Tag Archives: ZipUp

Melalui ZipUp+, Zipmex Bantu Investor Akselerasi Imbal Hasil Investasi Kripto

Transformasi digital membuat berbagai hal menjadi mudah dilakukan, termasuk investasi. Bila di masa lampau pilihan instrumen investasi terbatas pada produk perbankan, properti, atau komoditas, transformasi digital menghadirkan opsi untuk berinvestasi di aset kripto.

Aset kripto adalah aset investasi digital yang berbasis teknologi blockchain. Aset kripto atau yang juga dikenal dengan cryptocurrency adalah alat tukar virtual yang memungkinkan keamanan transaksi tingkat tinggi tanpa melalui perantara pihak ketiga.  

Dari sisi teknologi, dalam satu dekade terakhir juga banyak sekali inovasi yang muncul dalam dunia cryptocurrency. Sehingga aset kripto menjadi komoditas yang mainstream sekaligus disebut-sebut sebagai alternatif investasi di era digital. Sebab, investasi aset kripto memberikan banyak hal keuntungan yang tidak dapat ditemui pada instrumen investasi lainnya.

Beberapa keunggulan dari investasi digital ini adalah sistem desentralisasi kokoh yang memungkinkan transaksi perpindahan dana secara aman dan super cepat karena tidak melalui proses tangan ketiga. Selain itu, yang terpenting investasi aset kripto mampu menghasilkan keuntungan yang patut diperhatikan. Nilai pasar kripto telah meroket selama dekade terakhir dengan kapitalisasi pasar yang sempat mencapai USD 2 triliun. Kelebihan tersebut yang akhirnya menjadikan berinvestasi di aset kripto menjadi salah satu opsi investasi yang difavoritkan oleh generasi muda di Indonesia.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat nilai transaksi aset kripto di tahun 2021 meningkat seribu persen lebih dari tahun sebelumnya, yakni mencapai Rp859,4 triliun. Hal ini jelas membuktikan tingginya minat investasi masyarakat Indonesia terhadap aset kripto.

Sementara berdasarkan data yang dirilis oleh badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), tercatat saat ini jumlah investor dan nilai transaksi aset kripto di Indonesia pada awal tahun 2022 meningkat cukup signifikan. Nilai transaksi aset kripto di Indonesia bertumbuh dari Rp64,9 triliun pada 2020 menjadi Rp859,4 triliun di tahun 2021. Kenaikan pertumbuhan transaksi aset kripto mencapai 16,2% per bulan.

Zipmex hadir di tengah iklim investasi kripto yang baik di Indonesia

Tingginya jumlah investor aset kripto berdasarkan data dari Bappebti sejalan dengan survei yang diselenggarakan oleh Zipmex salah satu platform aset digital dengan pertumbuhan tercepat di Asia Pasifik. 

Berdasarkan survei independen yang dilaksanakan Zipmex di Indonesia pada awal tahun 2022, dua dari tiga responden menyatakan minatnya untuk berinvestasi kripto. Meski terbilang baru, popularitas aset kripto sebagai alternatif instrumen investasi bahkan telah menyusul popularitas aset konvensional seperti emas, reksa dana, deposito, dan properti.

“Kami memiliki misi untuk berperan aktif dalam mengedukasi pasar dan berkontribusi terhadap upaya masyarakat dalam memaksimalkan investasi mereka di tengah situasi pasar yang dinamis melalui berbagai layanan yang kami miliki,” ucap Siska Lestari, Head of Growth Zipmex Indonesia. 

Didirikan pada tahun 2018, Zipmex telah terdaftar dan teregulasi untuk beroperasi di Singapura, Thailand, Australia, dan Indonesia. Akhir Agustus tahun lalu, Zipmex mengumumkan perolehan pendanaan seri B sebesar $41 juta atau setara 585 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Bank of Ayudhya, TNB Aura, B Capital Group, Jump Capital, dan beberapa investor lainnya. Di Indonesia, Zipmex telah teregulasi dan terdaftar di Bappebti dan Kemenkominfo. 

Saat ini, platform Zipmex memiliki 115 aset kripto yang bisa diperjualbelikan di exchange-nya. Zipmex juga dilengkapi dengan berbagai fitur yang memungkinkan penggunanya mendapatkan penghasilan pasif dari aset kripto, salah satunya ZipUp+.

