Tag Archives: Zeemi

Zeemi Ganti Model Bisnis, Tutup Layanan Live Streaming Berbasis User Generated Content

Platform live sharing berbasis video Zeemi mengibarkan bendera putih di sektor ritel. Jika kita mengakses situs Zeemi sekarang, akan muncul pop up yang berisi pengumuman tentang “penutupan” fitur live streaming, termasuk akses melalui aplikasi. Meskipun demikian, pihak Zeemi seperti dikonfirmasi DailySocial menegaskan tidak sepenuhnya berhenti beroperasi.

Zeemi yang beroperasi sejak tahun 2014 merupakan salah satu pemain lokal di kancah platform hiburan berbasis streaming video. Ia menghadapi persaingan ketat dari para pemain regional, termasuk Cliponyu, Bigo, dan Nonolive yang makin ke sini semakin banyak menampilkan konten negatif. Dengan bermodalkan pendanaan awal sebesar $1 juta (atau sekitar 13 miliar Rupiah) dari 500 Startups dan DeNA yang diperoleh setahun yang lalu, Zeemi tampaknya tak mampu bersaing.

Dalam konfirmasinya yang singkat kepada DailySocial, Pendiri dan CEO Zeemi Tom Damek menyebutkan pihaknya mengubah model bisnis dan tetap beroperasi, meskipun tidak menyebutkan detil akan berubah ke mana. Belum ada informasi juga apakah ada karyawan yang dilepas (layoff) terkait perubahan ini.

Seperti disebutkan di pengumumannya, Zeemi berangsur-angsur mengurangi kemampuan pengguna untuk melakukan live streaming. Aplikasi Android-nya pun sudah tidak lagi terdaftar di Google Play. Zeemi mengisyaratkan akan menggunakan teknologi live video streaming yang dimiliki untuk membidik pasar korporasi dan pengembang.

Kita tunggu kiprah Zeemi selanjutnya.

Ketika Konten Platform Live Video Mulai Menjurus Ke Arah Negatif

Video streaming merupakan layanan yang makin populer terutama dikalangan millenial. Youtube sebagai salah satu pionir video streaming saat ini telah bertransformasi menjadi konten video kreatif yang kerap digunakan kalangan millenial untuk berbagi konten video menarik dan kreatif, sementara pemilik perusahaan hingga brand mulai banyak menggunakan YouTube sebagai media promosi dan branding.

Ketika Youtube sudah semakin mainstream, makin banyak layanan lain yang mencoba untuk bermain di layanan serupa, di antaranya adalah Periscope dan Meerkat yang mengedepankan layanan chatting dengan konten video dan disiarkan secara streaming. Kedua produk tersebut sempat menikmati masa kejayaannya dan sempat menjadi aplikasi yang paling trendy dan terkini.

Namun demikian layanan chatting yang dilengkapi dengan konten video yang saat ini makin populer tentu saja adalah Snapchat. Aplikasi buatan Evan Spiegel ini awalnya sempat mengalami kesulitan untuk menjadi aplikasi favorit, namun seiring berjalannya waktu, Snapchat saat ini makin digemari oleh kalangan millenial dengan ragam filter dan kemudahan yang ditawarkan. Tidak heran jika selanjutnya Instagram mencoba untuk menerapkan layanan hampir mirip dengan nama Instagram Stories.

Konten live video menjurus ke arah “vulgar”

Di Indonesia sendiri saat ini mulai banyak bermunculan layanan chatting dengan memanfaatkan platform live video yang dipandu host atau pengguna. Aplikasi yang kebanyakan buatan produk asing ini mencoba untuk menyasar kalangan millenial yang merupakan target pasar paling ideal. Sebut saja seperti Zeemi, Nonolive, CliponYu, atau Bigo Live.

Lantas apa yang membedakan layanan chatting dan video streaming ini dengan produk serupa yang telah populer secara global sebelumnya? Adalah fungsi dan pendekatan promosi serta penggunaan yang kemudian cukup menjadi perhatian dan tentunya perbedaan yang tampak jelas terlihat. Sekilas layanan Nonolive dan CliponYu tidak berbeda dengan layanan lainnya, namun foto profil yang ditampilkan (kebanyakan perempuan muda dengan foto seksi) cukup ampuh untuk mengundang perhatian pengguna (terutama kaum pria).

Saya pun kemudian tertarik untuk melihat lebih jauh, apa konten video dari layanan ini. Ternyata cukup mengejutkan, video yang dipandu oleh host (pengguna yang kebanyakan perempuan) menjurus kepada sikap dan perilaku yang sedikit ‘mengundang’ dan bersifat negatif. Meskipun ada juga pesan yang berisikan nada ramah dan sopan, namun kebanyakan host di layanan ini justru lebih mengedepankan kepada pendekatan yang vulgar.

Yang menjadi perhatian saya selanjutnya adalah kebebasan yang saat ini banyak diberikan orang tua yang telah memberikan smartphone kepada anak-anaknya. Hal ini bisa menjadi peluang, bagi anak-anak di bawah umur, untuk kemudian mengakses aplikasi dan situs layanan live video ini. Hanya dengan mengetik alamat situs atau mengklik tautan yang ada, pengguna sudah bisa langsung melihat tampilan video yang dipandu host seksi.

