Fujifilm meramu X-A1 sebagai kamera berlensa interchangeable dengan harga paling terjangkau dan kesuksesannya mendorong sang spesialis imaging Jepang itu menciptakan penerusnya yang dititikberatkan pada kepabilitas self-portrait. Lalu di bulan Agustus silam, Fujifilm menyingkap iterasi ketiga kamera mirrorless tersebut, dibekali sejumlah perbaikan serta fitur-fitur baru.
Fujifilm X-A2 populer di kalangan generasi muda serta laris manis di pasar Asia, melebihi penjualan di negara-negara barat. Mungkin hal inilah yang membuat Fujifilm tidak mau menunda-nunda pelepasan model barunya di lebih banyak wilayah. Di tanggal 17 November kemarin, Fujifilm mengadakan konferensi pers peluncuran X-A3 di Indonesia. Seperti pendahulunya, kamera dibangun atas dasar tiga prinsip: kualitas gambar jempolan, fungsionalitas, dan mengendepankan desain retro.
X-A3 tetap mengusung arahan desain keluarga X-A, dengan penampilan bertema klasik yang dimaksudkan buat memberikan kesan fresh dan fashionable. Menurut Fuji, arahan ini membuatnya disukai oleh konsumen di segmen usia muda. Dari penuturan langsung CEO Fujifilm Indonesia Masatsugu Naito, X-A3 memang dirancang secara spesifik untuk user di area Asia Pasifik – khususnya Asia Tenggara.
Tubuh kamera – bagian atas, pelat depan dan dial – tersusun dari material aluminium. Fujifilm juga mengembangkan bahan kulit sintetis baru, diposisikan di zona kiri dan grip kanan, dimaksudkan buat menonjolkan tekstur ala kulitnya dan meningkatkan daya cengkram. Di area jangkauan jempol tangan kanan, Anda dapat segera menemukan dial, switch power dan tombol shutter dengan penempatan yang familier.
Bagian layar LCD di belakang memanfaatkan mekanisme slide-and-tilt sehingga panel tidak tertutup oleh body ketika Anda memutarnya 180 derajat ke depan. Menariknya lagi, bagian grip telah di-upgrade agar tetap mantap saat Anda ber-selfie – ketika dioperasikan secara terbalik menggunakan tangan kiri. Fungsi Self Timer kini juga dilengkapi mode Smile Detection, Buddy Timer serta Group Timer. Tanpa perlu menekan tombol, shutter dapat dipicu oleh senyuman atau sewaktu beberapa orang berkumpul bersama.
Performa self-portrait turut disempurnakan oleh fitur eye detection autofocus. Sesuai namanya, kamera akan segera fokus pada mata saat Anda memutar layar. User bisa menentukan prioritas, misalnya secara otomatis, atau ke mata kiri atau kanan.
Kapabilitas selfie memang sangat menarik, tapi tentu saja hal itu bukan satu-satunya daya tarik dari X-A3. Para pecinta foto boga dan traveler sudah pasti akan sangat mengapresiasinya paket penjualan Fujifilm X-A3. Perangkat dibundel bersama lensa kit XC16-50mm II yang lihai menjepret foto-foto macro. Hasilnya istimewa karena X-A3 mampu mendeteksi objek di jarak 7cm dari permukaan lensa, serta ditopang proses fokus yang lebih gesit walaupun kamera dioperasikan di ruang berpencahayaan temaram.
Uniknya lagi, X-A3 turut ditunjang flash pop-up pintar. Ia mampu menyesuaikan cahaya secara akurat di tiap skenario – baik foto makanan, di dalam ruang atau sewaktu mengambil gambar benda-benda berukuran kecil. ‘Kepintaran’ tersebut menjaga keaslian warna serta level kecerahannya. Kemampuan ini dipamerkan langsung oleh perwakilan Fujifilm Iindonesia: ia mengambil foto telapak tangan di jarak dekat dengan menyalakan flash. Bukannya overexposure, teksturtangan tampak jelas dan warnanya natural.
Berbicara spesifikasi, Fujifilm mengombinasikan sensor APS-C 24,2-megapixel (23,5×15,7mm), engine image processing spesial dan lensa Fujinon untuk menghidangkan kualitas gambar prima. Fuji bilang, X-A3 sangat andal dalam mereproduksi warna kulit, dan dengan begini, foto-foto individu merupakan kemahiran utamanya. Sensor APS-C sanggup menghidangkan efek bokeh yang cantik serta menangani foto-foto macro bahkan sewaktu depth of field-nya dangkal.
X-A3 mempunyai jangkauan sensitivitas ISO normal dari 200 sampai 6400, tapi juga bisa diekspansi hingga 12800 serta 25600 jika Anda bermaksud meminimalisir efek getaran. Produsen menjanjikan tingkat noise yang rendah, meskipun Anda menggunakannya di malam hari atau di ruang-ruang minim pencahayaan ketika ISO tinggi diperlukan.
Kamera ini turut menawarkan 11 mode Film Simulation, di antaranya ada Provia (menyajikan warna khas Fujifilm), Velvia (cerah dengan saturasi tinggi), Astia (berwarna lembut), tone Classic Chrome, serta monokromatik dan Sepia. Terdapat pula berbagai pilihan filter (ada 10) semisal Fisheye, Cross Screen, Toy Camera, Miniatur, Dynamic Tone, Pop Color, Soft Focus, High Key, Low Key dan Partial Color.
Proses pemakaian jadi lebih sederhana berkat kehadiran layar sentuh, bisa untuk menentukan fokus atau mengaktifkan zoom. X-A3 juga kompatibel ke app Fujifilm Camera Remote, memungkinkan Anda mengakses hasil jepretan serta mengutak-atik setting kamera dengan smartphone, tersambung via Wi-Fi (hampir serupa app Sony PlayMemories).
Fujifilm berencana untuk memasarkan X-A3 di Indonesia mulai tanggal 25 November, membanderolnya di harga Rp 8,8 juta.