Tag Archives: Zalora

ZALORA, platform e-commerce khusus fesyen dan gaya hidup, masuk ke solusi B2B, One Stock Solution (1SS) dan Fulfillment by Zalora (FBZ)

ZALORA Rambah Segmen B2B Demi Tingkatkan Profitabilitas, Sekaligus Tunjuk CEO Baru

ZALORA, platform e-commerce khusus fesyen dan gaya hidup, memperkenalkan layanan B2B sebagai jalur bisnis baru demi mendongkrak posisinya sebagai perusahaan yang keberlanjutan. Ada empat solusi yang ditawarkan, yakni E-Fulfillment, Data, Marketing, dan E-Distribution. Solusi ini merupakan bagian dari expertise induk Zalora, Global Fashion Group (GFG).

Pada saat yang bersamaan, ZALORA juga memperkenalkan Aasish Midha sebagai CEO dan Managing Director untuk ZALORA Indonesia & Filipina. Midha menggantikan Anthony Fung yang sudah menjabat di ZALORA Indonesia sejak 2015. Midha sudah bergabung di ZALORA selama lima tahun, posisi terakhirnya adalah Revenue Director ZALORA Filipina.

Di bawah kepemimpinannya, ia akan memperkuat brand identity ZALORA yang telah solid dibangun selama lebih dari satu dekade, dengan memperluas jangkuan melalui pertumbuhan yang eksponensial dan menguntungkan.

“B2B merupakan pilar penting sekaligus jadi sumber revenue baru, sehingga kami melihatnya sebagai era bisnis yang sama pentingnya dengan bisnis B2C. Kami menawarkan layanan menyeluruh untuk membantu brand dapat terbantu. Solusi ini berlaku untuk seluruh operasional Zalora, termasuk Indonesia,” terang Midha dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (7/12).

Lebih lanjut, melalui solusi E-Fulfillment, ZALORA menghadirkan One Stock Solution (1SS) dan Fulfillment by Zalora (FBZ) sebagai solusi pemenuhan yang ditawarkan kepada brand partner strategis untuk meningkatkan efisiensi pengiriman produk dan layanan pelanggan.

Melalui Fulfillment by ZALORA (FBZ), brand dapat memanfaatkan solusi e-commerce end-to-end yang telah disempurnakan oleh ZALORA untuk menikmati proses operasi yang disederhanakan. Dengan FBZ, brand yang berjualan di ZALORA dapat mengandalkan jaringan ahli logistik dan infrastruktur ZALORA yang sudah mapan, namun tetap memiliki kendali atas kampanye dan keputusan pemasaran.

Berikutnya, One Stock Solution (1SS), memungkinkan brand untuk menikmati manfaat dari infrastruktur pergudangan dan logistik ZALORA tidak hanya untuk brand store mereka di dalam platform ZALORA, tetapi juga untuk platform online eksternal.

Melalui 1SS, pesanan brand partner dari platform marketplace non-ZALORA dan situs web brand disimpan dan dipenuhi oleh ZALORA – memberikan brand kemudahan dalam menggabungkan manajemen e-commerce mereka melalui operasi dan pemenuhan digital ZALORA secara menyeluruh.

Mengutip dari situsnya, solusi E-Fulfillment ini telah mengelola pesanan e-commerce di ZALORA.com untuk lebih dari 300 merek lokal & internasional. Perusahaan memiliki satu gudang pusat di Malaysia untuk menangani pesanan skala regional. Terdapat dua gudang lokal, masing-masing di Filipina dan Indonesia untuk menangani pesanan domestik. Serta armada kurir last-mile sendiri yang tersebar di Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia.

Sejak solusi E-Fulfillment diperkenalkan, mayoritas brand global telah memanfaatkan solusi tersebut. Di antaranya, Ted Baker, Giordano, H&M, Hush Puppies, Kipling, hingga Mango, lalu ada dua brand lokal yang turut bergabung, yakni Varesse dan RiaMiranda. Secara regional, ZALORA beroperasi di Singapura, Malaysia & Brunei, Indonesia, Filipina, Hong Kong, dan Taiwan.

Secara terpisah mengutip dari Tech in Asia, Zalora dilaporkan sudah cetak EBITDA positif yang disesuaikan pada tahun lalu. Walau platform e-commerce ini tidak setenar pemain sejenisnya di skala regional, seperti Shopee dan Lazada, pencapaian ini patut diapresiasi.

Dipaparkan, margin EBITDA positif yang disesuaikan – ukuran pendapatan sebagai persentase pendapatan – sebesar 0,7%. Dalam periode yang sama, terdapat 2,9 juta pembeli membeli setidaknya satu item dari ZALORA, tidak termasuk pembatalan, penolakan, dan pengembalian. Bila diterjemahkan dengan angka, menjadi 412 juta Euro ($451,4 juta) dalam net merchandise value.

Di saat yang sama, banyak pemain e-commerce yang juga menjual produk fesyen dan aksesoris melalui brand yang dikelola sendiri, pengguna mengakses ZALORA untuk mencari kategori yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, yakni merek barang mewah (luxury brands).

Dalam paparannya, Midha menjelaskan pertumbuhan dari transaksi kategori tersebut mencapai 37% secara yoy. Kategori lainnya berdasarkan pertumbuhan nilai pesanan rata-rata adalah Kids (6%), perabotan rumah tangga (14%), dan kecantikan (18%). Bila melihat dari tiga kategori yang paling banyak dibeli, dipegang oleh: produk olahraga, pakaian pria, dan pakaian perempuan.

Resmikan program loyalitas

Untuk mendorong loyalitas konsumen, ZALORA meresmikan ZALORA VIP, yakni program berlangganan dengan pemberian voucher diskon, ekstra cashback, pengiriman gratis, akses pelanggan prioritas, serta keuntungan eksklusif lainnya. Biaya berlangganan ini dimulai dari Rp99 ribu yang berlaku selama satu tahun.

