Tag Archives: XL Tunai

XL Axiata to Shut Down XL Tunai E-Money Service

XL Axiata (XL) cellular operator is to shut down XL Tunai e-money service after eight years of operation. This decision was taken as the difficulty to grow amid intense competition with other digital wallet players.

Regarding the shutdown, XL has conducted socialization with its customers via SMS. The written statement: “Dear Customer, your XL Tunai service will be terminated on 28/02/2020 due to your balance at Rp 0”.

Furthermore, another SMS stated: “Dear Customer, we are to re-inform you that XL Tunai-in balance / cash-in has been closed as of 12/02/2020. Your balance can still be used for transactions through *808#”.

A familiar source told DailySocial, XL Axiata’s CEO Dian Siswarini said that the service termination referred to the termination for balance top-up or cash in.

“Termination balance top-up is to stop money circulation. We really plan to shut down XL Tunai, but it can’t just be, because we have to get approval from Bank Indonesia (BI) as the issuer,” Dian said.

There are no further details regarding this shutdown. Dian said that she was still discussing with BI regarding the mechanism of closing its services.

XL Tunai was launched in 2012 and currently has 2 million users. Just like other e-money services, XL Tunai can be used to send and receive funds, pay bills, and buy tickets.

Challenging not to be agnostic

One of the biggest challenges for operators in the e-money business today was to shift banking domination. It’s getting harder when GoPay, OVO, and solutions from digital services increasingly exist.

Operators are considered to have failed to boost the users’ growth and e-money transactions due to a lack of merchant inclusiveness and ecosystem. The market share is limited to only customers.

Of the total 56 million XL customers, only 2 million are using XL Tunai. Telkomsel, with the largest customer base of 167 million, only acquired 20 million users – only half of them are active in transactions.

It’s a strategic step when T-cash decided to become an agnostic e-money platform at the end of 2018. It’s intended to become a platform that is free to use by anyone, without having to be a Telkomsel customer. T-cash and server-based e-money services run by state-owned banks have now merged into LinkAja.

Based on the 2019 Fintech Report, GoPay is currently the most used digital wallet of 83.3 percent, followed by OVO (81.4%), DANA (68.2%), and LinkAja (53%).

The fall of cellular operator’s digital business

Since 2018, XL Tunai operations have been transferred to its parent company, Axiata Digital Services. According to the latest news, the transfer was made so that XL could focus on its main business as telecommunications provider.

This is actually a strategy to remain efficient as a group, especially after XL failed to build Elevenia as an e-commerce joint venture with SK Planet. In the end, all of the blue operators’ digital businesses were left entirely to Axiata Group.

“We do not plan to substitute XL Tunai with a similar new service. The new plan [digital business] is actually there, but now it is handled in groups by the holding company,” he explained.

XL is not the only one failed to build a digital business. Indosat Ooredoo experienced the same failure. The company launched Dompetku to be merged into PayPro in the midst of 2017, also closed the Cipika marketplace because it did not want to keep burning money.

Reflecting on the issue above, telecommunications operators actually have a great opportunity to create new revenue from digital business. Operators have a large customer base and extensive network infrastructure. Its position as a telecommunications operator is advantageous because it must stay ahead of technological developments.

On the other hand, operators should move quickly in the face of competition with Over-The-Top (OTT) players. The growth of the telecommunications industry continues to fall and the cellular business is no longer expected. In other words, they must maintain profitability while continuing to build networks.

Although starting to refocus on the cellular as its core business, telecommunications operators still need to prepare themselves for the next 5-10 years to face the digitalization era.

What should be sought together is how the telecommunications industry finds the right business models and strategies in running digital businesses in the future, including finding capable talents to develop digital businesses.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Layanan pengisian saldo XL Tunai sudah ditutup, pengguna juga sudah terima pemberitahuan. Saat ini menunggu izin penutupan dari Bank Indonesia.

