Manajemen transaksi berperan penting dalam kelancaran sebuah perusahaan. Beragam solusi dihadirkan untuk mempermudah serta mengoptimalkan pengelolaan data, salah satunya adalah Qasir.id, sebuah aplikasi kasir POS (Point of Sales) untuk membantu UMKM atau pedagang yang masih menggunakan metode konvensional.
Berdiri sejak tahun 2015, Qasir menawarkan berbagai fitur untuk UMKM yang bisa digunakan untuk mencatat penjualan, mengelola produk, mengawasi stok, dan memantau laporan transaksi. Sistem POS Qasir berbentuk aplikasi yang kemudian bisa di-install pada tablet atau ponsel, dan hingga saat ini tidak dikenakan biaya apapun alias gratis. Aplikasi ini juga sudah bisa digunakan secara offline sehingga tidak akan mengganggu operasional bisnis perusahaan.
Sampai saat ini, Qasir telah diunduh sebanyak 100.000 kali. Pihaknya mengakui dalam satu tahun, pertumbuhan pengguna bisa mencapai 20x lipat dari hanya sekitar 5000 di tahun 2018.
Selain itu, platform ini juga menyediakan layanan pesan barang yang memungkinkan pengguna memesan berbagai produk dari distributor yang sudah bekerja sama. Saat ini telah bergabung 12 partner di area Jabodetabek. Pelanggan mereka kebanyakan datang dari kalangan pengusaha toko kelontong dan F&B. Meskipun aplikasinya tidak berbayar, bukan berarti bisnis ini menjadi tidak menguntungkan.
“Dari 100.000 pengguna, 30% datang dari F&B, 30% dari toko kelontong. Selama ini telah terjadi 6.000 transaksi belanja grosir di aplikasi, dari sini saja sudah ada margin,” ungkap CEO Qasir Michael Liem.
Model bisnis ini sekilas mirip dengan Mitra Bukalapak atau Tokopedia, namun pihaknya mengakui terdapat perbedaan signifikan dari sisi pemasok. Michael mengungkapkan, alih-alih mengganti rantai pasok yang sudah ada, Qasir memilih bekerja sama dengan toko grosir tradisional serta memberdayakan mereka dengan teknologi untuk meningkatkan sistem manajemen.
“Kembali lagi ke misi utama kita untuk memberdayakan bukan hanya bisnis UMKM, namun semua yang terlibat dalam ekosistem ini,” tambahnya.
Strategi bisnis dan target ke depan
Seiring dengan ekosistem yang masih berkembang, perusahaan menyadari pentingnya edukasi pasar untuk model bisnis ini. Michael mengungkapkan empat strategi yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan. Pertama, Ia percaya jika sistem ini bisa mencatat transaksi untuk berbagai macam bisnis, maka semua bisnis di atasnya akan berhasil.
Kedua, Qasir mencoba masuk ke dalam behavior pengguna sehari-hari untuk mencatat transaksi, sekaligus sebagai validasi bisnis. Belum lama ini juga telah bekerjasama dengan Kominfo untuk menjangkau para nelayan yang berada di bagian timur Indonesia agar bisa lebih baik dalam mengelola data transaksi mereka. Hal ini berkaitan dengan validasi sekaligus memudahkan mereka dalam mendapatkan pembiayaan.
“This is why we’re focusing so much on transaction recording, karena hal ini adalah kunci dari akses mereka menuju inklusi finansial,” ujar Michael.
Ketiga, berkolaborasi dengan berbagai macam katalis, seperti pemerintah, bisnis franchise dll. Hal ini sekaligus membantu penetrasi pasar, agar lebih banyak ekonomi yang bisa dijangkau.
Terakhir, sebagai ekosistem terbuka, selalu ada kemungkinan untuk integrasi fitur. “Kami percaya kalau bisa menjalani empat hal ini, dalam waktu dua tahun kami akan sampai di tempat yang kami mau.”
Distribusi produk Qasir kini telah sampai ke Jabodetabek, Malang, Yogyakarta, dan Denpasar. Rencananya tahun depan mereka akan menambah daftar ekspansi.
Dari sisi pendanaan, Qasir sudah berada di tahap seri A dan sedang merencanakan untuk menggalang seri B.
“Memasuki tahap Seri B berarti semakin ambisius. Target selanjutnya adalah untuk mencapai paling tidak 5 juta pengguna. Saat ini kami berada di 80 ribu. Karena itu harus agresif,” tutup Michael.