Juni lalu, Toge Productions mengumumkan sebuah program pendanaan bertajuk Toge Game Fund Initiative (TGFI). Program tersebut ditujukan untuk membantu studio-studio indie di kawasan Asia Tenggara dalam merealisasikan ide-idenya menjadi sebuah prototipe game yang dapat dimainkan, dengan sokongan modal hingga sebesar $10.000.
Setelah melangsungkan proses seleksi, Toge akhirnya mengumumkan enam proyek yang terpilih sebagai partisipan program TGFI. Masing-masing berasal dari studio yang berbeda, dan tidak semuanya berbasis di Indonesia.
Yang pertama adalah Project Darma karya Anoman Studio asal Indonesia. Project Darma merupakan sebuah game action bertempo cepat yang menceritakan tentang misi balas dendam seorang pembunuh bayaran melawan pimpinan-pimpinan bandit dalam setting Indonesia zaman modern. Game ini sebenarnya sudah diumumkan sejak sekitar dua tahun lalu, dan sekarang realisasinya tentu bakal semakin terjamin.
Selanjutnya, ada Ngopi Yuk! garapan Uniqx Studio asal Indonesia. Game ini diadaptasikan dari komik Webtoon berjudul sama, dengan cerita seputar kedai kopi tradisional di kota Pontianak, Kalimantan Barat, yang sudah menjamu warga-warga lokal selama beberapa generasi. Game tentang kedai kopi dengan kreator Coffee Talk sebagai mentornya. Menarik.
Partisipan yang ketiga adalah Project Descent bikinan Kotakoren Games asal Malaysia. Project Descent merupakan sebuah game RTS dengan setting fantasi yang terinspirasi oleh budaya-budaya Asia Tenggara. Kalau Anda suka dengan game seperti Final Fantasy Tactics, game ini patut Anda pantau perkembangannya.
Berikutnya, ada Project Angkara besutan Trimatra Interactive asal Indonesia. Angkara merupakan sebuah shooter yang banyak terinspirasi FPS lawas Hexen, dengan setting fantasi yang kelam yang berdasar pada sejumlah mitologi Asia Tenggara. Ini bukan kali pertama Trimatra menggarap game yang terinspirasi Hexen. Sebelumnya, studio asal Surabaya ini sudah pernah mengerjakan game berjudul Ravensword: Undaunted.
Proyek yang kelima adalah The Secret Life of Dorian Pink buatan AmberLimShin asal Malaysia. Game ini merupakan sebuah narrative RPG yang agak nyeleneh, dengan lakon utama yang bertujuan untuk menyelamatkan pacarnya dari neraka, dengan cara mengambil keputusan-keputusan yang meragukan, mengumpulkan kawan, dan meledakkan donat. Nyeleneh, tapi penuh intrik.
Terakhir, ada Sunset Satellite karya Twilight Foundry Games asal Malaysia. Sebelumnya sempat diumumkan di event Level Up KL 2021, Sunset Satellite dideskripsikan sebagai sebuah 3D interactive fiction yang penuh atmosfer dan emosi, dengan narasi seputar pertumbuhan dan penerimaan. Grafik bergaya lo-fi membuat game ini terkesan sangat chill untuk dimainkan.
Selain menerima bantuan dana tanpa terikat kontrak eksklusif maupun sistem royalti, keenam developer indie tadi juga bakal menerima mentoring dari beberapa anggota veteran Toge Productions. Program TGFI ini benar-benar bertujuan untuk membantu, dan Toge sendiri hanya mendapatkan hak sebagai pihak pertama yang menawarkan diri untuk menjadi publisher.
Kabar baiknya, Toge masih membuka program TGFI buat developer-developer lain yang berminat mengikuti. Detail lebih lengkap sekaligus persyaratannya dapat dilihat langsung di situs Toge Productions.
Sumber: IGN dan Virtual SEA.