Setelah cukup lama dinanti, tahun lalu Square Enix dan Crystal Dynamics meluncurkan reboot game Tomb Raider – dahulu dirilis pada tahun 1996. Diusung dengan teknologi dan visual teranyar, Tomb Raider terbukti sangat sukses. Publik sangat bersemangat ketika penerusnya yang berjudul Rise of the Tomb Raider diumumkan di ajang E3 2014 kemarin.
Minggu ini, Gamescom kembali diadakan di kota Cologne, Jerman. Tentu saja fans Lara Croft sangat menunggu kabar tebaru dari tim developer tentang sekuel tersebut. Kemudian sebuah berita mengejutkan diumumkan: Rise of the Tomb Raider akan dirilis secara eksklusif untuk platform home console Xbox One.
Darrell Gallagher selaku kepala studio Crystal Dynamics memberi penjelasan melalui blog resmi Tomb Raider, “Kesuksesan Tomb Raider di tahun 2013 sebagian adalah karena dukungan terus menerus dari kami. [Selanjutnya] tujuan kami adalah menghadirkan sesuatu yang spesial dalam Rise of the Tomb Raider. Pengumuman yang kami lakukan bersama Microsoft adalah satu langkah untuk mendongkrak Tomb Raider menjadi nama besar dalam permainan adventure.”
Info menarik: Trailer Rise of the Tomb Raider Dilepas dalam Ajang Electronic Entertainment Expo 2014
“Rekan-rekan di Micosoft sudah lama melihat potensi besar dalam Tomb Raider semenjak ia pertama kali diperkenalkan dalam E3 2011,” kata Gallagher. “Kami mengerti Microsoft juga akan mendukung permainan baru tersebut lebih besar dibandingkan sebelumnya. Kami percaya bahwa hal itu akan membuat Tomb Raider menjadi brand terbesar gaming, dengan bantuan dari partner seperti Microsoft.”
Ada beberapa informasi yang bisa kita ekstrak dari pengumuman tersebut. Pembuatan game blockbuster membutuhkan biaya sangat besar. Dengan menyetujui kesepakatan ini, Square Enix akan mendapatkan bantuan finansial dari Microsoft dalam mengembangkan Rise of the Tomb Raider sesuai visi mereka.
Di sisi Micrososft sendiri, dengan merilis Rise of the Tomb Raider secara eksklusif, mereka berharap penjualan Xbox One juga turut meningkat. Tapi masalahnya adalah jarang sekali ada permainan yang miliki efek seperti itu – kecuali mungkin seri Grand Theft Auto atau The Elder Scrolls yang dirilis spesial untuk platform tertentu.
Tapi ada alasan mengapa kini hampir seluruh permainan dipublikasi untuk semua platform game yang ada sejak hari pertama: keuntungan game blockbuster ber-budget besar didapatkan dari menjualnya sebanyak mungkin ke semua orang.
Strategi ini bisa jadi ialah jawaban Microsoft atas laris manisnya franchise Uncharted milik Sony di PlayStation. Masalahnya, dari awal Tomb Raider bukanlah game eksklusif Microsoft – dan baik Square Enix serta Crystal Dynamics juga bukan developer in-house mereka.
Info menarik: Kompetisi Game Eksklusif Apple dan Google Kian Memanas
Penjualan Tomb Raider yang di 2013 terlihat sangat baik, dengan total melebihi angka 6 juta kopi. Namun angka tersebut merupakan jumlah dari penjualan di seluruh platform, dan nyatanya belum sesuai harapan Square Enix. Meluncurkan sekuelnya di sebuah console saja bukanlah langkah cerdas, malah memperkecil potensi pasar, apalagi seolah-olah memaksa fans untuk membeli hardware seharga US$ 400 ke atas.
Tapi saya tidak terlalu khawatir dengan pengumuman Crystal Dynamics itu. Microsoft telah membuktikan lagi dan lagi bahwa sejauh ini apa yang mereka maksud dengan permainan eksklusif ialah game ‘timed-exclusive‘. Maksudnya, permainan dirilis secara eksklusif hingga jangka waktu tertentu. Plants versus Zombies: Garden Warfare, Dead Rising 3, dan Ryse: Son of Rome adalah buktinya. Mereka sudah atau akan segera dirilis di Windows PC.
Yang mengkhawatirkan adalah, apakah hal yang sama juga berlaku untuk versi PlayStation 4-nya? Tanpa merilisnya di console next-gen Sony itu, besar kemungkinan bagi Square Enix dan Crystal Dynamics kehilangan loyalitas serta fanbase secara signifikan.