XL Axiata Segera Tutup Layanan Uang Elektronik XL Tunai

Operator seluler XL Axiata (XL) segera menutup layanan e-money XL Tunai setelah delapan tahun beroperasi. Penutupan ini menyusul semakin sulitnya ruang untuk bertumbuh di tengah ketatnya persaingan dengan pemain dompet digital.

Mengenai penutupan layanan ini, XL sudah melakukan sosialisasi kepada pelanggannya melalui SMS. Isinya tertulis: “Pelanggan Yth, layanan XL Tunai Anda akan dihentikan pada 28/02/2020 karena saldo Anda Rp0”.

Kemudian, SMS lainnya berisi: “Pelanggan Yth, kami infokan kembali bahwa pengisian saldo/cashin-in XL Tunai telah ditutup per 12/02/2020. Saldo Anda masih bisa dipakai untuk transaksi di *808#”.

Dari informasi yang diterima DailySocial, CEO XL Axiata Dian Siswarini menyebutkan penghentian layanan dimaksud saat ini adalah penghentian untuk pengisian saldo atau cash in.

“Penghentian isi saldo ini supaya tidak ada uang beredar lagi. Kita memang berencana menutup XL Tunai, tapi tidak bisa begitu saja karena harus dapat approval dari Bank Indonesia (BI) selaku pemberi lisensi,” ujar Dian.

Belum ada rincian lebih lanjut mengenai rencana penutupan ini. Dian menambahkan bahwa pihaknya masih berdiskusi dengan BI terkait mekanisme penutupan layanannya.

XL Tunai diluncurkan pada 2012 dan saat ini memiliki 2 juta pengguna. Sama seperti layanan e-money lainnya, XL Tunai dapat digunakan untuk mengirim dan menerima dana, membayar tagihan, hingga membeli tiket.

Sulit jika tidak agnostik

Salah satu tantangan terbesar operator di bisnis e-money saat itu adalah menggeser dominasi perbankan. Semakin berat kala GoPay, OVO, dan solusi dari layanan digital makin exist.

Operator dianggap gagal mendongkrak pertumbuhan pengguna dan transaksi e-money miliknya karena kurangnya inklusivitas dan ekosistem merchant. Pangsa pasarnya hanya terbatas pada orang yang menjadi pelanggannya saja.

XL punya 56 juta pelanggan, tapi cuma 2 juta yang memakai XL Tunai. Telkomsel sendiri, dengan basis pelanggan terbesar sebanyak 167 juta, cuma mengantongi 20 juta pengguna–itupun hanya setengahnya yang aktif bertransaksi.

Sebuah langkah yang tepat ketika T-cash memutuskan untuk menjadi platform e-money yang agnostik di akhir 2018. Agnostik yang dimaksud adalah menjadi platform yang bebas dipakai oleh siapapun, tanpa perlu jadi pelanggan Telkomsel. T-cash dan layanan e-money berbasis server milik bank-bank pelat merah kini melebur menjadi LinkAja.

Berdasarkan Fintech Report 2019, saat ini GoPay menjadi digital wallet paling banyak dipakai sebesar 83,3 persen, diikuti OVO (81,4%), DANA (68,2%), dan LinkAja (53%).

Keruntuhan bisnis digital operator seluler

Sejak tahun 2018, operasional XL Tunai telah dialihkan ke induk usahanya, yaitu Axiata Digital Services. Menurut pemberitaan terakhir, pengalihan ini dilakukan agar XL bisa fokus di bisnis utamanya sebagai penyelenggara telekomunikasi.

Pengalihan ini sebetulnya adalah strategi untuk tetap efisien secara grup, terutama pasca kegagalan XL membangun bisnis patungan e-commerce Elevenia bersama SK Planet. Pada akhirnya, seluruh bisnis digital operator biru ini diserahkan sepenuhnya kepada Axiata Group.

“Kami belum berencana untuk menyubstitusi XL Tunai dengan layanan baru yang serupa. Plan baru [bisnis digital] sebetulnya masih ada, tapi sekarang ditangani secara grup oleh induk usaha,” paparnya.