Inovasi fitur Zipmex sebagai platform earning investasi kripto

Pasar aset kripto global diketahui mengalami tren penurunan sejak bulan Mei lalu. Keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikkan suku bunga sebesar 0,75% mendorong sebagian besar investor untuk menjual aset kriptonya dan beralih ke instrumen yang lebih konservatif. Sehingga, aset kripto mengalami koreksi akibat rendahnya permintaan di pasar. Sementara itu, dari sisi faktor internal, isu yang terjadi pada stablecoin TerraUSD telah mengakibatkan efek domino merosotnya nilai aset kripto secara keseluruhan. 

ZipUp+ adalah salah satu fitur di platform Zipmex yang memungkinkan pengguna untuk memperoleh bonus  yang optimal hingga 10% per tahun atas setiap aset kripto yang disimpan. Saat ini, fitur ZipUp+ dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan aset kripto bluechip seperti Bitcoin dan Ethereum, serta altcoin dengan kapitalisasi pasar senilai jutaan dolar seperti Cardano, Solana, Ripple, dan Zipmex Token. ZipUp+ juga dapat digunakan untuk memaksimalkan investasi dan mendapatkan bonus dari stablecoin seperti USD Coin (USDC) dan Tether (USDT). 

“Selain itu, ZipUp+ tidak memiliki jangka waktu penyimpanan. Fitur ini memberikan kesempatan bagi pengguna untuk menyimpan aset kripto secara fleksibel yang bebas ditarik kapan saja, sehingga cocok digunakan baik untuk strategi jangka pendek maupun jangka panjang.Dengan adanya ZipUp+, investor tetap bisa mendapatkan pertumbuhan nilai portofolio melalui bonus dari aset kripto yang mereka simpan, terlepas dari fluktuasi harga aset yang sedang terjadi di pasar. Bonus yang diperoleh dari ZipUp+ akan didistribusikan setiap hari pada para pengguna,” jelas Siska lebih lanjut.

Pengguna dapat mencoba fitur ZipUp+ dengan tiga langkah mudah. Pertama, pengguna perlu memastikan bahwa pengguna telah memiliki akun yang terdaftar dan terverifikasi di Zipmex. Kedua, pengguna bisa melakukan deposit dan memindahkan saldonya dari Trade Wallet ke Z Wallet. Terakhir, pengguna cukup klik “Mulai ZipUp+” lalu klik “Daftar”. Pengguna akan langsung mendapatkan imbalan bonus harian setelah program aktif selama dua hari.

Zipmex Indonesia

Zipmex Umumkan Pendanaan 84,4 Miliar Rupiah, Menanti Gairah Investasi Aset Kripto

Pengembang platform jual-beli aset kripto Zipmex mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $6 juta atau setara 84,4 miliar Rupiah. Putaran pendanaan dipimpin Jump Capital, sebuah pemodal ventura asal Amerika Serikat yang mengkhususkan diri pada pengembang aplikasi investasi digital. Pendanaan baru akan digunakan untuk mendiversifikasi penawaran produk Zipmex, termasuk perluasan produk berbunga ZipUp dan token digital ZMT.

Zipmex sendiri memiliki markas pusat di Singapura dan layanannya sudah berekspansi di beberapa negara, termasuk Indonesia, Australia, dan Thailand. Di Indonesia, mereka bernaung pada PT Zipmex Exchange Indonesia, dan saat ini sudah memperoleh tanda terdaftar dari Bappebti bersama 13 pemain lainnya.

