Titi Rusdi: Klien Adalah Teman yang Tak Boleh Dikecewakan

Ketertarikannya pada gadget membuat Titi Rusdi, salah satu pendiri dan CEO 7Langit, sering berkumpul dengan komunitas, mengikuti milis, hingga akhirnya terjun total di dunia digital. Pertemuannya dengan Oon Arfiandwi lah yang menjadi awal mula pendirian 7Langit, sebuah perusahaan pengembang aplikasi mobile. Kini 7Langit menjadi salah satu nama yang dikenal dalam hal pengembangan aplikasi di berbagai platform mobile.

“Aku suka gadget tetapi enggak ngerti pemograman. Selain itu dalam mendirikan bisnis perlu marketing dan urusan lainnya. Jadi kemudian aku berpartner dengan Oon sebagai CTO yang fokus kepada pembuatan produk  dan aku urusan selain programmer,” ujar Titi kepada DailySocial saat ditemui di kantornya di bilangan Menteng, Jakarta.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini mengisahkan, ia besar dalam lingkungan pegawai negeri, yang jauh dari lingkungan orang bisnis. Orang tua dan kakaknya adalah para pegawai negeri.

“Pertama mencoba berbisnis adalah saat bisnis bareng kakak ipar tahun 2001, sebelum bikin startup. Tetapi setelah dirikan 7Langit saya fokus di sini saja,” jelasnya.

Pada tahun 2009, Blackberry masih menjadi primadona di Indonesia, Titi menceritakan mobile app yang dikembangkan 7Langit memang awalnya di platform BlackBerry, baru setelah 2011 mereka merambah untuk membuat app di iOS.

“Aplikasi awal kita adalah aplikasi Al Qur’an untuk Blackberry dan itu banyak sekali yang mendownload, serta membuat nama 7Langit cukup dikenal,” kenang Titi menceritakan kiprah awalnya. Setelah lima tahun 7langit bertahan, Titi bahkan sudah tak sanggup mengingat sudah berapa banyak klien dan aplikasi yang diluncurkan. “Sudah banyak sekali ya, bahkan aplikasi yang dibuat khusus untuk promosi brand juga ada,” lanjutnya.

Klien 7Langit sangat beragam dan berasal dari dalam maupun luar negeri. Brand yang ditangani 7Langit juga banyak. Yang paling baru adalah mereka menangani kampanye Nescafe dengan produk minuman Smoothlite. Klien 7Langit terdahulu antara lain adalah Milo, Honda, Gudang Garam, dan Djarum.

Sebagai pengembang, 7Langit juga membuat aplikasi permainan Karapan Sapi, Layanan streaming On Air, dan masih banyak lagi yang lain. “Serunya klien tak selamanya minta kita membuat sesuatu yang sudah kita kuasai, permintaan mereka bisa sesuatu yang belum pernah kita kerjakan sebelumnya,” tutur Titi.

Lima tahun mendirikan 7Langit, Titi masih sangat ingat bahwa bisnisnya berawal dari hanya dua orang hingga akhirnya memiliki anak buah. Ada satu pelajaran yang bisa dipetik, yakni bisnis tidak selalu berjalan mulus. “Kita berdua juga pernah enggak gajian beberapa bulan yang penting pegawai gajian. Apalagi developer itu kan primadona, banyak yang cari, kalau enggak gajian bisa kabur para developer itu,” ujarnya penuh tawa saat mengingat jatuh bangunnya bersama 7Langit.

Titi, yang lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, bisa bernafas lega saat ini karena 7Langit sudah mapan dan memiliki banyak klien. “Bahkan beberapa dari mereka termasuk klien yang datang lagi. Ada yang larinya ke kita dulu misalnya (ketimbang mencoba dengan pengembang yang lain).”

Menurut Titi, penting untuk sebuah perusahaan pengembang membangun portfolio yang bagus dan membangun hubungan yang baik dengan klien. “Klien kembali itu karena puas dengan hasil kerja dan juga ada faktor kedekatan. Jangan hanya berhubungan saat ada proyek, tetap sapa mereka jaga hubungan baik, ngobrol, tukar pikiran. Kebanyakan dari klien 7Langit akhirnya malah jadi teman,” ujarnya.

Untuk terjun dan terlibat di dunia digital tidak harus pakar dalam teknologi. Titi mengatakan sama seperti bisnis pada umumnya, ada bidang-bidang yang di luar teknologi untuk menunjang bisnis berjalan, seperti public relation, manajemen bisnis, hingga marketing. Titi menjelaskan, “Bagian ini bisa dimasuki oleh perempuan. Ya, tentu saja kita harus belajar tentang teknologi juga, paling tidak mengenal dunia digital. Kalau untuk perempuan saat ini, apalagi yang berpendidikan tinggi pasti dituntut serba bisa. Kita pasti bisa, masalahnya cuma mau atau tidak.”

Leave a Reply

Your email address will not be published.