Tak cuma XL yang gagal membangun bisnis digital. Indosat Ooredoo juga punya pengalaman yang sama. Perusahaan melepas bisnis Dompetku untuk dilebur menjadi PayPro di paruh 2017, lalu menutup marketplace Cipika karena tak ingin terus-terusan “bakar uang”.

Berkaca dari hal di atas, operator telekomunikasi sebetulnya punya peluang besar untuk menciptakan pendapatan baru dari bisnis digital. Operator punya basis pelanggan yang besar dan infrastruktur jaringan yang luas. Posisinya sebagai operator telekomunikasi menguntungkan karena mereka harus tetap terdepan terhadap perkembangan teknologi.

Di sisi lain, operator harus bergerak cepat dalam menghadapi persaingan dengan pemain Over-The-Top (OTT). Pertumbuhan industri telekomunikasi terus tergerus dan bisnis seluler tidak lagi selamanya diharapkan. Dengan kata lain, mereka harus menjaga profitabilitas sambil terus membangun jaringan.

Meski mulai kembali fokus ke bisnis seluler sebagai bisnis utamanya, tetap saja operator telekomunikasi perlu mempersiapkan diri 5-10 tahun mendatang dalam menghadapi era digitalisasi.

Yang perlu dicari bersama adalah bagaimana industri telekomunikasi menemukan model bisnis dan strategi yang tepat dalam menjalankan bisnis digital di masa depan, termasuk menemukan talenta yang mampu mengembangkan bisnis digital.

CEO XL Axiata Dian Siswarini / XL Axiata

XL Tunai Kini Dioperasikan Induk Perusahaan XL Axiata

XL Axiata mengungkapkan tengah memproses pengalihan operasional XL Tunai ke induk usahanya, Axiata Digital Services. Pengalihan ini dilakukan agar XL Axiata itu sendiri dapat tetap fokus ke bisnis utamanya sebagai operator telekomunikasi.

CEO XL Axiata Dian Siswarini menerangkan perseroan sempat mengkaji pencarian investor untuk XL Tunai sejak tahun lalu, namun akhirnya diurungkan lantaran lisensi e-money dari BI yang tidak bisa dialihkan ke pihak lain. Pengalihan ke induk usaha menurutnya menjadi alasan yang paling rasional karena dinilai lebih mudah.

“Jadi parent company kita yang menjalankan bisnis e-money, tapi lisensi masih XL Axiata yang pegang. Jadi seperti kita ‘kontrakkan’,” ujarnya, kemarin (4/6).

VP Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih menambahkan, mengingat saat ini proses pengalihan masih berlangsung, maka kontribusi bisnis yang diberikan XL Tunai masih masuk ke XL Axiata. Namun ketika pengalihan sudah kelar, maka nantinya kontribusi tersebut akan masuk secara penuh ke induk usaha.

Terkait regulasi di Bank Indonesia, menurut Ayu, pengalihan ini sesuai dengan aturan. Perseroan juga berkaca pada apa yang dilakukan Indosat Ooredoo terhadap lisensi e-money Dompetku untuk dioperasikan pihak lain sebagai PayPro.

“Setahu saya ini sama seperti apa yang dilakukan Indosat, semestinya enggak ada masalah,” kata Ayu.

Hingga kuartal I/2018, XL Tunai telah memiliki sekitar dua juta pengguna. XL Tunai telah menganut sistem interoperabilitas sejak 2015, yang artinya pengguna TCASH dan Dompetku (sekarang PayPro) bisa saling transfer dana satu sama lain.

XL Tunai diluncurkan XL sejak 2012. Saat ini layanan e-money tersebut dapat dimanfaatkan untuk membayar tagihan, membeli tiket, berbelanja di offline dan layanan online, pencairan, dan mengirim/menerima dana.

