Pada dasarnya, teknologi dikembangkan untuk mengakselerasi kehidupan masyarakat. Salah satu implementasinya yakni pada sektor lingkungan hidup, lewat inovasi dan kolaborasi demi mengurangi dampak emisi karbon. Berbicara mengenai kolaborasi yang inovatif, Grab Indonesia baru-baru ini mengumumkan kolaborasi terbaru bersama dengan Intelligent Transport System (ITS) Indonesia dan World Resources Institute (WRI) Indonesia, dalam upaya mengembangkan sistem transportasi yang ramah lingkungan.
Masuk sebagai agenda global – termasuk Indonesia – penanganan emisi karbon merupakan salah satu isu utama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dunia yang berkelanjutan. Pemanfaatan kendaraan listrik menjadi contoh, bagaimana teknologi dinilai mampu menjawab isu iklim dan lingkungan dengan metoda transisi ke energi bersih. Dalam keterangannya, Grab Indonesia memulai inovasi tersebut melalui inisiatif kerjasama dengan ITS Indonesia dan WRI Indonesia, dalam memuluskan komitmen dan aksi nyata mendukung upaya bersama dalam menghadirkan transportasi ramah lingkungan.
Sebagai platform super-app, dukungan Grab Indonesia turut mendorong upaya itu dengan meluncurkan 20 titik Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di DKI Jakarta, dan 7 titik SPBKLU di Provinsi Bali. Sementara itu, Grab juga menyediakan lebih dari 8,500 unit armada kendaraan listrik, yang diklaim mampu mereduksi sekitar 4.600 ton emisi karbon, atau setara dengan penyerapan CO2 dari 200 ribu pohon dalam setahun.
President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata dalam rilisnya mengatakan, dukungan Grab Indonesia bersama ITS Indonesia dan WRI Indonesia dalam mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan merupakan langkah lanjutan yang telah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu. Dirinya menyatakan langkah ini akan terus dilanjutkan hingga mencapai target yang diharapkan.
“Kami siap mendukung Indonesia untuk melakukan lompatan besar dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik tanah air dan memperkuat komitmen ini bersama ITS dan WRI. Penggunaan kendaraan listrik Grab telah dimulai sejak 2019 dengan mengusung program #LangkahHijau dan saat ini kami mengoperasikan 8.500 unit kendaraan listrik di beberapa kota. Kami akan terus mendukung peningkatan penggunaan kendaraan listrik dengan menargetkan total armada kami menjadi lebih dari 14.000 tahun ini, sehingga kendaraan listrik lebih terjangkau dan mudah diakses masyarakat,” ujar Ridzki.
Pada 2019, DailySocial sempat mengabarkan perihal rencana Grab mengembangkan proyek kendaraan listrik di Indonesia. Tak butuh waktu lama, di tahun yang sama Grab secara resmi memperkenalkan proyek uji coba kendaraan listrik yang dijalankan di wilayah Jabodetabek, dengan mengoperasikan 20 unit mobil listrik, dan 20 unit motor listrik yang merupakan buah hasil kemitraan strategis bersama dengan pemain besar di industri otomotif seperti Hyundai dan juga AHM. Kala itu dikatakan, proyek trial tersebut merupakan bagian dari rencana besar Grab dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, setelah sebelumnya, di negara tetangga Grab juga telah berhasil mengimplementasikan ratusan kendaraan listrik yang beroperasi di jalanan Singapura.
Melalui kolaborasi terkini yang dijalankan, rasanya bukan hal yang sulit jika Grab Indonesia mampu mewujudkan ekosistem kendaraan listrik secara komprehensif di Indonesia. Mengingat, upaya kolaboratif Grab Indonesia belakangan dinilai berhasil merangkul berbagai key-stakeholder yang semestinya bisa mendorong perwujudan rencana tersebut. Selain riset dan supply kendaraan, Grab Indonesia juga bermitra dengan banyak perusahaan pelat merah di Indonesia, salah satunya PLN untuk menyediakan SPKLU.
Menarik untuk dinanti kolaborasi inovatif selanjutnya dari Grab Indonesia, tak hanya dari kacamata bisnis, namun juga wacana mendorong pembangunan yang berkelanjutan melalui lingkungan hidup, tentu merupakan suatu langkah yang patut didukung.