Tag Archives: Xbox One S

Microsoft Diam-Diam Sudah Menyetop Produksi Semua Model Xbox One Sejak Akhir 2020

Berbeda dari smartphone, konsol generasi baru tidak datang setiap tahun. Alhasil, konsol generasi lama tidak otomatis langsung berhenti diproduksi ketika suksesornya telah tersedia di pasaran. Masa transisi dari konsol lama ke baru itu akan selalu ada, akan tetapi lamanya berbeda-beda tergantung kondisi dan kebijakan masing-masing perusahaan.

Di kubu Microsoft, masa transisi dari Xbox One ke Xbox Series X/S rupanya sudah rampung sejak lama. Kepada The Verge, Microsoft mengonfirmasi bahwa mereka sebenarnya sudah berhenti memproduksi semua model Xbox One pada akhir 2020 lalu. Sebelumnya, tepatnya di bulan Juli 2020, Microsoft sempat bilang bahwa mereka sudah menyetop produksi Xbox One X dan Xbox One S Digital Edition, tapi tidak untuk Xbox One S versi standar.

Sekarang kita tahu bahwa rencana tersebut ternyata cuma bertahan beberapa bulan saja, sebab Microsoft secara diam-diam juga sudah berhenti memproduksi Xbox One S versi standar di akhir tahun 2020. Dengan kata lain, Microsoft sebenarnya sudah sepenuhnya berfokus pada Xbox Series X dan Series S mulai 2021 kemarin.

Ini sangat kontras dengan strategi yang dijalankan oleh Sony. Baru-baru ini, beredar laporan bahwa Sony akan menggenjot produksi PlayStation 4 di tahun 2022 ini demi mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh krisis stok PlayStation 5. Sony bahkan sempat bilang bahwa mereka dari awal memang belum pernah berniat untuk menghentikan produksi PS4.

Tidak seperti Sony, Microsoft menawarkan dua tipe konsol generasi baru yang berbeda / Microsoft

Baik Sony ataupun Microsoft sebenarnya sama-sama kesulitan memenuhi permintaan tinggi konsumen akan konsol next-gen bikinan masing-masing. Namun yang agak berbeda adalah, di saat Sony hanya menawarkan satu tipe konsol saja (PS5), Microsoft menawarkan dua tipe yang berbeda (Xbox Series X dan Series S). PS5 memang ada yang versi Digital Edition, akan tetapi versi tersebut tidak mempunyai perbedaan performa sama sekali.

Xbox Series S di sisi lain memiliki performa yang lebih inferior ketimbang Series X. Secara fisik, ukuran chipset yang menenagai masing-masing konsol bahkan berbeda. Sebelum ini, Phil Spencer selaku bos besar Xbox juga sempat menjelaskan bahwa mereka sebenarnya bisa memproduksi lebih banyak chip milik Series S ketimbang chip milik Series X dalam satu penampang yang sama.

Jadi meski kesulitan memenuhi demand Series X, Microsoft masih bisa sedikit menutupinya dengan memperbanyak stok Series S. Sony di sisi lain harus bergantung pada konsol lamanya untuk menyiasati krisis stok PS5.

Sumber: The Verge. Gambar header: Louis-Philippe Poitras via Unsplash.

Xbox One X dan Xbox One S All-Digital Edition Resmi Berhenti Diproduksi

Perang console next-gen edisi 2020 sepertinya bakal segera dimulai tidak lama lagi. Setelah Sony dilaporkan sibuk menggenjot produksi PlayStation 5 baru-baru ini, sekarang giliran kubu Microsoft yang mendapat sorotan. Kepada The Verge, Microsoft secara resmi menyatakan bahwa mereka telah menghentikan produksi Xbox One X dan Xbox One S All-Digital Edition.

Meski Microsoft sampai saat ini masih belum memberikan kepastian, pengumuman ini jelas merupakan pertanda akan semakin dekatnya peluncuran Xbox Series X. Sebelum ini, banyak yang memprediksi bahwa console next-gen dari kedua kubu bakal meluncur di musim liburan 2020, tapi kalau melihat situasi pandemi yang tak kunjung berakhir, bukan tidak mungkin Sony dan Microsoft bakal memajukan jadwalnya.