“Pelanggan kami sangat setia, memungkinkan kami mencapai NPS (Net Promoter Score) tertinggi di atas 80% di Indonesia. Menurut saya tidak ada yang bisa seperti ini [mencapai skor tinggi].”

Diharapkan adopsi ZALORA VIP ini dapat semakin masif ke depannya. Diklaim, pengguna ZALORA VIP mencapai 15%-20% dari total konsumennya.

Di Indonesia saja, pengguna ZALORA didominasi oleh perempuan (74%) dengan rentang usia mulai dari 18-45 tahun. Menariknya, transaksi terbesar ZALORA justru datang dari luar Jakarta (23%). Lokasi terbesar dipegang oleh pulau Jawa (50%), Sumatera (12%), Kalimantan (5%), Sulawesi (4%), Bali-NTB&NTB-Papua&Maluku masing-masing berkontribusi sebesar 2%.

Dengan tren ritel yang masih menjanjikan di Asia, salah satunya karena pertumbuhan populasi masyarakat kelas menengah, berhasil menjadikan kawasan ini siap memimpin pemulihan ritel global di tahun-tahun mendatang.

Pada tahun mendatang, berbagai tren akan menarik perhatian. Seperti pengembangan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dengan adopsi teknologi baru, seperti AI, AR, pengiriman cepat, dan pertumbuhan BNPL yang berkelanjutan; pertumbuhan social commerce lewat brand D2C yang terus bertumbuh dan kenyamanan konsumen berbelanja melalui platform media sosial; strategi omnichannel, yang memungkinkan konsumen dapat berbelanja di berbagai tempat saluran.

Midha menuturkan, tren ritel yang menjanjikan ini mendorong ekspansi omnichannel yang menarik dimulai dengan kampanye bersama para desainer lokal. Beberapa inisiatif yang pernah dilakukan adalah ZALORAYA (Malaysia) dan Zalora x Adidas ‘Supermart’ (Singapura).

“Kami tidak akan menjadi pemain ritel offline, karena offline itu untuk brand experience. Jadi format omnichannel kami lebih ke click and collect yang memberikan konsumen pengalaman belanja yang mendalam karena objektif belanja online dan offline itu berbeda,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Tips Ide Konten Influencer Program Zalora, Dapatkan Cuan Lebih Banyak!

Peran influencer dan juga affiliator sangat penting dalam mempromosikan produk suatu platform. Sistem pemasaran semacam ini disebut affiliate marketing, yaitu mengembangkan bisnis menggunakan metode sosialisasi terarah.

Seorang influencer maupun affiliator akan mendapat komisi jika produk yang ditautkan berhasil dibeli oleh konsumen. Influencer dapat menghasilkan uang tanpa harus memproduksi barang tersebut.

Namun, masalah yang dihadapi ini sering kali para affiliator atau influencer bingung cara menarik perhatian penonton agar mereka mau “klik” link yang kita tautkan atau bagikan dan membeli produk. Mungkin dari kalian bisa mencoba beberapa cara yang kita bagikan dalam artikel ini.

Tips Ide Konten Affiliator dan Influencer

  • Mengetahui Target Audience

Marketing affiliate membutuhkan kemampuan untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh audiens Anda khususnya pengikut di media sosial, dan Anda memenuhi permintaan tersebut. Anda dapat lebih memahami demografi target, seperti umur pengikut Anda, jenis kelamin, status menikah, pekerjaan, dan masih banyak lagi. Setelah mengetahui demografi target Anda, Anda dapat mulai membuat strategi pemasaran afiliasi yang disesuaikan dengan mereka.

  • Memperluas Jaringan Platform

Strategi ini mengungguli hasil dengan menyebar link affiliate Anda ke berbagai platform, tidak hanya media sosial, namun Anda dapat berbagi melalui situs web, blog, saluran chat dan daftar email Anda. Saluran media sosial dapat Anda manfaatkan, seperti seperti Instagram, YouTube, Twitter dan Pinterest.

Konten yang bekerja dengan baik di berbagai platform media sosial akan membawa audiens target Anda lebih luas jangkauannya dan Anda akan dapat menjangkau audiens yang tepat.

  • Mengolah Konten Lama

Menggunakan kembali konten lama akan memperluas jangkauan pemasaran Anda dengan menarik pengikut yang mungkin Anda lewatkan. Ini juga merupakan cara yang baik untuk berbagi ke pengikut baru. Anda dapat menggunakan kembali dan memperbarui konten yang ada, misalnya membuat Reels atau TikTok yang merujuk pada video YouTube Anda, gunakan kalimat yang lebih berimpact dari tulisan lama untuk menulis postingan ke berbagai platform, Anda juga dapat mengulang metode pada konten afiliasi populer yang pernah Anda gunakan.

Anda dapat mencoba untuk ubah warna, ukuran, font, dan posisi tombol tautan, tambahkan foto baru atau ganti yang lama, dan gunakan kata-kata yang relevan atau kuat di sekitar tautan afiliasi.

  • Buat Review Produk

Credit: FatStacks

Dibanding hanya menampilkan foto produk, akan jauh lebih baik jika Anda mereview produk tersebut, sehingga akan jauh lebih realistis karena berdasarkan pemakaian pribadi dan lebih jujur.

Audiens akan skip konten affiliate jika dirasa konten yang Anda sajikan terlalu terlihat mempromosikan atau memasarkan. Mereka akan lebih tertarik dengan konten yang lebih relevan dengan kebutuhan atau honest review, maka Anda dapat membuat konten dengan menjelaskan bahwa produk tersebut sudah lama Anda gunakan dan dalam kesehariannya Anda juga menggunakan produk tersebut.

  • Ikuti Trend

Selain mengolah konten lama, yang tidak kalah penting adalah mengikuti apa yang sedang trend di masa sekarang. Trend akan terus berubah-ubah setiap waktu. Konten viral juga akan terus ada. Anda harus memahami algoritma masing-masing platform, agar konten yang disajikan selalu fresh. 