Sebelumnya, XL Axiata menjual bisnis e-commerce Elevenia kepada Salim Group, efektif sejak tahun lalu. Perseroan kini hanya bermain di bisnis data, SMS, dan voice saja. Bisnis baru perseroan yang sudah diluncurkan adalah home broadband XL Home Pow, layanan internet rumahan berbasis kabel serat optik dengan kecepatan hingga 300 Mbps.

Lampu merah bisnis digital

“Menyerahnya” diversifikasi bisnis ke arah digital, yang sebelumnya gencar ditekuni XL Axiata dan Indosat Ooredoo, memperlihatkan bahwa bisnis digital perlu dilakukan secara kontinu dan perlu komitmen jangka panjang untuk terus suntik modal. Pasalnya, bisnis digital bukan sesuatu yang bisa memberikan kontribusi bisnis (terutama soal laba) dalam kurun waktu yang cepat.

Baik XL Axiata dan Indosat Ooredoo sendiri adalah perusahaan terbuka yang memiliki tanggung jawab kepada pemegang sahamnya masing-masing.

Kini tersisa Telkomsel dengan TCASH-nya yang masih terus melaju untuk bersaing dengan pemain e-money lainnya demi mendominasi pasar. Tak ketinggalan juga ada Tri yang diungkapkan tengah memproses izin e-money untuk dukung ekosistem dari e-commerce &Co (And Co).

XL Axiata Pasang “Rambu Kuning” untuk Bisnis Digital

Bisnis digital yang kini sudah dijalani selama beberapa tahun oleh tiga perusahaan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, kini mulai menunjukkan pertanda nafas yang mulai terengah-engah.

Bila Indosat Ooredoo sudah terang-terangan berhenti di lampu merah, Telkomsel justru tunjukkan posisi ada di lampu hijau. Misalnya, berencana ingin menyuntikkan tambahan modal untuk Blanja sebesar Rp500 miliar. XL Axiata, di sisi lain, menunjukkan posisi di lampu kuning.

Saat ini, XL Axiata (XL) tengah melakukan peninjauan ulang untuk seluruh bisnis digital yang sudah digeluti perseroan sejak pertama kali terjun pada 2013 silam. Nantinya akan ada beberapa produk yang dipertahankan atau dihentikan.

Layanan digital XL mencakup tujuh segmen, yaitu digital entertainment (Yonder dan Tribe), business innovation, digital payment (XL Tunai), mobile advertising (m-Ads), komputasi awan (XCloud), internet of things (XL IoT), dan bisnis e-commerce (Elevenia).

“Waktu awal kami masuk [bisnis digital] di 2013, kami placing bets dengan banyak bermain di semua segmen digital. Sekarang kami lagi scanning mana yang mau ditransfer, mana yang matikan,” ujar Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini, Jumat pekan lalu.

Sejauh ini, Dian enggan membeberkan lebih detil sampai kapan perseroan menuntaskan proses peninjauan dilakukan dan segmen produk mana saja yang berpotensi akan dihentikan atau dilanjutkan.

Hanya saja ada kemungkinan XL akan mempertahankan Elevenia. Pasalnya, Dian mengklaim pertumbuhan bisnis Elevenia tiap tahunnya tercatat lebih dari 50%. Saat ini kondisi Elevenia masih merugi dan belum memberikan dampak yang signifikan bagi perseroan.

Untuk mendukung bisnis Elevenia agar lebih pesat, pihaknya sedang mencari investor baru untuk menyuntikkan dana segar. Ditargetkan pada Agustus 2017 mendatang proses tersebut selesai dilakukan. Informasi detil mengenai aksi korporasi tersebut masih belum dibeberkan Dian.

“Elevenia sekarang lagi proses fundraising, sudah berjalan sekitar tiga bulan lalu. Animonya [calon investor] bagus-bagus, sekarang lagi pilih-pilih. Apakah kami akan lepas? Jawabannya belum ditentukan, masih dalam analisa. Sebab Elevenia itu bagus dari sisi transaksi dan unique visitor-nya.”

Selain Elevenia, Dian bilang kemungkinan besar bisnis digital XL yang akan dipertahankan adalah internet of things (IoT).