Tentu saja ini merupakan situasi yang cukup rumit. Di satu sisi, demand atas perangkat gaming, termasuk halnya PC, meningkat drastis karena kita butuh hiburan selama mengarantina diri di kediaman masing-masing. Di sisi lain, produsen pasti cukup kewalahan memenuhi demand tersebut karena tidak bisa mengoperasikan pabriknya secara maksimal seperti biasanya.

Xbox One S masih akan diproduksi / Microsoft
Xbox One S masih akan diproduksi / Microsoft

Kalau melihat situs resmi Xbox, semua varian Xbox One X rupanya sudah terjual habis, demikian pula Xbox One S All-Digital Edition. Yang masih tersedia stoknya adalah Xbox One S, dan ternyata Microsoft memang masih lanjut memproduksi console tersebut. Bisa jadi ini merupakan salah satu strategi Microsoft untuk memenuhi tingginya permintaan konsumen.

Kemungkinan lain, ini berkaitan dengan komitmen Microsoft untuk tidak memaksa konsumen meng-upgrade ke Xbox Series X. Dijelaskan bahwa setidaknya sampai beberapa tahun ke depan, judul-judul eksklusif yang diterbitkan Xbox Game Studios akan hadir di Xbox Series X dan Xbox One sekaligus.

Tentu saja kita juga tidak boleh lupa dengan rumor bahwa Microsoft sedang menyiapkan alternatif Xbox Series X yang lebih terjangkau, yang kemungkinan bakal dinamai Xbox Series S, dan kabarnya akan diungkap pada bulan Agustus mendatang. Berhubung Xbox One X sekarang sudah resmi di-discontinue, Microsoft tentu bisa mengalokasikan lebih banyak waktunya untuk segera meluncurkan Xbox Series X dan Series S ke pasaran.

Sumber: The Verge.

Microsoft Resmi Umumkan Xbox One S Versi All-Digital

Setelah jadi cara utama distribusi konten di platform PC, metode digital mulai dimanfaatkan pula oleh produsen console dalam menyajikan produknya. Kita memang tak bisa memajang koleksi game digital di rak, tapi karena kepraktisan prosesnya, cara tersebut bertambah populer di kalangan konsumen. Dan pada akhirnya, tren ini mendorong Microsoft untuk mengenalkan Xbox One model baru.

Eksistensinya pertama kali tersingkap dalam laporan Thurrott soal rencana Microsoft memangkas kehadiran optical disc drive di console current-gen mereka. Kemudian di bulan Februari kemarin, terdengar kabar yang menyatakan bahwa hardware anyar ber-codename Lockhart (dan Anaconda) akan dipamerkan di E3 2019. Detail mengenainya sempat bocor di bulan Maret lalu, namun perusahaan baru mengumumkannya secara resmi minggu ini.

Sesuai ekspektasi sebelumnya, Xbox One S All-Digital Edition diracik secara eksklusif untuk menangani game tanpa medium fisik berupa disc. Perancangannya didorong oleh tingginya peningkatan konsumsi konten digital serta kesuksesan program Xbox Game Pass yang memberikan pelanggannya lebih dari 100 judul permainan. Perusahaan bilang, kondisi industri hiburan saat ini sudah sangat berbeda dari ketika Xbox pertama kali dirilis di 2001, dan mereka perlu beradaptasi dengan keadaan tersebut.

“Xbox One S All-Digital sengaja diciptakan bagi mereka yang lebih memilih untuk mendapatkan serta bermain game Xbox secara digital dengan mengeluarkan modal seekonomis mungkin,” tutur general manager platform and devices marketing Jeff Gattis.

