Di era modern ini, teknologi digital telah menjadi pilar utama dalam strategi dan operasional bisnis. Terlebih, pandemi yang terjadi banyak mendorong transformasi digital, termasuk di sektor bisnis.
Nafisah Wulandari, Head of Regional Growth Expansion Tokopedia, membagikan pandangannya terkait pengaruh digitalisasi terhadap pertumbuhan UMKM di daerah. Menurutnya, digitalisasi dan teknologi kini bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan telah menjadi sebuah kebutuhan agar bisa selalu relevan dengan perkembangan zaman.
“Tokopedia sendiri secara langsung menyaksikan lahirnya jutaan pelaku usaha online baru, yang memulai dan membangun bisnisnya bersama Tokopedia. Hal itu terbukti dari data internal kami dimana terdapat pertumbuhan jumlah penjual di Tokopedia dari 7 juta pada tahun 2019 (pra-pandemi), menjadi lebih dari 14 juta pada tahun 2023 (pascapandemi). Digitalisasi meningkatkan akses para pelaku usaha di seluruh penjuru di Indonesia untuk menciptakan peluang bisnis online. Tanpa harus pindah ke ibukota, pelaku usaha di seluruh wilayah di Indonesia punya kesempatan yang sama untuk memulai dan membangun bisnis melalui platform digital Tokopedia.” Ujar Nafisah.
DailySocial juga berkesempatan untuk menggali langsung pengadopsian teknologi digital oleh UMKM bersama dengan Librendah Widri Enggal selaku founder Blimey Kito dan Riko Mappedeceng selaku owner Temphoyac. Keduanya telah melakukan digitalisasi bisnis dan mengungkap motivasi di baliknya.
“(melakukan digitalisasi) Supaya mampu menjangkau pasar global dan calon buyer yang lebih banyak dari berbagai penjuru.” Ungkap Librendah terkait motivasinya melakukan digitalisasi bisnis.
Manfaat dari pengadopsian teknologi digital sangat dapat dirasakan oleh Librendah dan Riko. Tidak hanya untuk mendorong penjualan, pengadopsian teknologi digital juga dilakukan dengan beragam tujuan, seperti pemasaran, manajemen operasional, hingga mempermudah interaksi dengan pelanggan.
“(Penggunaan teknologi digital) Sangat berpengaruh, khususnya untuk promosi. Tapi kalau untuk (meningkatkan) penjualan nggak serta merta seperti itu. Banyak (proses) yang harus dilalui. Jadi, saat ini penggunaannya lebih banyak untuk promosi supaya mereka tahu ada toko oleh-oleh dari Jambi yang bernama Temphoyac.” Jelas Riko kepada DailySocial.
Kendala dan Tantangan Digitalisasi UMKM di Daerah
Berbagai manfaat digitalisasi telah dirasakan, baik oleh Librendah maupun Riko. Namun, disamping dari berbagai manfaat tersebut, mereka juga mengalami beragam kendala dan tantangan yang berbeda dalam proses digitalisasi yang dilakukan.
“Blimey Kito merupakan produk handmade kriya, sehingga untuk penjualan secara langsung di event, galeri atau workshop lebih cepat dibanding online. Calon customer lebih suka mengunjungi event kami dan berbelanja langsung karena bisa menyentuh, melihat, merasakan Wastra Nusantara dan perpaduan modern textile yang kami pakai di beragam produk Blimey Kito.” Ungkap Librendah.
Tantangan yang berbeda harus dihadapi Riko ketika mencoba dan mencari tahu karakter pengguna dari setiap media sosial yang akan ia gunakan.
“Setiap aplikasi berbeda. Cara menggunakan hingga karakter (audiensnya) juga berbeda, itu harus disesuaikan dengan materi promosi yang akan kita sampaikan di setiap aplikasi. Jadi harus belajar terus.” Jelas Riko.
Pandemi menyebabkan dampak yang cukup besar bagi Temphoyac. Bisnis tersebut harus tutup sementara karena tidak ada penjualan sama sekali. Bahkan, promosi online saat pandemi pun tidak membantu karena karakter pelanggannya yang lebih menyukai berbelanja offline. Hal itu membuat Riko memutar ide untuk beralih ke bisnis lain sementara waktu. Bertahan dengan bisnis minuman lokal selama pandemi, Riko kini perlahan membangkitkan kembali bisnis Temphoyac miliknya.
Upaya Mengatasi Kendala dan Menghadapi Tantangan Digitalisasi Bisnis
Berbagai kendala dan tantangan dihadapi UMKM di daerah dalam upaya pengadopsian teknologi digital. Seperti yang dikatakan Nafisah, UMKM di berbagai wilayah masih bergelut untuk mengatasi kendala yang dihadapi.
“Tantangan bersama yang dihadapi dalam konteks digitalisasi UMKM di berbagai wilayah di Indonesia adalah mendorong akselerasi adopsi platform digital, serta mengedukasi sebanyak-banyaknya pegiat usaha, terkait kemudahan bertransaksi online.” Ujar Nafisah.
Karenanya, Tokopedia melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai salah satu cara untuk turut menjawab tantangan dan mengatasi kendala yang dihadapi para pelaku bisnis.
“Kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan mitra strategis lainnya, menjadi sangat penting untuk menciptakan solusi atas tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM. Misalnya, Tokopedia berkolaborasi dengan pemerintah untuk menghadirkan berbagai modul edukasi bisnis bagi UMKM, antara lain Modul Perempuan Maju Digital dan Modul Literasi Keuangan.” Tambah Nafisah.
Pelatihan juga menjadi salah satu langkah penting yang perlu dilakukan oleh pelaku UMKM di daerah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya dalam upaya mencapai kesuksesan digitalisasi bisnis.