  • Branding Diri

Memberikan ciri khas diri akan meninggalkan kesan kuat pada audiens Anda. Jika target audiens Anda adalah ibu rumah tangga, Anda dapat membuat konten keseharian di rumah. Dengan begitu branding diri dan konten yang Anda sampaikan akan lebih fokus ke target audiens. Branding diri penting karena akan membedakan influencer satu dengan lainnya.

  • Manfaatkan Layanan Zalora

Zalora memberikan berbagai macam iklan yang ditampilkan pada laman Zalora. Zalora memberikan promo berupa deals  yang terdapat pada laman Zalora Anda. Anda dapat memanfaatkannya dengan berbagi tautan unik pada berbagai platform yang Anda gunakan.

Kalau Anda masih belum menemukan kampanye apa yang sesuai untuk dipromosikan ke dalam media sosial, pengguna bisa menghasilkan Deeplink yang dapat langsung dituju oleh audiens ke halaman yang sesuai. Salah satu fitur lain Zalora, yaitu Product feed Zalora bertujuan untuk situs web aggregator, yang berfungsi sebagai tempat kebutuhan akses katalog produk yang telah disediakan oleh pihak Zalora.

Manfaatkan pula voucher yang tersedia di Zalora untuk menghasilkan potongan ongkos kirim dan diskon produk yang maksimal agar audiens tertarik untuk membeli.

Nah, itu dia tips ide konten yang dapat Anda coba sebagai affiliator atau Influencer Zalora. Anda dapat menjadwalkan unggahan konten dengan rutin agar hasil yang didapatkan maksimal. Selamat mencoba!

Tutorial Bergabung di Community Influencer Program Zalora dan Bagikan Link ke Sosial Media

Apakah Anda sudah mengetahui Community Influencer Program Zalora? Siapa saja dapat mendaftar program ini tanpa adanya syarat minimal followers. Dengan mengikuti program ini Anda akan mendapatkan komisi, dapat berupa cashback atau uang tunai.

Memanfaatkan penggunaan sosial media sebaik mungkin, Anda dapat mudah mendapatkan uang tanpa perlu modal, cukup dengan membagikan link. Anda tertarik mencobanya?

Artikel ini akan membahas bagaimana cara bergabung menjadi affiliator Zalora dan cara membagikan tautan produk Zalora ke sosial media. Simak tutorialnya berikut ini!

Cara Daftar Zalora Community Influencer Program

  • Unduh aplikasi Zalora di handphone atau buka website  Zalora melalui browser.

  • Masuk ke akun Zalora jika Anda pengguna lama.

  • Anda juga dapat memilih opsi pelanggan baru jika belum memiliki akun Zalora.

  • Setelah itu, lakukan verifikasi email dengan memasukkan kode OTP.

  • Akun Zalora berhasil dibuat.

  • Klik pada icon Akun yang terdapat di bagian atas laman Zalora, lalu pilih Community Influencer Program.

  • Gulir ke bawah hingga menemukan kolom Daftarkan Dirimu Sekarang, lalu klik.

  • Pilih komisi yang Anda inginkan, bisa berupa 7% cashback atau 5% tunai. Kemudian, isi data diri lainnya untuk konfirmasi. Kemudian, centang pada kotak persetujuan dan klik Mulai.

  • Anda telah berhasil menjadi bagian dari Zalora Community Influencer Program. Anda dapat membagikan tautan dan merekomendasi penawaran eksklusif dari Zalora dengan klik Salin Link dan bagikan ke sosial media Anda. Anda juga dapat kelola komisi dengan klik Lihat Impact Dashboard.

Cara Membagikan Tautan Unik Zalora ke Sosial Media

  • Setelah Anda terdaftar menjadi Zalora Community Influencer Program, Anda buka email yang terdaftar di Zalora. Klik Create Password and Login.

  • Anda akan diarahkan ke Zalora powered by Impact. Buat password baru, dan klik Submit.

  • Anda akan diarahkan ke website Impact untuk dapat mengelola tautan unik. Masukkan username berupa email terdaftar dan password, lalu klik Sign In.

  • Laman akan terlihat seperti ini.

  • Setelah itu, Anda dapat copy link produk di Zalora yang ingin Anda bagikan.

  • Setelahnya, Anda buka kembali laman Impact, paste link tersebut pada kolom, lalu klik Create. Kode unik telah berhasil dibuat. Anda dapat menyalin tautan unik tersebut dan bagikan ke semua akun sosial media yang Anda punya.

 

Kenali Community Influencer Program Zalora, Bisa Dapat Uang Tambahan dari Follower

Zalora adalah platform penjualan fashion di Asia yang merupakan bagian dari Global Fashion Group. Didirikan pada tahun 2012, perusahaan ini hadir di Singapura, Indonesia, Malaysia & Brunei, Filipina, Hong Kong, dan Taiwan. Zalora menggerakkan pasar fashion online yang terus berkembang.

Zalora memiliki program yang sudah cukup lama berjalan dari 2021, yaitu Community Influencer Program (CIP). Bekerja sama dengan Impact merupakan platform pengelola kemitraan. Hal ini untuk mengoptimalkan strategi pemasaran melalui influencer. Program ini mendorong masyarakat untuk mengikuti program affiliate Community Influencer Program.

Program Influencer Komunitas Zalora mendorong para influencer dan pelanggan Zalora untuk mendukung program ini untuk menghasilkan uang melalui platform media sosial mereka dengan memberikan komisi penjualan.

Sebelum itu, Anda harus mendaftarkan diri melalui website resmi Zalora, setelah itu Anda dapat merekomendasikan berbagai produk yang dijual di Zalora ke berbagai platform media sosial.

Anda akan diberi imbalan dengan komisi ketika pembeli mengklik tautan rujukan unik yang tertera, semuanya akan dilacak dan dikelola dalam platform Impact.

