Tren Aset Digital Kian Meningkat, Ada Peluang Bangun Startup Berekosistem Blockchain

Beberapa tahun terakhir, tren investasi kini merambah ke dunia digital. Dari yang “sekedar” berinvestasi di instrumen emas, hingga surat berharga, di era internet, aset digital mampu menjadi instrumen investasi yang diandalkan. Aset digital yang kini umum ditemui yakni mata uang digital, atau yang biasa disebut dengan cryptocurrency.

Tak hanya di luar negeri, meningkatnya ketertarikan masyarakat akan investasi kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan DogeCoin juga telah tembus ke Tanah Air. Saat ini saja, tercatat sudah banyak pengguna kripto tersebut hingga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.

Data dari KSEI menyebutkan pada Mei 2021 pemain di aset kripto tumbuh 50% menjadi 6,5 juta orang. Jumlah transaksinya pun tak main-main mencapai Rp 370 triliun, tumbuh 5 kali lipat dari 5 bulan pertama di tahun 2021. Ini membuktikan bahwa kripto menjadi peluang yang sangat menguntungkan.

Kripto tidak hanya bisa digunakan secara personal, tapi dapat dijadikan aset digital sebuah perusahaan. Saat ini masih jarang ditemukan marketplace atau platform yang mengadopsi teknologi berbasis blockchain untuk aset digital kripto maupun NFT (Non-Fungible Token) bagi para kreator digital di Indonesia.

Padahal ini bisa menjadi peluang besar bagi para perintis usaha menjadi pionir dan mengambil porsi ‘kue’ sebab kondisi pasar yang belum ramai dipenuhi. Di Indonesia, perusahaan yang telah mencoba mengadopsi inovasi ini adalah Tokocrypto. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan aset kripto ini telah mencaplok 900 ribu pelanggan. Bulan lalu, Tokocrypto telah meresmikan platform marketplace NFT-nya yakni TokoMall.

Selain jadi jalan mengembangkan exchange-nya, Toko Token (TKO), adanya TokoMall sekaligus memfasilitasi jangkauan yang lebih luas bagi kreator digital lokal dan sarana investasi bagi kolektor. Ditambah lagi adanya tren DeFi yakni Decentralized Finance yang populer yang jadi alternatif keuangan tradisional menjadi sasaran empuk bagi peluang bisnis.

Masih dari CNBC Indonesia, menurut CEO perusahaan investasi Dispersion Holding, Mike Edward, DeFi dibangun di atas Ethereum dengan menggunakan teknologi blockchain serta cryptocurrency yang menghapus perantara saat bertransaksi. DeFi menjadikan aktivitas transaksi menjadi lebih cepat, murah, efisien, dan aman. DeFi memiliki sifat yang transparan, sehingga dapat diakses oleh semua orang, dan pengguna memiliki kontrol penuh terhadap aset mereka. Walaupun bersifat transparan, namun DeFi tetap mempertahankan anonimitas dan kepercayaan terhadap pengguna.

Kendati pengadopsiannya di sini masih dihitung jari dan saat ini lebih banyak untuk lending, tidak memungkiri DeFi mampu mendisrupsi industri keuangan maupun bank konvensional mulai dari tabungan, pinjaman, trading, hingga asuransi. Melihat pintu ini, Tokocrypto pun telah bermitra dengan Pluang, aplikasi investasi.

Melihat tren kripto, NFT, hingga cara kerja DeFi ini, menjadi kesempatan menarik bagi penyedia layanan cloud computing, Amazon Web Services (AWS), untuk membahas lebih mendalam bagaimana peluang startup untuk dibangun dalam ekosistem Crypto/NFT/Blockchain dalam #StartUpUntukNegeri webinar series.

Tiga pakar andal dalam industri akan mengisi webinar ini. Pang Xue Kai, CEO, Founder, Tokocrypto dan TKO, yaitu Crypto Asset Exchange yang berbasis di Indonesia, yang baru-baru ini mengumumkan investasinya oleh Binance – pertukaran crypto di dunia. Kevin Cahya, Founder, 1 Origin, yang menghadirkan platform game NFT pertama di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pengalaman lengkap dalam mengumpulkan aset game unik yang menawarkan model nilai yang lebih adil. Serta Tigran Adiwirya dan Head of Launchpad Tokocrypto, yaitu program kickstarter yang diluncurkan oleh Tokocrypto untuk membantu proyek-proyek blockchain dan skala bisnis. Webinar dilaksanakan pada Selasa, 23 November 2021 nanti. Tonton dan cari potensi peluang ekosistem industri ini dengan mendaftarkan diri di sini.

Artikel ini didukung oleh Amazon Web Services Indonesia.