Sementara untuk layanan uang elektronik XL Tunai, pihaknya masih menimbang-nimbang apakah bakal mengikuti jejak Dompetku atau tidak. Menurut Dian, penggunaan XL Tunai berdampak pada peningkatan loyalitas pengguna XL karena nomor ponselnya yang dapat dipakai untuk transaksi online.

“Sementara kalau spin off, lisensi e-money itu kan tidak bisa dipindahtangankan. Untuk pengembangan payment ke depannya, kami yakin payment di masa depan ada di smartphone. Tapi masalahnya, e-money itu adalah salah satu sumber dana uang, sedangkan payment sumber dananya bisa dari mana saja. Kami sedang pertimbangkan hal itu.”

Butuh sokongan dana besar

Senada dengan pernyataan CEO Indosat Alexander Rusli sebelumnya, Dian mengungkapkan, bisnis digital memiliki metrik yang berbeda dengan bisnis operator telekomunikasi. Pada tahun pertama beroperasi, bisa dipastikan belum menciptakan pendapatan. Penilaian ukuran kinerjanya pun berbeda, biasanya dilihat dari transaksi, jumlah visitor, pengguna aktif, dan lainnya.

“Sehingga untuk bisnis digital bila ingin menumbuhkan transaksi yang besar maka dibutuhkan suntikan modal yang makin besar pula.”

Sebagai gambaran dalam rangka mendukung bisnis Elevenia, XL sudah dua kali menyuntikkan modal ke Elevenia sejak pertama kali berdiri di 2013. Secara total, kucuran dana yang diberikan XL Axiata ke anak perusahaan e-commerce-nya ini mencapai $68,3 juta (lebih dari 900 miliar Rupiah).

XL Tunai Kini Bisa Digunakan untuk Bayar Iuran BPJS Kesehatan

XL Axiata mencoba terus memperluas cakupan platform mobile wallet-ya, XL Tunai. Selain kemudahan untuk pembelian barang melalui sejumlah layanan e-commerce, mulai tanggal 24 Mei ini XL Tunai bisa digunakan untuk membayar iuran BPJS Kesehatan, salah satu program jaminan kesehatan yang makin luas digunakan masyarakat.

VP Digital Services Business XL Rafael Jeffry A. Sani dalam siaran persnya mengatakan, “Dengan e-money XL Tunai kami ingin ikut serta memberikan kemudahan kepada pelanggan dan masyarakat yang memerlukan sarana pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Karena layanan XL Tunai bisa diakses melalui ponsel, maka pelanggan menjadi semakin mudah jika membayar iuran BPJS. Pembayaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja sebelum jatuh tempo.”

Pelanggan XL Tunai bisa mengakses menu *123*120#, kemudian di menu pembayaran nomor 3, pilih menu Asuransi & BPJS Kesehatan nomor 6, selanjutnya isi dengan nomor Kartu BPJS, lalu pilih jumlah bulan pembayaran dan konfirmasi dengan PIN XL Tunai. Setiap transaksi pembayaran akan disertai SMS Notifikasi dari nomor 120 sebagai bukti pembayaran.

Penambahan fasilitas ini seharusnya membuat XL Tunai semakin bermanfaat bagi masyarakat kebanyakan, yang mungkin tidak sehari-hari melakukan transaksi di berbagai layanan e-commerce. Sebelumnya XL Tunai secara regional bisa digunakan untuk membayar PBB di Yogyakarta dan membayar pajak kendaraan bermotor di Nusa Tenggara Barat.

XL Tunai yang sudah beroperasi sejak tahun 2012 kini mengklaim telah memiliki 1,7 juta pelanggan. Dengan penetrasi pengguna jaringan seluler lebih besar ketimbang pengguna bank, XL dan beberapa layanan seluler mencoba menjadi alternatif sarana pembayaran yang memudahkan masyarakat membayar berbagai kebutuhannya.

Kini Bayar Pajak Bumi dan Bangunan di Yogyakarta Bisa Melalui Layanan XL Tunai

?

