Tag Archives: Zhang Li

JD.id to Focus on Supply Chain, Warehouse Extension, and Logistics

Logistics services are now a crucial sector. One of the driving factors for the sector during the pandemic is the increase in online shopping activities. Integrated and comprehensive services are increasingly prioritized by e-commerce platforms in Indonesia, starting from collaborating with experienced logistics partners to carrying out logistics activities on their own.

DailySocial tries to dig deeper into JD.id’s business focus until next year and their efforts to emerge as the leading platform in the fast delivery sector throughout Indonesia.

Commitment for fast delivery

JD.id’s President and CEO, Zhang Li said, “In accordance with the company’s vision and mission, JD.id will continue to build the company’s capabilities to serve consumers with the best shopping experience, by continuing to strengthen three main elements, namely strategic development in the supply chain, increasing numbers. warehouse and expand logistics coverage, as well as developing online-to-offline (O2O) retail technology. ”

JD.id’s Chief Marketing, Mia Fawzia explained, during the last 6 months, the company has experienced positive business growth. Not only in the number of visitors but the growth in the number of sales reached up to 40%. Popular types of products are products in the Electronics, Groceries, Mom & Baby, and Home Living & Virtual categories.

Regarding logistics services, the company noted that in September 2020 85% of order package shipments to all parts of Indonesia were successfully carried out within 24 hours. The data also shows that 95% of the delivery of ordered packages to the Jabodetabek area was successfully carried out within 24 hours. For logistics fleets, sellers are free to choose J-Express (JD.id’s internal logistics service) or use other services.

“Until now, JD.id has been able to reach almost all parts of Indonesia. However, especially for the Papua region, we are still working with third-party logistics to help us in the process of delivering goods,” said Mia.

Overall JD.id has around 12 warehouses spread across several regions in Indonesia. The warehouse locations are scattered in several regions. Starting from Jakarta (Marunda) 6 warehouses, Cikarang (rented by IKEA) 1 warehouse, Medan 1 warehouse, Semarang 1 warehouse, Makassar 1 warehouse, Pontianak 1 warehouse, and Sidoarjo 1 warehouse.

Warehouse ownership is one of the keys to speeding up the logistics process. By being managed independently, the e-commerce platform can carry out the sorting and shipping process quickly, without obstacles to inventory data access and the retrieval process from third-party logistics partners.

Service expansion

Teknologi QR Code di JD X-Mart Indonesia
QR Code technology in JD X-Mart Indonesia

As an e-commerce platform, JD.id has expanded its services to various products. The company also has several insurance or protection products.

“We intend to provide a complete and comprehensive shopping experience and services to JD.id customers, [..] to help reduce the risk of consumers in shopping if something unwanted happens,” Mia said.

In the future, JD.id is interested in exploring this service further, one of which is by collaborating with various national and multinational protection companies.

To increase product choices, JD.id presents JD Life on-demand services. In total, there are 12 service categories to help with daily life, from installation, maintenance, to cleaning services. Most of the services offered by JD Life focus on household needs, including installation and cleaning of electronic devices, washing machines, to air conditioning for housing and apartments.

“The range of JD Life services depends on each category, but currently almost all major cities in Indonesia can order and enjoy JD Life services,” JD Life’s Head Operations Ryan Sebastian said.

Regarding the development of JD.id X-Mart, Mia revealed, similar to other retail businesses, JD felt the impact of the Covid -19 pandemic. Even so, this offline retail facility is managed by an omnichannel, so the impact is not felt.

Introduced in 2018, JD.ID X-Mart is the first cashier-less shop in Indonesia (outside of its home country, China), located on PIK Avenue. Because it carries the concept of a store without a cashier, JD.ID X-Mart uses the QR code in the mobile application on the smartphone to the verification tool at the store entrance gate.

“The JD X-Mart module business itself is indeed an omni channel, making it very easy for us to switch and focus on online sales,” said Mia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Selama pandemi JD.id mengklaim mengalami pertumbuhan jumlah penjualan hingga 40%

JD.id Makin Fokus Ke Rantai Pasokan, Penambahan Gudang, dan Logistik

Layanan logistik kini menjadi salah satu sektor yang krusial. Salah satu faktor pendorong sektor saat pandemi adalah meningkatnya kegiatan belanja online. Layanan terpadu dan menyeluruh makin diprioritaskan platform e-commerce di Indonesia, mulai dari menggandeng mitra logistik berpengalaman hingga menjalankan sendiri kegiatan logistiknya.