Rekomendasi tautan yang berhasil membuat penjualan, influencer akan mendapat komisi 5% dalam bentuk tunai atau komisi 7% dalam bentuk cashback. Dengan lebih dari ribuan merek yang ditampilkan pada aplikasi Zalora, Influencer memiliki banyak peluang untuk dapat menghasilkan uang dari berbagai jenis produk dan merek.

Zalora menawarkan koleksi lengkap berbagai merek dan produk internasional dan lokal terkemuka di seluruh kategori pakaian, sepatu, aksesori, dan kecantikan untuk pria dan wanita.

Community Influencer Program Zalora terbuka untuk semua pengguna Zalora di seluruh wilayah. Pengguna hanya perlu mendaftar dengan akun Zalora yang valid dan mulai membagikan tautan rujukan melalui platform media sosial pribadi untuk mulai mendapatkan penghasilan. Program ini dapat dijalankan tanpa adanya syarat minimum followers.

Anda dapat menghasilkan tambahan uang hanya dengan memanfaatkan sosial media dan dapat dilakukan di mana saja. Rekomendasikan produk favoritmu dan kirim link ke teman, keluarga, atau followers di media sosial, dan mulai mendapatkan komisi dari setiap pembelian.

Apakah Anda tertarik untuk mencobanya?

DailySocial mewawancarai Anthony Fung dari ZALORA / DailySocial

[Video] Pengaruh Pandemi Terhadap Layanan E-commerce Fashion

Sebagai salah satu platform e-commerce fashion yang sudah hadir cukup lama di Indonesia, Zalora telah bertransformasi menjadi lebih dari sekadar platform e-commerce fashion.

DailySocial bersama Anthony Fung dari ZALORA membahas tentang bagaimana pandemi memberikan dampak dan perubahan yang cukup masif terhadap perkembangan bisnis dari Zalora.

Untuk video menarik lainnya seputar startup dan teknologi, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV.

Zalora Indonesia

CEO Zalora Indonesia: Diferensiasi Produk Menjadi Penting Saat Kompetitor Fokus pada Harga

Berada di bawah naungan Global Fashion Group (GFG), perusahaan fashion commerce Rocket Internet “Zalora” secara khusus telah menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesarnya setelah meluncur sejak tahun 2012 lalu. Mereka mengklaim, hingga saat ini masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Kepada DailySocial.id, CEO Zalora Indonesia Anthony Fung menjelaskan rencana bisnis dan tren fesyen saat ini dan ke depannya.

Pertumbuhan industri fesyen

Jika berbicara lima tahun yang lalu, kebanyakan industri fesyen masih didominasi oleh brick and mortar. Mulai dari department store hingga mall, banyak menjual produk fashion yang pilihannya ditentukan langsung oleh distributor. Namun saat ini industri sudah mengalami perubahan yang cukup drastis. Tidak lagi mengandalkan toko offline, namun semua proses, pilihan hingga opsi konsumen, merchant dan principal menjadi lebih seamless dilakukan secara online.

Pesatnya pertumbuhan penetrasi internet d Indonesia menjadi salah satu alasan mengapa Zalora saat ini masih terus mengalami pertumbuhan dan menghadirkan banyak kategori produk. Bukan hanya produk fashion lokal namun juga brand global.

“Saat ini beberapa brand yang hadir di Zalora tidak memiliki toko offline. Mengedepankan konsep Direct to Consumer semua brand tersebut menjual produk unggulan mereka melalui Zalora. Bukan hanya brand lokal, namun juga mancanegara,” kata Anthony.

Beberapa brand asal Amerika Serikat yang saat ini sudah tersedia dan bisa diakses dengan mudah oleh pelanggan Zalora seperti Abercrombie & Fitch dan GAP. Menurut Anthony, kedua brand tersebut tidak memiliki toko fisik di Indonesia.

Secara khusus Zalora saat ini ingin memosisikan diri mereka sebagai lebih dari sekadar ritel, namun digital platform yang menyediakan produk bukan hanya fashion namun juga lifestyle, beauty, dan luxury.

“Kita juga menawarkan pengalaman pelanggan yang baik untuk melakukan pencarian hingga pembelian melalui browser hingga aplikasi. Dengan menyediakan supply dan demand kepada konsumen dan juga merchant,” kata Anthony.

Secara demografi pelanggan Zalora saat ini terdiri dari 60% perempuan dan 40% laki-laki. Berbeda dengan platform fashion commerce lainnya yang hanya fokus kepada kalangan perempuan, Zalora mengklaim memiliki sejumlah pembeli setia yang berasal dari kalangan laki-laki. Salah satu alasannya adalah produk olahraga mereka yang berkualitas dan merupakan brand terpercaya.

“Kami telah menjalin kerja sama strategis dengan berbagai brand sport. Salah satunya adalah NIKE yang menjadi pilihan dan diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,” kata Anthony.

Pandemi dan perubahan kebiasaan pelanggan

Selama pandemi, Zalora mencatat ada penambahan jumlah permintaan untuk kategori tertentu. Aturan bekerja di rumah serta pembatasan untuk melakukan kegiatan secara offline ternyata telah menambah pembelian untuk kategori “Stay at Home Clothing”. Di antaranya adalah t-shirt, sandal, pakaian dan produk olahraga, hingga kecantikan.

Untuk brand luxury atau yang masuk dalam kategori barang mewah juga banyak dicari pelanggan. Sementara untuk produk fesyen acara formal seperti batik, pakaian pesta, dan pakaian resmi lainnya mengalami penurunan. Secara keseluruhan Zalora mengklaim tetap mengalami pertumbuhan yang sangat baik selama pandemi.

Zalora juga mencatat selama pandemi pelanggan mereka di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pandemi yang telah mempercepat akselerasi dan adopsi digital telah membuat sebagian besar masyarakat Indonesia terbiasa belanja online.