Xbox One All-Digital 3

Demi membuatnya terlihat atraktif, produk dibundel bersama tiga game, yaitu Minecraft, Forza Horizon 3 dan Sea of Thieves (jika dijumlahnya, harganya bisa mencapai US$ 120); dan kesempatan berlangganan Xbox Game Pass selama tiga bulan hanya dengan mengeluarkan uang US$ 1. Nama serta desainnya juga mengindikasikan penggunaan susunan hardware serupa Xbox One S, yang berarti siap menghidangkan video-video 4K HDR, didukung pula oleh penyimpanan berbasisi hard drive sebesar 1TB.

Xbox One All-Digital 2

Pengumuman Microsoft itu juga menandai dibukanya gerbang pre-order Xbox One S All-Digital. Perangkat  telah mulai dijajakan di Microsoft Store, Amazon sesrta Best Buy, dan rencananya akan dipasarkan pada tanggal 7 Mei 2019.

Xbox One All-Digital 1

Sebagai kompensasi absennya optical disc drive, console dijual seharga US$ 50 lebih murah dari Xbox One S standar, menjadi US$ 250. Dengan mengonversi jumlah tersebut ke rupiah, kita mendapatkan angka Rp 3,5 jutaan. Tapi seperti barang impor lain, penentuan harganya di Indonesia tidak sesederhana ini, apalagi Xbox One pada dasarnya belum pernah meluncur resmi di tanah air.

Satu hal menarik dari pengungkapan Xbox One S All-Digital adalah, tak semua orang puas terhadap penawaran Microsoft ini. Banyak dari mereka yang merasa US$ 250 masih terlalu mahal.

Google Tambahkan Dukungan Controller Xbox One di Android Pie

Sebagai update besar kesembilan untuk sistem operasi perangkat bergerak Google, Android Pie diracik buat mengoptimalkan kapabilitas kecerdasan buatan. Pie kabarnya mampu beradaptasi sesuai preferensi pengguna, sanggup memprediksi hal-hal yang akan Anda lakukan, serta mem-buat pemakaian daya lebih efisien. Sistem akan menjadi bertambah pintar seiring pemakaian.

Namun menariknya, update Pie juga tidak terbatas pada aspek AI saja. Ada kabar gembira buat para gamer: XDA-Developers mengabarkan bahwa melalui rilis terbaru Pie, Google kini secara resmi mendukung controllernew‘ Xbox One di smartphone Android. Dengan begini, gamepad buatan Microsoft untuk console current-gen mereka bisa kompatibel penuh ke handset via sambungan Bluetooth.

Kompatibilitas controller Xbox One ‘S’ ke perangkat Android memang sudah lama diharapkan oleh gamer, bermula dari fakta bahwa Microsoft memilih buat mengusung teknologi Bluetooth standar di periferal itu. Beberapa game telah dapat dikendalikan menggunakan aksesori ini, tapi pengalaman penggunaan gamepad masih jauh dari kata sempurna karena waktu itu terdapat cukup banyak kendala terkait mapping tombol.

Controller Xbox One S 1

Bug tersebut dilaporkan oleh para pengguna dan tepat dua tahun setelah terdeteksi, Google akhirnya memberikan solusi tepat di tanggal 22 Agustus minggu lalu melalui pengumuman seorang teknisi: “Bug sudah berhasil diberantas di [Android] P.”

Yang menarik lagi, penambahan dukungan controller Xbox One S tiba setelah pemberitahuan Epic Games terkait rencana developer membubuhkan support periferal kendali Bluetooth buat Fortnite. Belum diketahui pasti kapan tepatnya fitur ini akan hadir, namun gamepad Microsoft itu hampir bisa dipastikan dapat menjadi alat gamer menikmati permainan battle royale populer tersebut.

Dengan kompatibilitas penuh ke perangkat Android, controller Xbox One S boleh dikatakan sebagai alat kendali spesialis game paling fleksibel yang tersedia di pasar saat ini. Selain platform game current-gen Microsoft, periferal ini bisa langsung tersambung ke PC berbasis Windows 10 tanpa memerlukan proses instalasi. Di PC, controller Xbox One siap menyuguhkan mode wireless dan wired via kabel USB.

