Tag Archives: x86

AMD Kekurangan Pasokan Prosesor, Padahal Sedang Meraih Sukses

Dengan lahirnya Ryzen, membuat lembaran baru bagi AMD untuk menjual prosesornya. Bagaimana tidak, saat ini kinerja dari prosesor AMD sudah bisa melebihi dari yang ditawarkan oleh pesaing utamanya, yaitu Intel. Hal tersebut berkat arsitektur baru yang mereka serta proses pabrikasi yang lebih kecil. Jadi selain lebih kencang dari generasi sebelumnya, daya yang digunakan juga lebih irit.

Intel sendiri juga sedang kesulitan dalam memproduksi prosesornya yang menggunakan proses pabrikasi 10 nm dan 7 nm. Hal ini membuat Intel harus kembali mengeluarkan prosesor dengan proses pabrikasi 14 nm. Namun apakah hal ini bisa membuat AMD menguasai pasar prosesor x86? Ternyata hal tersebut belum bisa dipastikan.

Asus AMD 13

AMD yang saat ini memiliki tahta kecepatan dalam prosesor x86 ternyata ada dalam posisi yang kurang nyaman. Memang, saat ini banyak sekali produsen laptop yang menawarkan produknya dengan menggunakan prosesor Ryzen. Akan tetapi, ternyata pasokan prosesor itu cukup tertunda dari TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company). Hal tersebut juga diperparah dengan kondisi pandemi COVID-19 yang mengacaukan seluruh rantai pasokan.

Menurut sebuah pemasok komputer asal Jerman yang dikutip oleh Slashdot melalui PCPer, AMD bakal kekurangan pasokan khususnya Ryzen 7 4800H. Hal ini akan berlanjut hingga akhir bulan September 2020. Hal tersebut dibuktikan oleh HP, Acer, dan Lenovo yang menawarkan laptop dengan prosesor AMD dengan Ryzen 3 dan 5 saja. Kondisi ini juga membuktikan kenapa konsumen tidak bisa membeli Ryzen 4000G secara terpisah tanpa satu sistem desktop penuh.

AMD Ryzen_2

Peluncuran konsol game XBox dan Playsation ditengarai sebagai salah satu penyebabnya juga. Seperti yang kita ketahui, kedua konsol tersebut menggunakan prosesor AMD pula. Hal ini menunjukkan bahwa AMD harus menyediakan prosesor mereka dalam jumlah yang besar saat peluncuran kedua konsol game tersebut dan hal ini menjadi fokus TSMC untuk kapasitas produksi prosesor AMD Ryzen.

Oleh karena kelangkan ini, AMD berharap untuk bisa menggandakan kapasitas produksi wafer mereka di pabrik TSMC pada tahun depan. Jadi, kemungkinan laptop dengan prosesor Ryzen 4800H akan banyak ditemukan di pasaran pada tahun 2021. Namun jika saat ini Anda menemukan laptop dengan prosesor AMD 4800H di pasaran, tidak ada salahnya untuk membelinya karena kelangkaan tersebut.

Sumber: PCPer, Slashdot, Reddit

Dhyana, Prosesor x86 AMD Zen dari Tiongkok

Selama ini, kita mengenal beberapa perusahaan yang memiliki lisensi x86, seperti IBM, Intel, AMD, dan VIA. Dengan pertarungan “berdarah” selama beberapa tahun membuat Intel merajai pasar prosesor x86 dan diikuti oleh AMD. VIA sendiri saat ini ternyata masih membuat prosesor, walaupun tidak semasif Intel dan AMD.

Babak baru dilanjutkan oleh AMD dengan memamerkan arsitektur Zen dua tahun lalu. Arsitektur ini yang sampai saat ini digunakan untuk membuat prosesor terbaru mereka Ryzen. Nah, ternyata pada saat yang sama, AMD juga menjalin kerjasama dengan Tianjin Haiguang untuk mendirikan perusahaan patungan untuk mengembangkan prosesor. Saham AMD pun menjadi meningkat pada saat ini.

Setelah dua tahun tidak terdengar mengenai kerjasama kedua perusahaan ini, ternyata terkuak sesuatu mengenai kedua perusahaan ini dari sebuah kernel di Linux. Pada kernel tersebut, ada prosesor terbaru bernama Dhyana dari perusahaan Hygon.

Hygon sendiri merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh AMD dan Tianjin Haiguang dengan nama Chengdu Haiguang Integrated Circuit Design Co., Ltd. AMD memiliki saham 30% pada Hygon dan Tianjin Haiguang memiliki sisanya.

Bagaimana lisensi x86-nya?

AMD

Seperti yang disebutkan di atas, AMD juga memiliki lisensi x86 dan boleh memproduksi serta menjual prosesor dengan arsitektur tersebut. Hal ini juga termasuk perusahaan yang dimiliki oleh AMD.

AMD sendiri tidak boleh mentransfer lisensi x86 ke perusahaan pihak ketiga. Akan tetapi, AMD hanya memiliki saham 30% saja pada Hygon. Lalu bagaimana cara Hygon agar tidak melanggar lisensi x86 tersebut?

AMD dan Tianjin Haiguang juga mendirikan perusahaan patungan dengan nama Haiguang Microelectronics Co. Ltd. atau HMC. AMD saat ini memegang 51% saham dan Tianjin Haiguang memiliki 49%.

HMC pun memiliki lisensi x86 karena perusahaan tersebut dimiliki secara mayoritas oleh AMD. Hal ini tentunya tidak melanggar perjanjian lisensi x86 antara AMD dengan Intel. HMC akan memproduksi prosesor x86 tersebut.

HMC lalu melisensikan hak cipta x86 kepada Hygon. Hygon lalu melakukan desain prosesor x86 tersebut, lalu menjual desainnya kembali ke HMC. Hal ini dilakukan agar desain prosesor tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar Cina.

