Dalam sistem cash flow, ternyata ada banyak istilah yang harus kamu ketahui seperti free cash flow, net cash flow, dan juga terminal cash flow.
Apakah kamu sudah pernah mendengar ketiga istilah tersebut? Jika, belum kamu bisa membaca pembahasan terkait net cash flow dan free cash flow di artikel DailySocial yang ada di sini. Sedangkan, kamu bisa membaca pembahasan terkait terminal cash flow di artikel berikut.
Yuk, cari tahu definisi dan contoh terminal cash flow!
Apa itu terminal cash flow?
Dikutip dari Wall Street Mojo, terminal cash flow atau sering juga disebut sebagai arus kas terminal adalah arus kas final yang komponennya sudah dikurangi arus kas masuk dan arus kas keluar pada akhir periode.
Terminal cash flow juga sering disebut sebagai net cash flow, bisa dibilang terminal cash flow juga sebagai bentuk arus kas bersih setelah pajak setelah membayar pajak dan juga modal atau beban kerja.
Arus kas terminal ini juga sangat berpengaruh terhadap pembuatan anggaran modal bisnis yang kamu jalani. Kemudian dikutip dari XPLAIND, terminal cash flow juga memiliki dua komponen yaitu:
- Hasil dari pelepasan peralatan project
- Arus kas yang berhubungan dengan pembayaran modal beban kerja ke tingkat yang berlaku sebelum dimulainya project.
Rumus terminal cash flow
Sama seperti net cash flow dan free cash flow, terminal cash flow juga menggunakan rumus untuk menghitunga. Ada dua rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung terminal cash flow.
Arus Kas Terminal = Penerimaan Setelah Pajak dari Pelepasan ± Perubahan Modal Kerja
Arus Kas Terminal = Hasil Penjualan Sebelum Pajak Pajak Pelepasan ± Perubahan Modal Kerja
Contoh terminal cash flow
Contoh penerapan terminal cash flow adalah ketika sebuah perusahaan yang mengerjakan based on project membeli sebuah alat berat atau meminjamnya dengan imbalan biaya dari perusahaan lainnya. Maka, setelah proyek itu selesai, perusahaan tersebut dapat menjual, mengganti, membuang, atau mengembalikannya ke perusahaan asal. Sehingga, pembayaran terakhir untuk menjual atau mengembalikan adalah bagian dari terminal cash flow.
Biasanya terminal cash flow ini juga digunakan dalam perusahaan konstruksi. Contoh dan cara menghitung terminal cash flow untuk perusahaan konstruksi sebagai berikut:
Sebuah perusahaan konstruksi sedang mempertimbangkan untuk memulai proyek baru, karena harus membeli alat excavator seharga Rp600 juta dan memiliki nilai sisa seharga Rp400 juta. Penggantian modal kerja bersih Rp130jt dna pengurangan pajak dari kerugian pelepasan karena sisa kurang dari nilai buku sejumlah Rp5 juta.
Maka, arus kas terminal perusahaan tersebut adalah Rp130 juta + Rp400 juta + Rp5 juta = Rp535 juta.
Nah, itulah penjelasan singkat terkait terminal cash flow yang perlu kamu ketahui dan kamu bisa membaca artikel cash flow lainya di DailySocial.