PT XL Axiata Tbk (XL) kembali memperluas kerja sama program XL Xmart City dengan pemerintah kota Yogyakarta yang ditandatangani oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti dan Vice President XL Central Region Bambang Parikesit pada Jumat (9/10) di Kantor Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Melalui kerja sama ini, layanan XL Tunai dapat dimanfaatkan untuk pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Continue reading Kini Bayar Pajak Bumi dan Bangunan di Yogyakarta Bisa Melalui Layanan XL Tunai

foodpanda Indonesia Segera Dukung Layanan Pembayaran Online

Setelah hampir satu tahun sejak kami terakhir kali mengulas tentang foodpanda Indonesia, baru-baru ini kami mendapatkan informasi mengenai perkembangan terakhir penyedia layanan antar makanan tersebut. Jika tahun lalu kami mewawancarai Juan Chene yang merupakan Managing Director foodpanda Indonesia saat itu, kemarin kami berbicara dengan penggantinya, Sander van der Veen, mengenai kondisi terkini foodpanda Indonesia serta rencana-rencana mereka untuk beberapa bulan ke depan. Salah satu yang paling ditunggu adalah pengimplementasian fitur pembayaran online sebagai salah satu metode pembayaran.

Continue reading foodpanda Indonesia Segera Dukung Layanan Pembayaran Online

XL Axiata dan Blue Bird Group Hadirkan Layanan Pembayaran Taksi Melalui XL Tunai

XL Axiata pada hari Jumat lalu (4/10) mengumumkan kerjasamanya dengan Blue Bird Group untuk menghadirkan layanan pembayaran taksi menggunakan XL Tunai, layanan dompet digital bagi pelanggan XL Axiata. Kerjasama ini diumumkan di sela-sela acara konferensi APEC yang juga dimanfaatkan oleh XL Axiata sebagai ajang uji coba jaringan LTE. Untuk sementara, pembayaran taksi Blue Bird Group melalui XL Tunai tersedia hanya untuk armada taksi di Bali.

Continue reading XL Axiata dan Blue Bird Group Hadirkan Layanan Pembayaran Taksi Melalui XL Tunai

XL Axiata dan Blue Bird Group Hadirkan Layanan Pembayaran Taksi Melalui XL Tunai

XL Axiata pada hari Jumat lalu (4/10) mengumumkan kerjasamanya dengan Blue Bird Group untuk menghadirkan layanan pembayaran taksi menggunakan XL Tunai, layanan dompet digital bagi pelanggan XL Axiata. Kerjasama ini diumumkan di sela-sela acara konferensi APEC yang juga dimanfaatkan oleh XL Axiata sebagai ajang uji coba jaringan LTE. Untuk sementara, pembayaran taksi Blue Bird Group melalui XL Tunai tersedia hanya untuk armada taksi di Bali.

Continue reading XL Axiata dan Blue Bird Group Hadirkan Layanan Pembayaran Taksi Melalui XL Tunai

Fitur XL Tunai Tap & Go Dengan Stiker Bakal Mudahkan Utilisasi XL Tunai untuk Pembelian Ritel

XL Axiata (XL) berusaha meningkatkan lagi penggunaan e-wallet miliknya, XL Tunai, dengan menawarkan kemudahan penggunaan alat pembayaran ini di merchant ternama. Disebut sebagai XL Tunai Tap & Go, teknologi ini memanfaatkan stiker XL Tunai yang bisa ditempel di ponsel dan bisa digunakan dengan men-tap ponsel ke mesin pembacanya. Disebutkan oleh Kontan, partner yang digandeng untuk memanfaatkan XL Tunai adalah McDonald’s, 7 Eleven dan Cinema XXI. Seharusnya layanan terhadap partner tersebut sudah bisa digunakan mulai bulan September mendatang.

Continue reading Fitur XL Tunai Tap & Go Dengan Stiker Bakal Mudahkan Utilisasi XL Tunai untuk Pembelian Ritel