“Demi mengakselerasi adopsi platform digital bagi UMKM di daerah, tentunya hal ini perlu diiringi dengan peningkatan keterampilan dan pengetahuan pegiat usaha dalam hal literasi digital dan pengelolaan bisnis. Untuk itu, kami terus mengimbau pegiat usaha lokal untuk mengikuti pendampingan bisnis yang telah disediakan oleh Tokopedia secara gratis.” Ungkap Nafisah.
Tokopedia menyediakan beberapa program edukasi dan pendampingan bisnis bagi pegiat usaha lokal yang bisa diikuti saat ini, antara lain Sekolah Kilat Seller (kelas online/webinar gratis) dan Pusat Edukasi Seller (wadah informasi terbaru seputar penjualan).
Adanya berbagai tantangan dan kendala yang dirasakan Librendah dan Riko tidak menjadi penghambat mereka untuk terus mengembangkan bisnis. Hal tersebut justru mendorong mereka untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan.
“Kita mengikuti beberapa pelatihan onboarding yang dilakukan bersama Kementerian IKMA, Kemenparekraf, Ditjen PEN serta berbagai provider karena telah berhasil lolos seleksi rangkaian kegiatan go digital dan diupayakan untuk go global yang berpotensi ekspor.” Jelas Librendah.
Tidak hanya pelatihan, Riko juga terus belajar dengan bergaul dan bertanya kepada kerabat maupun karyawan yang lebih memahami penggunaan teknologi digital.
“Saya juga terus belajar dan bertanya ke yang lebih ahli atau bertanya sama karyawan saya yang muda dan dari situ saya paham (penggunaannya). Lalu, saya coba sesuaikan dengan konsep usaha saya.” Jelas Riko.
Librendah tetap optimis menghadapi ketatnya persaingan bisnis di era digital selagi berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan kemampuan digitalnya.
“Hal pertama yang sangat penting untuk menyambut Era digital 5.0 adalah menyiapkan SDM yang kompeten, selalu update tentang trend, networking dengan banyak pengusaha di daerah lain, WhatsApp group komunitas, kegiatan dari Alumni, dan kegiatan kurasi nasional untuk memudahkan pertukaran informasi. Persaingan akan selalu ada, tapi jika kita memiliki bekal kemampuan digital yang baik dan terus meningkatkan kualitas produk, saya optimis tantangan tersebut bisa kami hadapi.” Tegas Librendah.
Disisi lain, seiring pertumbuhan bisnis, kebutuhan dan kendala yang dihadapi UMKM juga akan berubah dan berbeda-beda. Karenanya, penting bagi para pelaku usaha untuk selalu terbuka terhadap perubahan agar selalu relevan dengan perkembangan dan mampu menjawab berbagai tantangan.
“Di setiap skala atau target bisnis, pelaku usaha menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Untuk membantu pelaku usaha di Indonesia, khususnya UMKM, menjawab berbagai tantangan di setiap skala maupun target bisnis, Tokopedia telah menghadirkan Tokopedia Marketing Solutions.” Ujar Nafisah.
Tokopedia Marketing Solutions merupakan solusi pemasaran menyeluruh dari Tokopedia untuk membantu penjual dari berbagai skala bisnis mencapai tujuan promosi dan menghasilkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Digitalisasi secara penuh diharapkan dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi bisnis Temphoyac dan Blimey Kito, seperti meningkatkan brand awareness, memperluas pasar secara nasional maupun global, hingga meningkatkan konversi penjualan.
Tips Digitalisasi yang Dapat Diterapkan UMKM
Digitalisasi memang membuka peluang baru bagi banyak bisnis. Namun, belum semua bisnis melakukan digitalisasi dengan baik. Untuk itu, Nafisah Wulandari berbagi beberapa tips yang dapat diterapkan bagi para pelaku bisnis yang ingin memulai bisnis online-nya.
Mencari tahu Produk yang sedang Laris di Pasar
Untuk mengetahuinya, penjual dapat menggunakan fitur Wawasan Pasar di aplikasi Tokopedia Seller untuk mempelajari kondisi pasar, termasuk produk terlaris dan kata kuncinya berdasarkan wilayah dan kategori.
Pelajari Rekomendasi Harga Produk di Pasar
Melalui fitur Rekomendasi Harga di aplikasi Tokopedia Seller, penjual dapat menentukan harga barang yang kompetitif untuk menarik lebih banyak pembeli.
Buatlah Konten Menarik di Media Sosial
Gunakan media sosial sebagai wadah untuk mempromosikan atau memasarkan produk dengan kreatif agar bisa meningkatkan awareness publik. Penjual juga dapat melakukan live video streaming melalui Tokopedia PLAY untuk berinteraksi secara langsung dan lebih dekat dengan calon pembeli.
Manfaatkan Fitur Ramah Pemula dari Tokopedia Marketing Solutions
untuk menarik lebih banyak calon pembeli, penjual dapat memanfaatkan TopAds, fitur beriklan otomatis dari Tokopedia Marketing Solutions yang menampilkan produk di bagian teratas halaman pencarian Tokopedia. Cukup dengan modal kecil mulai dari Rp250 per klik, penjual bisa menjangkau lebih banyak pembeli dan memaksimalkan penjualan.
Rajin Mencari Wawasan
Misalnya dengan bergabung di komunitas penjual Tokopedia dan Keluarga Tokopedia (K-Top) yang ada di berbagai daerah. Lewat K-Top, penjual bisa saling berbagi wawasan dan pengalaman. Selain itu, penjual bisa mendapatkan materi edukasi komprehensif terkait pengembangan usaha lewat halaman Pusat Edukasi Seller.