DailySocial mencoba menggali lebih mendalam fokus bisnis JD.id hingga tahun depan dan upaya mereka untuk tampil sebagai platform terdepan di sektor pengiriman cepat di seluruh Indonesia.

Komitmen untuk “fast delivery”

President dan CEO JD.id Zhang Li mengatakan, “Sesuai dengan visi dan misi perusahaan, JD.id akan terus membangun kapabilitas perusahaan untuk melayani konsumen dengan pengalaman belanja terbaik, dengan terus memperkuat tiga elemen utama, yakni pengembangan strategis pada rantai pasokan, menambah jumlah gudang dan memperluas cakupan logistik, serta mengembangkan teknologi ritel online-ke-offline (O2O).”

Marketing Chief JD.id Mia Fawzia menjelaskan, selama 6 bulan terakhir, perusahaan mengalami pertumbuhan bisnis yang positif. Tidak hanya dalam jumlah visitor, tetapi pertumbuhan jumlah penjualan yang mencapai hingga 40%. Jenis produk yang populer adalah produk-produk di kategori Elektronik, Groceries, Mom & Baby, dan Home Living & Virtual.

Perihal layanan logistik, perusahaan mencatat di bulan September 2020 85% pengiriman paket pesanan menuju seluruh wilayah Indonesia sukses dilakukan dalam kurun waktu 24 jam. Data tersebut juga menunjukkan 95% pengiriman paket pesanan menuju wilayah Jabodetabek sukses dilakukan dalam kurun waktu 24 jam. Untuk armada logistik, penjual dibebaskan memilih J-Express (layanan logistik internal JD.id) atau memakai jasa yang lain.

“Hingga saat ini, JD.id sudah dapat menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Namun, terkhusus untuk wilayah Papua, kami masih bekerja sama dengan third-party logistics untuk membantu kami dalam proses pengiriman barang,” kata Mia.

Secara keseluruhan JD.id telah memiliki sekitar 12 gudang yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Lokasi gudang tersebut tersebar di beberapa wilayah. Mulai dari Jakarta (Marunda) 6 gudang, Cikarang (disewa IKEA) 1 gudang, Medan 1 gudang, Semarang 1 gudang, Makassar 1 gudang, Pontianak 1 gudang, dan Sidoarjo 1 gudang.

Kepemilikan gudang menjadi salah satu kunci mempercepat proses logistik. Dengan dikelola secara mandiri, platform e-commerce bisa melakukan proses sorting dan pengiriman secara cepat, tanpa adanya hambatan akses data inventory dan proses pengambilan dari mitra logistik pihak ketiga.

Perluas layanan

Teknologi QR Code di JD X-Mart Indonesia
Teknologi QR Code di JD X-Mart Indonesia

Sebagai platform e-commerce, JD.id telah memperluas layanannya ke berbagai produk. Perusahaan juga memiliki beberapa produk asuransi atau proteksi.

“Kami bermaksud memberikan pengalaman belanja dan pelayanan yang lengkap dan menyeluruh kepada para pelanggan JD.id, [..] membantu meringankan resiko konsumen dalam berbelanja jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi.” kata Mia.

Ke depan JD.id tertarik mengeksplorasi layanan ini lebih jauh, salah satunya dengan bekerja sama dengan beragam perusahaan proteksi nasional dan multinasional.

Untuk menambah pilihan produk, JD.id menghadirkan layanan on demand JD Life. Total ada 12 kategori layanan untuk membantu kehidupan sehari-hari, mulai dari layanan pemasangan, perawatan, hingga pembersihan. Kebanyakan jasa yang ditawarkan JD Life fokus ke kebutuhan household, termasuk pemasangan dan pembersihan perangkat elektronik, mesin cuci, hingga AC untuk perumahan dan apartemen.

“Jangkauan dari layanan JD Life tergantung pada masing-masing kategori, namun saat ini hampir di semua kota besar di Indonesia sudah dapat memesan dan menikmati jasa JD Life,” kata Head Operations JD Life Ryan Sebastian.