“Sebelum pandemi hanya sekitar 5-7% saja masyarakat Indonesia yang belanja secara online, saat pandemi jumlah tersebut bertambah hingga 20%. Mengalahkan Singapura yang sebelumnya merupakan negara terbesar untuk kegiatan belanja online,” kata Anthony.

Strategi yang dilancarkan oleh Zalora adalah memperkuat supply produk lokal. Sementara di sisi lain Zalora juga membawa brand internasional dari negara seperti Hong Kong hingga Malaysia untuk menjembatani kebutuhan para penjual dan pelanggan di Indonesia mengakses berbagai brand dari negara tersebut.

Setelah melakukan IPO tahun 2019 lalu, Zalora yang merupakan bagian dari perusahaan induk mereka Global Fashion Group (GFG), tidak terlalu banyak melakukan manuver bisnis atau memberikan informasi yang cukup rutin kepada media. Menyesuaikan kebijakan perusahaan yang telah go-public, langkah tersebut sengaja dilakukan oleh Zalora. Namun demikian inovasi dan opsi untuk menghadirkan produk yang beragam terus menjadi bagian dari roadmap Zalora saat ini dan ke depannya.

“Diferensiasi produk menjadi penting bagi kami, karena kebanyakan pemain serupa hanya fokus kepada harga dan menjual produk dari seller yang sama atau bisnis secara horizontal. Kami fokus dari sisi vertikal yaitu menghadirkan produk yang berbeda dan tidak tersedia di platform lainnya, didukung oleh perusahaan induk kami Global Fashion Group,” kata Anthony.

Application Information Will Show Up Here
Di Indonesia ada beragam startup fesyen dengan model bisnis dan varian produk yang unik. Beberapa bertahan sampai ke tahap growth, sebagian harus menyingkir

Startup Fesyen, Memupuk Potensi dalam Satu Dekade

Menurut Startup Report yang diterbitkan DSResearch, sepanjang tiga tahun terakhir ada beberapa startup fesyen yang terus meningkatkan putaran pendanaan, termasuk Tinkerlust, Zilingo, Pomelo, Sorabel, Berrybenka, dan Style Theory. Di luar itu, masih banyak platform e-commerce lain di segmen terkait yang masih langgeng di tengah dominasi online marketplace yang menyajikan beragam jenis produk.

Tidak hanya berkembang secara kuantitas, model bisnis yang ditawarkan pun makin bervariasi. Sebut saja yang dilakukan Style Theory, Alih-alih menjual, mereka menghadirkan mekanisme penyewaan produk busana bermerek. Kepada DailySocial mereka bercerita, sejak 2017 hadir di Indonesia telah berkembang dan memiliki sekitar 150 ribu pengguna. Padahal mereka baru melayani kota Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Fakta tersebut jelas mengindikasikan segmen bisnis ini memiliki potensi yang bukan main. Mari kita dalami.

Pangsa pasar fesyen di e-commerce

Dalam laporan eCommerce Report 2020 – Fashion disebutkan revenue segmen bisnis tersebut di Indonesia diperkirakan mencapai $6,7 miliar per 2020. Angka ini bakal mencapai $12,6 miliar pada tahun 2024 mendatang. Pangsa pasar Indonesia menempati peringkat ke-11 secara global.

Platform online marketplace dengan beragam produk juga kerap menempatkan produk fesyen, terutama dengan pangsa pasar perempuan, di deretan produk terlaris. Disampaikan dalam laporan belanja online di Tokopedia, sepanjang tahun 2019 lima kategori produk paling populer meliputi fesyen, rumah tangga, ponsel, elektronik, dan kesehatan.

Data lain dari Kredivo menunjukkan tren belanja sepanjang tahun 2019. Baik pengguna pria maupun wanita paling banyak menghabiskan layanan kredit di platform e-commerce untuk memenuhi kebutuhan fesyen berdasarkan jumlah transaksi.

Tren penggunaan layanan kredit di e-commerce sepanjang 2019 / Kredivo
Tren penggunaan layanan kredit di e-commerce sepanjang 2019 / Kredivo

Perjalanan startup fesyen

Pemberitaan DailySocial mencatat hype startup “niche” fesyen sudah dimulai sejak awal dekade. Tahun 2011 beberapa pemain seperti BelowCepek dan LocalBrand mulai memperkenalkan diri ke publik. Kala itu strategi yang dilakukan adalah membuat diferensiasi dari sisi produk, misalnya yang dilakukan BelowCepek dengan menjual berbagai busana dengan harga di bawah 100 ribu Rupiah. Pun demikian LocalBrand yang mengutamakan merek-merek lokal di tengah gempuran mass product yang banyak bertanggar di pusat perbelanjaan.

Tren kehadiran startup fesyen terus bermunculan. Tahun berikutnya Zalora, BerryBenka hadir mengubah stigma di vertikal bisnis ini. Zalora adalah pemain regional yang didukung penuh oleh Rocket Internet – kala itu dikenal sebagai salah satu pencetak bisnis digital disruptif di dunia. Sementara BerryBenka berhasil mencatatkan pendanaan awal dari East Ventures, sekaligus jadi debut pemodal ventura tersebut masuk ke vertikal e-commerce, khususnya fesyen.

Scallope, Laavaa, FimelaShop, Ratimaya, PinkEmma, dan beberapa startup lain makin meramaikan pasar online.

Tahun 2014 Riselo hadir dan menawarkan konsep online marketplace untuk fesyen. Jika sebelumnya kebanyakan modelnya B2C, kini mereka menawarkan model C2C. Mengadopsi dari kesuksesan online marketplace yang mengakomodasi produk secara umum. Di periode ini, sektor e-commerce jadi lokomotif penting bagi bisnis digital, membuat semua orang makin terbiasa dengan transaksi di internet. Persaingan ketat membuat masing-masing pemain berinovasi dalam model bisnis.