Kehadiran dukungan controller Xbox One tentu saja merupakan kabar gembira bagi mereka yang sudah mempunyai periferal tersebut. Di Indonesia, gamepad Xbox One S dibanderol hampir setara harga DualShock 4 buat PS4 (produk Microsoft itu cenderung sedikit lebih mahal). Dengan sedikit utak-utik dan pemakaian app third-party, DualShock 4 sebetulnya juga dapat digunakan di PC serta Android.

Via CNET & The Verge.

Microsoft Umumkan Xbox One Edisi PlayerUnknown’s Battlegrounds dan Minecraft

Bukan rahasia, console generasi kedelapan akan tutup usia dalam dua atau tiga tahun lagi. Sudah terdengar kabar terkait kerja sama Sony dengan AMD untuk menggarap sistem game next-gen-nya dan Microsoft bahkan telah mengonfirmasi pengembangan Xbox ‘Scarlet’. Tapi hal itu malah lebih menyemangati para console maker buat memasarkan produk current-gen mereka.

Setelah Sony melepas PlayStation 4 versi Days of Play berwarna biru di bulan Juni kemarin, kali ini giliran Microsoft mengumumkan Xbox One edisi bundel baru. Menariknya, mereka melakukannya secara lebih agresif, menjajakan tak cuma satu, tapi dua pilihan produk. Penawaran tersebut terdiri dari Xbox One S Minecraft dan Xbox One X versi PlayerUnknown’s Battlegrounds.

Penyingkapan dua bundel Xbox One ini sangat menarik karena beberapa hal. Pertama, dua permainan yang jadi andalan di sana bukanlah judul baru. Franchise Minecraft sudah menjadi milik Microsoft sejak mereka mengakuisisi Mojang di tahun 2014, lalu PUBG telah bisa dinikmati di Xbox One sejak bulan Desember (walaupun dalam keadaan belum rampung). Kedua, ‘branding‘ permainan hanya diterapkan di bungkusnya, bukan pada unit console.

Xbone 1

Di blognya, director of programming Xbox Live Larry ‘Major Nelson’ Hryb menyampaikan alasan mereka meramu dua edisi ini. Xbox One S Minecraft Bundle disajikan untuk merayakan peluncuran update Aquatic bertema kehidupan dan penjelajahan laut. Hryb juga mengajak Anda buat bergabung ke komunitas Minecraft yang tak hanya terdiri dari gamer Xbox, tapi juga Switch dan mobile.

Bundel Xbox One S menyajikan unit console berwarna putih, yang disertai akses download Minecraft, plus update Aquatic dan bonus Explorer’s Pack, game Minecraft: Story Mode The Complete Adventure, Xbox Game Pass selama sebulan dan Xbox Live Gold berdurasi 14 hari.

Xbone 2

Dan melalui Xbox One X PlayerUnknown’s Battlegrounds Bundle, Microsoft mencoba menggaet Anda meramaikan komunitas PUBG yang saat ini berisi lebih dari 8 juta pemain (diakses via program Xbox Game Preview). Konten bundel ini hampir mirip versi Minecraft, tetapi selain Xbox One X berwarna hitam kelabu dan bonus-bonus lain, ia turut dibekali satu unit Xbox Wireless Controller.

Berdasarkan keterangan Major Nelson, Xbox One X PUBG Bundle dan Xbox One S Minecraft Bundle sudah mulai dipasarkan minggu ini. Versi PUBG didistribusikan luas via toko-toko retail, namun edisi Minecraft-nya disajikan secara ‘lebih terbatas’.

Kedua produk baru ini masing-masing dibanderol US$ 500 (Xbox One X) dan US$ 300 (Xbox One S), namun tampaknya Anda juga harus mengeluarkan tambahan biaya buat membeli controller jika memilih Xbox One S Minecraft Bundle.