Tentang perkembangan JD.id X-Mart, Mia mengugkapkan, serupa dengan usaha ritel lainnya, JD merasakan dampak pandemi Covid -19. Meskipun demikian sarana ritel offline ini dikelola secara omni channel, sehingga dampaknya tidak begitu terasa.

Dihadirkan tahun 2018 lalu, JD.ID X-Mart merupakan toko tanpa kasir pertama di Indonesia (di luar negara asalnya, Tiongkok) yang berlokasi di PIK Avenue. Karena mengusung konsep toko tanpa kasir, JD.ID X-Mart menggunakan QR code yang ada di aplikasi mobile di smartphone ke alat verifikasi di gerbang masuk toko.

“Bisnis modul JD X-Mart sendiri memang merupakan omni channel, sehingga sangat memudahkan kami untuk beralih dan fokus pada penjualan online,” kata Mia.

Application Information Will Show Up Here
Strategi Bisnis JD.ID

Penguatan Logistik Jadi Strategi JD.ID di Tengah Persaingan Ketat Bisnis E-commerce

Logistik menjadi komponen penting dalam pengembangan bisnis e-commerce. Demikian pula bagi JD.ID, komitmen perusahaan untuk perkuat jaringan logistiknya diutarakan langsung oleh President International JD.com Soon Sze Meng dan Presiden & CEO JD.ID Zhang Li kala peresmian kantor baru di Bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, pertengahan November lalu.

Meng mengatakan industri e-commerce di Indonesia masih punya banyak kesempatan untuk terus tumbuh. Satu hal yang ia tekankan mengenai adalah tingginya permintaan produk asli dengan pengiriman cepat.

“Prioritas saat ini adalah mengupayakan same day delivery di seluruh Jabodetabek,” ucap Meng kepada Dailysocial.

Layanan same day delivery yang dimaksud memungkinkan sebuah pesanan dikirim ke pelanggan pada hari yang sama jika pemesanan dilakukan sebelum pukul 10.00 WIB. Meng menyebut layanan ini yang membedakan mereka dengan pemain lain di lanskap e-commerce tanah air. “Saya rasa hal ini cukup mengubah peta kompetisi di sini,” lanjut Meng.

Zhang Li mengklaim 85% pesanan di Jabodetabek telah memakai same day delivery. Angka tersebut turut menjadi pendorong mereka untuk memperkuat infrastruktur dan teknologi logistik karena saat ini dapat layanan unggulan mereka itu bergantung pada jarak lokasi gudang dan merchant terhadap tujuan pengiriman.

Patut diketahui sebelumnya, JD.ID saat ini memiliki 11 gudang yang tersebar di Medan, Jakarta, Semarang, Pontianak, Surabaya, dan Makassar. Keenam gudang  inilah yang memungkinkan distribusi lebih dari 10 juta SKU dari 23 jenis kategori produk. Optimasi dan penambahan infrastruktur logistik yang sudah ada ini yang menjadi prioritas pengembangan ke depan.

“Kami tentu punya rencana menambah fasilitas logistik di tahun depan, namun untuk jumlahnya belum bisa disebutkan,” ucap Li.

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa jangkauan memang masih menjadi fokus JD.ID. Luasnya wilayah dan bentang geografis kepulauan adalah pekerjaan rumah yang ingin mereka lampaui. Sebelumnya perlu diingat juga pada awal tahun ini JD.ID telah menguji coba pengantaran via drone untuk daerah-daerah terpencil.

Di Tiongkok mereka sudah kembangkan sub-bisnis JD Logistics, dengan ketersediaan gudang mencapai 650 unit di seluruh Tiongkok. Maka tak mengejutkan ketika mereka dapat menyelesaikan 90 persen pesanan JD.com di hari yang sama.

“Butuh waktu untuk mengangkat efisiensi pengiriman dan kami masih punya waktu. Jangan lupa juga kami terbilang masih muda dibanding para pemain lain di Indonesia,” pungkas Meng.

Berdasarkan riset iPrice, JD.ID masih menempati peringkat 6 di bawah Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, dan Blibli. Pemeringkatan oleh iPrice ini dihitung dari rata-rata pengunjung situs web pada per Oktober 2019.

Application Information Will Show Up Here
JDVirtual is now available in train stations / JD.ID

JD.ID Introduces “JDVirtual” as Modern Retail in Train Stations

JD.ID introduces a modern retail as the new service for its customers called JDVirtual. It is now available in some train stations, including Jakarta Kota, Sudirman, Juanda, Gondangdia, Cikini, Tebet, Pasar Minggu, and Depok Baru.

