Tag Archives: Yanuar Sutrisno

Startup penyedia ekosistem untuk bisnis showroom mobil bekas Broom mulai merambah bisnis showroom offline, BroomHive, berlokasi di Jatiasih, Bekasi

Broom Rambah Showroom Offline, Permudah Diler Mobil Bekas Jangkau Konsumen

Startup penyedia ekosistem mobil bekas Broom mulai merambah bisnis showroom offline dinamai BroomHive dengan lokasi perdana di Jatiasih, Bekasi. BroomHive diharapkan dapat memudahkan diler showroom untuk menjual unitnya dengan mudah dan cepat dan memberi akses konsumen ke berbagai pilihan mobil bekas.

Dalam peresmiannya hari ini (25/5), Co-Founder dan CEO Broom Pandu Adi Laras menyampaikan, pihaknya memilih lokasi Bekasi karena menurut data internal, kota tersebut memperlihatkan transaksi jual-beli mobil bekas yang fantastis selama dua tahun belakangan, serta persebaran diler yang sudah bermitra untuk cakupan Jawa Barat, terbanyak datang dari Bekasi.

“Dari 5000 showroom yang sudah bermitra, sebanyak 30% dari Jawa Barat. Lalu dari situ, terbanyak dari Bekasi. Jadi kami yakin untuk mulai dari Bekasi dulu. Rencana kota berikutnya masih belum tahu, masih cari lokasi karena enggak bisa asal,” ujar Pandu.

Sebelum peresmian BroomHive, pihaknya sudah melakukan soft launching sejak 8 Maret 2023. Ada temuan menarik yang didapat, di antaranya selama Ramadan dan Lebaran, ternyata kebanyakan pembeli itu bertransaksi dengan uang tunai daripada kredit. Kemudian, turnover penjualan per mobil rata-rata di showroom sekitar 2-3 minggu.

Hingga kini belum ada data resmi mengenai penjualan mobil bekas di Indonesia. Namun, menurut riset yang ia kumpulkan, tren penjualan mobil bekas capai 3-4 kali dari mobil baru tiap tahunnya. Adapun, asosiasi yang menaungi penjualan mobil baru mencatat sebanyak 1,1 juta unit terjual tahun lalu. Pandu optimistis prospek bisnis mobil bekas bakal cerah ke depannya.

“Perkiraannya berarti pada tahun lalu, mobil baru dan bekas itu yang terjual lima juta unit. Melihat perusahaan otomotif terbesar, Astra dengan Mobil88, ternyata penjualan dalam setahun dengan 12 cabang di Indonesia hanya 15.000-16.000 unit. Artinya, peluang bisnis ini masih sangat luas.”

BroomHive

BroomHive / DailySocial.id

Konsep BroomHive pada dasarnya sama seperti showroom offline kebanyakan, yang memungkinkan calon pembeli untuk melihat langsung unit mobil dan test drive. Yang membedakannya adalah unit-unit mobil yang dipajang di BroomHive berasal dari mitra diler yang menitipkan unitnya untuk dijual oleh Broom.

Head of Growth Broom Yanuar Sutrisno menjelaskan, selama ini diler punya berbagai masalah dalam menjalankan bisnisnya. Mulai dari persaingan yang ketat dengan sesama pebisnis individu atau startup untuk jual-beli mobil, sulit mencari karyawan karena turnover tinggi, hingga biaya operasional besar, apalagi jika ingin ekspansi lokasi baru.

Menurutnya, dari data internal perusahaan, umumnya showroom bekas butuh waktu rata-rata 4-5 minggu hingga mobil yang dipasarkan berhasil terjual, tergantung dari jenis, merek, dan tahun mobil. Sementara, di sisi lain, masih banyak konsumen yang kesulitan menemukan mobil bekas yang sesuai karena keterbatasan akses atau tidak punya waktu untuk berpindah-pindah showroom.

“Solusi yang ditawarkan Broom untuk mereka adalah pemasaran, penyediaan SDM, dan operasional yang lebih efisien. BroomHive itu sepenuhnya dioperasikan oleh Broom. Mitra diler akan membayar sejumlah komisi apabila unitnya terjual,” papar Yanuar.

Ia melanjutkan, “inilah yang menjadi keunikan dan kekuatan dari BroomHive, karena kami dapat mengakomodasi dan memberikan solusi dari kebutuhan setiap stakeholder, baik itu konsumen maupun mitra showroom, langsung dalam satu platform.”

Lebih lanjut, pihak Broom tidak membatasi unit maksimal atau minimal unit mobil yang bakal dititipkan diler ke BroomHive. Namun, tim Broom akan menginspeksi setiap unit dan melakukan appraisal apakah sesuai atau tidak dari kondisi mobil dengan harga yang dipatok diler. Bahkan, calon pembeli juga bisa bawa mekanik sendiri untuk melihat kondisi unit sebelum test drive.

“Setelah sepakat dengan harga jual minimum, kami akan menjual unit ke calon-calon konsumen. Saat terjual, uang diterima dari konsumen ke Broom, lalu akan dipotong komisi sesuai kesepakatan. Baru dana akan diterima diler. Jadi dari sisi diler enggak ada fixed cost yang dibayar di muka.”

BroomHive di Bekasi punya kapasitas display mobil hingga 250 unit di lokasi seluas 9.289 meter persegi, memiliki fasilitas test drive, dan tersedia mitra asuransi dan leasing untuk permudah calon pembeli. Tersedia pula pilihan untuk bayar tunai.

Pandu melanjutkan, “tesis kami adalah berfokus pada teman-teman diler bekas karena selama ini teman-teman di startup teknologi itu selalu menyasar end user. Bukan berarti kami tidak akan ke sana, tapi journey awal kami adalah bagaimana Broom menyelesaikan masalah diler.”

Sehingga, disimpulkan bahwa kehadiran showroom itu dibutuhkan. Bila membeli lewat platform marketplace, bisa tetap melihat unitnya, tapi transaksinya tetap terjadi di showroom. “Physical location sepertinya tetap diperlukan, makanya kami ingin berikan solusi tersebut.”

Saat Broom awal berdiri di 2021, perusahaan memiliki dua produk, yakni buyback dan trading. Produk buyback adalah solusi untuk mengatur kecepatan perputaran inventori mobil pada showroom, dengan cara menjual sementara stok mobil menumpuk ke Broom untuk dibeli kembali sesuai durasi yang ditentukan.

Untuk trading, dalam satu ekosistem Broom, showroom mobil bekas dan konsumen dapat saling memenuhi pasokan mobil yang variatif, berkualitas melalui program trading dan bursa mobil BroomHive.

Sejak dua tahun beroperasi, Broom telah memproses lebih dari 5 ribu transaksi, dengan kehadiran kantor cabang di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Produk buyback diklaim telah beromzet lebih dari Rp1 triliun.