HMC lalu menyewa pabrik yang ada seperti TSMC, lalu mengembalikan chip-chip tersebut kepada Hygon. Hygon lah setelah itu yang menjual prosesor Dhyana. Produk ini sendiri hanya dapat dijual di Tiongkok saja.

Lalu, apa itu Dhyana?

Pada saat nama dari prosesor ini terkuak pada kernel Linux, terlihat bahwa Dhyana memiliki family number 17h. Padahal, prosesor Zen memiliki family number 18h. Hal ini tentunya memiliki hubungan yang dekat.

AMD sendiri mengatakan bahwa mereka tidak menjual desain chipset-nya, tetapi membiarkan Hygon mendesain prosesor mereka sendiri. Untuk arsitekturnya sendiri, Dhyana memiliki kemiripan dengan EPYC. Hal ini berarti bahwa Hygon akan menjual prosesor tersebut untuk kebutuhan pasar server di Tiongkok.

Uniknya, para pemakai Linux sendiri melakukan porting menggunakan kode dari EPYC untuk menjalankan Dhyana. Hasilnya, Dhyana pun dapat berjalan dengan baik dan juga dapat menjalankan patch yang ditujukan untuk EPYC. Bisa jadi, kedua prosesor tersebut hanya memiliki sangat sedikit perbedaan.

Pada tahun 2015 lalu, pemerintahan Obama memblokir Intel untuk berjualan prosesor Xeon ke Tiongkok. Hal tersebut dikarenakan Amerika khawatir Xeon akan menggerakkan program nuklir Tiongkok. Amerika juga telah melakukan langkah agar Tiongkok juga tidak memiliki pengetahuan mengenai pembuatan chip.

Pada saat itu juga, terjadi spekulasi mengenai hal yang sama akan melebar ke perusahaan lainnya. Benar saja, saat ini ZTE dan Huawei memiliki nasib yang kurang lebih sama di Amerika.

Dengan kerjasama AMD dan Tianjin Haiguang, tentu saja membuat banyak pihak terkejut. Pasalnya, Intel dilarang untuk bekerjasama dengan Tiongkok, namun AMD bisa melakukan hal tersebut. Tentunya, hal ini bisa jadi tidak terlepas dari upaya AMD untuk mendapatkan investasi dalam memperpanjang bisnis mereka di pasar teknologi.

Sumber: Tomshardware, Gambar: Tomshardware, Pixabay.

Qualcomm dan Microsoft Optimis Perangkat “Mobile PC” Hadir di Pasaran Akhir Tahun Ini

Dalam 4G/5G Summit yang diadakan Qualcomm di Hong Kong, minggu lalu, sesi “Mobile PC” yang menghadirkan perwakilan Microsoft menjadi penegasan keseriusan Qualcomm memasuki pasar PC. Don McGuire, VP Product Marketing Qualcomm Technologies, memastikan bahwa timeline ketersediaan produk tidak berubah dari rencana awal dan direncanakan produk mobile PC bakal hadir akhir tahun ini.

McGuire menjanjikan mereka akan memberitahukan perkembangan produk mobile PC dalam beberapa minggu ke depan. Konsep mobile PC dikenalkan bulan Desember 2016 dan dalam disebutkan produk pertamanya akan hadir dalam waktu setahun.

Menggandeng Asus, Lenovo, dan HP, Qualcomm akan menanamkan Snapdragon 835 sebagai “otak” mobile PC. Snapdragon 835 saat ini digunakan sebagai chipset smartphone flagship, seperti Samsung Galaxy S8, Note8, Xiaomi Mi 6 dan LG V30.

Ke depannya, chipset tier premium akan dikembangkan dengan mindset untuk mentenagai smartphone kelas premium dan mobile PC.

Kepada DailySocial, Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong menjelaskan hal yang menjadi fokus pengembangan perangkat mobile PC adalah konsep always connected yang terhubung dengan jaringan LTE dan kemampuan penggunaan batere yang luar biasa. Semua diklaim bisa dicapai dengan tidak mengorbankan kinerja PC sebagai perangkat produktivitas.

Shannedy menegaskan belum ada manufaktur PC lokal yang bakal menjadi mitra Qualcomm mengembangkan produk mobile PC ini.

Menggunakan core chipset 10nm dan teknologi Gigabit LTE, fitur unggulan lain yang diusung mobile PC berbasis ARM adalah instant on dan low power usage.

Menantang hegemoni “Wintel”

Kemitraan Qualcomm dan Microsoft bukan tanpa tantangan. Intel, sebagai bagian dari hegemoni “Wintel”, disebutkan tidak senang dengan penggunaan emulasi arsitektur x86 untuk platform ARM yang dikembangkan Qualcomm. Intel yang bisa dianggap sudah mengibarkan bendera putih di segmen mobile tentu tidak ingin pasarnya di segmen PC terancam.

Konsep “mobile PC” sendiri bukanlah sesuatu yang unik. Konsep produk ringan, hemat batere, dan harga relatif terjangkau sudah didengung-dengungkan sejak zaman netbook. Kini line up yang paling mendekati konsep tersebut adalah ultrabook.

Pihak Microsoft sendiri menyebutkan rencana peluncuran mobile PC ditujukan untuk mengembangkan ekosistem Windows. Kehadiran mobile PC akan melengkapi portofolionya sebagai alternatif solusi bagi konsumen dan bukan untuk menggantikan jajaran produk yang sudah ada.

Dengan stagnannya pasar PC dan pasar tablet, patut ditunggu bagaimana performa mobile PC yang bakal diluncurkan dan seberapa cocok solusi yang ditawarkan dengan kebutuhan konsumen.