13 Game Xbox Orisinal ‘Di-upgrade’ Agar Dapat Dinikmati di Xbox One

Backward compatibility ialah satu dari beberapa faktor yang jadi andalan Microsoft di Xbox One. Fitur ini memungkinkan pemain menikmati game-game Xbox 360 di console current-gen. Sejak tersedia, jumlah permainan di daftar backward compatible terus bertambah, dan Microsoft juga punya rencana yang lebih ambisius lagi terhadap kemampuan tersebut.

Dalam konferensi pers E3 2017, Microsoft mengabarkan bahwa sekitar 50 persen pemilik Xbox One pernah menikmati game Xbox 360, memperlihatkan populernya fitur ini di kalangan user. Dan melihat respons gamer yang begitu positif, Microsoft mengungkap agenda buat memperluas backward compatibility  Xbox One, hingga dapat menghidangkan permainan Xbox generasi pertama. Kapabilitas baru itu kabarnya mulai diimplementasikan pada hari ini.

Lewat IGN, Microsoft mengabarkan ada 13 permainan Xbox pertama yang segera bisa dimainkan dari Xbox One. Judulnya meliputi:

  • Star Wars: Knights of the Old Republic
  • Ninja Gaiden Black
  • Crimson Skies: High Road to Revenge
  • Fuzion Frenzy
  • Prince of Persia: The Sands of Time
  • Psychonauts
  • Dead to Rights
  • Black
  • Grabbed by the Ghoulies
  • Sid Meier’s Pirates!
  • Red Faction II
  • BloodRayne 2
  • The King of Fighters Neowave

Anda bisa melihat sendiri, nama-nama di atas bukanlah permainan biasa, namun merupakan judul-judul istimewa dan cult classic. Uniknya lagi, sistem  backward compatibility siap mendukung multiplayer coop meski game dimainkan dari platform berbeda. Ambil contohnya Crimson Skies. Permainan dapat dinikmati oleh gamer di Xbox, Xbox One standar, Xbox One S, hingga Xbox One X bersama-sama. Tentu saja, mereka sudah tidak ditunjang mode multiplayer online karena layanannya telah dihentikan bertahun-tahun silam.

Cara mengakses fitur ini sangat mudah. Tinggal masukkan disc orisinalnya ke Xbox One, atau dapat segera dimainkan jika Anda telah mempunyai game secara digital. Kita juga bisa membeli permainannya dari Xbox Store seharga US$ 10.

Mayoritas permainan Xbox tersebut tetap dihidangkan dalam rasio 4:3, namun teksturnya tampil lebih jelas serta tajam karena tak lagi terpatok di resolusi 480p. Ninja Gaiden Black bahkan siap mendukung rasio widescreen 16:9 sehingga game terlihat lebih modern.

Tim Xbox berjanji untuk terus menambah jumlah game Xbox yang kompatibel dengan Xbox One. Microsoft juga mengingatkan bahwa proses pemilihannya harus dilakukan secara cermat karena sejumlah alasan: beberapa publisher sudah berhenti berbisnis, ada kontrak yang hilang, atau disebabkan oleh masalah lisensi musik tertentu.

Xbox Insider Program Ajak Pengguna Mencoba Fitur, Game dan Aplikasi Baru Sebelum Dirilis

Belajar dari Windows Insider Program, Microsoft baru-baru ini mengumumkan program serupa untuk Xbox. Tujuan Xbox Insider Program adalah memberi kesempatan kepada pengguna untuk menjajal berbagai macam konten baru sebelum dirilis, supaya pada akhirnya mereka bisa memberikan masukan buat Microsoft.

Sebelum ini sebenarnya sudah ada Xbox Preview Program yang telah berjalan sejak tahun 2014. Insider Program merupakan kelanjutan darinya, dan konten yang difokuskan kini mencakup game, app dan pengalaman baru lainnya, bukan cuma system update saja seperti sebelumnya.