JDVirtual sells food, beverages, and some household stuff, the items you usually seen in retail stores. It is expected to facilitate customers in selecting goods, it’ll later be delivered to the address placed in the app.

Not only to discover a new model, it’s also an attempt to extend the high-potential of commuters in Jakarta.

PT Kereta Commuter Indonesia in its official page said by June 2018, the average number of commuters in working days has reached 1 million, there’s a time when they have to serve up to 1.154.080 customers.

The previous O2O (Online-to-Offline) concept was demonstrated by JD.ID through the launch of its futuristic shop JD.ID X at PIK Avenue in early August. However, on JD.ID X, items are sold directly with payment via an app.

Purchasing with QR Code

Using QR Code technology, JDVirtual offers a modern shopping method while prioritizing the borderless and cashless shopping. JD.ID users can directly purchase by scanning the product code in JDVirtual. Furthermore, the transaction can be processed in JD.ID app, including payment.

JD.ID, with JDVirtual, aims to provide a new shopping experience for its loyal customers. It doesn’t rule out the possibility for JDVirtual service to be added in some strategic places of public transportation services, such as bus terminals and airports.

“Customers are our inspiration to run the business in Indonesia. We believe in JD.ID Virtual borderless shopping concept to provide real solutions for the modern retail industry while carrying out a mission for better Indonesia,” Zhang Li, JD.ID’s President Director, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
JDVirtual

JD.ID Hadirkan Toko Ritel Modern “JDVirtual” di Stasiun Commuter Line

JD.ID menghadirkan layanan baru bagi penggunanya berupa toko ritel modern bernama JDVirtual. JDVirtual saat ini bisa ditemui di stasiun Jakarta Kota, Sudirman, Sudimara, Juanda, Gondangdia, Cikini, Tebet, Pasar Minggu dan Depok Baru.

JDVirtual menjual produk makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga, persis seperti yang biasa banyak ditemukan di toko ritel. Toko ritel disajikan untuk memudahkan pengguna memilih jenis barang yang dibeli, nantinya barang tersebut akan dikirimkan ke alamat yang tertera pada aplikasi.

Selain menjajaki model baru, upaya ini dilakukan untuk merangkul potensi mobilitas pengguna commuter line yang cukup tinggi di Jakarta.

Berdasarkan data dari PT Kereta Commuter Indonesia di laman resminya, hingga Juni 2018 rata-rata jumlah pengguna KRL di tiap hari kerja mencapai 1 juta orang, dengan rekor jumlah pengguna terbanyak yang dilayani dalam satu hari adalah 1.154.080 pelanggan.

Konsep O2O (Online-to-Offline) sebelumnya juga dijajal JD.ID melalui peluncuran toko futuristis JD.ID X di PIK Avenue awal Agustus lalu. Hanya saja di JD.ID X barang dijual langsung, pembayaran dilakukan melalui aplikasi.

Pembelian menggunakan kode QR

Memanfaatkan teknologi kode QR, JDVirtual menawarkan cara berbelanja modern dengan tetap mengedepankan konsep belanja tanpa batas (borderless) dan non-tunai (cashless). Bagi pengguna aplikasi JD.ID, bisa langsung melakukan pembelian dengan memindai kode produk di JDVirtual. Selanjutnya proses transaksi akan dilakukan di aplikasi JD.ID, termasuk pembayaran.

Target JD.ID dengan JDVirtual ini adalah memberikan pengalaman baru dalam berbelanja bagi para pelanggan setianya. Tidak menutup kemungkinan layanan JDVirtual akan ditambah di beberapa titik strategis layanan transportasi masyarakat seperti di terminal bus dan bandara.

“Pelanggan adalah inspirasi kami dalam menjalankan bisnis di Indonesia. Kami percaya dengan JD.ID Virtual konsep berbelanja yang tak mengenal batas dapat memberikan solusi nyata bagi industri ritel modern sekaligus menjalankan amanah kami untuk memajukan Indonesia,” kata President Director JD.ID, Zhang Li.

