahun. Pada tahun 2025, pasar rekrutmen tenaga kerja informal diprediksi meningkat dua kali lipat. Namun, dibalik potensi besar ini, metode pencarian tenaga kerja masih berkutat pada cara tradisional, seperti sosialisasi mulut ke mulut.

“Kami telah mengembangkan sistem otomatis, perusahaan bisa langsung menghubungi calon karyawan tanpa harus melalui jasa agen yang biasa menetapkan tarif perantara hingga 30%,” jelas Mathew. “Jika dilihat, model bisnis ini belum berubah banyak selama 40 tahun terakhir. Karena itu, sektor tenaga kerja informal ini punya potensi besar untuk mendapatkan disrupsi. Model bisnis yang kami tawarkan juga sedang berkembang pesat di pasar internasional – bahkan Uber baru meluncurkan Uber Works sebagai solusi perekrutan tenaga kerja di AS.”

Tidak hanya berperan sebagai job marketplace, platform Workmate juga mengelola kontrak kerja, manajemen kehadiran, time sheet, dan proses pembayaran pekerja. Ke depannya akan turut disinergikan dengan layanan asuransi dan dukungan akses keuangan bagi pekerja.

“Kami bukan hanya situs pencari kerja atau situs penghubung. Lebih dari itu, kami menawarkan solusi tenaga kerja end-to-end yang memberdayakan dan melindungi para pekerja. Di saat yang sama, kami juga membantu perusahaan untuk mendapatkan staf yang mereka butuhkan agar dapat beroperasi secara optimal,” kata Mathew.

Di Indonesia, startup yang menghadirkan platform terkait ketenagakerjaan cukup banyak dan berkembang. Masing-masing menawarkan nilai unik, sebut saja Glints, mereka mengaplikasikan teknologi automasi untuk pemilahan kandidat pekerja. Ada juga Kalibrr yang mengedepankan keabsahan kompetensi calon pekerja melalui serangkaian pra-pengujian sebelum lamaran disubmisi ke perusahaan. Ada juga Ekrut, Urbanhire, hingga Karir.com yang mencoba menawarkan solusi serupa.

Application Information Will Show Up Here