Untuk kebanyakan startup, spike traffic tajam dalam waktu berdekatan merupakan bencana teknis sekaligus berkah. Hal yang sama berlaku untuk Tees Indonesia, yang kemarin mengalami peningkatan traffic sangat tajam hingga 7 kali lipat dibandingkan traffic hari biasa. Lonjakan pengunjung ini dipicu oleh sebuah partai politik yang mengunggah salah satu desain kaosnya di Tees untuk dijual.
Tees sendiri memang merupakan platform untuk pengguna bisa berjualan kaos dengan desain mereka sendiri. Dan ternyata hal ini mengundang ketertarikan dari salah satu partai politik di Indonesia yang menjual kaos dengan desain logo partai mereka. Partai ini kemudian menyebarkan info mengenai penjualan kaos ini melalui akun Twitter dan Facebook mereka. Hasilnya: peningkatan tajam di traffic dan sales untuk Tees Indonesia.
Beruntung untuk Tees Indonesia, servernya masih kuat untuk menampung semua request dari pengunjung yang angkanya melonjak hari Selasa pagi hari tersebut. Angka penjualan-pun langsung meningkat tajam sebagai hasil spike tersebut, kalau saja server down pasti akan kehilangan banyak sales.
Namun satu hal yang menarik untuk diamati, Tees Indonesia merupakan salah satu startup yang banyak bekerjasama dengan komunitas, influencer bahkan selebritis yang menjual kaos di platform mereka. Aria Rajasa, CEO Tees Indonesia mengaku bahwa insiden ini pertama kali terjadi di Tees, bahkan bekerjasama dengan selebritis-pun tidak sampai mengalami lonjakan yang luar biasa.
Menarik untuk melihat bagaimana simpatisan parpol bisa mendatangkan traffic dan sales seperti ini, bahkan melebihi influensialitas dari selebritis yang saat ini banyak diincar oleh brand untuk membantu memasarkan produk online mereka melalui sosial media. Sepintas, loyalitas simpatisan parpol memang berperan penting dalam proses ini, mungkin sebuah kualitas yang sulit untuk didapatkan dalam celebrity endorsement.
Di sisi lain, sepertinya beberapa partai politik sudah mulai mengerti pentingnya komunitas dan internet sebagai tempat berkumpul untuk konstituen dan calon pemilih mereka. Sudah terlihat beberapa pergerakan partai politik di dunia online, baik itu masuk ke komunitas, social media dan aktivitas digital lainnya. Mengingat Pilpres 2014 sudah makin dekat, hampir pasti semua partai politik dan calon presiden tidak akan menganggap internet sebelah mata lagi.