Application Information Will Show Up Here
The launching of JD.ID X retail in Jakarta / JD.ID

JD.ID X Futuristic Retail in Jakarta Offers Online-Offline Shopping Experience

JD.ID officially introduces “JD.ID X” in Jakarta, a retail store with artificial intelligence (AI) that attempts to give the new online-offline shopping experience. The no cashier concept and connection to the app is fairly new here, although it has been familiar out there, particularly in China as JD.ID‘s main base.

The futuristic retail in 270m2 is located on PIK Avenue, Jakarta. It’s using face-scanner technology, Radio Frequency Identification (RFID), and cashless payment method; all goods and visitors will be automatically identified. The store requires its consumers to have JD.ID account and app in their phone.

Visitors will be asked to scan the barcode with JD.ID X option in app as a ticket. The face-scanning will be performed afterwards for verification in mobile app. Users are previously require to upload their close-up picture.

The goods taken to purchase will be detected using RFID technology before the closed gate, billing will be automatically displayed and paid using the app. Currently, credit card payment is the only method (which connected to the JD.ID account)

“This is only the beginning of our effort in using AI power to open doors into the new possibilities in this country. JD.ID X will also be the study center of advanced technology, because we believe that AI has so many potentials to use in every business line, including e-commerce as the core business of JD.ID,” Zhang Li, JD.ID’s President Director, pronounced.

In its debut, JD.ID X offers various products in fashion, cosmetics, accessories and beauty, non-electronic appliances, also groceries. JD.ID X also provides the private labels exclusively on JD.ID.

“Experienced store” like this is quite an intense innovation to present, particularly in China. Presented also by its competitor, Alibaba. Recently, the company has introduced a similar AI-based futuristic store. They partnered up with Guess fashion brand. The concept is similar, using RFID and computer vision based scanner technology.

Eyvette Tung, JD.ID’s Project Manager, said, ” In the future, society will be used to cashless daily shopping activity. We’ve developed a very personal face-scanner technology to improve convenience and user’s comfort.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Proses peresmian toko ritel JD.ID X di Jakarta / JD.ID

Toko Ritel Futuristis JD.ID X Hadir di Jakarta, Pamerkan Pengalaman Belanja Online-Offline

JD.ID meresmikan “JD.ID X” di Jakarta, sebuah toko ritel berteknologi kecerdasan buatan (AI) yang mencoba memberikan pengalaman belanja online-offline baru. Konsep toko tanpa kasir dan terhubung dengan aplikasi seperti itu bisa dibilang baru di sini, kendati di luar sana sudah banyak, khususnya di Tiongkok sebagai basis utama JD.ID.

Ritel futuristis berukuran 270 meter2 tersebut terletak di PIK Avenue, Jakarta. Memanfaatkan teknologi pemindai wajah, Radio-Frequency Identification (RFID), dan metode pembayaran non-tunai; setiap barang dan pengunjung akan teridentifikasi secara otomatis. Toko tersebut mewajibkan setiap konsumennya untuk memiliki aplikasi dan akun JD.ID di ponsel.

Pengunjung yang masuk akan diminta memindai barcode pada opsi JD.ID X di aplikasi sebagai tiket. Setelah itu wajah pengguna akan dipindah untuk verifikasi — di aplikasi mobile, sebelumnya pengguna juga terlebih dulu harus mengunggah foto wajahnya.

Barang-barang yang diambil dan akan dibeli dideteksi menggunakan teknologi RFID di depan pintu keluar, tagihannya otomatis ditampilkan dan dibayar melalui aplikasi. Saat ini metode pembayaran baru menggunakan kartu kredit saja (yang dihubungkan dengan akun JD.ID).

“Ini hanya awal mula dari upaya kami menggunakan kekuatan AI untuk membuka pintu menuju berbagai kesempatan baru bagi negeri ini. JD.ID X juga akan kami jadikan sebagai pusat pembelajaran pengembangan teknologi berkelanjutan, karena kami meyakini bahwa AI memiliki banyak potensi yang dapat digunakan di semua lini bisnis, termasuk e-commerce yang menjadi bisnis inti dari JD.ID,” sambut Presiden Direktur JD.ID Zhang Li.

Di debut awalnya, JD.ID X menawarkan produk-produk di kategori fashion, kosmetik, aksesoris dan kecantikan, produk-produk rumah tangga non-elektronik, serta kebutuhan sehari-hari. JD.ID X juga  menawarkan private label yang tersedia eksklusif di JD.ID.

