Melalui blog resminya, Twitter resmi mengakuisisi TweetDeck, suatu akuisisi yang cukup menyita perhatian karena terjadi “perebutan” antara UberMedia dan Twitter untuk pembeliannya. TweetDeck yang didirikan oleh programmer Inggris Iain Dodsworth di awal tahun 2008 akan menjadi bagian dari Twitter dan timnya akan membantu Twitter memonitor apa yang dibicarakan oleh orang-orang secara real time. Nilai akuisisinya tidak disebutkan baik oleh Twitter maupun TweetDeck, tapi nampaknya tidak akan jauh dari perkiraan awal, US$40 juta.
Menurut Twitter, TweetDeck adalah contoh yang baik untuk pengembang pihak ketiga yang mendesain suatu alat yang sangat penting bagi power-user Twitter dan, sebaliknya menciptakan nilai untuk jaringan secara keseluruhan. Twitter berkomitmen untuk terus berinvestasi terhadap TweetDeck yang dikenal dan dicintai oleh penggunanya.
Tim TweetDeck (yang saat ini berjumlah 15 orang) sendiri, seperti dikutip di artikel blognya, akan tetap berbasis di London, membangun produk dan fokus yang sama, tetapi dengan dukungan dan sumberdaya yang membantu mereka untuk tumbuh dan mengambil tantangan yang lebih besar.
Di masa sebelumnya, TweetDeck telah mendapatkan sejumlah pendanaan dari Betaworks, TAG, SV Angel dan PROfounders. TweetDeck menjadi aplikasi resmi Twitter yang kelima, setelah Twitter for BlackBerry, Twitter for Android, Twitter for iPhone dan Twitter for Mac. Nampaknya dengan akuisisi ini, TweetDeck akan didorong memperkuat peranannya untuk Desktop bagi para power-users, influencer dan orang-orang yang membutuhkan alat untuk men-track percakapan secara real-time.