Ringkasan satu dekade persjalanan startup fesyen di Indonesia / DailySocial
Ringkasan satu dekade persjalanan startup fesyen di Indonesia / DailySocial

Di tahun 2017-an, konsep online to offline (O2O), pemain seperti BerryBenka, Zalora, Hijub memulai hadirkan toko fisik di pusat perbelanjaan. Namun tidak hanya dilakukan oleh pemain e-commerce, peritel juga menguatkan strategi penjualan melalui kanal digital, seperti Onmezzo (Metrox Group), Matahari, dan MAPemall.

Mendekati akhir dekade 2020, beberapa pemain makin kuat sementara sisanya tidak menampakkan growth. Sorabel (sebelumnya Sale Stock), misalnya, mampu membukukan pendanaan Seri C untuk mendukung akselerasi bisnisnya.

Teknologi yang semakin menjadi urat nadi kehidupan juga mendorong munculnya merek-merek “indie” yang sedari awal memasarkan dan menjual produknya secara online, beberapa O2O, seperti yang dilakukan merek fesyen Cloth-Inc atau Pomelo.

Model bisnis jadi pembeda

Tahun 2015 Samira Shihab (CEO) dan Aliya Amitra (COO) memulai Tinkerlust sebagai startup fesyen unik yang menjual barang bermerek dan tergolong mewah. Tidak hanya produk baru, mereka juga menjual barang preloved yang masih baik kondisinya. Traksinya bagus, hingga dua tahun kemudian mendapatkan pendanaan awal dari Merah Putih Inc dan angel investor Danny Oei Wirianto. Di samping menjadi platform jual beli fesyen preloved, mereka juga menawarkan penyewaan gaun rancangan desainer.

Yuna & Co punya cara lain, mereka memilih optimalkan kecerdasan buatan hadirkan fitur konten interaktif “fashion matchmaker”. Sederhananya, dengan aplikasi tersebut pengguna dapat memanfaatkan asisten virtual untuk memberikan rekomendasi busana terbaik berdasaran preferensi pribadi. Mereka turut menjadi perantara antara merek fesyen dengan konsumen, melalui rekomendasi produk yang disajikan. Pendekatan ini diambil, mengingat tidak sedikit wanita yang memiliki banyak pertimbangan dan selektif saat melakukan belanja, terlebih secara online.

Kemudian, seperti yang sudah sempat disinggung di awal, ada juga Style Theory yang menawarkan pilihan sewa untuk berbagai produk fesyen bermerek. Mereka tawarkan model berlangganan dan on-demand untuk pelanggannya. Saat ini bisnisnya disokong penuh melalui pendanaan Seri B oleh SoftBank Ventures Asia, The Paradise Group, dan Alpha JWC Ventures.

“Pangsa pasar Style Theory pada dasarnya seluruh wanita Indonesia yang membutuhkan variasi baju cukup tinggi untuk kegiatan sehari-harinya. Di antaranya wanita dalam usia produktif yang bekerja di luar rumah, baik itu pekerja kantoran, freelancer, dan pekerjaan lainnya yang sering bertemu dengan banyak orang. Pangsa pasar ini yang akan paling merasa terbantu dengan adanya layanan kami,” ujar tim Style Theory.

Beragam model bisnis yang diterapkan startup fesyen di Indonesia / DailySocial
Beragam model bisnis yang diterapkan startup fesyen di Indonesia / DailySocial

Model bisnis menjadi kunci kesuksesan startup di vertikal ini. Secara mendasar mereka harus bersaing dengan tatanan ritel tradisional yang sudah bertahun-tahun jadi rujukan masyarakat. Hal-hal terkait kultur juga perlu ditangkap baik oleh konsumen – misalnya kebiasaan melihat atau mencoba dulu barang secara fisik sebelum benar-benar membeli. Sorabel salah satunya yang peka dengan kondisi ini, startup fesyen dengan private label tersebut memiliki opsi yang memungkinkan pelanggannya mencoba dulu produk yang diantar kurir sebelum benar-benar menyelesaikan transaksi dengan pembayaran.

Mereka yang tidak bertahan

Sayangnya fitur unik, bahkan dukungan investor sekalipun tidak menjamin startup fesyen dapat bertahan. Tahun 2018 Lyke mengumumkan tutup layanan. Pasca pendanaan seri A mereka cukup optimis dengan bisnisnya, sampai merekrut pesohor Agnez Mo sebagai co-founder sekaligus ambassador. Lyke juga manfaatkan kecerdasan buatan yang memungkinkan pengguna lakukan pencarian produk berdasarkan unggahan foto. Dari isu yang beredar, inefisiensi bisnis menjadi penghambat hingga mengakibatkan startup tersebut tutup.

Awal tahun 2017 platform Lolalola juga resmi menutup bisnisnya. Mereka secara khusus menjual produk pakaian dalam wanita atau lingerie. Salah satu faktor yang membuatnya menyerah, ramainya tren social commerce dan gempuran online marketplace seperti Tokopedia, yang juga memudahkan konsumen temukan produk terkait. Meskipun mengklaim memiliki produk yang unik dan menarik, jika hal ini tidak dibarengi strategi pemasaran dan akuisisi pelanggan yang cukup masif akan sulit mencapai kondisi berkelanjutan.

Jefrey Joe, Managing Partner & Co-Founder Alpha JWC Ventures memberikan analisisnya. “Fashion commerce adalah sektor yang lucrative, tidak ada one winner takes all, sehingga meskipun ada beberapa raksasa, tetap akan ada tempat bagi pemain niche dan pemain baru. Style Theory, misalnya, awalnya muncul sebagai produk niche di Singapura lalu Indonesia, namun kini berhasil membuat fesyen rental sesuatu yang normal/umum dan bagian dari kehidupan urban sehari-hari.”

