Untuk ketiga kalinya, PT Telkom bekerjasama dengan MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi) menyelenggarakan ajang untuk entrepreneur digital, Indigo Fellowship 2011. Program ini digunakan oleh Telkom guna menjaring bakat-bakat bisnis di bidang kreatif dan digital untuk kemudian diinkubasi secara bisnis dan di-funding oleh perpanjangan tangan Telkom dengan nama Indigo Ventures.
Untuk program ini, Telkom mengalokasikan dana sebesar Rp 32 miliar sebagai program apresiasi kepada individu atau kelompok yang dinilai berhasil membuat karya kreatif digital dan memberikan value bagi masyarakat serta mendorong tumbuhnya startup digital di Tanah Air.
Sejak diluncurkan pada tahun 2009 peserta program “Indigo Fellowship” terus melonjak. Pada tahun 2009 mencapai 250 peserta, 2010 sebanyak 389 peserta, dan tahun 2011 mencapai sekitar 500 peserta. Beberapa startup yang pernah menjadi pemenang antara lain situs e-publishing Evolitera dan aplikasi manajemen pelabuhan Portmap buatan DyCode.
Program-program seperti Indigo ini memang sangat bagus guna memicu pertumbuhan startup digital di Indonesia, namun sayangnya belum ada success story dari para pemenang dari program Indigo ini sejak tahun 2009. Bahkan gaungnya-pun terkesan tenggelam dengan program-program yang lainnya. Bahkan beberapa partisipan dari program ini sempat berkeluh mengenai komitmen Telkom pasca program Indigo ini selesai, visi jangka panjangnya tampak masih kurang solid. Semoga untuk tahun ini Telkom bisa benar-benar membimbing para pemenang melalui Indigo Ventures dan memberikan value jangka panjang dan bukan sekadar jangka pendek.
PT Telkom…
Kemaren aku ndaftar jadi sales di PT Telkom Purwokerto…
Dan aku tidak percaya aku sama sekali tidak mendapat panggilan.
Aku sudah menyebutkan bagaimana aku akan menjadi tenaga penjual hebat dan menjual sebanyak mungkin layanan Telkom.
Wah… kemaren dealer motor aja minta2 aku jadi tenaga penjual, tp Telkom bahkan sama sekali tidak memberi aku kesempatan.
Aku sudah menulis solusi dari berbagai macam masalah di Telkom Purwokerto, dan ditolak mentah-mentah.
Aku sudah bilang aku bersedia menggunakan uangku sendiri untuk menjual, seperti Joe Girard.
Dan aku bersedia mengurusi setiap pelanggan dan menangani pelanggan yang marah karena kenaikan “tarif beban” secara sepihak oleh Telkom.
Waktu itu pertama kalinya aku bener2 niat ingin menjual sebanyak mungkin karena elektronika adalah bidangku.
Komen curhat ini memang ga jelas, tapi biarlah Telkom menghilang digilas handphone.
Di desaku hampir seluruh orang sudah membiarkan Telkom mencabut telepon rumah, karena tidak mau bayar.
Telkom menaikan secara sepihak biaya beban, dan rumor menjalar dengan cepat.
IbuQ bahkan dateng buat minta penjelasan ke kantor Telkom Purwokerto.
Tp tidak ada jawaban yg jelas…
Good bye Telkom… Gedung besarmu hanya akan membebani pajak lebih besar…
Mencoba melilitkan kabel2 telepon ke dinding lalu menyedot uang seperti lintah…
Aku dah janji ga kan komen, tp lihat postingan tentang Telkom jadi pengen meluapkan kekecewaan karena ditolak kerja 😛
PT Telkom…
Kemaren aku ndaftar jadi sales di PT Telkom Purwokerto…
Dan aku tidak percaya aku sama sekali tidak mendapat panggilan.
Aku sudah menyebutkan bagaimana aku akan menjadi tenaga penjual hebat dan menjual sebanyak mungkin layanan Telkom.
Wah… kemaren dealer motor aja minta2 aku jadi tenaga penjual, tp Telkom bahkan sama sekali tidak memberi aku kesempatan.
Aku sudah menulis solusi dari berbagai macam masalah di Telkom Purwokerto, dan ditolak mentah-mentah.
Aku sudah bilang aku bersedia menggunakan uangku sendiri untuk menjual, seperti Joe Girard.
Dan aku bersedia mengurusi setiap pelanggan dan menangani pelanggan yang marah karena kenaikan “tarif beban” secara sepihak oleh Telkom.
Waktu itu pertama kalinya aku bener2 niat ingin menjual sebanyak mungkin karena elektronika adalah bidangku.
Komen curhat ini memang ga jelas, tapi biarlah Telkom menghilang digilas handphone.
Di desaku hampir seluruh orang sudah membiarkan Telkom mencabut telepon rumah, karena tidak mau bayar.
Telkom menaikan secara sepihak biaya beban, dan rumor menjalar dengan cepat.
IbuQ bahkan dateng buat minta penjelasan ke kantor Telkom Purwokerto.
Tp tidak ada jawaban yg jelas…
Good bye Telkom… Gedung besarmu hanya akan membebani pajak lebih besar…
Mencoba melilitkan kabel2 telepon ke dinding lalu menyedot uang seperti lintah…
Aku dah janji ga kan komen, tp lihat postingan tentang Telkom jadi pengen meluapkan kekecewaan karena ditolak kerja 😛