“Experienced store” seperti ini memang menjadi inovasi yang cukup gencar dihadirkan, khususnya di Tiongkok. Termasuk dilakukan oleh rivalnya Alibaba. Belum lama ini pihaknya memamerkan sebuah toko futuristis berbasis AI serupa — mereka bekerja sama dengan brand fashion Guess. Konsepnya mirip, menggunakan teknologi pemindai berbasis computer vision dan RFID.

Project Manager JD.ID X, Eyvette Tung mengatakan, “Di masa depan masyarakat akan sangat terbiasa melakukan aktivitas berbelanja harian secara non-tunai. Kami telah mengembangkan teknologi pemindai wajah yang sangat personal untuk meningkatkan kenyamanan dan membuat pelanggan merasa nyaman.”

Application Information Will Show Up Here
Jajaran manajemen Garuda Indonesia dan JD.ID / DailySocial

Gandeng JD.ID, Garuda Indonesia Luncurkan GarudaShop

Hari ini Garuda Indonesia secara resmi mengumumkan kerja sama strategis dengan JD.ID dengan meluncurkan kanal khusus “GarudaShop” di situs dan aplikasi JD.ID. Kerja sama yang nantinya akan berjalan selama dua tahun ini akan memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk membeli semua produk hingga merchandise resmi dari Garuda Indonesia yang selama ini dijual di udara (on board selling).

Kepada media Direktur Marketing dan Teknologi Informasi Nina Sulistyowati mengungkapkan, dipilihnya JD.ID sebagai mitra layanan e-commerce dari Garuda Indonesia didasarkan pada track record yang positif dari kerja sama sebelumnya dengan anak usaha dari Garuda Indonesia, Citilink.

“Kerja sama ini terdiri dari dua tahapan, yaitu satu tahun pertama fokus kepada awareness dan penjualan dan satu tahun terakhir kami dari Garuda Indonesia akan melakukan evaluasi terkait dengan kelanjutan kerja sama dengan JD.ID,” kata Nina.

Dipilihnya JD.ID menjadi mitra dari Garuda Indonesia sebelumnya telah melalui proses seleksi yang panjang dan transparan. Salah satu alasan JD.ID ideal menjadi mitra dari Garuda Indonesia adalah adanya kesamaan lima wilayah yang layanan, channel distribusi yang besar hingga kepemilikan dari toko sendiri.

Memanfaatkan Go Express dari Garuda Indonesia

Untuk proses pengiriman, Garuda Indonesia akan memanfaatkan layanan milik sendiri yaitu Go Express. Layanan logistik tersebut diklaim mampu untuk mengirimkan ke semua wilayah layanan langsung sampai ke rumah pembeli.

“Kami ingin membantu masyarakat yang terbang menggunakan pesawat Garuda Indonesia, yang selama ini kerap kesulitan membawa pulang barang yang dibeli on board. Dengan GarudaShop, semua barang tersebut bisa dibeli sebelum, saat di pesawat atau setelah turun dari pesawat langsung dari situs JD.ID,” kata Nina.

Meskipun untuk tahap awal proses logistik masih dilakukan sendiri oleh Garuda Indonesia, namun demikian pihak JD.ID menyebutkan nantinya melihat kondisi yang ada, akan turut melakukan proses distribusi menggunakan mitra logistik pihak ketiga dari JD.ID.

Target pendapatan dari penjualan dari Garuda Indonesia dan JD.ID

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Presiden Direktur JD.ID Zhang Li yang menyambut baik kerja sama dengan penerbangan nasional milik Indonesia ini. Melalui kerja sama ini JD.ID menargetkan penjualan barang hingga 10 ribu produk dalam waktu satu tahun.

“Saya melihat produk yang akan banyak dibeli oleh masyarakat adalah produk resmi milik Garuda Indonesia, barang-barang untuk travelling hingga brand lain yang tersedia di kanal khusus Garuda Indonesia.”

Disinggung tentang target pendapatan dari Garuda Indonesia terkait dengan kanal penjualan di JD.ID, disebutkan selama satu tahun pertama diharapkan Garuda Indonesia bisa memperoleh pendapatan hingga $1 juta.

“Kerja sama dengan JD.ID ini merupakan salah satu upaya Garuda Indonesia untuk mengembangkan bisnis Ancillary Revenue yang terus tumbuh untuk dikembangkan. Garuda Indonesia menargetkan pendapatan dari Ancillary Revenue tahun 2018 sebesar $54 juta,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury.