Bulan Juni 2020 lalu, Bappebti mengedarkan surat pengumuman No.477.1/BAPPEBTI.4/PENG/06/2020 merilis daftar perusahaan sebagai calon pedagang fisik aset kripto. Berikut daftarnya:

Perusahaan Merek Asal Platform
PT Crypto Indonesia Berkat Tokocrypto Indonesia Web, Mobile
PT Upbit Exchange Indonesia Upbit Korea Selatan Web, Mobile
PT Tiga Inti Utama Triv Indonesia Web, Mobile
PT Indodax Nasional Indonesia Indodax Indonesia Web, Mobile
PT Pintu Kemana Saja Pintu Indonesia Web, Mobile
PT Zipmex Exchange Indonesia Zipmex Singapura Web, Mobile
PT Bursa Kripto Prima Bicipin
PT Luna Indonesia Ltd Luno Inggris Web, Mobile
PT Rekeningku Dotcom Indonesia Rekeningku Indonesia Web, Mobile
PT Indonesia Digital Exchange Digital Exchange ID Indonesia Web, Mobile
PT Cipta Koin Digital Koinku Indonesia
PT Triniti Investama Berkat Bitocto Indonesia Web, Mobile
PT Plutonext Digital Aset

Dari penelusuran yang dilakukan melalui mesin pencari, situs direktori, dan app marketplace, kami tidak menemukan informasi lengkap terkait platform Bicipin, Plutonext; sementara Koinku situsnya juga baru sebatas landing page belum bisa untuk transaksi.

Zipmex di Indonesia

Kepada DailySocial, perwakilan Zipmex mengatakan, sejak Q4 2020 sampai awal tahun ini, volume transaksi perdagangan di Indonesia mencapai pertumbuhan hingga 100% — kendati tidak disebutkan statistik pengguna secara rinci. Untuk mengakselerasi bisnis, tim lokal juga tengah menyiapkan produk spesifik yang disesuaikan dengan karakteristik pengguna di sini.

Audience pada umumnya lebih menyukai investasi aset digital dengan prospek jangka panjang. Market exchange lainnya mungkin fokus pada kebutuhan traders, sementara kami fokus untuk memberikan fasilitas trading terbaik. Kami juga menawarkan ZipUp di mana para users dapat meraih bunga hingga 14% per tahun dengan akun tabungan yang fleksibel. Sehingga, mereka akan memperoleh tambahan uang dari capital gain dan bunga,” ujar perwakilan Zipmex.

Dijelaskan lebih lanjut, melalui layanan ZipUp para investor dapat memilih berbagai macam aset, termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), xBullion (GOLD), USD Circle (USDC), dan USD Tether (USDT), dan tidak akan dikenakan biaya selain biaya penarikan normal. Bunga dibayarkan setiap hari, tanpa adanya jangka waktu tetap serta tidak ada jumlah minimum setoran.  Sejak diluncurkan tiga bulan lalu, ZipUp telah mengumpulkan lebih dari US$ 40 juta dana simpanan.

Menanggapi soal ketertarikan masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di aset kripto, “Aset kripto dapat menjadi instrumen yang layak selain saham, reksa dana, p2p loan, atau investasi digital lainnya. Dengan meningkatkan awareness pasar terhadap cryptocurrency dan institutional investors mulai mengalokasikan portofolio di investasi aset kripto, kami berharap semakin banyak yang tertarik mencoba investasi aset kripto.”

Zipmex sendiri saat ini juga bekerja sama dengan Pluang, memungkinkan para investor di aplikasi tersebut untuk bertransaksi aset kripto. Sebelumnya Pluang dikenal sebagai platform investasi dengan instrumen emas dan S&P 500.

Gairah investasi di Indonesia

Pertengahan 2020, DailySocial bersama Populix mengadakan survei pengguna aplikasi investasi di Indonesia. Dari 209 responden yang mengikuti survei, persentase tertinggi untuk jenis investasi yang mereka pilih adalah reksa dana (67%) dan emas (62,7%). Jenis investasi lainnya yang dipilih responden secara berurutan adalah saham (44,5%), P2P lending (16,3%), dan obligasi (11,5%).

Mengenai pertimbangan memilih jenis investasi tersebut, responden kompak menjawab bahwa ini sudah sesuai dengan profil risiko (48,8%), baru belajar (24,4%), rekomendasi teman (10,4%), dan paling familiar (8,1%).

Jika ditinjau lebih lanjut, instrumen seperti reksa dana, emas, atau saham sebenarnya juga sudah cukup akrab dengan pengguna sebelum era investasi lewat aplikasi. Jadi kemungkinan edukasinya lebih mudah dibanding aset kripto yang benar-benar baru bagi banyak orang.

Application Information Will Show Up Here