Ia melanjutkan, “Prinsip sustainability para startup fesyen adalah pertanyaan yang harus ditanyakan ke masing-masing startup. Untuk Style Theory, sejak awal mereka mengusung konsep circular economy untuk mengurangi konsumsi dan sampah fesyen, sekaligus menjawab masalah besar wanita yang cenderung terus-terusan membeli pakaian tapi tak terpakai. Sorabel pun menggunakan machine learning untuk mempelajari tren pembelian, sehingga mereka hanya membuat pakaian yang kemungkinan besar terjual; mereka juga mengontrol proses manufaktur, sehingga bisa meminimalisir waste dari berbagai tahap produksi dan distribusi.”

Kiat Menyiapkan Diri Menjadi Pemimpin Startup ala Hadi Wenas

#SelasaStartup edisi pertama tahun 2020 cukup spesial. Hadi Wenas hadir sebagai pemateri, menceritakan pengalamannya saat memimpin bisnis digital di Indonesia. Sejak Mei 2019 ia menjabat sebagai COO Amartha, dengan track record kepemimpinan di Zalora, aCommerce, hingga Mataharimall.

Dalam pemaparannya ada banyak aspek penting yang disorot Wenas, sebagai landasan dalam memimpin sebuah bisnis digital. Berikut ulasannya:

Menentukan prioritas

Menurut Wenas, salah satu pekerjaan krusial di kepemimpinan startup adalah menentukan prioritas pekerjaan. Di dalamnya termasuk proses memahami isu, mencarikan solusi dan melakukan kalkulasi untuk setiap pengarahan yang akan diberikan kepada timnya.

Bagi Wenas, cara cepat untuk menentukan prioritas adalah sesegera mungkin mengeksekusi pekerjaan yang telah dibebankan. Setelah dijalankan nantinya akan terlihat proses dan perkembangan.

“Intinya langsung saja mulai bekerja dan pada akhirnya prioritas atau urutan yang sesuai akan segera terlihat. Jangan terlalu lama memikirkan planning, langsung saja mulai bekerja,” kata Wenas.

Jangan takut gagal

Kegagalan tentunya kerap menghantui semua pendiri startup. Apakah itu saat mulai membangun startup hingga startup sudah berjalan selama 2-3 tahun. Ketika startup pada akhirnya mengalami kegagalan, ada baiknya untuk tidak menyalahkan diri sendiri.

Menurut Wenas, faktor keberuntungan terkadang menjadi kunci keberhasilan atau kegagalan sebuah bisnis. Jika bisnis berjalan dengan baik, menurutnya faktor mujur tadi bisa menjadi salah satu penyebabnya. Untuk itu ketika gagal lakukan introspeksi dan mulai mencari inspirasi hingga cara untuk mulai lagi dengan bisnis atau usaha yang baru.

Ketika Wenas dipercaya untuk menjabat sebagai CEO MatahariMall, terdapat tugas cukup berat yang wajib diselesaikan oleh timnya. Untuk itu penting bagi pimpinan untuk bisa mengenali terlebih dulu kepribadian diri dan timnya, sehingga ketika beban kerja mulai dirasakan, semua tantangan dan permasalahan yang dihadapi bisa diselesaikan secara tuntas.

Hadi Wenas saat menjabat sebagai Co-CEO aCommerce
Hadi Wenas saat menjabat sebagai Co-CEO aCommerce

Temukan jati diri

Poin penting lainnya yang kemudian disampaikan oleh Wenas adalah menemukan jati diri. Sebagai seorang introvert, ia terkadang merasa kesulitan untuk melakukan sosialisasi, namun di sisi lain sifat tersebut menjadikan dirinya menjadi lebih teratur dan haus akan detail. Sifat kurang sabar yang sebelumnya menjadi kendala ternyata saat ini justru dianggap sifat yang mendukung kinerja Wenas, karena semua pekerjaan bisa selesai dengan cepat dan membantu dirinya hingga tim untuk bekerja lebih baik lagi.

“Bagi saya yang seorang introvert justru menyukai segala hal serba teratur. Dengan demikian semua permasalahan dan bagaimana cara tepat untuk bisa mengatasinya bisa dengan mudah diselesaikan secara bertahap. Secara otomatis jika ritme kerja sudah ditemukan, pekerjaan tersebut akan selesai lebih cepat,” kata Wenas.

Meditasi mendukung produktivitas

Salah satu kebiasaan yang sudah dilakukan oleh Wenas sejak tahun 2008 lalu adalah secara rutin melakukan meditasi. Meskipun pada awalnya lebih kepada proses penyembuhan tubuh, namun meditasi yang dilakukan olehnya secara rutin justru kini mampu melatih kesabaran hingga meningkatkan produktivitas kerja. Intinya adalah temukan work-life balance, yang akan memberikan pengaruh positif untuk kesehatan tubuh dan karir.

“Meditasi mampu membantu saya melatih kesabaran dan menemukan keseimbangan tersebut. Apakah Anda seorang introvert, extrovert, gemar melakukan secara teratur atau peduli dengan detail. Jika sudah ditemukan jati diri tersebut, pada akhirnya semua pekerjaan akan bisa diselesaikan lebih santai dan tentunya lebih mudah,” tutup Wenas.

Zalora Indonesia

Komitmen Zalora Dorong Produk Fesyen Lokal Lakukan Ekspor

Zalora Indonesia mengungkapkan komitmennya untuk meningkatkan ekspor produk lokal dengan memanfaatkan layanan e-commerce miliknya yang telah hadir di enam negara. Perusahaan akan terus menambah kurasi merek lokal yang berpotensi masuk ke platformnya.

Head of Marketing Zalora Indonesia Dwi Ajeng menjelaskan kondisi saat ini, pengguna di sini bisa memanfaatkan platform Zalora untuk membeli produk yang dijual di luar negeri. Lantaran tidak semua produk dari merek tertentu dijual di Indonesia.

Akan tetapi, kondisi tersebut tidak terjadi di luar negeri. Tingkat pencarian produk lokal oleh pengguna Zalora di luar negeri belum menjadi sesuatu yang dicari.