Application Information Will Show Up Here

Pacu Kinerja Bisnis, JD.id dan Citilink Resmikan Kemitraan Eksklusif

JD.id, situs e-commerce yang terafiliasi dengan JD.com, meresmikan kemitraan bisnis dengan Citilink, berbentuk co-marketing yang diharapkan dapat memberikan manfaat tambahan untuk pelanggan kedua belah pihak.

“Ini menjadi sebuah langkah inovasi bagi kami karena ini merupakan kali pertama perusahaan e-dagang bermitra dengan maskapai penerbangan bereputasi baik seperti Citilink Indonesia,” kata Presiden Direktur JD.id Zhang Li, Kamis (31/8).

Kemitraan ini memiliki jangka waktu selama satu tahun, terdiri atas tiga fase. Pada fase pertama, layanan pre-flight shopping dengan metode pengiriman yang fleksibel dan voucher belanja JD.id untuk setiap pembelian tiket pesawat Citilink. Fase pertama ini ditargetkan sudah bisa terapkan pada pertengahan September 2017 mendatang.

Kemudian pada fase kedua, JD dan Citilink akan mendirikan digital lounge di terminal II Bandara Soekarno Hatta dan in-flight shopping dengan tawaran eksklusif. Di dalam lounge tersebut akan tersedia demo produk terbaru di JD.id, Wi-Fi, dan in-lounge shopping.

Jangka waktu dalam fase kedua akan mengikuti timeline perpindahan Citilink ke terminal II yang sebelumnya ditempati oleh Garuda Indonesia, induk Citilink. Adapun saat ini prosesnya masih belum final, apakah Citilink akan ditempatkan di terminal II D atau E. Yang pasti, perpindahan terminal akan resmi dilakukan pada awal tahun depan.

“Untuk digital lounge akan disesuaikan dengan time frame Citilink. Tapi yang pasti awal tahun di kuartal pertama kita sudah bisa laksanakan rencana di fase kedua. Kerja sama ini kami harapkan menjadi terobosan bisnis yang bisa memberi pengalaman unik bagi penumpang dan pelanggan kami berdua,” ucap Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo.

Sedangkan untuk fase ketiga, kerja sama akan berbentuk tawaran menukarkan JD Points dengan Supergreen Garuda Miles, program keanggotaan Grup Garuda. Terdapat pula pilihan bundling paket wisata yang dijual di JD.id, serta meluncurkan in-flight platform berisi tayangan hiburan dan berbelanja online.

“Untuk fase kedua dan ketiga masih kami godok lagi [konsepnya]. Sebab tujuan yang ingin kami capai adalah pengguna Citilink dan JD.id tetap mendapatkan layanan premium, kendati maskapai kami adalah low cost carrier,” terang Direktur Operasional Citilink Indonesia Andy Adrian.

Pacu bisnis kedua perusahaan

Dari kemitraan bisnis ini, pihak Citilink mengaku menargetkan pertumbuhan pendapatan di luar penjualan tiket pesawat dapat tumbuh antara 10-15% sampai setahun mendatang. Pendapatan dari sumber kantung ini dinilai terus menunjukkan porsi yang terus menanjak, kontributor utamanya berasal dari kargo, service on board kuliner asli Indonesia, penjualan merchandise, dan lainnya.

“Kami ingin terus mengembangkan berbagai terobosan untuk memacu pendapatan kami di luar penjualan tiket. Contohnya, baru-baru ini kami meluncurkan edisi khusus service on board untuk kuliner nusantara, rupanya animonya sangat baik. Kami akan terus kembangkan inovasi yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan,” terang Juliandra.

Sedangkan bagi sisi JD.id, perusahaan tidak menyebut secara spesifik berapa persen kenaikan transaksi yang diharapkan. Akan tetapi, Zhang memastikan pihaknya ingin melayani lebih banyak pelanggan di seluruh Indonesia, serta membuat para penumpang Citilink jadi lebih dekat dengan JD.id dengan adanya beragam pilihan promo dari katalog JD.id.

Sejak pertama kali hadir di Indonesia pada dua tahun lalu, JD.id memiliki lebih dari 100 ribu SKU per akhir tahun lalu. Perusahaan juga menyediakan jasa pengiriman sendiri yang menjangkau 365 kota di seluruh Indonesia.

