Klaim tentang awareness masyarakat terhadap OLX Indonesia yang kami beritakan beberapa waktu lalu, mungkin berhasil memberikan anggapan bahwa keputusan rebranding yang dilakukannya tidak terlalu mempengaruhi keseluruhan performa startup yang dahulu bernama Tokobagus. Kami berusaha melakukan penilaian tersendiri, apakah setelah berganti nama bulan Mei lalu performa traffic OLX Indonesia tidak terpengaruh masalah rebranding.
Pihak OLX Indonesia mengklaim, berdasarkan perhitungan lembaga analisa MetrixLab, rebranding Tokobagus menjadi OLX Indonesia tak mempengaruhi brand awareness yang biasa terjadi pada situs atau produk yang melakukan hal tersebut. Beberapa bulan setelah rebranding, OLX Indonesia dinyatakan berhasil kembali ke status awal dan menyandang ‘top of mind awareness‘ dibanding pesaing lainnya.
Berdasarkan penelusuran singkat kami di platform analytics populer SimilarWeb dan Alexa, top of mind awareness yang digaungkan pihak OLX Indonesia tersebut, ternyata tidak sejalan dengan performa trafik kunjungan situs, nyatanya justru cenderung menunjukkan adanya penurunan yang drastis.
Seperti yang dapat Anda lihat di bawah ini, platform SimilarWeb menunjukkan, walau sempat melesat diawali pada medio Mei 2014 lalu (bertepatan dengan momen pergantian nama) hingga mencapai titik puncaknya di bulan Juni dengan meraih jumlah monthly visitor mencapai 17.700.000, grafik ternyata berkata lain, angka kunjungan OLX Indonesia terus melorot hingga pada bulan September lalu mendarat di angka 13.000.000 kunjungan.
Perlu disimak, walau berbeda wujud, brand awareness dan perhitungan trafik menjadi sebuah kesatuan yang saling mendukung satu sama lain, pada laporan kami beberapa waktu lalu, OLX Indonesia memang sempat mengklaim pada bulan September, brand awareness mereka menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik yakni sebesar 48% meski belum mencapai sebesar waktu masih mengusung nama Tokobagus yang diklaim mencapai 56% pada bulan Maret. Perbedaan itulah yang kemudian akhirnya berimbas pada penurunan performa trafik OLX Indonesia.
Sama halnya dengan platform yang ditunjukkan oleh Alexa, berdasarkan perhitungan skala global rank yang dimilikinya, tren peningkatan yang cukup optimis pada periode serupa memang sempat diraih oleh OLX Indonesia, walau penurunan yang sama juga dialaminya hingga saat ini. Dapat dilihat, OLX Indonesia sempat memiliki ranking tertinggi di bulan Agustus yang mencapai 832. Sayangnya, di bulan-bulan berikutnya angka itu malah terus menurun dan hingga pada penutupan bulan Oktober, OLX Indonesia menempati ranking sebesar 944.
Secara singkat, penelusuran yang kami lakukan ini mendatangkan kesimpulan bahwasanya, brand awareness yang terus meningkat ternyata tak selalu selaras dengan trafik yang didapat oleh suatu situs. Bagi OLX, tren penurunan semacam ini semestinya bisa menjadi perhatian baginya untuk memasang strategi dan upaya lebih giat agar penurunan ini tidak terus berlanjut semakin drastis ke depannya. Namun demikian, kajian kami selanjutnya ternyata juga menemukan fakta yang cukup unik bahwa sang kompetitor, Berniaga juga mengalami tren penurunan yang sama.
Seperti pada grafik SimilarWeb yang terlihat jelas di atas, di bulan yang sama, rangkuman trafik Berniaga melorot dalam skala yang hampir serupa dengan OLX Indonesia. Belum bisa dipastikan isu apa yang menyebabkan penurunan tren ini, terlepas dari faktor internal seperti contohnya dari rebranding Tokobagus, kami perkirakan kemungkinan besar juga banyak penyebab faktor eksternal, seperti saja misalnya geliat marketplace dan e-commerce retail yang juga mulai semakin kuat pengaruhnya di industri digital Indonesia.
[ilustrasi foto: Shutterstock | Grafik: SimilarWeb, Alexa]