Semua konten ini bisa diakses melalui Xbox Insider Hub. Microsoft berjanji untuk menyajikan pengumuman, quest maupun jenis konten lain yang relevan dan terpersonalisasi buat masing-masing partisipan. Satu console pun bisa dipakai oleh beberapa pengguna sekaligus sehingga masing-masing bisa memberikan masukannya sendiri-sendiri.

Alaminya, Insider Program ini akan dibuka bagi mereka yang sebelumnya sudah aktif memberikan masukan dalam Preview Program. Mereka pun tidak perlu melakukan apa-apa selama Xbox One berada dalam mode Instant-on dan aplikasi Xbox Preview Dashboard telah ter-install.

Pun demikian, Microsoft juga berjanji bahwa Xbox Insider Program ini akan dibuka untuk semua pengguna tanpa terkecuali dalam waktu dekat, sehingga mereka pun bisa menikmati preview game, aplikasi serta system update terbaru sebelum semua itu diluncurkan. Tentunya program ini bersifat opsional, sama kasusnya seperti Windows Insider Program.

Sumber: Xbox Wire.

Project Scorpio Menandai Akhir Era Console yang Kita Kenal

PlayStation 4 Pro dan Project Scorpio merupakan langkah para console maker memenuhi tuntutan terhadap semakin tingginya kualitas konten. Rivalitas kedua perusahaan tersebut memang seru dan sangat menarik disimak, tapi kita juga melihat sebuah revolusi besar tengah terjadi di ranah home console. Buktinya, siklus hidup hardware kini terasa berputar lebih cepat.

Meski berbeda ekosistem, performa hardware, serta koleksi permainan, Scorpio dan PS4 Pro mempunyai basis gagasan serupa mengenai mengapa mereka disiapkan. Microsoft sendiri mengklaim Scorpio sebagai console terkuat yang pernah ada, menjanjikan kinerja grafis sebesar 6-teraflop, memungkinkan sistem menjalankan permainan di resolusi 4K sejati. Meski demikian, ada alasan mengapa Microsoft tidak menamainya Xbox ‘Two’, hal ini juga boleh jadi menandai sebuah akhir dari era console.

Berbicara pada TechRadar, Albert Pinello dari Microsoft menjelaskan argumentasi mereka. Buat meramu sistem, sang produsen fokus pada prinsip kontinuitas. Maksudnya, tidak ada perbedaan sama sekali dalam penyuguhan secara retail. Bedanya hanya ketika game dihidangkan: saat disc dimasukkan ke Xbox One S, Anda akan memperoleh kualitas current-gen; kemudian saat permainan ditangani Scorpio, maka kita mendapatkan konten high-end.

Mirip seperti yang pernah disampaikan Shuhei Yoshida soal PS4 Pro, Scorpio masih merupakan bagian dari keluarga Xbox One, mendukung seluruh aksesori, periferal, game, serta dibekali fungsi serupa. Hanya saja, berkat Scorpio, gamer memperoleh lompatan mutu visual. Lalu untuk segmen pembuatan konten, Microsoft yakin developer dapat memanfaatkan tingginya kapabilitas hardware sehingga mereka lebih leluasa berkreasi.

Dengan agenda melepas dua produk dalam dua tahun (One S dan Scorpio tahun depan), TechRadar bertanya apakah pasar console nantinya akan menyerupai siklus smartphone. Pinello membenarkan bahwa banyak orang menggunakan analogi ini, namun ia menegaskan terdapat banyak perbedaan substansial antara console dan smartphone, misalnya dari penyajian produk sampai pendanaan. Tak serupa seperti perangkat bergerak, console maker tidak bisa seenaknya merilis versi baru hanya karena ada update kecil.

Menariknya lagi, Microsoft menyadari hadirnya versi refresh dan model high-end platform current-gen berpotensi membuat kesal dan membebani gamer. Solusinya adalah Microsoft mengungkap detail informasi dari awal dan mengutarakannya secara gamblang agar tidak menyesatkan. Misalnya seperti yang dituturkan Phil Spencer, Scorpio tidak memberi banyak manfaat jika Anda tidak mempunyai TV 4K.