Jargon “sex sale” merupakan peluang yang kemudian dicoba untuk diambil oleh kedua layanan chatting dan live video tersebut, apalagi dengan menargetkan kalangan millenial yang memang sedang dalam masa “pematangan diri” menuju kedewasaan dan getol mengkonsumsi tayangan berbasis video.

Apakah nantinya layanan ini akan bertransformasi untuk melakukan filtering atau kurasi demi meminimalisir konten video yang bersifat vulgar? Tentunya hal ini  akan menarik untuk dicermati. Sementara itu, sebagai orang tua, ada baiknya untuk memonitor kegiatan yang dilakukan putra-putri Anda, terutama yang di bawah umur, untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi.

Targetkan Komunitas, Zeemi Meluncurkan Layanan Live Video Streaming

Hadir sebagai platform live streaming, Zeemi yang telah berdiri sejak tahun 2014 meluncurkan layanan live video streaming berbasis komunitas yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.

Layanan ini dikembangkan oleh Zeemi setelah melihat tren dari masyarakat Indonesia yang gemar berbagi informasi, kegiatan serta aktivitas yang dilakukan secara live melalui media sosial. Zeemi sendiri selama ini telah menwarkan fitur video live streaming kepada penggunanya, dan saat ini secara khusus menawarkan komunitas yang ada, untuk memanfaatkan Zeemi sebagai platform terkini untuk memperluas jaringan serta membawa percakapan offline-to-online.

“Kami memahami bahwa orang Indonesia masih banyak yang melakukan aktivitas komunikasi secara offline, namun hal yang menarik di sini adalah mereka memanfaatkan sosial media untuk berinteraksi lebih lanjut. Menyadari hal ini, kami ingin menyediakan suatu wadah interaksi yang interaktif dan dapat digunakan kapan saja, di mana saja, tanpa harus berada di tempat yang sama,” kata Founder Zeemi Tom Damek.

Dengan menggunakan smartphone, pengguna bisa melihat secara langsung live streaming di mana pun mereka berada. Hal inilah yang kemudian ditawarkan oleh Zeemi kepada semua komunitas yang ada di Indonesia untuk saling berinteraksi secara luas.

Saat ini Zeemi mengklaim telah memiliki ribuan pengguna yang menggunakan Zeemi setiap harinya dan berinteraksi menembus lintas negara dalam platform ini. Selain melalui situs, Zeemi juga bisa diakses melalui aplikasi mobile di platform Android dan iOS.

“Kami sudah cukup lama menekuni industri ini. Kami melihat terjadinya pertumbuhan adopsi live streaming di Indonesia. Pembenahan dan pembaruan yang kami lakukan pada Zeemi merupakan hasil pembelajaran dari apa yang diinginkan oleh komunitas dan bagaimana perilaku mereka dalam menggunakan layanan video social media. Kami ingin agar setiap orang bisa menjadi bagian dari komunitas tersebut melalui interaksi online secara langsung,” kata Tom.

Komunitas yang selama ini secara aktif telah menggunakan Zeemi di antaranya adalah komunitas hijab, musik indie, dan Je­jepang­an. Selebriti tanah air juga telah menggunakan Zeemi sebagai sarana untuk berinteraksi langsung dengan penggemar.

Inovasi dan fitur terbaru

Selain memfokuskan layanan kepada komunitas, saat ini Zeemi juga telah mengembangkan inovasi terbaru. Salah satu fitur yang ditawarkan adalah kemampuan Zeemi dalam menyesuaikan resolusi video yang ditampilkan dengan kecepatan jaringan serta perangkat yang digunakan oleh pengguna, hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran akses bagi para penggunanya.

Zeemi juga memberikan pulsa sebagai bentuk apresiasi kepada pengguna setia Zeemi. Caranya adalah dengan menukarkan poin melalui virtual gift (hadiah virtual) yang berhasil pengguna dapatkan di platfrom ini.

“Fokus kami saat ini adalah mengajak para komunitas besar di Indonesia untuk live. Kami tidak mendikte apa yang harus mereka lakukan pada saat live, namun kami telah melihat banyak komunitas kreatif yang kami dukung telah berkembang bersama kami,” tuntas Tom.

Potensi Platform Entertainment Live Streaming di Indonesia

Potensi live streaming di Indonesia yang belum maksimal / Shutterstock

Layanan live streaming telah menjadi sarana yang kuat bagi para penyiar untuk menyuarakan ide dan kreativitasnya dalam bentuk media yang lebih lengkap. Seiring tingginya pemanfaatan gadget dan Internet di kalangan masyarakat Indonesia, potensi yang dijanjikan pun tak kalah baik. Sejauh mana tren ini dimanfaatkan di Indonesia?

Continue reading Potensi Platform Entertainment Live Streaming di Indonesia

Tak Ingin Bersaing dalam Hype Platform Live Streaming, Zeemi Fokus Perkaya Konten

Platform live streaming hiburan Zeemi fokus perkaya konten / DailySocial

Platform live streaming Zeemi baru saja memperoleh pendanaan $1 juta dari DeNA dan 500 Startups. Fokus di ranah hiburan, mereka enggan bersaing langsung dengan dua platform live streaming yang sedang hype, Periscope dan Meerkat. Kami berbincang dengan Pendiri Zeemi Tom Damek tentang kondisi Zeemi dan targetnya tahun ini.

Continue reading Tak Ingin Bersaing dalam Hype Platform Live Streaming, Zeemi Fokus Perkaya Konten