“Ini masih jadi pekerjaan rumah kami. Tiap kuartal kami punya target puluhan brand mau di-acquire, ini enggak berlaku buat brand internasional saja tapi buat brand lokal yang kita lihat punya potensi bagus,” ujarnya, Rabu (4/12).

Untuk mengakomodasi merek lokal, Zalora punya kolom khusus dinamai Zalocal. Beberapa merek seperti Yongki Komaladi, The Executive, Berrbenka sudah menjadi mitra.

Selama ini Zalora menjadi platform e-commerce global yang identik dengan produk dari merek semi-premium, menyasar pengguna dari kalangan menengah ke atas. Terhitung penggunanya di Indonesia sekitar 2 juta orang, 1 juta orang di antaranya adalah pengguna aktif.

Dibandingkan di enam negara lainnya, kontribusi transaksi bisnis dari Indonesia belum sebesar di Hong Kong atau Singapura. Namun Indonesia punya potensi yang paling besar di antara yang lainnya dari segi pengguna.

Dengan pengguna yang besar, menjadi inspirasi buat perusahaan untuk mengembangkan fitur yang dapat meningkatkan loyalitas pengguna. Ajeng menyebut itu akan menjadi salah satu fokus perusahaan pada tahun depan.

“Tahun depan kita mau fokus ke loyalitas, umumnya poin-poin ini bisa dipakai untuk di-redeem di tempat lain. Tapi kita mau lakukan yang berbeda dengan cara yang pintar agar bisa menciptakan hubungan yang lebih bermakna dengan pengguna. Terlebih kita adalah perusahaan teknologi.”

Perkuat vertikal fesyen dan rilis inovasi baru

Ajeng juga memaparkan perusahaan menambah kategori produk olahraga, kecantikan, dan anak; sebagai vertikal fesyen teranyar yang diharapkan dapat memperkuat posisinya di Indonesia.

Dia bilang, ketiga kategori ini bisa dikatakan sebagai cerminan tren yang terjadi belakangan di masyarakat kelas menengah ke atas. Produk olahraga misalnya, saat ini paling banyak dicari pengguna karena meningkatnya kesadaran untuk gaya hidup sehat.

“Sebenarnya kategori olahraga ini sudah ada sejak tahun lalu, namun akhirnya kita perkuat dengan menambah semakin banyak brand untuk bergabung ke Zalora karena tingkat pencariannya kini tinggi.”

Pun demikian untuk kategori produk anak, untuk menyasar kalangan ibu yang punya perilaku impulsif saat belanja sesuatu buat anaknya. “Pada dasarnya semua brand yang masuk di Zalora punya gerai offline, tapi di sini ada produk yang tidak di jual di gerai karena kami terhubung dengan Zalora global untuk listing-nya.”

Di samping itu, perusahaan juga merilis inovasi terbaru di dalam aplikasinya untuk meningkatkan pengalaman konsumen. Ialah fitur “Complete the Look,” memungkinkan pengguna saat membuka produk apparel di Zalora, punya pilihan pelengkap dari sepatu hingga aksesoris sebagai ide mix and match yang langsung direkomendasikan oleh professional stylist.

Fitur baru lainnya “Follow the Brand,” yaitu pelanggan dapat mengikuti merek yang disukai di aplikasi Zalora. Ini memudahkan pelanggan untuk mengetahui koleksi produk terbaru, ditambah mendapat rekomendasi yang dipersonalisasi dari Zalora yang dibuat berdasarkan merek yang diikuti.

“Semua fitur yang kita kembangkan ini berdasarkan data kebiasaan di Zalora. Seluruh fitur ini tidak hanya buat pengguna Indonesia saja tapi di semua negara di mana kita beroperasi.”

Perusahaan juga telah bekerja sama dengan Gopay untuk perluas opsi pembayaran sejak Oktober 2019. Ajeng menilai sejak hadirnya Gopay, terjadi peningkatan signifikan dari sisi pengguna Gopay yang kini menjadi pengguna Zalora.

Sebelumnya, metode pembayaran yang paling banyak dipakai secara berurutan adalah virtual account, manual transfer, dan kartu kredit.

Kehadiran Gopay di Zalora bisa dikatakan tidak secepat pemain e-commerce lain. Ajeng menilai ini terjadi karena perbedaan segmen pengguna. Harga produk di Zalora bisa dikatakan tergolong semi premium, sementara saldo yang disimpan di akun Gopay belum sebanyak orang menyimpan dana di bank. Kekosongan ini menjadi pekerjaan rumah buat kedua perusahaan.

“Sementara ini buat belanja dengan ticket size kecil masih bisa pakai GoPay, tapi kalau nominalnya sudah besar pakai metode lain. Semoga harapannya ke depannya ticket size yang pakai GoPay bisa naik.”

Setelah GoPay pihaknya akan menambah metode pembayaran dengan pemain e-wallet lainnya.

Application Information Will Show Up Here
GFG to be Rocket Internet's latest tech company to IPO

Zalora’s Parent Company Looks for IPO Early Next Year

Global Fashion Group (GFG), fashion commerce company by Rocket Internet which also Zalora’s parent company, is rumored to IPO in Q1 2019, probably in March. The expected valuation is €1.8-2.5 billion (30-40 trillion rupiah). The biggest investor is Kinnevik.

According to Manager Magazin, Rocket Internet is in a position to IPO almost all of its startup entities in the last two years and GFG is said to be the last one. GFG is a unit of fashion commerce companies in various regions, including Dafiti, Lamoda, Namshi, The Iconic, and Zalora. Previously, they had sold the India-based Jabong to Myntra, a Flipkart’s subsidiary.

In Southeast Asia, Zalora is considered as the leading company in this industry. However, the tight competition has made them sold its business in Vietnam and Thailand, focusing the business in five Southeast Asia countries (including Indonesia), Hong Kong, and Taiwan.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here