Peluncuran Scorpio yang ditetapkan pada ‘musim liburan’ 2017 juga sengaja dilaksanakan ketika sudah ada lebih banyak orang memiliki TV 4K. Dan bagi Microsoft, Scorpio adalah sebuah pilihan tambahan untuk konsumen.

Header: VideoGamer.

Microsoft Xbox One S Versus New PlayStation 4, Siapa Jawaranya?

2016 kembali menjadi arena pertarungan panas antar dua console maker ternama, sesudah sebelumnya Sony dan Microsoft berduel di penghujung 2013 dengan pelepasan console generasi kedelapan. Memasuki era VR, kedua rival besar itu turut meluncurkan versi refresh hardware mereka, hingga masing-masing mengeluarkan senjata andalannya (Pro dan Scorpio) beberapa bulan lagi.

Setelah tersedia, komparasi antara Xbox One S dan PlayStation 4 ‘slim‘ memang tidak bisa dihindari. Meski PlayStation 4 baru seolah-olah disiapkan buat menjawab kehadiran One S, ada perbedaan fundamental antara kedua sistem: PS4 berwujud ramping itu merupakan pengganti varian terdahulu, sedangkan Xbox One S tersaji sebagai pilihan alternatif dengan sejumlah fitur tambahan. Pertanyaannya: mana yang terbaik untuk Anda?

Aspek pertama yang bisa kita takar tentu saja ialah desain dari console. Di E3 2016, Microsoft telah mengumumkan bahwa Xbox One S mempunyai volume 40 persen lebih kecil dari model standar. Facelift yang mereka terapkan (dengan finishing matte putih dihiasi lubang-lubang melingkar) membuat device jauh lebih menarik. Beberapa reviewer bilang, seharusnya seperti inilah Xbox One dihidangkan.

New PlayStation 4 vs. Xbox One S 2 New PlayStation 4 vs. Xbox One S 1

PS4 slim hanya memperoleh pemangkasan volume sebesar 30 persen. Meski demikian, ia jauh lebih ramping dibandingkan One S, dengan dimensi 25,4×27,9×3,8cm versus 42,9×29,2×11,4cm. Walaupun PS4 tersebut tampak unggul dari sisi mobilitas, namun perlu Anda ketahui One S menyimpan unit power supply di dalam, sehingga kabel tidak lagi menyulitkan dan ia lebih mudah dibawa-bawa.

Melihat spesifikasi hardware, di atas kertas PlayStation 4 Slim sedikit lebih kuat dari Xbox One S. Keduanya tetap mengusung chip AMD Jaguar delapan-core; dengan GPU 1,84-TFLOP mentenagai New PS4 dan GPU 1,4-TFLOP 914MHz di dalam console anyar Microsoft. Mereka berdua dibekali memori RAM 8GB – DDR3 plus 32MB eSRAM di One S dan GDDR5 di New PS4. Kapasitas penyimpanan Xbox One S sendiri lebih lapang berkat HDD 2TB, dua kali lipat PS4 Slim.

Di segmen konektivitas, PS4 baru memperoleh dongkrakan teknis berupa Wi-Fi IEEE 802.11 a/b/g/n/ac 5GHz, memastikan koneksi internet lebih stabil saat mengunduh permainan dan menangani game online. Microsoft mengambil arahan berbeda, malah fokus pada kemampuan video. Jika kebetulan memiliki TV yang mendukung, Anda dapat men-streaming video UHD, menjadikan One S sebagai salah satu player Blu-Ray 4K paling terjangkau.

Untuk harga, PS4 Slim dan Xbox One S boleh dikatakan imbang. Mereka dijajakan mulai harga US$ 300 – US$ 400 buat One S 2TB. Keputusan kini berada di tangan Anda; dan jika masih bingung memilih sistem terbaik, silakan tanyakan satu hal ini pada diri Anda sendiri: di console apa franchise game favorit Anda tersedia?

Anda kebetulan punya cukup dana? Mengapa tidak miliki keduanya?

Sumber: Digital Trends.