Viddsee Gencarkan Promosi Karya Film Independen Se-Asia Tenggara Dengan Situs Baru, Viddsee Buzz

Salah satu startup asal Singapura, Viddsee, baru-baru ini resmi meluncurkan situs baru yang diberi nama Viddsee Buzz. Situs terbaru Viddsee ini dirancang untuk membantu memperluas jangkauan konten kepada banyak penonton di wilayah Asia Tenggara – termasuk Indonesia – melalui konten editorial.

Sedikit informasi mengenai Viddsee, startup yang diluncurkan pada 2013 ini merupakan platform streaming video yang membantu para penggiat film independen meraih publikasi serta distribusi yang luas kepada banyak penonton. Hingga saat ini, Viddsee mengklaim layanannya telah berhasil menggaet lebih dari lima juta unique viewers. Platform-nya yang sudah sedemikian rupa tersebut nyatanya masih dianggap memiliki celah kosong yang dirasa “kurang” dalam menjangkau viewer yang lebih banyak lagi dari sebelumnya, atas alasan itu lah maka Viddsee Buzz diluncurkan.

Sesuai dengan pemberitaan yang dilansir oleh TechCrunch (15/4), Derek Tan selaku co-founder Viddsee Buzz mengatakan, situs Viddsee Buzz akan membantu menjangkau banyak pengguna dengan konten video yang dilengkapi dengan segala kisi editorial. “Viddsee Buzz akan bertugas untuk menghadirkan esensi yang lebih mendekatkan film kepada banyak penonton melalui web. Hal ini bisa dilakukan lewat konten riset, konteks, dan pendapat-pendapat di balik sebuah film,” ungkap Derek.

Layaknya sebuah situs ulasan film, Viddsee Buzz akan mengimplementasikan sejumlah artikel yang nantinya tentu akan berkaitan dengan berbagai film independen yang telah di-submit di platform Viddsee. Artikel yang diterbitkan akan berisi informasi seputar film, mulai dari review, kisah dibalik pembuatan film, hingga obrolan interview dengan sang kreator film untuk memperkaya isi konten serta informasi yang mungkin menarik perhatian banyak pengguna untuk menyaksikan sejumlah film menarik dari kreator film independen se-Asia Tenggara.

Untuk pasar Indonesia, platform Viddsee sendiri belum terlihat mengajak banyak sineas independen mempublikasikan karya film-nya di platform Viddsee. Hingga saat ini sejauh saya mencarinya hanya baru terdapat sepuluh film pendek yang dibuat oleh sineas Indonesia. Jumlahnya berbeda jauh dengan film-film yang berasal dari Singapura, Thailand, dan negara lainnya.

Melihat hal itu, walau berperan sebagai wadah komunitas film pendek secara online, Viddsee nyatanya belum mampu menarik perhatian sineas independen Indonesia yang sesungguhnya jika dilihat saat ini memiliki banyak talenta berbakat untuk menyaingi sineas independen luar negeri. Di Indonesia, wadah sejenis ini sebelumnya telah muncul dengan diprakarsai oleh Underdog KickAss, sebuah situs komunitas film independen yang digawangi oleh sutradara Rudi Sudjarwo bersama dengan Wahyudi yang saat ini menjalankan sekolah khusus coding di Indonesia.

Walau tak bersaing secara langsung, baik Viddsee maupun Underdog KickAss sama-sama memiliki tujuan mulia yakni mengangkat karya-karya film independen yang dikenal “underground” untuk mampu muncul ke permukaan yang lebih mainstream tanpa harus memiliki upaya strategi bisnis yang umum dilakukan oleh para pelaku film yang lebih besar.

Tantangan terbesar dari situs semacam ini tentu datang dari YouTube yang sudah sangat jamak dikenal khalayak luas sebagai platform berbagi video. Namun, sebagai platform berbagi video yang sangat luas, exposure yang khusus mengena pada industri film independen terasa sedikit “kurang pas” jika hanya melalui publikasi di YouTube.

Wadah semacam Viddsee maupun Underdog KickAss semestinya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para sineas independen lokal untuk tak hanya menjangkau penonton lokal saja namun juga meraih atensi dari penonton luar negeri.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.