Gudang JD.id sendiri tersebar di empat titik, yakni Cimanggis, Surabaya, Pontianak, dan Medan. Perusahaan sedang menambah satu lokasi baru di Makassar yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Ulang Tahun Pertama, JD.id Perkuat Infrastruktur dengan Menambah Gudang Baru

Hari ini, Kamis (9/3) PT Jingdong Indonesia Pertama (JD.id), anak perusahaan e-commerce patungan dari JD.com (Tiongkok) dan Provident Capital merayakan ulang tahun pertamanya. Untuk mengukuhkan komitmen JD.id berbisnis di Indonesia, perusahaan berencana untuk memperkuat infrastruktur dengan menambah lima hingga enam gudang penyimpanan.

Salah satu lokasi terbaru yang bakal dipilih adalah Medan. Adapun luasnya diperkirakan berkisar antara 5 ribu hingga 6 ribu meter persegi. Saat ini JD.id sudah memiliki tiga gudang yang berada di Cimanggis, Surabaya dan Pontianak.

“Lokasi gudang yang kami pilih berikutnya adalah Medan. Kota lain akan menyusul perlahan-lahan. Kami pilih Medan karena growth consumer behaviour-nya sangat tinggi, bukan karena mempertimbangkan kota besarnya,” terang Head of Corp Communication & Public Affairs JD.id Teddy Arifianto.

Hanya saja, Teddy enggan membeberkan nilai investasinya untuk pendirian gudang. Dia hanya memastikan bahwa investasi terbesar yang banyak dikucurkan perusahaan untuk ke depannya adalah infrastruktur dan sumber daya manusia.

Teddy berharap keberadaan gudang ini dapat membantu proses bisnis jadi lebih singkat, harga bisa ditekan sehingga pelayanan kepada konsumen bisa lebih optimal.

Hal ini sangat masuk akal mengingat JD.id menerapkan resep sendiri untuk mengatasi harga jual yang kompetitif di tengah persaingan industri e-commerce. Mulai dari memiliki perusahaan logistik sendiri untuk pengiriman barang bernama JX (Jaya Ekspres Transindo), dan menggunakan model bisnis business to consumer (B2C) dengan membeli barang langsung dari pemasok dan memasukkan ke gudang sendiri.

Resep itu dipercaya ampuh untuk menekan harga dan mampu mendorong konsumen untuk terus berkunjung.

“Nantinya setiap gudang dapat menjadi hub-hub yang menghubungkan seluruh konsumen kami di Indonesia. Sehingga semuanya bisa merasakan pelayanan yang sama dengan konsumen yang ada di kota besar.”

Rambah konsep O2O

Tak hanya itu, Teddy juga mengungkapkan tahun ini perusahaan juga mulai rambah strategi pemasaran online to offline (O2O) dengan mendirikan toko sementara (pop up store) di Mall Taman Anggrek, Jakarta. Untuk perhelatan perdana ini, JD.id menghadirkan lebih dari 30 mitra pemilik merek ternama dengan penawaran diskon yang hanya berlaku selama 9-12 Maret 2017.

Untuk kegiatan offline berikutnya, akan terus diadakan oleh JD.id sepanjang tahun ini di berbagai lokasi lainnya. Strategi ini dinilai cocok dengan kultur budaya orang Indonesia yang masih mengutamakan komunikasi tatap muka saat bertransaksi.

“Di Indonesia, bisnis online itu tidak bisa stand alone tanpa kegiatan offline. Strategi ini jadi perpanjangan tangan untuk bertemu langsung dengan konsumen dan akan terus dilakukan secara berkelanjutan,” pungkas dia.

Pencapaian JD.id tahun lalu, total pengunjung rata-rata JD.id per bulannya mencapai 1 juta hingga 3 juta orang, dengan rata-rata basket size mencapai Rp3 juta sampai Rp4 juta per orang.

Adapun jumlah SKU bertambah jadi 100 ribu SKU dari tahun sebelumnya 10 ribu SKU. JD.id memiiki 14 kategori barang dengan 103 sub kategori pilihan. Tiga kategori terlaris di JD.id diantaranya gadget & aksesoris, peralatan bayi,dan perabotan rumah tangga.