Ubisoft Dilaporkan Ditinggal Banyak Karyawan Terbaiknya

Developer dan publisher game Ubisoft kelihatannya tengah mengalami tahun yang cukup berat. Game-game rilisan mereka tahun ini yang mendapat review kurang memuaskan, lagi kontroversi terhadap proyek NFT dari perusahaannya, hingga status sebagai perusahaan game yang paling dibenci di Twitter

Sayangnya hal tersebut tidak berhenti di situ. Karena, laporan terbaru oleh Axios menyebutkan bahwa Ubisoft tengah mengalami “great exodus”. Perusahaan game yang memiliki lebih dari 20.000 karyawan ini kini tengah mengalami pengunduran diri masal dari para karyawannya. Saking parahnya, proses pengembangan game-game Ubisoft selanjutnya jadi ikut terganggu.

Informasi yang didapat dari dua sumber rahasia tersebut bahkan membeberkan bahwa Ubisoft telah kehilangan 5 dari total 25 developer terbaiknya yang sebelumnya mengerjakan Far Cry 6 dan, lebih parahnya, mereka juga kehilangan 12 dari 50 developer terbaiknya yang mengerjakan Assassin’s Creed Valhalla.

Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa mayoritas orang yang mengundurkan diri dari Ubisoft merupakan para developer Top-level. Bahkan menurut riset yang dilakukan terhadap halaman LinkedIn milik Ubisoft Quebec dan Ubisoft Montreal menunjukkan bahwa kedua studio tersebut mengalami penurunan karyawan hingga 60 orang dalam kurun waktu 12 bulan.

Image credit: Ubisoft Montreal

Mayoritas karyawan yang hengkang tersebut menyebutkan masalah rendahnya gaji yang diberikan serta tingginya jam kerja. Selain itu, banyak karyawan yang merasa frustasi dengan arah kreatif yang diambil oleh Ubisoft. Hal ini membuat banyak developer senior memilih keluar dari Studio untuk menjajal hal baru.

Namun di sisi lain para developer baru juga kebingungan dengan tugas mereka yang akhirnya membuat mereka ikut keluar. Bahkan seorang mantan developer Ubisoft bercerita bahwa dirinya dihubungi oleh koleganya yang masih bekerja di Ubisoft untuk membantu mereka menyelesaikan masalah terkait salah satu game-nya karena memang sudah tidak ada anggota yang memahami sistemnya.

Apalagi pihak eksekutif Ubisoft mengatakan bahwa kondisi yang mereka alami tersebut masih berada di level normal untuk skala industri. Hal ini membuat lebih sulit menentukan seberapa buruk kondisi yang tengah dialami Ubisoft.

Namun bila jajaran eksekutif tidak segera menangani masalah yang dialami oleh para developer-nya, maka masalah ini akan terus menjadi semakin besar karena akan semakin banyak juga proyek masa depan Ubisoft yang akan terkendala.